OLEH :
1. LENNY NOVITASARI / 1804056
2. LIA NUR ERLIANA / 1804057
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSKESMAS MAJEGAN
08 Juli – 03 Agustus 2019
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Program Studi DIII Farmasi STIKes
Muhammadiyah Klaten ini telah disetujui dan disyahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik Pembimbing Instansi
ii
KATA PENGANTAR
iii
penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini
berguna bagi pembaca secara umum dan penulis secara khusus.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Tujuan PKL ............................................................................................2
C. Manfaat PKL di Puskesmas ...................................................................2
BAB II. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ................................................4
A. Pengertian Puskesmas ............................................................................4
B. Wilayah Kerja Puskesmas ......................................................................4
C. Visi dan Misi Puskesmas .......................................................................4
D. Tujuan dan Fungsi Puskesmas ...............................................................6
E. Tenaga Kesehatan ..................................................................................7
F. Organisasi Puskesmas ............................................................................8
G. Tata Kerja Puskesmas ............................................................................9
H. Standar Pelayanan Farmasi ....................................................................11
BAB III. KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ................................13
A. Gambaran Umum Puskesmas Majegan .................................................13
1. Keadaan Geografi .............................................................................13
2. Kondisi Bangunan Puskesmas Majegan ..........................................14
3. Data Monografi ................................................................................15
B. Gambaran Khusus Puskesmas Majegan .................................................16
1. Visi, Misi dan Tujuan .......................................................................16
2. Motto dan Tata Nilai ........................................................................16
3. Sumber Daya Manusia di Puskesmas Majegan ...............................16
4. Jenis Pelayanan dan Jam Kerja ........................................................17
v
5. Alur Pelayanan Puskesmas Majegan ...............................................19
6. Alur Pendaftaran Puskesmas Majegan .............................................20
7. Struktur Organisasi Puskesmas Majegan .........................................20
8. Jenis Pelayanan ................................................................................20
9. Data Pola Penyakit (Sepuluh Penyakit Terbesar) ............................21
10. Sarana dan Prasarana Kefarmasian di Puskesmas Majegan ............21
11. Alur Pemberian Obat di Puskesmas Majegan ..................................22
12. Penyimpanan Obat dan Pergudangan Obat ......................................22
13. Distribusi obat ..................................................................................23
14. Administrasi .....................................................................................23
BAB IV. PEMBAHASAN .................................................................................24
A. Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan ...................................................24
1. Perencanaan ......................................................................................24
2. Permintaan dan Penerimaan .............................................................25
3. Penyimpanan ....................................................................................26
4. Distribusi ..........................................................................................27
5. Pengendalian ....................................................................................27
6. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan ..........................................28
7. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan ............................................28
B. Pelayanan Klinis Kefarmasian ...............................................................28
BAB V. KESIMPULAN dan SARAN ..............................................................31
A. Kesimpulan ............................................................................................31
B. Saran .......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................32
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................33
LAMPIRAN .......................................................................................................45
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
KIA : Kesejahteraan Ibu dan Anak
LPLPO : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat
MESO : Monitoring Efek Samping Obat
NPP : Narkotika, Psikotropika dan Prekusor
OOT : Obat-Obat Tertentu
PIO : Pelayanan Informasi Obat
PKL : Praktek Kerja Lapangan
POR : Pemantauan Obat Rasional
Pustu : Puskesmas Pembantu
Ranap : Rawat Inap
RKO : Rencana Kebutuhan Obat
TTK : Tenaga Teknis Kefarmasian
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
WHO : World Health Organization
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia
serta merupakan hal yang dicari oleh semua orang karena tanpa kesehatan
yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya
sehari-hari. Menurut WHO, kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari
penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan sehat
adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mencegah lebih baik
daripada mengobati. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan
diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan diperlukan suatu fasilitas
untuk mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan. Fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli
1
2
A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Anonim, 2006).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan
yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan
dalam kandungan sampai tutup usia (Effendy, 2009).
B. Wilayah Kerja Puskesmas
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Anonim, 2004).
C. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi
Tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan dan
4
5
13
14
telah diresmikan pada tanggal 15 Mei 2007 oleh Kepala DKKS pada saat
itu yaitu dr. H. Kuswandjana. Luas bangunan terdiri dari bangunan-
bangunan yang luasnya kurang lebih sebagai berikut :
1. Luas bangunan induk 360 m2
2. Luas bangunan rumah dinas dokter 64 m2
3. Luas bangunan rumah perawat 64 m2
4. Luas bangunan rumah bidan 64 m2
5. Luas bangunan ranap 112 m2
6. Luas mushola 12 m2
3. Data Monografi
Jumlah penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas Majegan
sebanyak 26.457 jiwa. Pembagian tersebut bersumber dari data Kantor
Statistik Kabupaten/Kota yang terdapat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk
No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Beji 1.684
2 Bono 2.213
3 Kemiri 2.685
4 Kiringan 2..357
5 Majegan 4.267
6 Mundu 3.312
7 Pomah 3.601
8 Sedayu 3.132
9 Sudomoro 3.206
Jumlah 26.457
Pasien datang
Loket pendaftaran
Ruang Obat
Pasien
20
Pasien Datang
Dipanggil Petugas
Didaftar Petugas
a) Loket Pendaftaran
b) Poli Umum
c) Poli KIA
d) Poli Laktasi
e) Poli Imunisasi
f) Poli Gigi
g) Poli Gizi
h) Poli Pencegahan Penanggulangan Penyakit
i) Klinik Sanitasi dan Promkes
j) Ruang IGD
k) Ruang Tata Usaha
l) Laboratorium
m)Apotek
n) Gudang Obat
o) Gudang Barang
Jenis-jenis layanan UKM Puskesmas Majegan sebagai berikut :
a) Promosi Kesehatan
b) Kesehatan Lingkungan
c) Perbaikan Gizi Masyarakat
d) Pemberantasan Penyakit Menular
e) Upaya Kesehatan Sekolah
f) Upaya Kesehatan Olahraga
g) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
h) Kesehatan Lansia
i) Kesehatan Jiwa
j) Pembinaan Kesehatan Reproduksi
9. Data Pola Penyakit (Sepuluh Penyakit Terbesar)
Data terkait sepuluh besar penyakit yang menjadi kasus pada fasilitas
rawat jalan di Puskesmas Majegan dapat dilihat pada Gambar 3 (tertera
pada lampiran)
10. Sarana dan Prasarana Kefarmasian di Puskesmas Majegan
22
24
25
b) Lembar Permintaan
1,5 x sisa stok = Permintaan
(rumus sesuai kebijakan Puskesmas masing-masing)
Sementara bagian yang harus ada dalam LPLPO terdiri dari :
1. Nomor dan tanggal pelaporan dan atau permintaan
2. Nama Puskesmas yang bersangkutan
3. Nama Kecamatan wilayah kerja Puskesma
4. Nama Kabupaten wilayah Kecamatan yang bersangkutan
5. Tanggal pembuatan dokumen
6. Bulan pelaporan dari Puskesmas
Data LPLPO kemudian dikirimkan via email ke UPT GFK Klaten
dan hardfile dikirim langsung ke UPT GFK Klaten. Setelah melalui tahap
penerimaan dan penyiapan sediaan, UPT GFK akan mengantarkan obat
yang diminta ke puskesmas. Dan obat yang akan segera dipakai diambil
sendiri oleh pihak dari puskesmas.
Selain LPLPO, puskesmas juga menyusun RKO yang bersifat
tahunan. RKO disusun berdasarkan LPLPO bulanan dan dijadikan arsip
puskesmas. Arsip tersebut dapat mempresentasikan pola penggunaan resep
dan pola penggunaan obat tahunan.
2. Permintaan dan penerimaan
Permintaan dan penerimaan obat di Puskesmas Majegan dilakukan
setiap bulan, berdasarkan RKO tahunan dan LPLPO bulanan. RKO dan
LPLPO tersebut diberikan kepada UPT GFK Klaten beberapa hari
sebelum penerimaan obat. Permintaan obat dilakukan oleh Puskesmas
Majegan sebelum tanggal 10 setiap bulannya. Jika sudah melewati tanggal
10 maka permintaan obat tetap dimasukkan di LPLPO dimana obat
dikeluarkan dari GFK Klaten dan jika di LPLPO ada tambahan permintaan
obat, misalnya permintaan bulan Juli berarti dimasukkan di LPLPO bulan
Juli.
Untuk wilayah kerja Kabupaten Klaten, penerimaan obat dilakukan
oleh pihak Puskesmas dengan cara menerima obat dari UPT GFK Klaten.
26
pemberian informasi obat yang sesuai bagi pengobatan pasien (meliputi cara
pemakaian obat, durasi pemakaian, potensi efek samping yang perlu
diperhatikan oleh pasien, serta makanan, minuman dan aktivitas yang
dianjurkan dan perlu dihindari oleh pasien).
