Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PELAYANAN RESEP PADA POLIKLINIK ANAK


DI INSTALASI FARMASI
RSIA RESTI MULYA

Disusun Oleh:
Nama : Menik Salsabil Danisah
NIS : 17025
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PELAYANAN RESEP PADA POLIKLINIK ANAK
DI INSTALASI FARMASI
RSIA RESTI MULYA

Disusun Oleh:
Nama : Menik Salsabil Danisah
NIS : 17025
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI RSIA RESTI MULYA

Jakarta, Agustus 2019


Kepala Instalasi Farmasi,

Renika Febri Anjasari, S.Farm., Apt.


LEMBAR PENGESAHAN
OLEH
KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
CARAKA NUSANTARA

Jakarta, Agustus 2019


Kepala Sekolah,

Drs. Hendra Nanto W., Apt.


PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan anugerah yang
diberikan kepada hamba-Nya. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas
tentang laporan yang berjudul “Pelayanan Resep pada Poliklinik Anak di Instalasi
Farmasi RSIA Resti Mulya”. Laporan ini disusun bertujuan untuk menambah
wawasan penulis mengenai praktik kerja lapangan yang sudah dilakukan oleh
penulis. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis
agar penulis dapat menyelesaikannya dengan baik dan maksimal.
2. Bapak Drs. Hendra Nanto W., Apt., selaku kepala SMK Caraka Nusantara.
3. Staf dan karyawan SMK Caraka Nusantara yang telah membantu penulis
dalam menyusun laporan ini.
4. Kakak Renika Febri Anjasari S.Farm., Apt. selaku pembimbing PKL penulis
yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan PKL dan dalam
menyusun laporan.
5. Kakak-kakak pembimbing yang berada di Instaasi Farmasi di RSIA Resti
Mulya yang telah membantu dan membimbing penulis selama PKL.
Masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat, maupun isi. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya walaupun masih ada beberapa kesalahan.

Jakarta, Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING PRAKTIK KERJA


LAPANGAN DI RSIA RESTI MULYA
LEMBAR PENGESAHAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN CARAKA NUSANTARA
PRAKATA................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan.................................................1
B. Manfaat Praktik Kerja Lapangan.............................................................1
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan......................2
D. Tujuan Penulisan Laporan.......................................................................2
E. Rumusan Masalah...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit..............................................................3
B. Gudang Farmasi....................................................................................3
C. Resep.....................................................................................................5
D. Alat Kesehatan......................................................................................5
E. Perbekalan Farmasi...............................................................................6
F. Perbekalan Kesehatan...........................................................................6
G. Obat.......................................................................................................6
H. Dosis......................................................................................................6
I. Efek Samping..........................................................................................6
BAB III ANALISA RESEP DOKTER....................................................................8
A. Contoh Lembar Resep Dokter...............................................................8
B. Kelengkapan Resep...............................................................................9
C. Uraian Obat Dalam Resep.....................................................................9
D. Wadah Pengemasan dan Aturan Pemakaian Obat..............................13

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................14
A. Hasil Skrining Resep...........................................................................14
B. Penerimaan Resep...............................................................................14
C. Kelengkapan Resep.............................................................................15
D. Penyediaan dan Peracikan Obat..........................................................15
E. Penjelasan PIO yang Spesifik.............................................................16
F. Perbekalan Farmasi yang Sering dijual pada Poliklinik Anak............18
G. Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan di RSIA Resti Mulya.......19
BAB V PENUTUP.................................................................................................21
A. Simpulan................................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Obat Kapsul/Tablet


Lampiran 2. Etiket Obat Sirup
Lampiran 3. Etiket Obat Luar
Lampiran 4. Copy Resep
Lampiran 5. Bungkus Puyer

iv
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Kelengkapan Resep..................................................................................9

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lembar Resep.......................................................................................8

