Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


DI APOTEK DEWANi

Disusun oleh :
Nama : SINDY NOVITASARI
Kelas: XI FARMASI 2
Kompetensi keahlian : FARMASI

SMK AL FALAH WINONG


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh Guru Pembimbing dan Kepala Sekolah SMK AL -
FALAH WINONG sebagai salah satu syarat dalam menempuh Evaluasi Belajar SMK AL - FALAH
WINONG tahun pelajaran 2022/2023
Hari :
Tanggal :
Tempat : SMK AL FALAH WINONG

Oleh

Pembimbing DU/DI instansi Guru Pembimbing

(apt,Nurul Susilowati, S.Farm) (Eny Atminiati, S. Pd)

2
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh guru pembimbing dan kepala sekolah SMK AL
FALAH WINONG sebagai salah satu syarat dalam menempuh Evaluasi belajar SMK AL FALAH
WINONG tahun pelajaran 2022/2023
Hari
Tanggal
Tempat

Oleh

Ketua Program Prakerin Ketua Program keahlian Farmasi. Pembimbing sekolah

(Anik Puji H, S.Pd.M.Pd) (Lenny Ika M, S.farm,.Apt) (Eny Atminiati,S.Pd.)

Mengetahui
Kepala Sekolah SMK AL FALAH WINONG

(Muchlisin, S.Pd.M.Pd)

3
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(Prakerin) dengan lancar dan di berikan kemudahan. Penyusunan laporan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) di APOTEK DEWANI selama 3 bulan dari tanggal 17 Januari - 16 April 2022 yang
wajib di ikuti oleh setiap peserta didik SMK AL FALAH Winong untuk mengaplikasikan
pengetahuan sekolah dan di dunia usaha sebagai syarat mengikuti ujian Praktik Kejuruan
(UPK). Praktek lapangan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam mengabdikan prosefinya kepada masyarakat.
Alhamdulillah Praktik Kerja Lapangan ini dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Muchlisin,S.Pd.,M. Pd selaku Kepala Sekolah SMK Al Falah Winong.
2. Ibu lenny Ika M, S. Farm, Apt Selaku Ketua program Keahlian Farmasi SMK Al Falah
winong yang selalu memberikan nasihat dan motivasi.
3. Ibu Anik Puji H.S.Pd,M.Pd selaku ketua program prakerin yang selalu memberikan
semangat motivasi, dan nasihat.
4. Ibu Eny Atminiati, S. Pd selaku pembimbing yang selalu memberikan nasihat dan
motivasi.
5. Ibu apt. Nurul Susilowati, S.Farm selaku Apoteker (APA) di apotek Dewani karaban yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan selama prakerin berlangsung.
6. Seluruh karyawan dan staf Apotek Dewani yang telah memberikan bimbingan kepada
kami selama prakerin berlangsung.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Adapun kelebihan dan
kekurangan dari laporan ini kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan
untuk perbaikan. Kami harap laporan prakerin ini akan memberi manfaat bagi pembaca
dan pengalaman bagi penulis.
Pati, 16 April 2022

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH .................................................................................................3

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................4

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................5


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ....................................................................................................................6
B. Maksut dan tujuan .............................................................................................................6
C. Lokasi dan waktu prakerin .................................................................................................7
BAB II URAIAN UMUM
A. Definisi Apotek ...................................................................................................................8
B. Tujuan Apotek ....................................................................................................................8
C. Tugas dan fungsi apotek ....................................................................................................8
D. Peraturan perundang undangan tentang apotek ..............................................................9
E. Pengelolaan
apotek .........................................................................................................10
F. Persyaratan apotek ..........................................................................................................10
G. Perizinan apotek ..............................................................................................................11
H. Perngertian
resep ............................................................................................................15
BAB III URAIAN KHUSUS
A. Sejarah Apotek ................................................................................................................17
B. Struktur ............................................................................................................................17
C. Pengelolaan apotek .........................................................................................................17
Bab IV PEMBAHASAN
Bab V PENUTUP
a) Kesimpulan
b) Saran

