Anda di halaman 1dari 78

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI APOTEK CEMERLANG

TANGGAL 8 NOVEMBER SAMPAI DENGAN 11 DESEMBER

Pembimbing Apotek Pembimbing

Apt Wayan Satriawan, S.Farm Moh. Razak, S.Farm

MENGETAHUI
Kepala Sekolah SMK Nusantara Palu

Dr. Joni Tandi, M.Kes., Apt


Nip : 1964012019911031007

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 ii


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
pelaksanaan dan penyusunan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Di
Apotek Cemerlang Tanggal 8 November Sampai Dengan 11 Desember dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dan Teman- teman yang telah
mendukung dan meluangkan waktunya untuk berkontribusi dalam penyusunan
laporan ini sehingga bisa disusun baik dan rapi. Tidak lupa Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada orang tua yang memberikan dukungan serta doa. Serta kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah dan yayasan selaku pihak
penyelanggara kegiatan praktek kerja lapangan, yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Joni Tandi M.Kes.,Apt selaku kepala sekolah SMK NUSANTARA
PALU, yang memberikan bimbingan serta saran.
2. Ibu Apt. Fenny Yulianti S.Farm selaku ketua kaprodi Jurusan Farmasi yang
memberikan dorongan maupun masukan kepada kami.
3. Bapak Moh. Razak S.Farm selaku guru prodi Jurusan Farmasi sekaligus
pembimbing kami yang memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan
kepada kami.
4. Ibu Apt. Astuti W. S.Farm selaku guru prodi Jurusan Farmasi yang
memberikan masukan, dorongan kepada kami.
5. Ibu Rizka Mirzayanti S.Farm selaku guru prodi Jurusan Farmasi yang
memberikan masukan,dorongan kepada kami.
6. Ibu Andrika S.Farm selaku guru prodi Jurusan Farmasi yang memberikan
masukan,dorongan kepada kami.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 iii


7. Ibu Chintami Kiay Demak sebagai pemilik sarana Apotek (PSA) yang telah
memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan PKL di Apotek
Cemerlang
8. Bapak Apt. Wayan Satriawan S.Farm sebagai Apoteker di Apotek Cemerlang
yang telah memberikan bimbingan selama PKL.
9. Seluruh staf yang ada di Apotek Cemerlang dan staf SMK Nusantara Palu
serta semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada
kami dalam melaksanakan PKL dan penyelesaian laporan ini.
Kami berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun, kami memahami bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Palu, November 2021

Penulis

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 iv


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I : Pendahuluan.....................................................................................1
I.1 Latar Belakang...............................................................................1
I.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)....................2
I.3 Waktu dan tempat Pelaksanaan PKL.............................................3
BAB II : Tinjauan Umum Tentang Apotek....................................................4
II.1 Pengertian Apotek........................................................................4
II.2 Tugas dan Fungsi Apotek.............................................................5
II.3 Peraturan Perundang-undangan di Apotek...................................5
II.4 Persyaratan Apotek......................................................................6
II.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi dibidang Apotek....................10
II.6 Uraian Tentang Obat..................................................................22
II.7 Uraian Tentang Resep................................................................29
BAB III : Uraian Tentang Apotek Cemerlang.............................................33
III.1 Sejarah/Profil Apotek Cemerlang.............................................33
III.2 Tata Ruang Apotek Cemerlang.................................................34
III.3 Struktur Organisasi Apotek Cemerlang....................................34
III.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek Cemerlang...........35
III.5 Kegiatan di Apotek Cemerlang.................................................39
III.6 Proses Pelayanan Sediaan Farmasi di Apotek Cemerlang........39
BAB IV: PEMBAHASAN...............................................................................45
BAB V: PENUTUP..........................................................................................50
V.1 Kesimpulan...................................................................................50
V.2 Saran.............................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................52
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................54
IDENTITAS SISWA PESERTA PKL...........................................................74

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 v


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Apotek merupakan salah satu tempat praktek yang berkaitan erat
dengan kegiatan dan pelayanan kefarmasian. Di apotek masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan yang berhubungan dengan obat-obatan, selain itu
juga diharapkan dapat melakukan pengobatan sendiri yaitu melalui obat-obat
bebas atau tanpa resep dokter. Apotek merupakan bagian sarana kesehatan
yang sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu
dengan menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan yang
memadai,berkualitas dan terjangkau dan terdisitribusi dengan baik agar semua
kalangan masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Keberadaannya sangat
menunjang bagi kelangsungan kesehatan pasien. Pelayanan yang dilakukan di
apotek antara lain adalah pengelolaan obat yaitu perencanaan pembelian obat,
pengadaan, pembelian, pelayanan dan penyerahan obat kepada pasien serta
pelaporan dan administrasi.
Praktek Kerja Lapangan merupakan cara terbaik untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
Pelaksanaan Praktek kerja lapangan merupakan sarana pengenalan lapangan
kerja bagi peserta didik karena mereka dapat melihat, menerima dan
menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat, dengan kata lain
Praktek kerja lapangan merupakan orientasi bagi peserta didik langsung
bekerja di masyarakat. Disisi lain Praktek kerja lapangan juga digunakan
sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga
penyelenggaraan pendidikan dapat mengembangkan diri sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka pelaksanaan Praktek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 1


kerja lapangan siswa SMK Nusantara Palu dianggap perlu untuk menyusun
buku panduan sebagai petunjuk bagi peserta, pembimbing dan semua pihak
lain yang terlibat dalam pelaksanaan Praktek kerja lapangan agar
pelaksanaannya sesuai dengan yang telah digariskan oleh Pusat Tenaga
Kesehatan Departemen Kesehatan RI sebagai penjabaran dari kurikulum
Sekolah Menengah kejuruan Farmasi 2013.
Praktek kerja lapangan sangat memberi manfaat dan berperan bagi
siswa dalam menerapkan pengetahuan teoritis yang didapat selama
mengenyam pendidikan di SMK Nusantara Palu. Kegiatan praktek ini sebagai
penjabaran disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan kefarmasian sehingga
siswa diharapkan terampil dalam bidang kefarmasian di apotek sehingga
setiap bagian dari kegiatan praktek kerja lapangan tersebut berguna bagi siswa
SMK Nusantara Palu Jurusan Farmasi dan memberikan pengalaman dalam
mengetahui dan memahami tugas sebagai Farmasis di Apotek tersebut.
I.2 Tujuan dan manfaaat Praktek Kerja Lingkungan (PKL)
Adapun tujuan dilaksanakan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan peserta sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja.
b. Memberikan kesempatan terjun langsung kepada setiap peserta dalam
kegiatan pelayanan kesehatan di Apotek.
c. Menumbuh kembangkan sikap,etika,profesionalisme dan nasionalisme
untuk memasuki lapangan kerja sesungguhnya.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengenal iklim
lingkungan lapangan kerja yang sebenarnya.
e. Meningkatkan proses penerapan teknologi baru dari lapangan keinstuti
atau sebaliknya.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 2


f. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki serta
mengembangkan dan meningkatan penyelenggaran pendidikan jurusan
kefarmasian di SMK Nusantara Palu.
Adapun manfaat dilaksanakan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :
a) Dapat memberi pemahaman, pemantapan dan pengembangan serta
pengetahuan secara langsung bagi pelajar. Dapat mengumpulkan
infomasi dan data untuk kepentingan sekolah dan siswa yang
bersangkutan.
b) Mampu mencari alternatif pemecahan masalah sesuai dengan program
studi yang dipilihnya secara luas dan mendalam yang dituangkan dalam
karya tulis yang disusunnya.
c) Pemerataan pengetahuan yang telah diketahui oleh para peserta di
tempat praktek kerja lapangan (PKL)
d) Memberikan gambaran nyata tentang kondisi apotek yang sesungguhnya
sarana pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi.
I.3 Waktu dan tempat pelaksanaan PKL
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan 2021 Jurusan
Farmasi SMK Nusantara Palu adalah :
Waktu pelaksanaan PKL di Apotek Cemerlang mulai dari tanggal 8
November 2021 sampai dengan 11 Desember 2021 dengan jam kerja yang
telah ditentukan sebagai berikut :
a) Shift Pagi : Jam 09.00 WITA – 16.00 WITA
b) Shift Malam : Jam 15.00 WITA – 21.00 WITA
Adapun tempat pelaksanaan PKL yaitu di Apotek Cemerlang Jalan Wolter
Monginsidi No. 16