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah sebuah pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Kerja yang relevan dengan
kompetensi keahlian yang dimilikinya masing-masing, dalam upaya
meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga menambah
pengetahuan untuk memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat
dalam persaingannya seperti saat ini, selain itu dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perubahan baru yang diciptakan guna
menunjang banyaknya permintaan dalam dunia kerja sehingga menimbulkan
perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenaga kerja dituntut
bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka, tetapi juga harus lebih
fleksibel dan berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung dengan
keterampilan yang kompeten, maka dengan adanya kegiatan praktik kerja
lapangan, siswa dan siswi dapat mengasah dan juga megimplementasikan
materi yang didapatkannya di sekolah langsung ke dunia kerja yang sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi
yang siap memasuki dunia kerja, tentunya hal itu tidak dapat diraih dengan
mudah, tidak hanya dengan belajar berbagai teori yang berada di sekolah,
namun seorang siswa atau siswi harus belajar mengenai bagaimana lingkungan
yang berada di dunia kerja dan tentunya bagaimana pekerjaaan yang akan
dihadapinya nanti selepas lulus dari sekolah.

B. Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Adapun manfaat yang diangkat dari praktik kerja lapangan, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui atau mengenal dunia kerja.
2. Memiliki pengalaman dalam dunia kerja.
3. Mendapatkan wawasan yang lebih luas dalam hal dunia kerja.
2

4. Mengasah kemampuan yang sudah dipelajari di sekolah baik praktik


maupun teori.
5. Dapat mengetahui alat-alat kesehatan.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan, yaitu sebagai
berikut:
1. Waktu : -Shift 1: 07.00-14.00 WIB.
-Shift 2: 13.00-20.00 WIB.
2. Tempat : Instalasi Farmasi RSIA Resti Mulya.

D. Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan penulisan laporan praktik kerja lapangan, yaitu sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi mengenai komposisi obat dan khasiat obat kepada
pembaca.
2. Menambah wawasan kepada penulis terhadap penyakit yang banyak diderita
oleh pasien anak-anak.
3. Memberikan informasi tentang cara menjelaskan pemakaian obat terhadap
pasien kepada penulis dan pembaca.

E. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam praktik kerja lapangan, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa sajakah obat-obatan yang diresepkan pada poliklinik anak?
2. Apa sajakah penyakit yang sering diderita pada pasien anak?
3. Bagaimana cara menjelaskan pemakaian atau penggunaan obat kepada
pasien?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
atau bagian dari suatu Rumah Sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan
dibantu oleh beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat, atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian. Di lain pihak IFRS merupakan sumber penerimaan
bagi rumah sakit. Fungsi instalasi rumah sakit antara lain:
1. Menyediakan obat-obatan untuk unit perawatan dan bidang-bidang lain.
2. Mengarsipkan resep-resep baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap.
3. Membuat obat-obatan.
4. Menyalurkan, membagikan obat-obatan narkotika dan obat yang
diresepkan.
5. Menyimpan dan membagikan preparat-preparat biologis.
6. Membuat, menyiapkan, mensterilkan preparat parenteral.
7. Menyediakan serta membagikan keperluan-keperluan tersebut secara
profesional.

B. Gudang Farmasi
Gudang Farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Di rumah sakit pun diperlukan
gudang farmasi yang berfungsi untuk menyimpan obat-obatan dan alat-alat
kesehatan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi instalasi farmasi di
rumah sakit terssebut.
Gudang farmasi mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan yang
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi
yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang
terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang
4

aman dari pencuri dan mempermudah pengawasan stok. Gudang farmasi


berperan sebagai jantung dari menjemen logistik karena sangat menetukan
kelancaran dari pendistribusian. Oleh karena itu, maka metode pengendalian
persediaan atau inventori control diperlukan, dipahami dan diketahui secara
baik.
Dalam hal ini Gudang Farmasi memiliki fungsi seperti penerimaan,
penyimpanan, pengeluaran obat, dengan kegiatan seperti :
a.       Penerimaan
Kegiatan penerimaan merupakan kegiatan yang sangat penting.
Jenis, jumlah, kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang
yang diterima harus sama dengan yang tercantum dalam kontrak. Proses
penerimaan sangat penting karena pada proses inilah kita dapat
menyaring barang-barang yang tidak bermutu dan tidak sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
b.      Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk
melakukan pengelolahan barang persediaan ditempat penyimpanan.
Pengelolahan tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kualitas
barang dapat dipertahankan dan terhindar dari kerusakan fisik, pencarian
barang mudah dan cepat, barang aman dari pencurian, mempermudah
pengawasan stock barang. Untuk keperluan tersebut diperlukan kegiatan-
kegiatan seperti:
1.      Perencanaan ruangan penyimpanan.
2.      Perencanaan dan pengoperasiaan alat pengatur barang.
3.      Penyelenggaraan prosedur peyimpanan.
4.      Pengamanan.
5.      Pengeluaran.
Pendistribusian juga harus sesuai dengan permintaan, tepat waktu,
tepat jumlah serta sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran barang
dalam pendistribusian harus dengan persetujuan pihak yang berwenang
sesuai dengan perencanaan yang diterima oleh pemakai. Mekanisme
pengeluaran barang adalah sesuai dengan prinsip FIFO (First In First
5