5
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bahwa lulusan SMK Al-Falah
Winong diharapkan menjadi peserta didik yang siap dipakai dilingkungan masyarakat. Di dalam
kurikulum sekolah diterapkan bahwa untuk mewujudkan program tersebut maka peserta didik
diharuskan mengikuti dan melaksanakan kerja industri (PRAKERIN) yang didukung sarana dan
prasarana yang penting diantaranya adalah Apotek.
Apotek adalah salah satu contoh tempat untuk dapat dilakukannya pelayanan kesehatan
sebagai tempat pelayanan kesehatan maka apotek harus dipimpin oleh seseorang yang
memiliki kemampuan khusus dibidang kesehatan terutama tentang obat-obatan (perbekalan
farmasi) yang meliputi pengadaan, penyimpanaan, pendistribusian, pelayanan, dan semua
perkerjaan kefarmasiaan. Oleh karena itu, Apotek wajib dipimpin oleh seorang Apotker
mempunyai tanggung jawab dalam memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat
tentang penggunaan obat yang baik.
Harapan utama dari kegiatan Prakerin ini di samping meningkatkan keahlian professional
siswa agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja agar siswa memiliki etos kerja yang
meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, dan memiliki pekerjaan yang
berkualitas, disiplin waktu, dan kerajinan dalam bekerja.

B. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Prakerin


1. Sebagai salah satu bentuk penuntasan kompetensi pembelajaran pada kurikulum
tingkat SMK pada bidang keahlian Farmasi

6
2. Agar siswa memperoleh pengalaman dilapangan sebagai manisfestasi kemampuan
akademik dan ketreampilan yang profesional dalam bidangnya
3. Mendapatkan bekal pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang pengelolaan
dan pelaksanaan pelayanan farmasi sebelum memasuki dunia kerja.
4. Melatih siswa untuk berkomunikasi secara profesional di dunia kerja yang sebelumnya.
5. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa siswi Prakerin

C.LOKASI PRAKERIN
APOTEK DEWANI berlokasi di Sebelah Utara Balai Desa Karaban Rt 03 Rw 02 Kec. Gabus
Kab. Pati Kode pos 59173
Waktu : Di Apotek Dewani dibagi menjadi 3 sift yaitu :
 Sift pagi pukul 07.30 - 13.00 WIB
 Sift siang pukul 12.00 - 17.00 WIB
 Sift malam pukul 16.00 - 21.00 WIB.

7
BAB II
URAIAN UMUM
A. Definisi Apotek

Apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1027/MENKES/SK/IX/2004 yaitu sebagai suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian,
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek Pasal 1, yang
dimaksud dengan apotek adalah saranan pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.

B. Tujuan apotek

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017, tujuan
apotek adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian diapotek.


2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kefarmasian di apotek.
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan
kefarmasian di apotek (Permenkes RI No.9/2017).

C. Tugas dan fungsi apotek

Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah:

8
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan
farmasi, antara lain obat, bahn baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat, dan obat tradisional (Bogadenta A, 2013).9

D. Peraturan perundang undangan tentang Apotek

Di Indonesia peraturan perundang - undangan tentang perApotekan telah beberapa kali


mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Peraturan perundang-undangan perApotekan
berdasarkan pada PP No.26 tahun 1980 tentang perubahan atas PP No.26 tahun 1965 tentang
apotek. Sabagai pelaksanaan PP No.25 tahun 1980,Menteri Kesehatan RI menetapkan
peraturan dengan menerbitkan Permenkes RI No.26/Menkes/Per/1981 tentang pengelolaan
dan perijinan apotek yang kemudian disempurnakan dengan permenkes RI
No.244/Menkes/SK/V/1990 tentang ketentua dan tata cara pemberian ijin apotek.
Berdasarkan pertimbangan pertimbangan kondisi kefarmasian dikeluarkan Permenkes RI No.
922/Menkes/Per/X/1993 sebagai pengganti Permenkes
e enkes RI No.26/Menkes/Per/1/1981 tentang pe 'jinan apotek yang kemudian disempurnakan
dengan permekes No.244/Menkes/SK/V/1990 tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin
apotek.. Kemudian, peraturan ini diperbarui lagi menjadi Kepmenkes RI
No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan atas Permenkes RI
No.922/Menkes/Per/X/1993, yng dikeluarkan dengan pertimbangan bahwa kondisi
kefarmasian yang salah satunya adalah apotek pada saat ini tidak sesuai lagi. Selanjutnya,
Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang standar pelayanan kefarmasian yang
berasaskan Pharmaceutical Care,KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK ' INDONESIA

9
NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan lebih
lanjut Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan perlu
ditetapkan Keputusa: Menteri Kesehatan tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker:
Menginga : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495): 2. Undang-undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839), 3 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3637): 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952), 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090): 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095): 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262):28. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/X1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan.

E. Pengelolaan Apotek
Apotek juga melakukan suatu pengelolaan yang meliputi:
1. Pembuatan,pengelolaan,peracikan,pengubahan bentuk,pencampuran,penyimpanan
dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan,penyimpanan,penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

F. Persyaratan Apotek

10
Persyaratan apotek juga diatur dalam Kepmenkes No. 278 tahun 1981 yang meliputi :
1. Meliputi ventilasi dan sistem sanitasi yang baik serta memenuhi persyaratan higienis
lainnya.
2. Memiliki penerangan yang cukup untuk menjamin pelaksanaan tugas dan fungsinya
dengan baik.
3. Memiliki sumber air yang memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.

G. Perizinan Apotek

Peraturan Menteri kesehatan nomor : 922 /MENKES /PER /X /1933 tentang ketentuan
pemberian izin apotek menteri kesehatan.
Pasal 7

1. Permohonan izin Apotek diajukan Apoteker kepada Kepala Wilayah dengan tembusan
kepala Direktur Jendral dengan menggunakan contoh Formulir Model AP.
2. .Dengan menggunakan Formulir Model AP-2, Kepala kantor Wilayah selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah menerima permohonan, wajib menugaskan
Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan untuk melakukan pemeriksaan setempat
terhadap kesiapan Apotek untuk melakukan kegiatan.
3. Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan makanan selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja
setelah penugasan dari Kepala Wilayah wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada
kepala kantor Wilayah dengan menggunakan contoh Formulir Model AP-3.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 tidak
dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan Kepada Kepala kantor Wilayah dengan tembusan kepala Direktur Jendral dan
Kepala balai Pemeriksaan Obat dan Makanan, dengan menggunakan contoh Formulir
Model AP-4.

11
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud ayat 3 atau pernyataan dimaksud ayat 4, Kepala Kantor Wilayah
mengeluarkan Surat Izin Apotek dengan menggunakan contoh Formulir AP-5.
6. Dalam hal pemeriksaan Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan dimaksud ayat 3
masih belum memenuhi syarat, Kepala Kantor Wilayah dalam waktu 12 (dua belas) hari
kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan contoh Formulir AP-6.
7. Terhadap Surat penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, Apoteker diberi
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal Surat penundaan.

Pasal 8

1. Dalam hal apoteker menggunakan sarana pihak lain, maka penggunaan sarana
dimaksud wajib didasarkan atas perjanjian kerjasama antara Apoteker dan pemilik
sarana.
2. Pemilik sarana dimaksud ayat 1 harus memenuhi persyaratan tidak pernah terlibat
dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat sebagaimana
dinyatakan dalam Surat bersangkutan.

Pasal 9

Terhadap permohonan izin Apotek yang ternyata tidak memenuhi persyaratan dimaksud
dalam pasal 5 dan atau pasal 6 atau lokasi Apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka
Kepala Kantor Wilayah dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib
mengeluarkan contoh Formulir Model AP-7.