Resep yang diterima petugas selanjutnya dilakukan skrining
administratif, farmasetis dan klinis. Skrining administratif meliputi inscriptio,
invocatio, prescriptio, signatura, dan subscriptio; skrining farmasetis meliputi
kesesuaian obat, dosis, jumlah, frekuensi obat, rute obat dan bentuk sediaan;
sedangkan skrining klinis meliputi ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan
rute, ketepatan waktu, interaksi obat dan adanya kontraindikasi. Jika ada
kekuranglengkapan data pasien seperti data usia yang diperlukan untuk
penyesuaian dosis maka dikonfirmasikan ke dokter penulis resep. Jika sudah
sesuai maka dilakukan penyiapan obat dan pemberian etiket. Sebelum
diserahkan kepada pasien, dilakukan pemeriksaan akhir untuk memastikan
kesesuaian antara obat dengan resep, selain itu juga memastikan bahwa obat
yang diberikan tidak tertukar dengan pasien lain dengan cara mengkonfirmasi
nama dan alamat pasien pengambil obat. Setelah itu obat diserahkan kepada
pasien disertai informasi waktu penggunaan obat, lama penggunaan obat, cara
penggunaan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari
selama terapi karena berhubungan dengan efek yang timbul dari penggunaan
obat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat memahami alur pelayanan resep
obat untuk pasien rawat jalan, melakukan skrining resep meliputi
administratif, farmasetis dan klinis. Dalam sehari, untuk pasien rawat jalan
Puskesmas Majegan terdapat kurang lebih 50 resep, dengan diagnosis
penyakit yang paling sering terjadi adalah mialgia, ISPA, hipertensi, dan lain-
lain. Untuk obat yang paling banyak diresepkan ke pasien rawat jalan
diantaranya Paracetamol, Amoksilin, CTM, Dexamethasone.
Ketika mendapat resep, maka mahasiswa memastikan terlebih dahulu
apakah proses administrasi pasien sudah terpenuhi, dan apabila pasien sudah
menyelesaikan administrasinya maka akan dilanjutkan dengan skrining resep.
30
Yang perlu diperhatikan pada resep adalah kesesuaian obat yang diresepkan
dengan diagnosis, dosis obat yang disesuaikan dengan umur dan kondisi
pasien, jumlah obat yang diresepkan, bentuk sediaan obat, dan potensi terjadi
interaksi obat. Dalam prakteknya, adakala ditemukan resep yang kurang jelas
penulisannya, tidak dituliskan dosis obat, atau obat tidak tersedia di ruang
farmasi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka petugas harus
mengkonfirmasikan kepada dokter yang mengeluarkan resep tersebut terkait
dengan permasalahan yang ditemukan dalam penyiapan obat.
Apabila tahapan skrining sudah selesai dilakukan maka dilanjutkan
dengan peracikan atau pengambilan obat dan dibungkus dalam plastik
kemudian diberi etiket sesuai resep. Setelah pemberian etiket selesai maka
dilakukan pengecekan ulang sebelum obat diserahkan kepada pasien. Pada
saat penyerahan obat ke pasien, pastikan bahwa pasien yang dipanggil benar
merupakan pasien/keluarga yang mendapat resep tersebut dengan cara
mengkonfirmasi nama dan tempat tinggal pasien. Hal tersebut dilakukan agar
meminimalisir terjadinya medication error yang menyebabkan tidak
tercapainya harapan terapi pengobatan pasien.
Setelah mengkonfirmasi pasien yang bersangkutan, mahasiswa
menjelaskan masing-masing obat yang diberikan dengan indikasi
pengobatannya dan tata cara pemakaian obat. Untuk pasien yang sudah rutin
mengkonsumsi obat seperti pasien hipertensi dan diabetes mellitus, petugas
harus memastikan kembali cara minum obat pasien yang sudah dilakukan
selama ini agar terapi pengobatan yang dijalani pasien sudah tepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
1. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari upaya Puskesmas
dalam pembangunan kesehatan masyarakat
2. Puskesmas Majegan merupakan salah satu instansi pelayanan kesehatan
yang cukup potensial untuk melaksanakan PKL bidang farmasi sesuai
dengan bidang yang ingin dicapai
3. Pelayanan kesehatan di Puskesmas Majegan telah berjalan dengan lancar.
4. Mahasiswa PKL dapat memahami ilmu resep, pelayanan, administrasi,
perundang-undangan Farmasi dan Kesehatan.
5. Sebagai seorang TTK mempunyai tanggungjawab yang besar dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di bidang Farmasi yang memerlukan
keterampilan, ketelitian, dan kemahiran.