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 3


BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG APOTEK

II.1 Pengertian Apotek


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2017 Tentang Apotek, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Yang dimaksud dengan
praktek kefarmasian atau pekerjaan kefarmasian diantaranya adalah
pengadaan obat, penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan,
penyakuran dan penyerahan perbekalan farmasi serta memberikan informasi
kepada masyarakar mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Apotek menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002,
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan
obat, penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan
penyerahan perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan
obat, obat tradisional, kosmetika dan alat kesehatan.
Apotek berasal dari bahasa Belanda : Apotheek yang artinya tempat meramu
dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang
medis; rumah obat (KBBI, 2014) adalah tempat menjual dan kadang membuat
atau meramu obat.
1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 4


2. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi
II.2 Tugas dan Fungsi Apotek
Adapun tugas apotek menurut Permenkes No. 889/ MENKES/ PER/
V/2011, Meliputi pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengaman, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat atau resep dokter,
pelayanaan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional. Adapun fungsi apotek menurut Peraturan Pemerintah No.51 tahun
2009 menyebutkan tugas dan fungsi apotek adalah:
1) Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
2) Sebagai sarana farmasi tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian.
3) Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi
antara lain obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika.
4) Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya
kepada tenaga kesehatan lain dan masyarakat, termasuk pengamatan dan
pelaporan mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat.
5) Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (DEPKES
RI, 2009).
II.3 Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Apotek
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017
Tentang Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 5


2. Peraturan Menteri Kesehetan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian
4. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
5. Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
6. Undang- undang No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
7. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementrian Kesehatan
9. Undang- undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
10. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
11. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor
12. Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang
kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/IV/2000
14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
II.4 Persayaratan Apotek
Persyaratan apotek berdasarkan Peraturan Meteri Kesehatan No. 9
Tahun 2017 , Pendirian apotek harus memenuhi persyaratan, meliputi :

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 6


a. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran
Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kefarmasian.
b. Bangunan
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
3. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan,
apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah susun, dan bangunan
yang sejenis.
c. Sarana, prasarana, dan peralatan
Bangunan Apotek paling sedikit memiliki sarana ruang yang berfungsi:
1. Penerimaan Resep;
2. Pelayanan Resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas);
3. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
4. Konseling;
5. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; dan
6. Arsip
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas :
1. Instalasi air bersih;
2. Instalasi listrik;
3. Sistem tata udara; dan
4. Sistem proteksi kebakaran
Peralatan apotek yang meliputi :

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 7


a) Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
b) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (a) antara lain meliputi
rak obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin,
meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi obat, formulir
catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan
kebutuhan.
c) Formulir catatan pengobatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat
(b) merupakan catatan mengenai riwayat penggunaan Sediaan
Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan tenaga medis dan
catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada pasien.
d. Ketenagaan.
1. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat
dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau
tenaga administrasi.
2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian sebagaimana dimaksud
wajib memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
e. Perizinan
Apotek juga memerlukan beberapa perizinan yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.
2) Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa SIA.
4) SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan
Untuk memperoleh perizinan, maka hal yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut :

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 8


1. Untuk memperoleh SIA, Apoteker harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan
menggunakan Formulir 1.
2. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
ditandatangani oleh Apoteker disertai dengan kelengkapan dokumen
administratif meliputi:
a. Fotokopi STRA dengan menunjukan STRA asli;
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP);
c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Apoteker;
d. Fotokopi peta lokasi dan denah bangunan; dan
e. Daftar prasarana, sarana, dan peralatan.
3. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima
permohonan dan dinyatakan telah memenuhi kelengkapan dokumen
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menugaskan tim pemeriksa untuk melakukan
pemeriksaan setempat terhadap kesiapan Apotek dengan menggunakan
Formulir 2.
4. Tim pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melibatkan
unsur dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdiri atas:
a. Tenaga kefarmasian; dan
b. Tenaga lainnya yang menangani bidang sarana dan prasarana.
5. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
ditugaskan, tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan
setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
6. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 9


Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai
POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi
Profesi dengan menggunakan Formulir 4.
7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama
dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja dengan menggunakan Formulir
5.
8. Tehadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
9. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), makaPemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
10.Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Apoteker
pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan menggunakan BAP
sebagai pengganti SIA.
II.5 Pengelolaan Perbekalan Farmasi Di Apotek
Pengelolaan perbekalan sediaan farmasi di apotek bertujuan untuk
menjaga dan menjamin ketersediaan barang di apotek sehingga tidak terjadi
kekosongan barang. Selain itu juga bertujuan untuk memperoleh barang yang
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat
dipertanggung jawabkan dalam waktu tertentu secara efektif dan efisien
menurut ketentuan yang berlaku.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 10


Menurut PMK Nomor 73 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis


Habis Pakai, antara lain meliputi :
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada
wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus
ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 11


4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan
FIFO (First In First Out)
e. Pemusnahan dan penarikan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak
yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan
dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan Formulir
1 sebagaimana terlampir.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan
cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan
Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary
recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 12


5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan
jumlah persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan
sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan
internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan,
meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.
Petunjuk teknis mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih
lanjut oleh Direktur Jenderal

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 13


2. Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek merupakan bagian dari
Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan farmasi klinik meliputi:
A. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis. Kajian administratif meliputi:
1. nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
2. nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon
dan paraf; dan
3. tanggal penulisan Resep
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. bentuk dan kekuatan sediaan;
2. stabilitas; dan
3. kompatibilitas (ketercampuran Obat).
Pertimbangan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
3. duplikasi dan/atau polifarmasi;
4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,
manifestasi klinis lain);
5. kontra indikasi; dan
6. interaksi.
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian maka
Apoteker harus menghubungi dokter penulis Resep. Pelayanan Resep
dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 14


peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi.
Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error). Petunjuk teknis
mengenai pengkajian dan pelayanan Resep akan diatur lebih lanjut oleh
Direktur Jenderal.

B. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian
informasi Obat. Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal
sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik
Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. warna putih untuk Obat dalam/oral;
b. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi
atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk
Obat yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari
penggunaan yang salah.

Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:


1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket,

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 15


cara penggunaan serta jenis dan jumlah Obat(kesesuaian antara
penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang
terkait dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman
yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan
Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau
keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan);
9. Menyimpan Resep pada tempatnya;
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
Formulir 5 sebagaimana terlampir.
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau
pelayanan swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada
pasien yang memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan
dengan memilihkan Obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai.

C. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak
memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam
segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain, pasien

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 16


atau masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat
bebas dan herbal. Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi,
terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil
dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga,
sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
1. menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan;
2. membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. memberikan informasi dan edukasi kepada pasien;
4. memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
farmasi yang sedang praktik profesi;
5. melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah;
7. melakukan program jaminan mutu.
Pelayanan Informasi Obat harus didokumentasikan untuk membantu
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat dengan
menggunakan Formulir 6 sebagaimana terlampir.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi pelayanan
Informasi Obat :
1. Topik Pertanyaan;
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan;
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon);
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lainseperti
riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui,data
laboratorium);
5. Uraian pertanyaan;
6. Jawaban pertanyaan;

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 17


7. Referensi;
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, pertelepon) dan data
Apoteker yang memberikan Pelayanan Informasi Obat.

D. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam
penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Untuk mengawali konseling, Apoteker menggunakan three prime
questions. Apabila tingkat kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu
dilanjutkan dengan metode Health Belief Model. Apoteker harus
melakukan verifikasi bahwa pasien atau keluarga pasien sudah
memahami Obat yang digunakan.
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati
dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB,
DM, AIDS, epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus
(penggunaan kortikosteroid dengan tappering down/off).
4. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit
(digoksin, fenitoin, teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk
indikasi penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk
pemberian lebih dari satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat
disembuhkan dengan satu jenis Obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Tahap kegiatan konseling:

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 18


1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien
2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three
Prime Questions, yaitu:
a. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?
b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat
Anda?
c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yangdiharapkan
setelah Anda menerima terapi Obat tersebut?
3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada
pasien untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan Obat
5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda
tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien memahami informasi yang
diberikan dalam konseling dengan menggunakan Formulir 7
sebagaimana terlampir.

E. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (home pharmacy care)


Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukan Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan
penyakit kronis lainnya. Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang
dapat dilakukan oleh Apoteker, meliputi :
1. Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan dengan
pengobatan
2. Identifikasi kepatuhan pasien
3. Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 19


4. Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
5. Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan Obat
berdasarkan catatan pengobatan pasien
6. Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah dengan
menggunakan Formulir 8 sebagaimana terlampir.

F. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang
pasienmendapatkan terapi Obat yang efektif dan terjangkau
denganmemaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping.
Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat
yang merugikan.
Kegiatan:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien
yang terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat dan
riwayat alergi; melalui wawancara dengan pasien atau keluarga
pasien atau tenaga kesehatan lain
3. Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obat
antara lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian
Obat tanpa indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu
tinggi, dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak
diinginkan atau terjadinya interaksi Obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 20


4. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan
terjadi
5. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi
rencana pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek
terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
6. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah
dibuat oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga
kesehatan terkait untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
7. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat dengan
menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir.

G. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal
yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,diagnosis dan
terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan:
1. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
2. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
dengan menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 21


II.6 Uraian Tentang Obat
Menurut PMK No. 73 Tahun 2016 obat adalah Obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
1. Pengertian Obat Generik
Obat generik merupakan obat yang sudah habis masa patennya. Obat
generik sendiri terbagi menjadi dua yaitu, obat generik bermerek dan obat
generik berlogo. Obat generik ini hampir dapat diproduksi oleh seluruh
perusahaan farmasi tanpa harus membayar royalti. Sebenarnya, khasiat
obat generik sendiri tidak kalah bagus dari obat paten. Karena obat generik
juga memiliki kandungan zat aktif serta tingkat efektivitas yang sama
dengan obat paten. Hanya saja karena kondisinya tersebut, obat generik
dapat dijual dengan kisaran harga yang jauh lebih murah. Mengapa
demikian? Karena ada dua faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yakni
karena memproduksi obat generik tidak membutuhkan biaya untuk riset
atau penelitian serta tidak membutuhkan biaya untuk pematenan obat
2. Pengertian Obat Paten
Obat paten adalah obat baru yang diproduksi serta dipasarkan oleh
sebuah perusahaan farmasi yang sudah memiliki hak paten terhadap
produksi obat baru tersebut. Obat yang telah diberikan hak paten tersebut
tidak dapat diproduksi hingga dipasarkan oleh berbagai perusahaan farmasi
lainnya tanpa seizin perusahaan farmasi yang memiliki hak paten. Hak
paten tersebut diketahui berlaku hingga 20 tahun. Saat masa hak paten
tersebut habis, maka pihak perusahaan farmasi pun tidak dapat
memperpanjangnya. Namun jenis obat tersebut dapat diproduksi kembali

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 22


oleh perusahaan farmasi lain dalam bentuk obat generik bermerek atau obat
generik berlogo.
3. Pengertian Obat OTC (Over The Counter)
Obat OTC (Over The Counter) merupakan obat yang dapat dibeli
tanpa resep dokter. Biasanya obat ini dipajang di bagian depan apotek.
Obat ini biasa disebut juga dengan obat bebas atau obat bebas terbatas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI
Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000, penggolongan obat juga terdiri dari :
a) Obat Bebas
b) Obat Bebas Terbatas
c) Obat Keras
d) Obat Psikotropika dan Narkotika

a) Obat Bebas

Obat bebas dapat dibeli bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di
apotek dan toko obat berizin untuk mengatasi problem ringan (minor
illness) yang bersifat nonspesifik. Obat bebas relatif paling aman, boleh
digunakan untuk menangani penyakit-penyakit simptomatis ringan yang
banyak diderita masyarakat luas yang penanganannya dapat dilakukan
sendiri oleh penderita atau self medication (penanganan sendiri atau
swamedikasi). Obat ini telah digunakan dalam pengobatan secara ilmiah
(modern) dan terbukti tidak memiliki risiko bahaya yang
mengkhawatirkan. Obat bebas ditandai dengan logo pada kemasan obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 23


lingkaran hijau dengan garis tepi warna hitam. Contoh obat bebas adalah
inzana, antasida,dan paracetamol tablet.

b) Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas disebut juga obat daftar W (W: Waarschuwing =


peringatan/waspada) adalah obat keras yang dapat dibeli tanpa resep
dokter namun penggunaannya harus memperhatikan informasi obat pada
kemasan. Pada penjualannya memiliki batasan jumlah dan kadar isi
berhasiat harus disertai tanda peringatan, peringatan P1 – P6. Dibatasi
hanya dapat dibeli di apotek atau toko obat berijin.
 P.No.1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
 P.No.2: Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
 P.No.3: Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
 P.No.4: Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan.
 P.No.5: Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.
 P.No.6: Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.
Obat bebas terbatas relatif aman selama sesuai aturan pakai. Obat bebas
terbatas ditandai dengan logo pada kemasan obat warna biru dengan garis
tepi warna hitam. Contoh obat bebas terbatas adalah grantusif,decolgen
dan neozep.

c) Obat Keras

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 24


Obat keras (Obat daftar G atau ”Gevaarlijk”, berbahaya maksudnya
obat golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep
dokter) termasuk juga psikotropika untuk memperolehnya harus dengan
resep dokter dan dapat dibeli di apotek atau rumah sakit. Obat keras
ditandai logo pada kemasan lingkaran bulat merah dengan garis tepi
berwarna hitam, dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi.

d) Obat Psikotropika dan Narkotika


a. Obat Psikotropika

Obat psikotropika adalah obat yang mempengaruhi proses mental,


merangsang atau menenangkan, serta merubah pikiran atau perasaan
kelakuan pengguna. Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja
menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga
menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan
pada pemakainya. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar
yang berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan hingga ringan. Jika sudah mencapai level parah, bisa
mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-obatan tersebut juga
bisa terancam terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa
manfaatnya sangat baik bagi kesehatan, namun jika berlebih dan tidak
sesuai dengan anjuran dokter bisa menyebabkan efek yang berbahaya.
Untuk penandaan Obat psikotropika sama dengan obat keras, hal ini
diatur dalam UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, maka obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 25


psikotropika termasuk dalam obat keras yang pengaturannya ada dibawah
ordonasi.
Golongan obat psikotropika, yaitu :
a) Psikotropika Golongan I
Obat psikotropika golongan I adalah obat yang hanya
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi pengobatan. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini
memiliki potensi yang tinggi menyebabkan kecanduan. Pemakaian zat
tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah
perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa
menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah
mencapai level parah. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk
dalam obat-obatan terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai
sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan hanya
sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1
diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara
keseluruhan jumlahnya ada 14.
b) Psikotropika Golongan II
Obat psikotrpika golongan II adalah psikotropika yang
berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau ilmu
pengetahuan. Obat psikotropika Golongan II memiliki risiko
ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah golongan I.
Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep
dokter agar tidak memberikan efek kecanduan. Golongan II ini
termasuk jenis obat-obatan yang paling sering disalahgunakan oleh
pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 26


c) Psikotropika Golongan III
Obat psikotropika golongan III adalah psikotropika yang
berkhasiat sebagai pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
pengobatan atau ilmu pengetahuan. Psikotropika Golongan III
memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,
penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja
sistem juga akan menurun secara drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak
bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun.
Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan
kematian. Contoh dari zat golongan 3 diantaranya adalah Mogadon,
Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang jumlah totalnya ada 9
jenis.
d) Psikotrpika Golongan IV
Obat psikotropika golongan IV adalah psikotrpika yang
berkhasiat sebagai pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan. Golongan IV memang memiliki
risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang lain. Namun
tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa
menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian.
Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan IV terbilang cukup tinggi.
Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan
sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan IV
diantaranya adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang,
Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan masih banyak
zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 27