Tempat pendirian apotek harus jelas. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi
lain di luar sediaan farmasi pada lokasi yang sama dengan pelayanan sediaan farmasi. Bila (APA)
Apoteker Pengelola Apotek menggunakan sarana pihak lain maka penggunaan sarana yang

12
dimaksud didasarkan atas perjanjian kerjasama antara apoteker dan pemilik modal apotek.
Pemilik modal apotek harus memenuhi persyaratan tidak pernah terlibat dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan dibidang obat dan hal tersebut harus dinyatakan dalam surat
pernyataan yang bersangkutan. Hal ini tertuang dalam pasal 8 KepMenKes No. 1332 tahun
2002.

Apoteker berhak memohon ijin pendirian apotek apabila telah memenuhi: persyaratan
sebagai berikut :

1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat
diperoleh setelah memiliki ijin gangguan tetangga (Hinder Ordonantie/HO) dan Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
2. Bangunan Secara teknis dinding, lantai, langit-langit, ventilasi dan sistem sanitasi harus
memenuhi persyaratan higienis serta penerangan harus cukup. Bangunan sekurang-
kurangnya memiliki ruangan khusus untuk ruangan peracikan dan penyerahan resep,
ruang administrasi dan kamar kerja apoteker serta toilet.
3. Perbekalan Farmasi Perbekalan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat asli indonesia,
bahan obat asli indonesia, kosmetik dan alat kesehatan. Obat sekurang-kurangnya
terdiri dari obat generik sesuai dengan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) untuk RS
tipe C.
4. Lain-lain yang meliputi :
a) . Surat rekomendasi dari IAI.
b) Perjanjian kerjasama dengan PMA (jika apotek bukan milik APA).
c) Harus ada AA tetap (memiliki SIK).
d) Surat pernyataan APA tidak bekerja pada perusahaan lain.
e) Perlengkapan apotek harus lengkap (lemari narkotik, etiket, buku-buku
standar, alat-alat untuk meracik,dsb).

13
5. Papan praktek apoteker Peraturan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia terkait Papan
Nama Praktik Apoteker menjadi peraturan yang mengikat bagi Apoteker yang
menjalankan praktik kefarmasian di Apotek di seluruh wilayah Indonesia. Aturan
organisasi bernomor PO. 005/ PP.IAI/1418/VII/2014 ditetapkan setelah Rapat Kerja
Nasional Ikatan Apoteker Indonesia pada tahun 2014.

Ada 7 poin penting terkait Papan Nama Praktik Apoteker :


a) Apoteker yang menyelenggarakan praktik kefarmaman di Apotek wajib memasang
pepan Gama praktik.
b) Papan nama praktik berukuran paryang 80 cm dan lebar 60cm.
c) .Bahan maternal pembuatan Papan nama dapat berupa kayu atau sejenis:
1. Kanvas
2. Stiker vinyl
3. Flexi outdoor
d. Papan nama praktik sebagaimana dimaksud harus memuat :
1) Logo ikatan apoteker indonesia
2) Nama dan atau sebutan profesional sesuai dengan surat Ijin pratik
3) Apoteker (SIPA)
4) Nomer Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA)
5) Nomer Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
6) Hari dan jam praktik
7) Nama,Alamat, dan Nomor telepon apotek
8) Selain Logo IAI dan tulisan sebagaimana point (4),tidak dibenarkan menambahkan
tulisan lain atau gambar
9) Papan nama praktik memiliki dasar putih , tulisan hitam dan apabila diperlukan,papan
nama tersebut boleh diberi penerangan yang tidak bersifat iklan
10) Papan nama praktik dipasang pada bangunan apotek (dinding atau kaca) yang dapat
terlihat dengan jelas dari luar apotek

14
H. Pengertian Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada
apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien.
Jika Resep narkotika adalah permintaan tertulis dari dokter yang telah mempunyai izin kepada
apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat golongan narkotika bagi pasien/keluarga
pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RESEP RESEP PSIKOTROPIKA


1.Resep dibuat sesuai dengan Undang-Undang
Permenkes RI, Tentang Peresepan, Pemesanan
dan Pencatatan Perbekalan Farmasi di Rumah
Sakit.

