Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


APOTEK LESTARI PALEMBANG

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. Nurul Aisyah


2. Safaruddin

KELAS : XII FARMASI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMASI


PEMBINA PALEMBANG
JL. BAMBANG UTOYO NO. 179 NO TELP (0711-710348)
TAHUN AJARAN 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK LESTARI PALEMBANG
16 OKTOBER 2023-12 NOVEMBER 2023

NAMA : 1. Nurul Aisyah


2. Safaruddin
KELAS : Xll FARMASI
SEKOLAH : SMK FARMASI PEMBINA PALEMBANG
JUDUL : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI APOTEK
LESTARI PALEMBANG

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun untuk :


1. Untuk memenuhi tugas akhir dari Praktek Kerja Lapangan.
2. Agar dapat menyusun semua laporan tentang kegiatan yang
dilaksanakan selama mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan.

Palembang, Desember 2023

Mengetahui
Kepala Sekolah SMK Farmasi Pembina

Erlina Oktaviany, STP

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI APOTEK LESTARI PALEMBANG
16 OKTOBER 2023-12 NOVEMBER 2023

Setelah kami membaca, mengoreksi serta mengadakan perbaikan,


Laporan Praktek Kerja Lapangan yang disusun oleh siswa/i :

NAMA : 1. Nurul Aisyah


2. Safaruddin
KELAS : Xll FARMASI
SEKOLAH : SMK FARMASI PEMBINA PALEMBANG
JUDUL : LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI APOTEK
LESTARI PALEMBANG

Dapat diterima dan disetujui oleh Sekolah Menengah Kejuruan


Farmasi Pembina Palembang Tahun Ajaran 2023/2024 untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan tingkat akhir bagi para
siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Pembina Palembang
Demikianlah harapan kami, semoga Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Desember 2023


Pembimbing

Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas


rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di APOTEK KENTEN
MEDIKA PALEMBANG.
Dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan yang kami
laksanakan ini banyak hal yang telah kami dapatkan untuk menambah
pengetahuan dan memberikan pengalaman tentang peranan Asisten
Apotekerdi Apotek dan sebagai perbandingan antara pengetahuan secara
teori yang di dapat di sekolah dengan praktek yang kami dapatkan di
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu kami mohon maaf atas
kekurangan kami.
Penyusunan laporan ini melibatkan banyak pihak yang telah
membantu, mendukung, mengarahkan serta memberikan masukan
terhadap penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Kepada Ibu Erlina Oktaviany, STP, selaku kepala Sekolah
Menengah Kejuruan Farmasi Yayasan Pembina Palembang.
2. Kepada Ibu Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes, selaku
pembimbing dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan.
3. Kepada Ibu Fitrianti, S.Farm , selaku pemilik Apotek Lestari
Palembang.
4. Kepada Ibu Apt. Risky Mindasari, S.Farm, selaku Apoteker
Pengelola Apotek yang sering member masukan dan saran yang
bermanfaat.

iv
5. Kepada Asisten Apoteker yang telah banyak membantu
mengarahkan dan membimbing kami selama melakukan Praktek
Kerja Lapangan.
6. Kepada Dewan Guru dan Staff Tata Usaha SMK Farmasi Pembina,
ang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini, dimana telah bersedia memberikan pengarahan,
bimbingan serta bantuannya.
7. Kepada Orang tua dan teman-teman yang ikut serta mendoakan
dan membantu dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja
Lapangan.

Atas segala bantuannya kami berharap semoga laporan ini


bermanfaat bagi adik tingkat, pendidikan dan bagi kita semua dalam
rangka mensukseskan program pemerintah dibidang pembangunan
kesehatan masyarakat Indonesia.

