Disusun Oleh:
Nama : Menik Salsabil Danisah
NIS : 17025
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Disusun Oleh:
Nama : Menik Salsabil Danisah
NIS : 17025
Kompetensi Keahlian : Farmasi Klinis dan Komunitas
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................14
A. Hasil Skrining Resep...........................................................................14
B. Penerimaan Resep...............................................................................14
C. Kelengkapan Resep.............................................................................15
D. Penyediaan dan Peracikan Obat..........................................................15
E. Penjelasan PIO yang Spesifik.............................................................16
F. Perbekalan Farmasi yang Sering dijual pada Poliklinik Anak............18
G. Kegiatan Selama Praktik Kerja Lapangan di RSIA Resti Mulya.......19
BAB V PENUTUP.................................................................................................21
A. Simpulan................................................................................................21
B. Saran......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Table 3.1 Kelengkapan Resep..................................................................................9
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lembar Resep.......................................................................................8
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Pelaksanaan praktik kerja lapangan adalah sebuah pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di Dunia Kerja yang relevan dengan
kompetensi keahlian yang dimilikinya masing-masing, dalam upaya
meningkatkan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga menambah
pengetahuan untuk memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat
dalam persaingannya seperti saat ini, selain itu dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak perubahan baru yang diciptakan guna
menunjang banyaknya permintaan dalam dunia kerja sehingga menimbulkan
perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenaga kerja dituntut
bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka, tetapi juga harus lebih
fleksibel dan berwawasan lebih luas, inovatif serta didukung dengan
keterampilan yang kompeten, maka dengan adanya kegiatan praktik kerja
lapangan, siswa dan siswi dapat mengasah dan juga megimplementasikan
materi yang didapatkannya di sekolah langsung ke dunia kerja yang sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi
yang siap memasuki dunia kerja, tentunya hal itu tidak dapat diraih dengan
mudah, tidak hanya dengan belajar berbagai teori yang berada di sekolah,
namun seorang siswa atau siswi harus belajar mengenai bagaimana lingkungan
yang berada di dunia kerja dan tentunya bagaimana pekerjaaan yang akan
dihadapinya nanti selepas lulus dari sekolah.
E. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam praktik kerja lapangan, yaitu
sebagai berikut:
1. Apa sajakah obat-obatan yang diresepkan pada poliklinik anak?
2. Apa sajakah penyakit yang sering diderita pada pasien anak?
3. Bagaimana cara menjelaskan pemakaian atau penggunaan obat kepada
pasien?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
atau bagian dari suatu Rumah Sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan
dibantu oleh beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat, atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian. Di lain pihak IFRS merupakan sumber penerimaan
bagi rumah sakit. Fungsi instalasi rumah sakit antara lain:
1. Menyediakan obat-obatan untuk unit perawatan dan bidang-bidang lain.
2. Mengarsipkan resep-resep baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap.
3. Membuat obat-obatan.
4. Menyalurkan, membagikan obat-obatan narkotika dan obat yang
diresepkan.
5. Menyimpan dan membagikan preparat-preparat biologis.
6. Membuat, menyiapkan, mensterilkan preparat parenteral.
7. Menyediakan serta membagikan keperluan-keperluan tersebut secara
profesional.
B. Gudang Farmasi
Gudang Farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya. Di rumah sakit pun diperlukan
gudang farmasi yang berfungsi untuk menyimpan obat-obatan dan alat-alat
kesehatan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi instalasi farmasi di
rumah sakit terssebut.
Gudang farmasi mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan yang
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi
yang dilakukan sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang
terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang
4
Out) yang artinya datang lebih dulu dikeluarakan lebih dulu, selain itu
dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun datangnya lebih dulu atau
terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluar lebih dulu yang disebut
FEFO (First Expire First Out).
C. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku pada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien. Resep selalu
dimulai dengan tanda R/ artinya recipe = ambillah. Di belakang tanda ini
biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam
bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan
kepada dokter penulis resep tersebut. Umumnya resep yang lengkap memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi atau dokter
hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscription).
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. (invocation).
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio).