Out) yang artinya datang lebih dulu dikeluarakan lebih dulu, selain itu
dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun datangnya lebih dulu atau
terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluar lebih dulu yang disebut
FEFO (First Expire First Out).

C. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku pada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Resep selalu
dimulai dengan tanda R/ artinya recipe = ambillah. Di belakang tanda ini
biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam
bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan
kepada dokter penulis resep tersebut. Umumnya resep yang lengkap memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter
hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscription).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. (invocation).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep resmi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru dan/ atau paraf doker untuk resep yang melebihi dosis
maksimalnya.

D. Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
6

pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau membentuk struktur dan


memperbaiki fungsi tubuh.

E. Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.

F. Perbekalan Kesehatan
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan farmasi,
alat kesehatan, gas medik, reagen dan bahan kimia, radiologi, dan nutrisi.

G. Obat
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringankan, maupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan
atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.

H. Dosis
Dosis atau takaran suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seseorang penderita untuk obat dalam
maupun obat luar. Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk
menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain
usia, bobot badan, kelamin, besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan
keadaan daya-tangkis penderita.

I. Efek Samping
Efek samping suatu obat adalah segala suatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang yang dianjurkan.
7

Kebanyakan obat memiliki lebih dari satu khasiat farmakologis, tergantung


dari tujuan penggunannya, efek samping pada suatu saat mungkin merupakan
kerja utama yang diinginkan pada keadaan lain. Contoh terkenal yaitu asetosal,
yang efek sampingnya yakni mengencerkan darah. Efek samping adakalanya
tidak dapat dihindarkan, misalnya rasa mual pada penggunaan digoksin, dan
juga efek samping merupakan kelanjutan efek utama sampai tingkat yang tidak
diinginkan, misalnya rasa kantuk pada fenobarbital, bila digunakan sebagai
obat epilepsi.
BAB III
ANALISA RESEP DOKTER
A. Contoh Lembar Resep Dokter
Berikut adalah contoh lembar resep dari dokter spesialis anak di poliklinik
anak RSIA Resti Mulya.

ATR

Gambar 3.1 Lembar Resep


9

B. Kelengkapan Resep

Berikut adalah tabel kelengkapan resep dari dokter spesialis anak di


poliklinik anak RSIA Resti Mulya.

PADA RESEP
NO. URAIAN
ADA TIDAK ADA

  Inscription    

1. Nama Dokter √  

2. SIP Dokter √  

3. Alamat Praktik Dokter √  

4. Tanggal Penulisan Resep √  

  Invocatio    

5. Resep diawali Tanda R/ √  

  Praescriptio/Ordonatio    

6. Nama Obat √  

7. Kekuatan Obat √  

8. Jumlah Obat √  

  Signatura    

9. Cara Pakai √  

  Pro    

10. Nama Pasien √  

11. Umur   √

12. Berat Badan   √

13. Jenis Kelamin   √

14. Alamat Rumah Pasien   √

  Subscriptio    

15. Tanda tangan atau Paraf Dokter √  


10

Table 3.1 Kelengkapan Resep

C. Uraian Obat Dalam Resep

Berikut adalah uraian obat-obatan yang ada pada resep dokter spesialis
anak di poliklinik anak RSIA Resti Mulya:

1. Tablet Amoxicillin (ISO Volume 51, Halaman 92)


a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Amoksisillin 500mg/tab, 250 mg/tab.
b. Golongan:
Keras (Antibiotik).
c. Indikasi:
Infeksi saluran pernafasan atas dan kemih.
d. Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap beta laktam.
e. Efek Samping:
Mual, muntah, diare, sakit kepala, dan ruam.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Dewasa dan anak-anak: BB >20 kg: sehari 200-500 mg sebelum
makan.
BB <20 kg: 20-40 mg/kg BB/hari dalam
dosis terbagi.