Palembang, Desember 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................ iv
DAFTAR ISI..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1
A. Latar Belakang.......................................................... 1
B. Tujuan PKL............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan Laporan PKL................................ 2
D. Konsep Dasar PKL.................................................... 3
E. Waktu dan Lahan PKL.............................................. 3
1. Waktu Pelaksanaan PKL.................................... 3
2. Lahan Pelaksanaan PKL.................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM APOTEK Lestari.......................... 4


A. Sejarah Apotek Lestari.............................................. 4
B. Struktur Organisasi Apotek Lestari........................... 7
1. Pembagian Tugas Apotek.................................. 8
2. Perlengkapan...................................................... 9
C. Disiplin Kerja Apotek Lestari..................................... 9
a) Penyimpanan, Pengeluaran, dan Penerimaan
Obat.................................................................... 9
b) Pembagian Ruangan.......................................... 10
c) Jenis-jenis Pelayanan......................................... 11
d) Pemesanan Obat................................................ 12
e) Pencatatan dan Pelaporan Obat ....................... 14

vi
f) Pemusnahan an Penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai........ 15
g) Obat Yang Di Jual Di Apotek Lestari.................. 15
D. KEGIATAN SELAMA PKL......................................... 16

BAB III PENUTUP....................................................................... 18


A. KESIMPULAN........................................................... 18
B. SARAN...................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 20
LAMPIRAN....................................................................................... 21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian dan menyalurkan perbekalan farmasi
kepada masyarakat. Apotek mempunyai dua fungsi, yaitu : sebagai unit
pelayanan kesehatan, apotek berkewajiban menyiapkan obat-obatan
tertentu, aman, merata, dan terjangkau oleh masyarakat, memberikan
informasi tentang penggunaan obat secara rasional demi kesejahteraan
pasien. Kedua, sebagai institusi bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan mengingat dana yang di pergunakan untuk usahanya cukup
besar. Menurut Undang-undang Permenkes Nomor 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
apoteker. Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Apotek Lestari Palembang merupakan kegiatan
pelatihan bagi siswa-siswi dalam upaya memberikan pengalaman serta
penjabaran disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu kefarmasian sebagai
calon Asisten Tenaga Kefarmasian (ATK) yang diharapkan dapat
menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan juga memberikan
keterampilan agar siswa-siswi mampu menerapkan teori-teori yang
diperoleh di sekolah dengan kegiatan yang ada di lapangan seperti
perencanaan dan perbekalan farmasi, pembuatan, pengolahan, peracikan
sampai penyerahan obat kepada pasien. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini dilaksanakan untuk membantu siswa-siswi dalam memahami berbagai
aspek kegiatan pelayanan kefarmasian.

1
Selama Praktek Kerja Lapangan di Apotek yang efektif berjalan
selama 4 Minggu, siswa-siswi diharapkan mampu bekerja dan belajar
secara mandiri pada bidang keahliannya, yaitu kefarmasian, Kefarmasian
adalah pembuatan termasuk penelitian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, pelayanan, penyimpanan,dan pendistribusan
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, dan obat tradisional.

B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan


1. Mengetahui strategi pengadaan, pengelolaan obat, dan pelayanan
pembekalan farmasi.
2. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan
mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan program pendidikan yang di tetapkan.
3. Mendapatkan ilmu pengetahuan tentang pelayanan resep di
apotek.
4. Meningkatkan keterampilan yang membentuk kemampuan
peserta didik sebagai bekal untuk memasuki kerja lapangan
sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang telah
ditetapkan.
5. Mengenal kegiatan program kesehatan masyarakat secara
menyeluruh baik dari Aspek Administrasi maupun Sosial Budaya.

C. Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


1. Untuk memenuhi tugas akhir sekolah.
2. Memantapkan pandangan dan pengalaman siswa/siswi akan
bermacam-macam kerja dengan segala objeknya.
3. Membiasakan siswa/siswi dalam Praktik Kerja Lapangan sebagai
persiapan terjun langsung dimasyarakat.
4. Meningkatkan pengetahuan agar bisa lebih profesional dan lebih
produktifitas.

2
5. Diharapkan peserta didik mampu memahami dan mengembagkan
pelajaran yang didapatkan dari sekolah dan menerapkannya pada
Praktik Kerja Lapangan.

D. Konsep Dasar Praktik Kerja Lapangan


Adapun konsep dasar praktik kerja lapangan di Apotek Lestari
Palembang :
1. Melayani pembelian obat bebas dan obat bebas terbatas.
2. Melayani penerimaan resep dokter baik umum maupun BPJS.
3. Menyediakan obat, alat kesehatan, perlengkapan bayi, dan
beberapa obat herbal.
4. Memberikan informasi yang tepat tentang obat.