2.Dalam resep cantumkan hal berikut ini :


a.Nama dokter, No. SIP (Surat Izin Praktek),
alamat praktik dan tanda tangan dokter.
b.Tanggal penulisan Resep, asal
ruangan/poliklinik.
c.Ada / tidak adanya alergi obat pada pasien.
d.Nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan
obat, dosis dan jumlah obat, aturan pakai
obat.
e.Nama pasien, nomor rekam medis pasien,
tanggal lahir/usia pasien dan berat badan
pasien.

15
f. Resep obat Narkotika oral : Setelah dokter
selesai menulis resep, dokter menjelaskan
kepada pasien/keluarga pasien mengenai
obat-obat yang diresepkan (fungsi obat,
aturan pakai, kemungkinan efek samping
obat) lalu resep diserahkan kepada
pasien/keluarga pasien.
g. Resep obat narkotika injeksi : Setelah dokter
selesai menulis resep, dokter menjelaskan
kepada pasien/keluarga pasien mengenai
obat-obat yang diresepkan (fungsi obat,
aturan pakai, kemungkinan efek samping
obat) lalu resep diserahkan kepada perawat
untuk selanjutnya diserahkan ke Instalasi
Farmasi.
3.Perhatikan bahwa resep yang mengandung
narkotika tidak boleh diulang (iter).

16
BAB III
URAIAN KHUSUS

A. Sejarah singkat berdirinya tempat prakerin


Apotek Dewani terletak di Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati di sebelah utara
balai desa Karaban Rt 02 Rw 05 kode pos 59173.
Dewani berasal dari bahasa sansekerta yang artinya dewa yang menjadi manusia. Tahun 2008
apotek didirikan yang mendirikan apotek tersebut yaitu Bapak Purnomo. Beliau bekerja sama
dengan Bapak Adi Sunaryo beserta Apotekernya Ibu Arti Lestari sampai 2017 dan kemudian
apoteknya di nyatakan tutup. Dibuka lagi oleh Bapak Purnomo dan Apoterknya Ibu apt.Nurul
Susilowati,S.Farm. sampai sekarang dan dibantu 3 karyawan yaitu Ibu Anis Dwi Martono , Ibu
Indra Wahyuni , Ibu Nadiya Kumaeroh.

B. Struktur organisasi tempat prakerin


Struktur Organisasi APOTEK DEWANI

PSA
PURNOMO

C. Pengelolaan

17
Untuk dapat mengelola pasien dengan baik perlu dilakukan pengelolaan apotek secara
profesional. Strategi pengelolaan pasien yang dapat dilakukan di apotek antara lain adalah:
a. Konseling
Dalam kondisi konseling diperlukan teknik komunikasi yang baik,familiar dan terbuka.
Konseling ini cukup penting karena akan mendorong pasien untuk lebih memahami
tentang penyakit yang diderita dan pengobatan yang dilakukan.
Keuntungan konseling bagi pasien antara lain :
1. Mengurangi kesehatan dalam penggunaan obat
2. Mengurangi ketidak tahuan pasien
3. Mengurangi reaksi obat yang merugikan
4. Memberi kepastian bahwa obat yang diberikan pasien
5. Memberikan penjelasan tambahan kepada pasien tentang penyakit pasien
6. Membantu pasien dalam pengobatan sendiri
7. Memberikan bantuan dalam situasi yang tidak berhubungan dengan obat, nisalnya
dengan mambantu meringankan beban psikologis,masalah KB dan lain - lain.

b. Analisa pasar dengan memahami perilaku konsumen

18

Anda mungkin juga menyukai