b. Obat Narkotika

Berdasarkan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika,


Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Obat narkotika ditandai dengan logo pada kemasan tanda palang
merah dengan garis tepi berwarna merah.
Berdasarkan UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika
terbagi menjadi 3 golongan, yaitu :
a) Narkotika Golongan I
Obat narkotika golongan I adalah obat narkotika yang hanya
dapat digunakan untuk tujuang pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi pengobatan serta obat gologan ini
mempunyai efek ketergantungan yang sangat tinggi. Contoh
obatnya adalag ganja, opium, dan heroin
b) Narkotika Golongan II
Obat narkotika golongan II adalah obat narkotika yang
berkhasiat sebagai pengobatan dan digunakan sebagai pilihan
terkahir dalam terapi, serta juga digunakan sebagai tujuan
oengembangan ilmu pengetahuan. Obat narkotika golongan II juga
mempunyai potensi tinggi ketergantungan. Contoh obatnya yaitu,
morfin petidin, tebakon, tebaina.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 28


c) Narkotika Golongan III
Obat narkotika golongan III adalah obat yang berkhasiat dalam
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuang
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
ketergantungan. Contoh obatnya yaitu kodein, dan nikokodina
II.7 Uraian Tentang Resep
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelola apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
Dokter gigi diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat untuk
pemakaian gigi dan mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai
lainnya. Sedangkan pembiusan atau patirasa secara umum tetap dilarang bagi
dokter gigi sesuai surat edaran (SE) dari Depkes RI No. 19/Ph/62 2 Mei 1962.
Dokter hewan diberi izin untuk menulis resep dari segala macam obat yang
digunakan khusus untuk hewan.
Resep asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien,
hanya dapat diberikan copy resep atau salinan resepnya. Resep selalu dimulai
dengan tanda R/ yang artinya recipe = ambillah. Di belakang tanda ini
biasanya baru tertera nama dan jumlah obat.
Umumnya resep ditulis dalam bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak lengkap,
apoteker harus menanyakan kepada dokter penulis resep tersebut.
Resep asli tersebut harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan
kepada orang lain kecuali diminta oleh :
1. Dokter yang menulisnya atau merawatnya.
2. Pasien yang bersangkutan.
3. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk
memeriksa.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 29


4. Yayasan dan lembaga lain yang menanggung biaya pasien.
Resep disebut juga Formulae Medicae terdiri atas :
1. Formulae Officinalis, yaitu resep yang tercantum dalam buku farmakope
atau buku lainnya dan merupakan standar (resep standar).
2. Formulae Megistralis, yaitu resep yang ditulis oleh dokter.
Komponen Resep Menurut Fungsi bahan obatnya terdiri atas :
1. Remedium cardinale, bahan atau obat yang berkhasiat utama.
2. Remedium adjuvantia/ajuvans, bahan atau obat yang menunjang
bekerjanya bahan obat utama.
3. Corrigens, bahan atau obat tambahan guna memperbaiki warna, rasa dan
bau obat utama. Corrigens dapat berupa :
a) Corrigens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek
obat utama. Misalnya Pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas,
Ipecacuanhae Radix, dan Pulvis Opii. Pulvis Opii sebagai obat khasiat
utama menyebabkan orang sukar buang air besar, kalii sulfas sebagai
pencahar sekaligus memperbaiki kerja Pulvis Opii tersebut.
b) Corrigens saporis (memperbaiki rasa), misalnya Sirop Aurantiorum,
Tint. Cinamomi, aqua menthae piperitae, dan lain-lain.
c) Corrigens odoris (memperbaiki bau), misalnya Oleum Rosarum, Ol.
Bergamottae, dan Ol. Cinamomi.
d) Corrigens coloris (memperbaiki warna), misalnya Tint. Croci (kuning),
Caramel (coklat), Carminum (merah), dan lain-lain.
e) Corrigens solubilis, untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama.
Misalnya : I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI
menjadi mudah larut.
4. Constituen/Vehiculum/Exipiens, yaitu bahan tambahan yang dipakai
sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume
obat. Misalnya laktosa pada serbuk, amilum dan talk pada bedak tabur.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 30


Resep yang Lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Nama, alamat dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru dan/atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis
maksimalnya.

a) Resep yang Mengandung Narkotik


Resep yang mengandung narkotik tidak boleh ada tulisan atau
tanda iter (iterasi) yang berarti dapat diulang, m.i (mihi ipsi) yang
berarti untuk dipakai sendiri, atau u.c (usus cognitus) yang berarti
pemakaiannya diketahui. Resep yang mengandung narkotik ini tidak
boleh diulang, tetapi harus dengan resep baru. Resep-resep yang
mengandung narkotik harus disimpan terpisah dari resep lainnya.
b) Resep yang Memerlukan Penanganan Segera
Dokter dapat memberi tanda di bagian kanan atas resepnya
dengan kata-kata : Cito (segera), Statim (penting), Urgent (sangat
penting), P.I.M (periculum in mora) artinya berbahaya jika ditunda.
Urutan yang didahulukan adalah P.I.M, Urgent, Statim, Cito.
c) Resep yang Dapat atau Tidak Dapat Diulang
Jika dokter menghendaki agar resepnya dapat diulang, maka
dalam resep ditulis kata “iter/iteratie” dan berapa kali resep boleh
diulang. Misalnya tertulis iter 3× artinya resep dapat dilayani sebanyak
1 + 3 kali = 4 kali.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 31


Jika dokter menghendaki agar resepnya tidak boleh diulang tanpa
sepengetahuannya, maka dapat dituliskan pada resep tersebut dengan
kata “n.i” = ne iteratur (tidak dapat diulang).
Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung obat-
obatan narkotik, psikotropik dan obat keras yang ditetapkan oleh
pemerintah/Menkes RI.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 32


BAB III
URAIAN TENTANG APOTEK CEMERLANG

III.1 Sejarah/Profil Pendirian Apotek Cemerlang


Apotek Cemerlang didirikan pada tanggal 28 juni 2007 oleh keluarga
H. Hamzah Kiay Demak dan terletak di Jl. Wolter Monginsidi No. 16 Palu
meskipun apotek ini tergolong sudah lama, tetapi Apotek Cemerlang telah
berkembang dengan sangat baik, serta dapat memberikan pelayanan
kefarmasian yang sangat memuaskan pada masyarakat. Pemilik sarana apotek
cemerlamg yaitu ibu Chintami Kiay Demak dengan No SIA :
15/23.2/DINKES/IV/2009, beliau merupakan anak dari Bapak H.Hamzah
Kiay Demak. Apotek ini tergabung dalam Farmindah grup.
Apotek cemerlang sudah empat kali melakukan pergantian apoteker
pengolah apotek (APA). APA Apotek Cemerlang yang pertama yaitu Ibu Apt.
Siti Aminah S.Si. kemudian digantikan oleh Bapak Apt. Ahmad Kumaidi,S.Si
lalu diantikan oleh Ibu Apt. Indriani, S.Farm , dan saat ini Apoteker Pengolah
Apotek Cemerlang Yaitu Bapak Apt. Wayan Satriawan S.farm dengan No
SIPA: 1358/24.7/DPMPTSP/XII/2007
Letak apotek cemerlang ini sangat strategis karena berada di pusat
kota Palu apotek ini juga berdekatan dengan Swalayan PMU, sekolah- sekolah
SD dan SMP serta berdekatan dengan pemukiman warga. Dengan adanya
Dokter praktek di Apotek Cemerlang dapat menunjang pelayanan kefarmasian
di apotek tersebut. Apotek ini juga sangat berkembang sehingga menjadi salah
satu apotek yang terkenal di Kota Palu. Untuk memprtahankan Citra apotek
tentunya perkembangan apotek perlu ditingkatkan dari berbagai aspek baik
dari fasilitas, pelayanan kefarmasian, dan sarana prasarana yang perlu di

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 33


lengkapi, sehingga kedepannya Apotek Cemerlang ini tetap memiliki tempat
di hati konsumen.