E. Waktu dan Lahan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tempat yang dipakai sebagai tempat praktik kerja lapangan
sebagai berikut :
1. Waktu Pelaksanaan PKL
Waktu pelaksanaan di Apotek Lestari Palembang terbagi menjadi
dua shift yaitu pagi dan siang, untuk shift pagi mulai dari pukul
09:00 wib sampai pukul 17:00 wib, dan untuk yang shift siang
mulai dari pukul 13:00 wib sampai pukul 19:00 wib.
2. Lahan Pelaksanaan PKL
Apotek Lestari Palembang Alamat : Jalan Sakti Wiratama Grand
Flower 2 Blok A-16 Rt 026 Rw 002 Kelurahan Srimulya
Kecamatan Sematang Borang Palembang Sumatera Selatan.

3
BAB II
APOTEK LESTARI
(16 OKTOBER 2023-12 NOVEMBER 2023)

A. Sejarah Apotek Lestari

Gambar 1 Apotek Lestari

Apotek Lestari didirikan pada tanggal 1 Desember 2018 dan mulai


beroperasi pada tanggal 7 Februari 2019, terletak di Jalan Sakti Wiratama
Grand Flower 2 Blok A-16 RT.026 RW.002 Kelurahan Srimulya
Kecamatan Sematang Borang Kota Palembang, Provinsi Sumatera
Selatan.
Pemilik Apotek Lestari adalah Fitrianti S.Farm dan Apoteker
Pengelola Apotek adalah Apt. Risky Mindasari, S.Farm. Apotek Lestari
juga mempunyai beberapa Asisten Apoteker. Sejak tanggal 7 Februari
2019 Apotek Lestari siap melayani dan membantu masyarakat dalam
mendapatkan obat-obatan yang dibutuhkan. Biasanya Apotek Lestari lebih
ramai pada sore hingga malam hari. Apotek Lestari melayani resep dari
dokter juga menyediakan klinik yang memudahkan masyarakat untuk
berobat. Biasanya Apotek ini lebih ramai pasien dan pembeli pada sore
hingga malam hari.

4
Apotek Lestari memiliki perlengkapan sebagai berikut :
1. Alat pembuatan, peracikan, dan pengolahan.
2. Lemari khusus tempat penyimpanan Narkotika dan Psikotropika
3. Tempat penyimpanan obat seperti suppositoria dan lain
sebagainya
4. Kumpulan undangan-undangan yang bersangkutan dengan
Apotek.
5. Tempat penyimpanan resep-resep obat.
6. Tempat penimpanan obat seperti suppositoria, injeksi, dan lain-
lain.
Apotek adalah salah satu diantara tempat dilakukan pekerjaan
Kefarmasian dan penyaluran perbekalan Farmasi kepada masyarakat,
pelaksanaan tidak terlepas dari ketentuan UU. No. 07 Tahun 1963 tentang
Farmasi dan UU. No. 23 Tahun 1992 tentang pokok kesehatan. Untuk
mendirikan sebuah Apotek maka harus mendapat izin dari Pemerintah
Provinsi Kota/Kabupaten.
Sesuai dengan peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 2016,
mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek sebagai berikut :
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian oleh Apoteker.
2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian
dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan
sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
4. Resep adalah permintaan tertlis dari dokter atau dokter gigi,
kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku.

5
5. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika.
6. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi.
7. Keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
8. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
9. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yayng daftar
produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan.
10. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
11. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalanin Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri
atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
12. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian
Kesehatan yang bertanggung jawab di bidang kefarmasian dan
alat kesehatan.
13. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjunya
disingkat Kepala BPOM adalah Kepala Lembaga Pemerintah
Non Kementerian yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.

6
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Apotek Lestari sebagai berikut :