-Dosis dalam Resep

1000 mg 1 tablet
1× hari = 250 mg× 4 tablet = × ×1 tablet =2tablet
tablet 500 mg

1× pakai = 1000 mg : 3 = 333,333 mg (dosis sesuai)

2. Tablet Paracetamol (ISO Volume 51, Halaman 39)


11

a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Paracetamol 500 mg kap/tab.
b. Golongan:
Bebas.
c. Indikasi:
Untuk meringankan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam.
d. Kontra Indikasi:
Tidak boleh diberikan kepada pasien denan gangguan fungsi hati.
e. Efek Samping
Kerusakan hati dan ginjal, muncul ruam, tekanan darah rendah dan
jantung berdetak kencang.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak 6-12 tahun: sehari 3-4×1/2 kaplet.

-Dosis dalam Resep

1250 mg 1 tablet
1× hari = 500 mg× 2 ½ tablet = × ×1 tablet =
tablet 500 mg
2 ½ tablet

1× pakai = 1250 mg : 3 = 416,666 mg tablet (dosis sesuai)

3. Tablet CTM (ISO Volume 51, Halaman 74)


a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Klorfeniraminmaleat 4 mg/tab.
b. Golongan:
Keras.
c. Indikasi:
Meringankan gejala alergi.
d. Kontra Indikasi:
Hipersensitif.
12

e. Efek Samping:
Sakit kepala, mual, muntah, gatal, sesak nafas, dan rasa kantuk.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak 6-12 tahun: sehari 3-4× ¼ tab, 2-6 tahun: 3-4× ¼ tablet.

-Dosis dalam Resep

12mg 1 tablet
1× hari = 4 mg× 3 tablet = × ×1 tablet =3 tablet
tablet 4 mg

1× pakai = 3 tablet : 3 = 1 tablet (4 mg) (dosis sesuai)

4. Tablet Vitamin C (ISO Volume 51, Halaman 516)


a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Asam askorbat 25 mg/tab.
b. Golongan:
Bebas.
c. Indikasi:
Semplementasi vitamin C.
d. Kontra Indikasi:

Hipersensitif terhadap Vitamin C.


e. Efek Samping:
Perut kembung, nyeri ulu hati, diare, muntah, dan sakit perut,
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak-anak : Sehari 3×1-2 tab.

-Dosis dalam Resep

50 mg 1tablet
1× hari = 25 mg× 2 tablet = × ×1 tablet =2 tablet
tablet 25 mg
1× pakai = 50 mg : 3 = 16,666 mg (dosis sesuai)
13

5. Sirup Ambroxol (ISO Volume 51, Halaman 463)


a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Ambroksol 15 mg/5 mL.
b. Golongan:
Keras.
c. Indikasi:
Penyakit saluran pernafasan.
d. Kontra Indikasi:
Hipersensitif.
e. Efek Samping:
Gangguan pencernaan ringan, mual dan muntah, sakit ulu hati,
dyspepsia.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak 2-5 tahun: Sehari 3× 2,5 mL, anak di bawah 2 tahun: Sehari 2×
2,5 mL.
-Dosis dalam Resep
1× hari = 3× 2,5 mL = 7,5 mL (56,25 mg)
1× pakai = ½ sendok teh = 2,5 mL (7,5 mg) (dosis sesuai)

D. Wadah Pengemasan dan Aturan Pemakaian Obat

Berikut adalah wadah pengemasan dan aturan cara pemakaian obat:


1. Obat Racikan Puyer
Wadah Pengemasan: Untuk obat racikan, terlebih dahulu dimasukan ke
dalam kertas puyer. Lalu, dimasukan ke dalam
kertas clip.
Aturan Pemakaian: Berdasarkan signa yang tertera pada resep, aturan
pakai untuk obat racikan yaitu 3× sehari satu
bungkus. Obat racikan ini biasanya dikonsusmsi
setelah makan dan berkhasiat sebagai obat demam
14

dan harus dihabiskan karena pada racikan tersebut ada


satu obat antibiotik.