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep resmi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).
7. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
8. Tanda seru dan/ atau paraf doker untuk resep yang melebihi dosis
maksimalnya.
D. Alat Kesehatan
Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
6
E. Perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan
obat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis.
F. Perbekalan Kesehatan
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yang terdiri dari sediaan farmasi,
alat kesehatan, gas medik, reagen dan bahan kimia, radiologi, dan nutrisi.
G. Obat
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah,
meringankan, maupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang, yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan
atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
H. Dosis
Dosis atau takaran suatu obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seseorang penderita untuk obat dalam
maupun obat luar. Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk
menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari banyak faktor, antara lain
usia, bobot badan, kelamin, besarnya permukaan badan, beratnya penyakit dan
keadaan daya-tangkis penderita.
I. Efek Samping
Efek samping suatu obat adalah segala suatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang yang dianjurkan.
7
ATR
B. Kelengkapan Resep
PADA RESEP
NO. URAIAN
ADA TIDAK ADA
Inscription
1. Nama Dokter √
2. SIP Dokter √
Invocatio
Praescriptio/Ordonatio
6. Nama Obat √
7. Kekuatan Obat √
8. Jumlah Obat √
Signatura
9. Cara Pakai √
Pro
11. Umur √
Subscriptio
Berikut adalah uraian obat-obatan yang ada pada resep dokter spesialis
anak di poliklinik anak RSIA Resti Mulya:
1000 mg 1 tablet
1× hari = 250 mg× 4 tablet = × ×1 tablet =2tablet
tablet 500 mg
a. Komposisi Obat:
Tiap tablet mengandung:
Paracetamol 500 mg kap/tab.
b. Golongan:
Bebas.
c. Indikasi:
Untuk meringankan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam.
d. Kontra Indikasi:
Tidak boleh diberikan kepada pasien denan gangguan fungsi hati.
e. Efek Samping
Kerusakan hati dan ginjal, muncul ruam, tekanan darah rendah dan
jantung berdetak kencang.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak 6-12 tahun: sehari 3-4×1/2 kaplet.
1250 mg 1 tablet
1× hari = 500 mg× 2 ½ tablet = × ×1 tablet =
tablet 500 mg
2 ½ tablet
e. Efek Samping:
Sakit kepala, mual, muntah, gatal, sesak nafas, dan rasa kantuk.
f. Dosis:
-Dosis Lazim
Anak 6-12 tahun: sehari 3-4× ¼ tab, 2-6 tahun: 3-4× ¼ tablet.
12mg 1 tablet
1× hari = 4 mg× 3 tablet = × ×1 tablet =3 tablet
tablet 4 mg
50 mg 1tablet
1× hari = 25 mg× 2 tablet = × ×1 tablet =2 tablet
tablet 25 mg
1× pakai = 50 mg : 3 = 16,666 mg (dosis sesuai)
13
2. Sirup Ambroxol
1
pakai untuk obat racikan yaitu 3× sehari sendok
2
makan. Sirup Ambroxol ini biasanya dikonsumsi
setelah makan dan berkhasiat sebagai obat batuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Skrining Resep
Hasil skrining resep pada contoh resep dari poliklinik anak (Gambar 3.1
Lembar Resep) ada beberapa hal yang tidak ada. Seperti alamat rumah, umur,
jenis kelamin, dan berat badan pasien anak tersebut. Karena ada beberapa hal-
hal yang tidak tertera di resep tersebut. Untuk melengkapi resep tersebut,
petugas instalasi dapat menanyakan umur, berat badan, dan alamat pasien
secara langsung kepada pasiennya pada saat penyerahan sediaan obat dan atau
juga petugas instalasi dapat menanyakan hal-hal tersebut kepada dokter yang
menangani pasien tersebut.
Sirup Ambroxol berkhasiat sebagai obat batuk dan dapat habis dalam
waktu 4 hari. Jika pasien sudah sembuh atau tidak batuk lagi, penggunaan sirup
Ambroxol dapat diberhentikan, jika sirup Ambroxol sudah habis tetapi pasien
belum sembuh atau masih batuk maka pasien dianjurkan untuk ke dokter
kembali. Sirup Ambroxol dapat disimpan di dalam lemari es tetapi tidak di
simpan di freezer.