Pemilik Apotek Lestari

Fitrianti S.Farm

Apoteker Pengelola Apotek

Apt. Risky Mindasari M.Kes

Tenaga Teknis Kefarmasian

1. Fia Maretha Rahma, Amd.Farm


2. Besse Mawaddah A.W, Amd.Farm

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Apotek Lestari

7
1. Pembagian Tugas Apotek
a. Pemilik Sarana Apotek (PSA)
Adapun tugas dan kewajiban PSA antara lain:
1) Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh kegiatan apotek.
2) Mengawasi seluruh kegiatan karyawan, penjualan dan
pembelian obat.
3) Memeriksa laporan-laporan harian, bulanan dan tahunan dari
bagian laporan keuangan, laporan resep, detail faktur, dan
pembelian obat.
b. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Adapun tugas dan kewajiban APA antara lain :
1) Mengelola apotek
2) Melakukan konsultasi resep atau obat dengan pasien
3) Bertanggung jawab pada masalah teknis
4) Mengontrol dan membuat laporan pengeluaran Obat Keras
Terlarang (OKT).
c. Tenaga Teknis Kefarmasian
Adapun tugas dan kewajiban Tenaga Teknis Kefarmasian,
antara lain :
1) Melakukan pemeriksaan Apotek.
2) Menyusun produk farmasi yang didistribusikan dari gudang
apotek.
3) Melakukan peracikan obat.
4) Melayani pembelian obat di apotek.
5) Menyerahkan produk pada pasien
2. Perlengkapan
Perlengkapan yang ada di Apotek Kenten Medika antara lain :
1) Lemari khusus penyimpanan obat Narkotika dan Psikotropika
2) Farmakope Indonesia dan ISO edisi terbaru dan buku-buku lain
yang ditetapkan oleh pemerintah.
3) Alat pembuatan, pengelolaan dan peracikan.

8
4) Kumpulan Undang-Undang yang bersangkutan dengan Apotek.

C. Disiplin Kerja
a. Penyimpanan, Pengeluaran, dan Penerimaan Obat
Obat-obat di Apotek disimpan dan disusun berdasarkan efek
farmakologis dan juga berdasarkan bentuk sediaan obat. Untuk
obat paten disimpan dan disusun berdasarkan abjad. Letak obat
bebas, herbal, dan alat kesehatan diletakkan pada bagian depan
apotek, sedangkan obat paten dan generik disimpan pada bagian
dalam apotek. Untuk obat-obatan Narkotika dan Psikotropika tidak
tersedia di apotek.
Setiap obat yang dikeluarkan atau pembelian obat dengan
resep harus dicatat pada kartu stok obat, termasuk obat yang
dibeli tanpa resep juga dicatat pada buku pengeluaran obat.
Pencatatan pada stok obat ini berfungsi sebagai berikut :
1) Sebagai dokumen yang harus disimpan ydan dipelihara
selama 10 tahun.
2) Sebagai informasi penerimaan dan pengeluaran obat.
3) Sebagai informasi pemesanan obat.
Obat yang diterima Apotek yang harus diperiksa dahulu
apakah sesuai dengan surat pesanan. Bila sudah diperiksa maka
sales akan memberikan lembar penerimaan/faktur yang harus di
cap dan di paraf oleh Asisten Apoteker. Lalu Apotek akan
menerima faktur sementara karena cara pembayaran di Apotek
dilakukan secara berjangka waktu minimal 30 hari/1 bulan.
b. Pembagian Ruangan
Jumlah ruangan yang ada di Lestari ini ada beberapa ruangan
yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda antara lain :
1) Ruang Tunggu Tempat dimana pasien menunggu obat yang
akan dibeli atau sedang diracik.
2) Ruang Penerimaan Resep

9
Ruang ini digunakan untuk melayani resep yang masuk atau
tempat penjualan obat-obatan yang dijual bebas disusun
berdasarkan efek farmakologis dan juga didasarkan bentuk
sediaan obat.
3) Ruang Peracikan dan Penyimpanan Obat
Ruangan yang berfungsi sebagai tempat peracikan atau
penyimpanan obat-obatan maupun alat kesehatan. Obat-
obatan yang tersimpan didalam ruangan ini disusun
berdasarkan Abjad, Bentuk sediaan, dan Golongan seperti
Generik dan Paten.
c. Jenis-jenis Pelayanan
Apotek Lestari melayani pembelian obat secara :
1) Dengan Resep Dokter
a) Proses pelayanan resep dokter yang dilakukan yaitu :
(1) Resep diterima oleh Asisten Apoteker.
(2) Kemudian Asisten Apoteker mengecek stok
ketersediaan obat.
(3) Jika stok obat tersedia, maka Asisten Apoteker akan
mengkonfirmasi kepada konsumen bahwa obat
tersebut ada dan memberikan detail harga resep
untuk disetujui.
(4) Apabila konsumen sudah menyetujui, obat akan
segera disiapkan.
(5) Lalu Asisten Apoteker akan menyerahkan dan
menjelaskan aturan pemakaian obat kepada
konsumen.
2 ) Tanpa Resep Dokter
Pembelian obat atau permintaan obat dengan cara
langsung tanpa harus diracik dan tidak menggunakan resep
dokter. Biasanya obat yang dibeli merupakan obat bebas atau
obat yang dijual secara bebas.