2. Sirup Ambroxol

Wadah Pengemasan: Untuk sirup Ambroxol, wadah pengemasan yaitu


botol kaca gelap yang memang sudah tersedia
sebagai kemasan primer obat tersebut.
Aturan Pemakaian: Berdasarkan signa yang tertera pada resep1, aturan

1
pakai untuk obat racikan yaitu 3× sehari sendok
2
makan. Sirup Ambroxol ini biasanya dikonsumsi
setelah makan dan berkhasiat sebagai obat batuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Skrining Resep

Hasil skrining resep pada contoh resep dari poliklinik anak (Gambar 3.1
Lembar Resep) ada beberapa hal yang tidak ada. Seperti alamat rumah, umur,
jenis kelamin, dan berat badan pasien anak tersebut. Karena ada beberapa hal-
hal yang tidak tertera di resep tersebut. Untuk melengkapi resep tersebut,
petugas instalasi dapat menanyakan umur, berat badan, dan alamat pasien
secara langsung kepada pasiennya pada saat penyerahan sediaan obat dan atau
juga petugas instalasi dapat menanyakan hal-hal tersebut kepada dokter yang
menangani pasien tersebut.

Obat racikan tersebut berkhasiat untuk menurunkan demam dan


meringankan rasa nyeri dan dapat habis dalam waktu 5 hari, tetapi dalam obat
racikan tersebut terdapat komponen obat golongan antibiotik, sehingga pasien
dianjurkan untuk menghabiskan obat racikan tersebut. Jika sebelum 5 hari
pasien sudah sembuh, maka pasien tetap harus mengkonsumsi obat racikan
tersebut karena terdapat komponen obat golongan antibiotik. Jika dalam 5 hari
atau obat racikan tersebut sudah habis, tetapi pasien belum sembuh, maka
dianjurkan untuk ke dokter kembali. Obat racikan ini dapat disimpan di dalam
kotak obat.

Sirup Ambroxol berkhasiat sebagai obat batuk dan dapat habis dalam
waktu 4 hari. Jika pasien sudah sembuh atau tidak batuk lagi, penggunaan sirup
Ambroxol dapat diberhentikan, jika sirup Ambroxol sudah habis tetapi pasien
belum sembuh atau masih batuk maka pasien dianjurkan untuk ke dokter
kembali. Sirup Ambroxol dapat disimpan di dalam lemari es tetapi tidak di
simpan di freezer.

B. Penerimaan Resep

Secara umum resep yang dibawa oleh pasien akan diterima oleh petugas
instalasi farmasi kemudian pasien akan disuruh menunggu. Sementara petugas
16

instalasi akan menghitung harga obat maupun harga obat-obatan yang tertera
dalam resep tesebut, dan petugas instalasi akan mengecek kelengkapan resep,
melihat stok obat yang ada di resep apa stok tersedia ada di instalasi atau tidak.
Jika stok obat yang tertera di resep tidak tersedia di instalasi, maka petugas
instalasi akan membuatkan copy resep obat tersebut atau juga akan mengganti
obat tersebut dengan khasiat obat yan sama, tetapi sebelumnya harus
dikonfirmasi dengan dokternya maupun pasien tersebut.

Jika stok obat tersedia, maka akan dihitung secara keseluruhan biaya obat
dengan menggunakan komputer yang ada instalasi farmasi, lalu harga tersebut
akan ditulis di nota yang berisi tindakan dokter. Lalu pasien akan dipanggil
untuk melunaskan atau membayar nota tersebut di kasir, hal itu dilakukan jika
pasien membayar dengan tunai atau pribadi. Sedangkan pasien yang
menggunakan BPJS atau asuransi, pasien setelah menyerahkan resep beserta
berkas-berkasnya. Pasien akan dipanggil kembali lalu petugas instalasi farmasi
akan memberikan dan menjelaskan cara pemakaian obat tersebut. Sedangkan
pada pasien yang menggunakan tunai atau pribadi, pasien akan kembali ke
instalasi farmasi setelah membayar harga yang tertera pada nota di kasir, lalu
petugas instalasi akan memberikan dan menjelaskan cara pemakaian obat
tersebut.