III.2 Tata Ruang Apotek Cemerlang


Apotek cemerlang juga memiliki pengaturan ruangan untuk
memperlancar kegiatan didalam apotek tersebut serta adanya system
pembagian waktu bagi karyawan dan karyawti, sehingga dapat terlaksananya
pelayanan kefarmsian yan optimal kepada masyatrakat yang ingin berobat.
Apotek cemerlang juga memberikan pelayanan dalam bentuk yang lain untuk
menjamn kenyamanan pasien misalnya ruang tunggu untuk pasien, meja
konsultasi pasien, dan tempat parker yang cukup luas.
III.3 Struktur Organisasi Apotek Cemerlang
Struktur organisasi apotek cemerlang ini merupakan gambaran dari
pembagian hubungan pekerjaan, fungsi dan kewajiban,wewenang dan
tanggung jawab dan hak agar tujuannya dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Keberadaan struktur organisasi dapat membantu melancarkan dan
pengelolaan apotek serta memperjelas posisi dan hubungan antar personalia.
Struktur organisasi apotek cemerlang meliputi :
a. Pemilik Sarana apotek : Chintami Kiay Demak.
b. Apoteker pengolah apotek : Apt. Wayan Satriawan, S.Fam
c. Asisten apoteker : Musafar, Amd.Farm.
d. Tenaga Administrasi /Kasir : Beny Suryani,Amd. Farm.
Adapun tugas dan kewajiban personalia apotek yaitu sebagai berikut:
1. Apoteker Pengelolah apotek
a) Memimpin seluruh kegiatan apotek, baik kegiatan teknis sesuai dengan
ketententuan maupun perundang-undangan yang berlaku
b) Secara aktif berusaha sesuai dengan bidang tugasnya untuk
meningkatkan dan mengembangkan hasil usaha apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 34


c) Secara aktif memastikan bahwa jangka waktu dan beroprasi produk
yang dibutuhkan selalu terseda dan diserahkan kepada yang
membutuhkan.
d) Menetapkan harga jual produk dengan harga bersaing
e) Secara aktif mengupayaan agar pelayanan di apotek dan berkembang
dengan cepat,nyaman dan ekonomis
2. Tenaga teknis kefarmasian
a) Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional
b) Menyusun produk racikan yang didistribusi dari Gudang farmasi ke
apotek
c) Melakukan kegiatan pelayanan farmasi klinis maupun non klinis
3. Kasir
a) Bertanggung jawab terhadap masuk keluarnya uang apotek
b) Secara aktif menginput transaksi kedalam mesin cash register

III.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek Cemerlang


1) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan perencanaan dalam pemilihan
jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan
anggaran untuk menghindari kekosongan obat. System perencanaan yang di
lakukan di apotek Cemerlang yaitu berdasarkan pola konsumsi,pola penyakit,
permintaan dokter praktek di apotek, budaya dan kemampuan masyarakat.
Dimana petugas apotek untuk memeriksa kekurangan obat ataupun obat yang
habis kemudian di catat dalam buku defecta dan selanjutnya di lakukan
pemesanan.
2) Pengadaan
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagain b.
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan
farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan perundang-undangan.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 35


Pengadaan di Apotek Cemerlang dilakukan dengan pencatatan obat-
obatan yang telah habis kedalam buku defecta yang merupakan catatan
sediaan yang akan dipesan pada Pedagang Besar Farmasi baik pemesanan
melalui sallesman atau via aplikasi online. Pemesanan obat bebas dan bebas
terbatas dilakukan dengan menghubungi perusahaan Distributor atau
salesman. Kemudian salesman akan datang ke Apotek untuk mengambil surat
pesanan (SP). Pemesanan barang menggunakan surat pesanan (SP) yang
ditanda tangani oleh APA yang terdiri dari 2 rangkap surat pesanan. Untuk
obat yang mengandung golongan prekursor maka pemesanannya
menggunakan surat pesanan khusus. Dalam surat pesanan obat psikotropika
item obat yang di tujukan untuk PB. Surat pesanan Psikotropika ini di buat
menjadi 3 rangkap 1 (satu) untuk Dinas Kesehatan Provinsi, 1(satu) untuk
arsip Apotek , 1(satu) untuk PBF , sedangkan yang mengandung prekursor
hanya di buat dalam 2 rangkap 1(satu) untuk PBF dan 1(satu) untuk arsip
Apotek.
3) Penerimaan
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagain c.
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu, penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima.
Penerimaan barang atau perbekalan farmasi yaitu kegiatan untuk
menerima barang yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penerimaan barang
atau perbekaln farmasi antara lain sebagai berikut :
a. Menyesuaikan faktur dengan surat pesanan
b. Menghitung jumlah barang atau perbekalan farmasi sesuai faktur
c. Memeriksa kemasan perbekalan farmasi
d. Memeriksa keadaan fisik perbekalan farmasi
e. Memeriksa tanda kadaluarsa dan no batch perbekalan farmasi

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 36


4) Penyimpanan
Prinsip penyimpanan barang yang dilakukan di Apotek Cemerlang yaitu :
1. Berdasarkan jenis dan golongan obat meliputi obat bebas, obat bebas
terbatas, dan obat keras
2. Berdasarkan bentuk sediaan meliputi tablet atau kapsul, sirup, obat tetes,
salep atau krim dsb
3. Berdasarkan sifat kimia dan fisik obat meliputi penyimpanan
berdasarkan suhu dingin atau suhu kamar
4. Berdasarkan system FIFO(First In First Out) yang artinya barang
pertama masuk adalah barang pertama keluar dan FEFO (First Expire
First out) yang artinya barang dengan kadaluwarsa pertama adalah
barang pertama keluar untuk menghindari kerusakan atau obat expired
5. Berdasarkan farmakologi dan diurutkan berdasarkan abjad atau secara
alfabetis.
6. Berdasarkan tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika yang
berupa lemari khusus yang digantung didinding, yang hanya boleh
untuk menyimpan obat narkotika atau psikotropika dan dilarang untuk
menyimpan barang selain itu.
5) Pemusnahan
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagian e.
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain
obat narkotika dan obat psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik
atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
pemusnahan yang akan diserahkan ke Dinas Kabupaten/Kota.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 37


Pemusnahan di Apotek Cemerlang sama dengan Permenkes No. 73 Tahun
2016 Pasal 3 ayat (2) bagian e.
6) Pengendalian
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagian f.
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan
atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat,
tanggal kadaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa
persediaan. Di Apotek Cemerlang Pengendalian sama dengan Permenkes
No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagian f.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagian g.
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat
pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota atau struk
penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan
internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya.
Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya
Pelaporan oabt narkotika dan psikotropika dilaporkan setiap 1 bulan
sekali hingga batas waktu sampai tanggal 10 secara online menggunakan
aplikasi SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika ) yang bisa