B. Penerimaan Resep
Secara umum resep yang dibawa oleh pasien akan diterima oleh petugas
instalasi farmasi kemudian pasien akan disuruh menunggu. Sementara petugas
16
instalasi akan menghitung harga obat maupun harga obat-obatan yang tertera
dalam resep tesebut, dan petugas instalasi akan mengecek kelengkapan resep,
melihat stok obat yang ada di resep apa stok tersedia ada di instalasi atau tidak.
Jika stok obat yang tertera di resep tidak tersedia di instalasi, maka petugas
instalasi akan membuatkan copy resep obat tersebut atau juga akan mengganti
obat tersebut dengan khasiat obat yan sama, tetapi sebelumnya harus
dikonfirmasi dengan dokternya maupun pasien tersebut.
Jika stok obat tersedia, maka akan dihitung secara keseluruhan biaya obat
dengan menggunakan komputer yang ada instalasi farmasi, lalu harga tersebut
akan ditulis di nota yang berisi tindakan dokter. Lalu pasien akan dipanggil
untuk melunaskan atau membayar nota tersebut di kasir, hal itu dilakukan jika
pasien membayar dengan tunai atau pribadi. Sedangkan pasien yang
menggunakan BPJS atau asuransi, pasien setelah menyerahkan resep beserta
berkas-berkasnya. Pasien akan dipanggil kembali lalu petugas instalasi farmasi
akan memberikan dan menjelaskan cara pemakaian obat tersebut. Sedangkan
pada pasien yang menggunakan tunai atau pribadi, pasien akan kembali ke
instalasi farmasi setelah membayar harga yang tertera pada nota di kasir, lalu
petugas instalasi akan memberikan dan menjelaskan cara pemakaian obat
tersebut.
C. Kelengkapan Resep
Kesimpulan dari tabel kelengkapan resep pada contoh resep dari poliklinik
anak (Gambar 3.1 Lembar Resep) merupakan resep yang tidak lengkap. Karena
ada beberapa hal-hal yang tidak tertera di resep tersebut. Untuk melengkapi
resep tersebut, petugas instalasi dapat menanyakan umur, berat badan, dan
alamat pasien secara langsung kepada pasiennya pada saat penyerahan sediaan
obat dan atau juga petugas instalasi dapat menanyakan hal-hal tersebut kepada
dokter yang menangani pasien tersebut.
17
Pada obat yang sudah dalam kemasan sudah jadi, contohnya seperti
tablet, sirup, dan lain-lain. Maka, petugas instalasi hanya membuat etiketnya
saja. Jika semua obat sudah selesai disiapkan atau diracik, obat dapat
diserahkan kepada pasien yang membayar dengan tunai atau pribadi dan
sudah memberikan nota yang berstempel lunas, sedangkan pasien BPJS atau
asuransi akan dipanggil jika petugas instalasi sudah selesai menyiapkan atau
meracik obat tersebut.
Petugas instalasi dapat memanggil pasien ketika obat yang diminta dalam
resep sudah siap dan sudah diracik. Pada pasien yang melakukan pembayaran
menggunakan BPJS atau asuransi, pasien dapat langsung dipanggil. Sedangkan
pada pasien yang melakukan pembayaran dengan tunai atau pribadi, pasien
18
tersebut harus membawa nota yang sudah berstempel lunas ke tempat instalasi
farmasi. Berikut adalah cara penyerahan obat:
1. Obat Racikan
Penyerahan: Ini obat racikannya, Bu/Pak. Diminum (berapa kali dalam
jumlah harinya). Obat racikan ini berkhasiat untuk
menurunkan demam dan meringankan rasa nyeri.
Penggunaannya itu, Ibu/Bapak membuka bungkus puyer
ini, lalu serbuk obat ditaruh di dalam sendok makan, lalu
dilarutkan dengan air mineral secukupnya, lalu diminumkan
ke ana (nama pasien). Jika anak (nama pasien) merasakan
pahit, Ibu/Bapak dapat memberikan madu atau larutan gula.