C. Kelengkapan Resep

Kesimpulan dari tabel kelengkapan resep pada contoh resep dari poliklinik
anak (Gambar 3.1 Lembar Resep) merupakan resep yang tidak lengkap. Karena
ada beberapa hal-hal yang tidak tertera di resep tersebut. Untuk melengkapi
resep tersebut, petugas instalasi dapat menanyakan umur, berat badan, dan
alamat pasien secara langsung kepada pasiennya pada saat penyerahan sediaan
obat dan atau juga petugas instalasi dapat menanyakan hal-hal tersebut kepada
dokter yang menangani pasien tersebut.
17

D. Penyediaan dan Peracikan Obat

Apabila terdapat obat racikan, maka ada beberapa langkah-langkah yang


harus dilakukan oleh petugas instalasi, yaitu:

1. Menghitung kesesuaian dosis.


2. Menyiapkan kantong atau kertas puyer, wadah atau alat racikan yang akan
digunakan.
3. Menyiapkan dan mengambil obat-obatan sesuai resep. Usahakanlah
mengambil obat-obatan yang akan diracik, obat-obatan yang sudah satuan
(yang sudah digunting, tidak lengkap satu strip).
4. Menggerus obat yang sudah dihitung dosisnya, gerus terlebih dahulu tablet
yang berjumlah sedikit dan yang berwarna putih, lalu digabungkan dengan
tablet yang berjumlah banyak agar sediaan puyer dapat homogen secara
merata.
5. Membagi obat sama rata.
6. Mengemas hasil racikan sesuai resep.
7. Lalu dimasukan ke dalam clip obat yang sudah diberi nama pasien dan
juga sudah ditulis aturan cara pakainya.

Pada obat yang sudah dalam kemasan sudah jadi, contohnya seperti
tablet, sirup, dan lain-lain. Maka, petugas instalasi hanya membuat etiketnya
saja. Jika semua obat sudah selesai disiapkan atau diracik, obat dapat
diserahkan kepada pasien yang membayar dengan tunai atau pribadi dan
sudah memberikan nota yang berstempel lunas, sedangkan pasien BPJS atau
asuransi akan dipanggil jika petugas instalasi sudah selesai menyiapkan atau
meracik obat tersebut.

E. Penjelasan PIO yang Spesifik

Petugas instalasi dapat memanggil pasien ketika obat yang diminta dalam
resep sudah siap dan sudah diracik. Pada pasien yang melakukan pembayaran
menggunakan BPJS atau asuransi, pasien dapat langsung dipanggil. Sedangkan
pada pasien yang melakukan pembayaran dengan tunai atau pribadi, pasien
18

tersebut harus membawa nota yang sudah berstempel lunas ke tempat instalasi
farmasi. Berikut adalah cara penyerahan obat:

1. Obat Racikan
Penyerahan: Ini obat racikannya, Bu/Pak. Diminum (berapa kali dalam
jumlah harinya). Obat racikan ini berkhasiat untuk
menurunkan demam dan meringankan rasa nyeri.
Penggunaannya itu, Ibu/Bapak membuka bungkus puyer
ini, lalu serbuk obat ditaruh di dalam sendok makan, lalu
dilarutkan dengan air mineral secukupnya, lalu diminumkan
ke ana (nama pasien). Jika anak (nama pasien) merasakan
pahit, Ibu/Bapak dapat memberikan madu atau larutan gula.
Obat ini harus dihabiskan, karena salah satu dari komponen
obat ini ada antibiotiknya. Obat ini umumnya dapat habis
dalam waktu 5 hari. Jika sebelum 5 hari pasien sudah
sembuh, maka pasien tetap harus mengkonsumsi obat
racikan tersebut karena terdapat komponen obat golongan
antibiotik. Jika dalam 5 hari atau obat racikan tersebut
sudah habis, tetapi pasien belum sembuh, maka dianjurkan
untuk ke dokter kembali. Obat ini memiliki efek samping
yaitu mengantuk. Jadi, tolong diberitahukan kepada
gurunya anak (nama pasien), bahwa anak (nama pasien)
sedang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan
mengantuk. Obat ini dapat disimpan di dalam kotak obat
atau kotak plastik.
2. Suppositoria
Penyerahan: Ini obat suppositorianya, Bu/Pak. Obat suppositoria ini
berkhasiat untuk menurunkan demam. Penggunaannya itu
dibuka kemasannya, Ibu/Bapak jangan langsung memegang
obat suppositorianya, tetapi pegang kemasannya saja.
Karena obat suppositoria ini mudah meleleh. Lalu Obat
suppositoria ini dimasukan ke dalam (anus/dubur),
sebelumnya Ibu/Bapak mencuci tangan terlebih dahulu.
19