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 38


di akses oleh Dinas Kesehatan dan Badan POM. Di Apotek Cemerlang
pencatatan dana pelaporan sama dengan Permenkes No. 73 Tahun 2016
pasal 3 ayat (2) bagian g.
III.5 Kegiatan di Apotek Cemerlang
Rangkaian kegiatan yang dilakukan di Apotek Cemerlang yaitu
dimulai pada pagi hari pada pukul 09.00 – 23.00 dengan terbagi shift menjadi
dua shift yaitu shift pagi dari jam 09.00 – 16.00 dan shift sore dari jam 15.00
– 21.00. Untuk menjaga kelancaran pelayanan, Apotek Cemerlang melakukan
pembagian kegiatan kerja untuk setiap karyawan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi pembersihan Apotek setiap pagi sebelum melakukan
pelayanan seperti mulai dari menyapu, mengepel, membersihkan etalase dan
lain sebagainya. Setelah itu melakukan persiapan pelayanan, pencatatan
barang-barang yang stoknya berkurang, dan selanjutnya dipesan kepada
salesman yang berkunjung ke Apotek ataupun dipesan ke PBF melalui
aplikasi, serta melakukan penjualan obat-obat bebas, alat kesehatan dan
pelayanan resep. Untuk kegiatan malam melakukan pelayanan resep dari
dokter praktek di Apotek Cemerlang atau dari dokter praktek apotek lain
ataupun dari rumah sakit dan peracikan obat, lalu pelayanan informasi obat
(PIO), agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
Dalam hal pemberian informasi obat ini Apoteker/TTK berperan aktif dalam
memberikan informasi obat secara langsung kepada pasien. Kami sebagai
siswa praktek kerja lapangan juga dibimbing dan diajari dalam melakukan
pelayanan informasi obat (PIO) ke pasien.
III.6 Proses Pelayanan Sediaan Farmasi di Apotek Cemerlang
Proses Pelayanan sediaan farmasi di Apotek yaitu merupakan
pelayanan farmasi klinik. Pelayanan Farmasi Klinik adalah Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 39


dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi :
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayar (3). Kegiatan
pengkajian dan pelayanan resep meliputi administrasi, kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis.
Kajian administratif meliputi:
1) Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon dan
paraf; dan
3) Tanggal penulisan Resep.
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1) Bentuk dan kekuatan sediaan;
2) Stabilitas; dan
3) Kompatibilitas (ketercampuran Obat).
Pertimbangan klinis meliputi:
1) Ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2) Aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
3) Duplikasi dan/atau polifarmasi;
4) Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,
manifestasi klinis lain);
5) Kontra indikasi; dan
6) Interaksi
Di Apotek cemerlang setelah penerimaan resep dilakukan scrining resep
atau pemeriksaan kelengkapan resep dengan secara teliti. Jika
ditemukan kejanggalan atau ketidaksesuaian maka wajib menanyakan
pada dokter yang bersangkutan

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 40


2. Dispensing
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (3) bagian b.
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi
obat. Hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a) menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b) mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik
Obat.
2) Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3) Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a) warna putih untuk Obat dalam/oral;
b) warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c) menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi
atau emulsi.
4) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat
yang berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan
yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
1) Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
Resep);
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4) Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5) Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait
dengan Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 41


harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat
dan lain-lain;
6) Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara
yang baik, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin
emosinya tidak stabil;
7) Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau
keluarganya;
8) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh
Apoteker (apabila diperlukan);
9) Menyimpan Resep pada tempatnya;
10) Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan
Formulir 5 sebagaimana terlampir
Di Apotek Cemerlang setelah pemeriksaan resep telah selesai maka
hal yang dilakukam selanjutnya adalah menyediakan obat yang dibutuhkan
sesuai dengan yang ada di resep, baik obat tersebut harus diracik ataupu
pasien ingin dibuatkan obat dalam bentuk racikan seperti pulveres atau
salep. Karena tindakan ini memerluka waktu, maka perlu untuk
memberikan informasi ke pasien bahwasannya resep obat tersebut perlu
diracik sehingga pasien diminta untuk menunggu beberapa waktu. Setelah
obat selsai diracik maka hal yang paling pentin untuk dilakukan adalah
pemberian etiket atau tanda cara pakai obat.
Setelah penyiapan atau peracikan maka dilakukan pengecekan kembali
mengenai penulisan tanda, dosis, dan obat tersebut apakah sudah sama
dengan apa yang diminta dalam resep tersebut. Setelah itu, maka hendaklah
segera memanggil nama pasien yang bersangkutan dengan tetap sopan dan
santun, dan jangan lupa untuk tetap memberikan informasi obat ke pasien
seperti cara pakai obat.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 42


3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (3) bagian c.
Pelayanan informasi obat meliputi dosis obat, bentuk sediaan, formulasi
khusus, rute dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi,
terapeutik, dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil
dan ibu menyusui,efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga,
sifat fisika dan kimia dari obat dll.
Pelayanan Informasi obat harus benar, jelas, dan mudah dipahami oleh
oleh pasien. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan obat tersebut.
Di Apotek Cemerlang Pelayanan informasi obat (PIO) saam dengan
Permenkes No.73 Tahun 2016 pasal 3 ayat (3).
4. Konseling
Menurut Permenkes No.73 Tahun 2016 Pasal 3 ayat (3) bagian d.
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran
dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan Obat
dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien. Untuk mengawali
konseling, Apoteker menggunakan three prime questions. Apabila tingkat
kepatuhan pasien dinilai rendah, perlu dilanjutkan dengan metode Health
Belief Model. Apoteker harus melakukan verifikasi bahwa pasien atau
keluarga pasien sudah memahami Obat yang digunakan. Di Apotek
Cemerlang Konseling sama dengan Permenkes No.73 Tahun 2016 pasal 3
ayat (3) bagian d.
5. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Menurut Permenkes No.73 Tahun 2016 Pasal 3 ayat (3) bagian e.
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan
Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.
Jenis Pelayanan Kefarmasian di rumah yang dapat dilakukan oleh

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 43


Apoteker, meliputi :
1) Penilaian/pencarian (assessment) masalah yang berhubungan
dengan pengobatan
2) Identifikasi kepatuhan pasien
3) Pendampingan pengelolaan Obat dan/atau alat kesehatan di rumah,
misalnya cara pemakaian Obat asma, penyimpanan insulin
4) Konsultasi masalah Obat atau kesehatan secara umum
5) Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaan
Obat berdasarkan catatan pengobatan pasien
6) Dokumentasi pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di rumah dengan
menggunakan Formulir 8 sebagaimana terlampir
Di apotek Cemerlang Pelayanan kefarmasian di rumah (Home
Pharmacy Care) belum dilakukan.
6. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 bagian g. Monitoring efek
samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat
yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan :
1) Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
2) Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3) Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional dengan
menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir
Di Apotek Cemerlang Monitoring Efek Samping Obat sama dengan
Permenkes No. 73 Tahun 2016 bagian g.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 44


BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tahun


2016, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker.
Pekerjaan kefarmasian menurut UU kesehatan No.36 tahun 2009 yaitu
meliputi pembuatan termaksud pengendalian mutu sediaan farmasi, perencanaan.
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat, bahan tradisional harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Letak Apotek Cemerlang yang sangat strategis ditinjau dari segi jumlah
penduduk, dan dekat dengan sarana tempat umum lainnya seperti swalayan, SD, SMP
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah sakit. Apotek Cemerlang telah
menyelengarakan kegiatan pelayan perbekalan farmasi yang baik dan bermutu bagi
masyarakat, disertai dengan pemberian informasi obat sudah terlaksana dengan baik,
hal ini karena ditunjang oleh para karyawan/asisten Apoteker yang berpotensi
dibidang kefarmasian.
Kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek Cemerlang terbagi menjadi 2 shift,
pagi dan malam. Kegiatan pelayanan kefarmasian meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pelaporan di Apotek.
Perencanaan di Apotek Cemerlang yaitu dengan mempertimbangkan pola
penyakit, pola konsumsi, obat-obat yang sering di resepkan oleh dokter serta dengan
melihat persediaan obat yang kurang. Proses pengadaan yang dilakukan di Apotek
Cemerlang dengan membuat surat pesanan (SP) yang ditanda tangani oleh Apoteker,
kemudian dikirim ke pedagang Besar Farmasi.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 45