10
Pelayanan di Apotek Kenten Medika antara lain :
a) Melayani resep Umum, BPJS dan racikan.
b) Melayani obat-obatan tanpa resep dari dokter atau
pembelian biasa.
c) Melayani pembelian alat kesehatan.

d. Pemesanan Obat
Pada pemesanan obat-obatan yang dibutuhkan seperti obat
bebas, obat keras, obat bebas terbatas, dan juga termasuk alat
kesehatan dipesan melalui PBF dengan memberitahukan melalui
sales yang datang ke apotek atau juga bisa melalui telfon. Untuk
menghindari kadaluwarsa obat dan juga disebabkan banyaknya
PBF yang terdapat di Palembang pesanan obat di Apotek Lestari
dilakukan setiap hari disebabkan karena obat yang tersedia dalam
jumlah yang sangat kecil.
Khusus untuk pemesanan obat golongan Narkotika
mempunyai Surat Pesanan khusus yang terdiri dari empat
rangkap. Adapun empat rangkap tersebut terdiri dari empat warna
yaitu putih, merah, biru, dan kuning.
Macam-macam Surat Pesanan obat yaitu :
1) Surat Pesanan Obat Biasa
Dalam pembuatan SP ini boleh diisi dengan Obat dan
Alkes sekaligus Obat umum disini yaitu obat yang bukan
tergolong ke dalam Narkotika, Psikotropika, Prekursor.
Contohnya obat bebas, bebas terbatas, ataupun obat kera.
Sedangkan alkes yaitu Alat Kesehatan yang termasuk bahan
medis habis pakai. SP ini terdiri dari 2 rangkap surat pesanan.
Dimana rangkap pertama warna putih untuk PBF, dan
rangkap ke-2 warna merah muda untuk arsip apotek.

11
2) Surat Pesanan Obat Prekursor
Prekursor memiliki kesamaan dengan SP Psikotropika,
dimana dalam satu SP hanya berisi satu golongan saja yaitu
prekursor. Akan tetapi di dalam ini SP prekursor harus
terdapat nama obat beserta isi dan zat khasiatnya.
SP Prekursor terdiri dari 2 rangkap surat pesanan.
Dimana rangkap pertama warna putih untuk PBF, dan
rangkap ke-2 warna biru untuk arsip apotek.
3) Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu (OOT)
Surat Pesanan ini hanya untuk memesan Obat Obat
Tertentu (OOT), Surat Pesanan Obat Obat Tertentu (OOT)
terdiri dari 2 rangkap surat pesanan. Dimana rangkap pertama
berwarna putih untuk PBF dan rangkap ke-2 berwarna biru
untuk arsip apotek. Kriteria obat-obat tertentu terdiri atas obat
atau bahan yang mengandung : Tramadol, Triheksifenidil,
Klopromazin, Amitripilin, Haloperidol, dan Dextromethorpan.
4) Surat Pesanan Psikotropika
SP Psikotropika terdiri dari 2/3 rangkap surat pesanan.
Dimana rangkap pertama berwarna putih untuk PBF, dan
rangkap ke-2 warna merah muda untuk arsip apotek. Atau
rangkap pertama warna putih untuk PBF, rangkap ke-2 warna
kuning untuk arsip apotek, dan rangkap ke-3 warna merah
muda untuk arsip apotek.
5) Surat Pesanan Narkotika
SP Narkotika terdiri dari 4 rangkap surat pesanan
khusus, dikenal dengan nama Formulir N-9. Dimana rangkap
pertama berwarna putih untuk PBF, rangkap ke-2 warna biru
untuk BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), rangkap
ke-3 warna merah muda untuk DINKES kab/kota, dan rangkap
ke-4 warna kuning untuk arsip apotek.