Lebih baik digunakannya pada malam hari pada saat ingin


tidur agar suppositorianya tidak keluar kembali dan
penggunaan suppositoria ini agak membuat Ibu/Bapak tidak
nyaman. Suppositoria ini dapat disimpan di lemari es, tetapi
tidak di freezer.

F. Perbekalan Farmasi yang Sering dijual pada Poliklinik Anak

Perbekalan farmasi yang sering dijual atau digunakan pada Poliklinik


Anak yaitu:

1. Obat-obatan:
a. Amoxicillin tablet.
b. CTM tablet.
c. Salbutamol tablet.
d. Ambroxol tablet.
e. Ranitidin tablet.
f. Paracetamol tablet.
g. Asam Mefenamat tablet.
h. Cefadroxil kapsul.
i. Cefixim (100 mg atau 200 mg).
j. Ramabion.
k. Zinc tablet.
l. Domperidon tablet.
m. Ondasentron injeksi (4 mg atau 8 mg).
n. Ranitidine injeksi.
o. Dexamethasone injeksi.
p. Oxytocin injeksi.
q. Metvel injeksi.
r. Paracetamol suppositoria.
s. Rofiden suppositoria.
t. Ambroxol sirup.
u. Amoxicillin sirup.
20

v. Antasida sirup.
w. Cetirizine sirup.
x. Ranitidine sirup.
y. Paracetamol sirup.
z. Zinc sirup.

2. Alat-alat Kesehatan:
a. Spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc.
b. Vemplon.
c. Masker Nebulizer.
d. Cannula Oxygen.
e. Underpad.
f. Octenic Body Wash Glove.
g. Needle wing.
h. Urine Collector.
i. Foley Catheter.

G. Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan di RSIA Resti Mulya

Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja


lapangan di Instalasi Farmasi RSIA Resti Mulya:

1. Mencatat atau mendata resep pasien rawat jalan.


Dilakukannya kegiatan tersebut untuk membuat data berapa banyak
resep yang telah diterima oleh instalasi farmasi pada hari tersebut dan
untuk mendata kelengkapan resep tersebut.
2. Menghitung harga resep pulang.
Untuk mengetahui berapa harga resep pasien rawat inap dan untuk
mengetahui metode yang digunakan oleh pasien tersebut, seperti
melakukan pembayaran melalui asuransi, pribadi, atau BPJS.
3. Memasukan resep rawat jalan ke dalam dokumen.
21

Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah mengumpulkan resep-


resep pasien rawat inap ketika akan dihitung harga resep pulang.
4. Meracik obat.
Sebelumnya menghitung dosis obat yang akan diracik, lalu mengecek
ketersediaan obat yang akan diracik. Mengambil tablet yang sudah
dipotong dalam satuan atau tablet yang sudah recehan, tidak menggunting
tablet yang masih satu strip.
5. Menulis etiket, membuat copy resep.
Membuat copy resep dilakukan ketika obat atau alat kesehatan sedang
tidak ada di instalasi farmasi.
6. Menulis kartu stok obat narkotik dan psikotropik.
Agar mengetahui jumlah, stok, tanggal, nama pasien yang
mengunakan obat tersebut.
7. Mengambil dan menyiapkan obat-obatan dan alat-alat kesehatan sesuai
resep.
8. Mengecek ED obat-obatan dan alat-alat kesehatan.
Dilakukannya kegiatan tersebut untuk mengetahui apakah obat-obatan
dan alat-alat kesehatan tersebut masih layak digunakan dalam waktu
jangka panjang
9. Mengantarkan obat-obatan atau alat-alat kesehatan ke IGD, lantai 2, atau
ruang operasi.
10. Anfrah obat-obatan dan alat-alat kesehatan.
Menstok obat-obatan dan alat-alat kesehatan dari gudang untuk
instalasi farmasi sesuai jumlah yang dibutuhkan.
11. Mengisi persediaan obat-obatan yang sudah habis.
12. Menyiapkan paket SC, PN, dan Kuret (untuk pasien yang akan
melahirkan).
13. Menyiapkan paket OK (untuk pasien yang akan dioperasi).
14. Membuat obat pulang.
Menyiapkan obat-obatan untuk pasien rawat iap yang akan pulang.
Obat tersebut diberi etiket lalu di taruh di tempat obat pulang sesuai lantai
berapa pasien tersebut di rawat inap.
22