Kegiatan pengadaan di Apotek Cemerlang dilakukan dengan pencatatan obat-
obatan yang telah habis ke dalam buku defecta yang merupakan catatan sediaan yang
akan dipesan kepada Pedagang Besar Farmasi baik pemesanan melalui sallesman
yang datang ke apotek atau melalui aplikasi online. Pemesanan bisa dilakukan dengan
menghubungi perusahaan distributor atau sallesman, kemudian sallesman datang ke
apotek untuk mengambil surat pesanan (SP). Pemesanan barang dilakukan dengan
menggunakan surat pesanan (SP) yang telah ditanda tangani oleh APA yang terdiri
dari 2 rangkap surat pesanan.
Penerimaan di Apotek Cemerlang dilakukan oleh apoteker atau asisten
Apoteker untuk mengecek kesesuaian surat pesanan Apotek dengan faktur beserta
barang yang diterima yang meliputi keadaan fisik perbekalan farmasi, jenis, jumlah,
tanggal kadaluarsa, serta nomor batch. Setelah diperiksa dan sesuai dengan
permintaan, faktur ditanda tangani, cap, kemudian satu lembar disimpan sebagai arsip
di Apotek. Setelah obat-obatan yang datang diperiksa dan diterima kemudian obat
diberi harga lalu dilanjutkan pada proses penyimpanan.
Penyimpanan di Apotek Cemerlang berdasarkan penggolongan obat seperti
golongan obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat generik, dan paten, obat
narkotika dan psikotropika. Penyimpanan obat juga disusun berdasarkan farmakologi,
berdasarkan sifat obat, termolabil, suhu serta menggunakan metode FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Penyimpanan obat Narkotika dan
psikotropika di Apotek Cemerlang disimpan di Lemari Khusus yang terbuat dari
Kayu atau bahan lain yang kokoh dan kuat seperti besi, menempel didinding,
memiliki 2 kunci yang berbeda, dan memiliki 2 pintu ganda (luar dalam). Lemari
tersebut berukuran 40x80x100. Lemari tersebut diletakkan ditempat yang aman serta
tidak terlihat oleh umum dan kunci lemari dikuasai oleh apoteker pengelola
apotek/pegawai lain yang dipercayai dan dikuasakan. Lemari tersebut hanya bisa
untuk menyimpan obat narkotika dan psikotropika dan tidak boleh menyimpan
barang lain selain obat narkotika dan psikotropika.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 46


Pendistribusian di Apotek Cemerlang dilakukan dengan cara pelayanan obat
dengan resep dokter, penjualan obat bebas, resep dari dokter luar (Apotek lain atau
rumah sakit). Kegiatan pendistribusian diapotek yaitu penjualan Resep dokter dan
pelayanan obat swamedikasi. Pasien membawa resep dari dokter praktek di Apotek
Cemerlang, atau resep dokter praktek dari apotek lain dan rumah sakit. Pihak apotek
akan mengambil resep tersebut kemudian menghitung berapa harga obat resep
tersebut, lalu diinfokan kepada pasien berapa harganya, jika pasien setuju maka obat
akan langsung disiapkan dan pasien diberitahu untuk menunggu sebentar selagi obat
disiapkan. Setelah obat disiapkan, dilanjutkan dengan penyerahan obat sekaligus
dengan pemberian infromasi obat (PIO) kepada pasien, lalu pasien akan membayar
obat tersebut. Apotek Cemerlang juga melakukan penjualan tanpa resep dokter.
Asisten Apoteker atau Apoteker akan melakukan swamedikasi kepada pasien dan
memberikan atau menyediakan obat yang sesuai dengan keluhan pasien.
Pemusnahan di Apotek Cemerlang dilakukan berdasarkan Permenkes No.73
Tahun 2016 pasal 3 ayat (2) bagian e. Obat kadaluwarsa atau rusak dimusnahkan
sesuai dengan bentuk sediaannya. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika dan psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan juga disaksikan oleh Tenaga Teknis
kefarmasian yang memiliki surat izin. Pemusnahan dibuktikan dengan pembuatan
berita acara yang akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pengendalian di Apotek Cemerlang dilakukan dengan memerhatikan stok
obat. Setiap shift pagi dan malam sering dilakukan pengecekan stok obat yang sudah
kosong atau stok yang tinggal sedikit, agar besoknya bisa dipesan ke Pedagang Besar
Farmasi. Pengendalian ini bertujuan untuk mempertahankan jumlah persediaan, dan
mencegah kekosongan atau kekurangan obat.
Kegiatan Pencatatan di Apotek Cemerlang dilakukan dengan pencatatan
penyimpanan (kartu stok), pengadaan (surat pesanan, faktur) dan penyerahan (nota
dan struk penjualan). Pencatatan Kartu Stok obat Psikotropika dilakukan setiap

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 47


pengambilan obat dengan menulis nama tanggal, jumlah obat yang keluar, jumlah
obat yang tersisa.
Kegiatan pelaporan di Apotek Cemerlang dilakukan dengan pelaporan
internal dan eksternal. Pelaporan internal digunakan untuk kebutuhan manajemen
apotek meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Sementara untuk laporan
eksternal meliputi pelaporan narkotika dan psikotropika yang dilaporkan melalui
aplikasi SIPNAP. Selama PKL Di Apotek Cemerlang Sistem pencatatan, pelaporan,
dilakukan oleh Tenaga teknis kefarmasian atau Apoteker. Berdasarkan sistem
pengelolaan apotek yang berlaku, maka Apotek Cemerlang telah melaksanakan
pengelolaan Apotek dengan baik.
Pelayanan Farmasi klinik di Apotek Cemerlang meliputi pengkajian dan
pelayanan resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, Pelayanan
kefarmasian dirumah (Home Pharmacy Care), Pemantauan Terapi Obat (PTO) dan
Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Pengkajian dan pelayanan resep di Apotek Cemerlang meliputi administrasi,
kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis. Dimana pada proses administrasi
tenaga teknis kefarmasian/apoteker akan memperhatikan nama,umur,jenis kelamin
dan berat badan pasien, serta memperhatikan nama,nomor izin, nomor telepon dari
dokter pembuat resep, dan tanggal penulisan resep. Pada proses kesesuaian
farmasetik tenaga teknis kefarmasian/apoteker akan memperhatikan bentuk/stabilitas
obat dan ketercampuran obat. Pada proses pertimbangan klinis tenaga teknis
kefarmasian/apoteker akan memperhatikan ketepatan indikasi atau dosis obat, cara
pakai obat, duplikasi obat, efek samping, kontraindikasi, dan interaksi obat. Jika
ditemukan ketidaksesuaian maka apoteker akan menghubungi dokter penulis resep.
Kegiatan dispensing di Apotek Cemerlang meliputi penyiapan, penyerahan,
dan pemberian informasi obat. Setelah tenaga teknis kefarmasian/apoteker menerima
resep yang dibawa pasien, maka tenaga teknis kefarmasian atau apoteker akan
menghitung jumlah obat yang dibutuhkan pasien serta memberitahu pasien harga
obatnya, lalu menyiapkan obat sesuai dengan resep dan tidak lupa untuk memberika

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 48


etiket pada obat. Sebelum obat diserahkan maka akan dilakukan pengecekan kembali
terkait penulisan nama pasien, etiket, cara penggunaan obat dan jumlah obat apakah
sudah sesuai dengan resep atau belum, setelah itu obat diserahkan ke pasien sekaligus
memberikan informasi obat kepada pasien.
Kegiatan pelayanan informasi obat (PIO) di Apotek Cemerlang biasa
dilakukan saat penyerahan obat, dimana apoteker atau tenaga teknis kefarmasian akan
memberikan informasi terkait dosis, bentuk sediaan, efek farmakologi, interaksi obat,
efek samping dan harga obat.
Kegiatan konseling di Apotek Cemerlang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan kepatuhan dalam penggunaan obat. Biasanya kegiatan
ini dilakukan saat penyerahan obat baik melalui resep dokter atau secara
swamedikasi, dimana pasien akan bertanya mengenai obat yang ia konsumsi kepada
apoteker.
Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) di Apotek
Cemerlang belum dilakukan karena keterbatasan karyawan yang tidak banyak.
Kegiatan pemantauan terapi obat (PTO) dan Monitoring efek samping obat
(MESO) di Apotek Cemerlang biasanya dilakukan kepada pasien yang sering datang
ke apotek atau pasien-pasien dokter praktek di Apotek Cemerlang.
Upaya-upaya perbaikan atau evaluasi terhadap sistem pengelolaan dan kinerja
petugas Apotek terus dilakukan, agar Apotek Cemerlang dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien, selain itu pelaksanaan praktek kerja lapangan di
Apotek Cemerlang telah memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman terhadap
siswa, dan melatih siswa tentang bagaimana melayani pasien dengan baik dan juga
cara memberikan informasi obat kepada pasien. Dengan adanya pelaksanaan praktek
kerja lapangan di Apotek ini merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan para
calon ahli madya farmasi sebagai teknis kefarmasian dalam menghadapi dunia kerja
sehingga siap melaksanakan tugas dan tanggung jawab di tengah-tengah masyarakat.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 49


BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan di
Apotek Cemerlang, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Apotek Cemerlang merupakan tempat penyaluran sediaan farmasi dan
tempat pengabdian profesi Apoteker.
2. Apotek Cemerlang telah melakukan pelayanan obat dan perbekalan
kesehatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Praktik kerja lapangan yang telah dilakukan di Apotek Cemerlang dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang obat terutama pelayanan
informasi obat kepada pasien.
4. Pendistribusian di Apotek Cemerlang dilakukan dengan pendistribusian
obat dengan cara obat yang dibutuhkan oleh pasien di penuhi berdasarkan
resep dokter atau biasa disebut resep permintaan lengkap atau resep tunai.
dan penjualan obat bebas.
5. Pencatatan, pelaporan dan pemusnahan dilakukan oleh Apoteker atau
Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK)
V.2 Saran
A. Saran untuk Sekolah
1. Sekolah perlu memberikan pembekalan materi fisik maupun mental agar
lebih ditingkatkan terutama untuk pembinaan mental siswa/i dengan
demikian siswa/i mudah beradaptasi dengan masalah budaya kerja di
tempat prakerin.
2. Guru-guru selalu memberikan motivasi, bimbingan dan hendaknya guru
pembimbing harus lebih sering memonitoring pada siswa/i dilingkungan
PKL secara langsung sehingga siswa/i dapat berkonsultasi mengenai
kegiatan di tempat prakerin.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 50


B. Saran untuk Apotek
1. Diharapkan agar kerja sama antar sekolah dengan Apotek Cemerlang
terus berlanjut untuk memberikan peluang kepada siswa siswi SMK
Nusantara Palu dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
2. Hubungan karyawan dengan siswa-siswi prakerin diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar tercipta suasana kerja sama yang baik.

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 51


DAFTAR PUSTAKA

1. http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum
2. https://dinkes.kalbarprov.go.id/pengertian-obat-generik-dan-obat-paten/
3. https://bnn.go.id/apa-itu-psikotropika-dan-bahayanya/
4. https://www.academia.edu/39578727/
LAPORAN_PRAKTEK_KERJA_LAPANGAN_DI_APOTEK_BAHRUDIN
_PAKIS_Disusun_oleh_SITI_MALIKHATUL_IZZA_16_256_AKADEMI_F
ARMASI_PUTRA_INDONESIA_MALANG_FEBRUARI_2019
5. Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
6. Pelaksana Teknis Prakerin SMK Nusantara Palu, 2021. Buku Panduan
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Sekolah Menengah Kejuruan
Nusantara Jurusan Farmasi, Palu : Sekolah menengah kejuruan Nusantara
Palu
7. Anonim, 2009 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian
9. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
10. Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
11. Undang- undang No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
12. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
13. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor
14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 Tentang
Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 52


16. Peraturan Menteri Kesehetan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
17. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementrian Kesehatan
18. Undang- undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
19. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan
20. Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993 yang kini
telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000
22. Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor Farmasi

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 53


LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Gambar Tampak Depan Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 54


2. Lampiran 2 : Gambar Ruangan Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 55


3. Lampiran 3 : Gambar Etalase Penyimpanan-Penyimpanan Obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 56


4. Lampiran 4 : Struktur Organisasi Apotek

Pemilik Sarana Apotek


Chintami Kiay Demak

Apoteker Pengelola Apotek


Apt. Wayan Satriawan, S.Farm

Tenaga Teknis Kefarmasian Tenaga Teknis Kefarmasian


Musafar, Amd.Farm Beny Suryani, Amd.Farm

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 57


5. Lampiran 5 : Lay Out Apotek

6. Lampiran 6 : Skema atau Alur Pelayanan Kefarmasian di Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 58


 Skema Alur Pelayanan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

Pasien datang dengan permintaan obat/dengan keluhan tertentu lalu


berkonsultasi dengan Apoteker/TTK untuk menentukan obat yang sesuai
layanan Resep Dokter

Pemeriksaan stok dan harga obat

Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, dilakukan pembayaran


layanan Resep Dokter

Penyerahan obat (jenis dan jumlah), diberi wadah/plastik

Penyerahan obat pada pasien disertai informasi aturan pakai, indikasi,


kontraindikasi, efek samping dan hal lain yang perlu diperhatikan pasien

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 59


 Skema Alur Pelayanan Resep Dokter

RESEP MASUK

PENERIMAAN RESEP

UMUM BPJS

SKRINING RESEP SKRINING RESEP

PEMERISAAN STOK OBAT PENYIAPAN/PERACIKAN


DAN CEK HARGA

INFORMASIKAN KEPADA PEMERIKSAAN AKHIR


PASIEN

PENYERAHAN DAN PIO


SETUJU TIDAK
SETUJU
PULANG

PENYIAPAN/PER TAWARKAN
ACIKAN GENERIK

PEMERIKSAAN AKHIR

PIO PULANG

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 60


7. Lampiran 7 : Contoh Resep Dokter di Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 61


8. Lampiran 8 : Contoh Blanko Etiket di Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 62


9. Lampiran 9 : Contoh Blangko Copy/Salinan Resep di Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 63


10. Lampiran 10 : Contoh Blanko Surat Pesanan Obat di Apotek

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 64


11. Lampiran 11 : Contoh surat pesanan Narkotik

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 65


12. Lampiran 12 : Contoh surat pesanan Psikotropik

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 66


13. Lampiran 13 : Contoh laporan penggunaan Narkotik/Psikotropik

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 67


14. Lampiran 14 : Contoh Faktur obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 68


15. Lampiran 15 : Contoh Laporan Pemusnahan obat

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 69


Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 70
Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 71
16. Lampiran 16 : Obat-obat yang terdapat di apotek dan Khasiatnya
 Obat Bebas
No Nama Obat Khasiat
1. Paracetamol Analgetik dan Antipiretik
2. Antasida Doen Mengatasi maag dan menetralisir asam
lambung
3. Entrostop Antidiare
4. Sanmol Analgetik dan Antipiretik
5. Polysilane Mengatasi maag dan menetralisir asam
lambung
 Obat Bebas Terbatas
No Nama Obat Khasiat
1. Ibuprofen Analgetik dan Antipiretik
2. Noza Obat demam dan flu
3. Combantrin Obat Cacing
4. Sominal Antimual
5. Decolsin Obat Flu dan Batuk
 Obat Keras
No Nama Obat Khasiat
1. Amoxicillin Antibiotik
2. Bisoprolol Antihipertensi
3. Candesartan Antihipertensi
4. Diclofenac Sodium Analgetik dan Antiinflamasi
5. Fenofibrate Obat Kolesterol

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 72


 Obat Tradisional
No Nama Obat Khasiat
1. Norit Antidiare
2. Tolak Angin Obat Masuk Angin
3. OB Herbal Obat Batuk
4. Enkasari Herbal Obat Kumur Sariawan
5. Silex Obat Batuk

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 73


IDENTITAS PESERTA PKL

IDENTITAS DIRI
Nama lengkap : Fadillah Insani
TTL : Palu, 11 April 2004
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Guru Tua

IDENTITAS SISWA
Asal Sekolah : SMK Nusantara Palu
NIS/NISN : 19083 / 0044024621
Kelas : XII A Farmasi

IDENTITAS DIRI
Nama lengkap : Marsela Krisna Lampy
TTL : Toro,27 Maret 2003
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Karajalemba

IDENTITAS SISWA
Asal Sekolah : SMK Nusantara Palu
NIS/NISN :
Kelas : XII B FARMASI

Laporan PKL SMK Nusantara Palu | T.P 2021 / 2022 74

Anda mungkin juga menyukai