12
Berdasarkan peraturan yang berlaku, pemesanan
Narkotika hanya bisa dipesan di PBF Kimia Farma saja. Dan
di setiap surat pesanan hanya bisa membeli satu jenis
kandungan obat.
Dalam membuat pemesanan, Apoteker harus mengisinya
dalam surat pasanan Narkotika resmi dari PBF Kimia Farma.
Sehingga untuk Apotek baru yang belum memiliki Surat
Pesanan, harus mengajukan Surat Pesanan sementara
kepada DINKES kab/kota.

e. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai apabila :
1) Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan.
2) Telah kadaluwarsa.
3) Dicabut izin edarnya.
4) Produk tidak memenuhi persyaratan mutu.
Tahapan pemusnahan Obat terdiri dari :
1) Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai.
2) Medis Habis Pakai yang akan dimusnahkan.
3) Menyiapkan berita acara pemusnahan.
4) Mengoordinasikan jadwal, metode, dan tempat pemusnahan
kepada pihak terkait.
5) Menyiapkan tempat pemusnahan.
6) Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk
sediaan serta peraturan yang berlaku.
Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya

13
dicabut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan oleh BPOM atau pabrik asalnya.
f. Obat yang ada di Apotek Lestari
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh dibeli tanpa resep
dokter. Obat bebas dikenal juga dengan obat OTC, terdiri atas
obat bebas dan obat bebas terbatas. Dan juga obat bebas
dapat diperoleh di warung-warung. Obat bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
Contoh obat :
(a) Antasida Doen
(b) Bodrex
(c) Panadol
(d) Oralit
(e) Paracetamol 500 mg
(f) Dll
2) Obat Keras
Obat Keras adalah obat yang hanya boleh dibeli
menggunakan resep dokter. Tempat penjualan di apotek.
Obat keras ditandai dengan lingkaran merah yang bertuliskan
huruf K ditengahnya. Contoh obat :
(a) Amlodiphine 5 mg & 10 mg
(b) Amoxicillin 500 mg
(c) Allopurinol 100 mg & 300 mg
(d) Mefinal
(e) Voltadex
(f) Dll
3) Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli
secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun

14
mempunyai peringatan khusus saat menggunakannya. Obat
Bebas Terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru.
Contoh obat :
(a) Decolgen
(b) Antimo
(c) Alleron
(d) Vicks Formula 44
(e) Siladex
(f) Dll
4) Salep dan Bedak
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, salep adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Sedangkan bedak adalah bubuk
yang digunakan sebagai kosmetik mempercantik muka atau
sebagai obat kulit. Contoh :
(a) Ketoconazole Salep
(b) Bioplacenton salep
(c) Bedak Salicyl
(d) Betamethasone Salep
(e) Dll
5) Jamu
Pengertian jamu dalam Permenkes No.
003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan yang
berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut. contoh :
(a) Tolak Angin
(b) Antangin
(c) Diapet Kapsul
(d) Dll
6) Alat Kesehatan

15
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1191/MENKES/PER/VII/2010 Kesehtan adalah
instrument, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Contoh :
(a) Masker
(b) Thermometer
(c) Hansaplast
(d) Pompa Asi
(e) Alat Kontrasepsi
(f) Kassa Pembalut
(g) Opposite
(h) Alkohol Swab
(i) Dll

D. Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Adapun kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan di
Apotek Lestari :
1. Menuliskan etiket.
2. Mengambil obat dari lemari obat generik dan paten.
3. Menghitung data pemasukan bulanan apotek.
4. Membaca resep.
5. Meracik obat, Meracik obat dan mengkapsul obat
6. Membuat SP Prekursor, Obat-Obat Tertentu (OOT), dan SP biasa
7. Membantu melayani pasien serta menyerahkan obat kepada
pasien dan menjelaskan aturan pakainya.
8. Menulis stok obat yang masuk.
9. Menulis stok obat yang keluar.