15. Mengecek ED obat-obatan dan alat-alat kesehatan pada kotak emergency.


Dilakukannya kegiatan tersebut untuk mengetahui apakah obat-obatan
dan alat-alat kesehatan tersebut masih layak digunakan dalam waktu
jangka panjang agar terjaminnya penggunaan dalam keadaan darurat.
16. Membuat paket PN.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang sudah dijabarkan, penulis dapat
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Obat-obat yang diresepkan pada poliklinik anak, yaitu racikan
Amoxicillin, Paracetamol, CTM, dan Vitamin C, serta Sirup Ambroxol.
2. Penyakit yang sering diderita oleh pasien anak yaitu flu, demam, diare,
batuk, sakit kepala, dan demam.
3. Penggunaan atau cara pakai obat dijelaskan dimulai dari berapa kali sehari
obat itu dapat dikonsumsi, lalu khasiat dan efek samping dari obat
tersebut. Jika ada obat yang termasuk golongan antibiotik, maka obat
tersebut harus dihabiskan oleh pasien. Lalu dilanjutkan tempat
penyimpanan dan berapa lama obat tersebut masih bisa dikonsumsi oleh
pasien.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Pada saat anfrah obat-obatan dan alat-alat kesehatan agar lebih terjadwal.
2. Penerimaan, penyediaan atau peracikan, dan penyerahan obat, agar terbagi
pengerjaannya.
3. Penempatan letak kasir lebih baik dekat dengan letak instalasi farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aslam M, Tan CK, Prayitno A. 2003. Farmasi Klinik. Jakarta: Elex Media
komputindo.
Darmasnyah, Adi, dkk. 2012. Undang-Undang Kesehatan X. Jakarta: Pilar
Utama Mandiri.
Farmakope Indonesia. Edisi V. 2014. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
Kasim, Fauzi, dkk. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 51.
Jakarta: PT Kalola Printing.
Menkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Moh. Arief. 2017. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Sarudji, Didik. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jilid III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Sulistia Gan, dkk. 2004. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syamsuni, H. A. 2016. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Lampiran 1. Etiket Obat Kapsul/Tablet

Lampiran 2. Etiket Obat Sirup

Lampiran 3. Etiket Obat Luar


Lampiran 4. Copy Resep
2.9 Thiamine Hydrochloride
Thiamin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan

Gambar 2.9 Struktur Thiamine Hydrochloride

tidak lebih dari 102,0% C12H17CIN4OS.HCL, dihitung terhadap zat


anhidrat.
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih. Bau khas lemah. Jika
bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap air lebih
kurang 4%. Melebur pada suhu lebih kurang 248° C disertai peruarian.
Kelarutan: Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar
dalam etanol, tidak larut dalam eter dan dalam benzen.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.

2.10 Pyridoxine Hydrochloride

Piridoksin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan


tidak lebih dari 102,0% C8H11NO3.HCL, dihitung terhadap zat yang

Gambar 2.20 Struktur Pyridoxine Hydrochloride

telah dikeringkan.
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih, stabil di udara. Secara
perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
29

Kelarutan: Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol. Tidak
larut dalam eter. Larutan mempunyai pH lebih.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.

2.11 Cyanocobalamin
Cyanocobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C63H88CoN14O14P, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian: Hablur atau amorf merah tua atau serbuk hablur merah.
Bentuk anhidrat sangat higroskopis. Jika terpapar udara menyerap air

Gambar 3.11 Struktur Cyanocobalamin

lebih kurang 12%.


Kelarutan: Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya. Simpan dalam suhu ruang terkendali.

Anda mungkin juga menyukai