Obat ini harus dihabiskan, karena salah satu dari komponen
obat ini ada antibiotiknya. Obat ini umumnya dapat habis
dalam waktu 5 hari. Jika sebelum 5 hari pasien sudah
sembuh, maka pasien tetap harus mengkonsumsi obat
racikan tersebut karena terdapat komponen obat golongan
antibiotik. Jika dalam 5 hari atau obat racikan tersebut
sudah habis, tetapi pasien belum sembuh, maka dianjurkan
untuk ke dokter kembali. Obat ini memiliki efek samping
yaitu mengantuk. Jadi, tolong diberitahukan kepada
gurunya anak (nama pasien), bahwa anak (nama pasien)
sedang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan
mengantuk. Obat ini dapat disimpan di dalam kotak obat
atau kotak plastik.
2. Suppositoria
Penyerahan: Ini obat suppositorianya, Bu/Pak. Obat suppositoria ini
berkhasiat untuk menurunkan demam. Penggunaannya itu
dibuka kemasannya, Ibu/Bapak jangan langsung memegang
obat suppositorianya, tetapi pegang kemasannya saja.
Karena obat suppositoria ini mudah meleleh. Lalu Obat
suppositoria ini dimasukan ke dalam (anus/dubur),
sebelumnya Ibu/Bapak mencuci tangan terlebih dahulu.
19
1. Obat-obatan:
a. Amoxicillin tablet.
b. CTM tablet.
c. Salbutamol tablet.
d. Ambroxol tablet.
e. Ranitidin tablet.
f. Paracetamol tablet.
g. Asam Mefenamat tablet.
h. Cefadroxil kapsul.
i. Cefixim (100 mg atau 200 mg).
j. Ramabion.
k. Zinc tablet.
l. Domperidon tablet.
m. Ondasentron injeksi (4 mg atau 8 mg).
n. Ranitidine injeksi.
o. Dexamethasone injeksi.
p. Oxytocin injeksi.
q. Metvel injeksi.
r. Paracetamol suppositoria.
s. Rofiden suppositoria.
t. Ambroxol sirup.
u. Amoxicillin sirup.
20
v. Antasida sirup.
w. Cetirizine sirup.
x. Ranitidine sirup.
y. Paracetamol sirup.
z. Zinc sirup.
2. Alat-alat Kesehatan:
a. Spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc, dan 10 cc.
b. Vemplon.
c. Masker Nebulizer.
d. Cannula Oxygen.
e. Underpad.
f. Octenic Body Wash Glove.
g. Needle wing.
h. Urine Collector.
i. Foley Catheter.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Pada saat anfrah obat-obatan dan alat-alat kesehatan agar lebih terjadwal.
2. Penerimaan, penyediaan atau peracikan, dan penyerahan obat, agar terbagi
pengerjaannya.
3. Penempatan letak kasir lebih baik dekat dengan letak instalasi farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aslam M, Tan CK, Prayitno A. 2003. Farmasi Klinik. Jakarta: Elex Media
komputindo.
Darmasnyah, Adi, dkk. 2012. Undang-Undang Kesehatan X. Jakarta: Pilar
Utama Mandiri.
Farmakope Indonesia. Edisi V. 2014. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.
Kasim, Fauzi, dkk. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 51.
Jakarta: PT Kalola Printing.
Menkes RI. 2008. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
Moh. Arief. 2017. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Sarudji, Didik. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jilid III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Sulistia Gan, dkk. 2004. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Syamsuni, H. A. 2016. Ilmu Resep. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
telah dikeringkan.
Pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih, stabil di udara. Secara
perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
29
Kelarutan: Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol. Tidak
larut dalam eter. Larutan mempunyai pH lebih.
Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.
2.11 Cyanocobalamin
Cyanocobalamin mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak
lebih dari 100,5% C63H88CoN14O14P, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
Pemerian: Hablur atau amorf merah tua atau serbuk hablur merah.
Bentuk anhidrat sangat higroskopis. Jika terpapar udara menyerap air