16
10. Mengecek expired date, batch dan jumlah barang masuk
berdasarkan faktur.
11. Belajar membuat display produk.
12. Menerima resep dari pasien.
13. Stock Opname.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Apotek
Lestari selama 4 minggu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Apotek adalah toko atau tempat menjual, meracik dan membeli
obat berdasarkan resep dokter maupun diperjualkan secara bebas
atau tanpa resep dokter. Apotek juga merupakan tempat apoteker
melakukan praktik profesi farmasi.
2. Pelayanan farmasi di apotek adalah pelayanan yang memberikan
pelayanan medis kepada seorang pasien yang bertujuan untuk
pengamatan diagnosis serta pengobatan rehabilitas dan pelayanan
kesehatan lainnya.
3. Pelayanan farmasi di gudang farmasi adalah dengan cara
memberikan pelayanan dukungan terhadap kegiatan produksi dan
operasi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan
baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
4. Pada umumnya apotek di kepalai oleh apoteker. Apoteker
bertanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan dunia
farmasi di apotek. Apotek memiliki tugas mengelola, mulai dari
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan,
penjualan dan pelayanan langsung kepada pasien.
5. Apoteker di Lestari telah melaksanakan tugasnya dengan baik
dalam hal mengkoordinasikan karyawan, begitu pula dengan
asisten apoteker yang telah memberikan kualitas yang baik.

18
B. Saran
1. Untuk SMK Farmasi Pembina agar pelaksanaan PKL dilakukan
pada waktu yang lebih lama supaya siswa/siswi dapat lebih
memahami perannya di bidang kefarmasian sebagai seorang
asisten apoteker.
2. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya
agar dapat memberikan bekal tambahan bagi siswa/siswi SMK
Farmasi Pembina agar mampu bersaing di dalam dunia kerja dan
mampu mencetak siswa/siswi yang profesional di bidang
kefarmasian sehingga membawa nama baik sekolah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1997, Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1997


tentang Narkotika.

Anonim, 1997, Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997


tentang Psikotropika.

Anonim, 2009, Undang-undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009


tentang Narkotika.

Anonim, 2015, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3


Tahun 2015 tentang. Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor.

Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35


Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Anonim, 2013, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan


Republik Indonesia No. 40 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pengelolaan Prekursor Farmasi dan Obat mengandung Prekursor
Farmasi.

Anonim Depkes Bimbingan Teknis Pengelolaan obat Publik dan


Perbekalan Farmasi.

binfar. depkes.go.id Pengelolaan Obat – HISFARMA.

http//sites.google.com Menuju Swamedikasi Yang Aman.

20
LAMPIRAN

1. Rak penyimpanan obat paten

Gambar 2

2. Rak penyimpanan obat generik, salep, obat tetes mata, dan juga
gudang penyimpanan obat.

Gambar 3

21
3. Lemari penyimpanan obat narkotika dan psikotropika

Gambar 4

4. Rak Obat Syrup, Masker, dan Alkes

Gambar 5

22
5. Tempat Penyimpanan Obat Expired Date dan Tempat
Penyimpanan Perlengkapan Racikan dan Pot obat.

Gambar 6

23
6. Rak obat bebas atau warung

Gambar 7

7. Rak obat herbal, Perlengkapan Baby, Dan Alkes

Gambar 8

24
25
8. Kartu Stok

Gambar 9

9. Etiket Putih Untuk Obat Oral

Gambar 10

26
10. Etiker Biru Untuk Obat Luar

Gambar 11

11. Salinan Resep

Gambar 12

27
12. Faktur

Gambar 13

13. Faktur Pajak

28
Gambar 14

14. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu (OOT)

Gambar 15 Gambar 15.1

15. Surat Pesanan Obat Prekursor

29
Gambar 16 Gambar 16.1

16. Surat Pesanan Biasa

Gambar 17

17. Form Monitoring Suhu Kulkas

Gambar 18

30
18. Form Monitoring Suhu Ruang

Gambar 19

19. Form Monitoring Suhu Udara

31
Gambar 20

20. Meja Racik

Gambar 21

21. Meja PSA/Apoteker

32
Gambar 22

33
KEGIATAN SELAMA PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Gambar 23
Merapikan Obat

Gambar 23.1
Mengecek Ed, Batch, Dan Jumlah Barang Masuk
Berdasarkan Faktur

34
Gambar 23.2 Gambar 23.3
Menulis Surat Pesanan OOT Menyusun Faktur Pajak

Gambar 23.4 Gambar 23.5


Melayani Konsumen Mencatat Monitoring Suhu
Kulkas, Suhu Udara, Dan
Suhu Ruang

35
Gambar 23.6
Membuat Display Produk

Gambar 23.7
Membuat Surat Pesanan Biasa

36

Anda mungkin juga menyukai