2) Saran
1. Pemberian informasi obat kepada pasien sebaiknya lebih dioptimalkan
agar tercapai tujuan dari pengobatan
2. Perlu adanya tenaga tambahan asisten apoteker demi memaksimalkan
pelayanan kepada pasien
3. Mahasiswa PKL perlu diikutsertakan dalam kegiatan pelayanan di luar
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Induk.
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alkes Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
2. Effendy. 2009. Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba
Medika.
3. Anonim. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
4. Anonim. 2014. Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan . Jakarta : Depkes RI.
5. Anonim. 1991. PerMenKes Depkes RI. 1991. Pedoman Kerja Puskesmas III
tahun 1991/1992. Jakarta : Depkes RI.
6. Anonim. 2009. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
7. Kementerian Kesehatan. 2016. Permenkes No 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta : Kementerian Kesehatan.
32
GAMBAR
Gambar 2. Struktur Organisasi di Puskesmas Majegan
Kepala Puskesmas
Dr. Efy Kusumawati, M. Kes
Kasubag Tata Usaha
dra. Hanud Setyawati
Data dan Informasi Umum
Sumiyatun Aris Budi P, SH
Pengelola Barang Keuangan
Agus Haryanto Etik Okta Y, A.Md Farm
Ambarwani, SGz
Dian Ayu Kiranasari, AmKg
33
Gambar 5. Rak Penyimpanan Obat di Gudang Puskesmas
34
Gambar 6. Display Obat di Ruang Farmasi
35
Gambar 8. Kartu Stok
36
Gambar 10. Almari BMHP di Gudang Puskesmas
37
Gambar 12. Kemasan Puyer
38
Gambar 13. Pembagian Puyer
39
Gambar 15. LPLPO Puskesmas
40
Gambar 17. Berita Acara Penyerahan Psikotropik Kadaluarsa
41
Gambar 20. Faktur Pembelian
42
Gambar 22. Contoh Resep Untuk Pelayanan Kefarmasian Puskesmas Induk
43
Gambar 24. Layout Ruang Farmasi
Almari
Berkas
D Meja Asisten Apoteker
AlmariPendi
I O MR
ngin
E
S B A
AJ
P A L O
C
L T AI M B
A K A A
Y R T
Almari
I
Tempat Mesin Seal Meja Kompter untuk
Psikotropika Simpus dan
dan Blender Puyer
Pelayanan Obat Pintu
Gambar 25. Daftar Obat di Ruang Farmasi
LAMPIRAN
44
1. Tugas Khusus Mahasiswa
a. Penggolongan Obat di Puskesmas Majegan
Dosis Anak
Golongan Jenis
No Nama Obat dan Ket. Tambahan
Umum Sediaan
Dewasa
1 Antibiotik Amoksilin Tablet 250-1250 Digunakan
(Gol. penisilin) 500 mg mg/hari sebelum/sesudah
(3x1) makan. Lebih baik 1
jam sebelum makan.
Alasan : penyerapan
obat maksimal dalam
keadaan lambung
kosong.
Tetrasiklin 500 mg 250-500 Digunakan sebelum
mg makan, setidaknya satu
(3x1) jam sebelum makan
atau dua jam setelah
makan
45
setidaknya 2 jam
sebelum atau 4-6 jam
sesudah meminum
antibiotik ini.
Alasan : agar tidak
mengurangi
keefektifan
ciprofloksasin.
Antibiotik Metronidazol Tablet 500-1500 Digunakan sesudah
(Gol. antiamuba) 500 mg mg/hari makan.
(3x1) Metronidazol adalah
antibiotik yang cukup
baik untk
bakteri anaerob, yakni
bakteri yang dapat
hidup tanpa
membutuhkan oksigen.
Bakteri jenis ini
biasanya hidup di
dalam luka tertutup
atau di dalam organ
tubuh, misal pada luka
kaki penderita kencing
manis (diabetes) yang
biasanya sudah
terdapat nanah, pada
infeksi perut bagian
dalam, dan sebagainya
2 Antihipertensi Amlodipin Tablet 5 2,5-10 Digunakan sesudah
mg mg/hari makan pada waktu
(1x1) pagi hari.
Amlodipin bekerja
dengan membuat
pembuluh darah
membesar sehingga
tekanan darah menurun
sehingga efek
sampingnya menjadi
udem atau edema.
Captopril Tablet 12,5-50 Digunakan
12,5 mg, mg/hari sebelum/sesudah
Tablet 25 (3x1) makan. Biasanya
mg dianjurkan untuk
dikonsumsi sebelum
46
tidur karena dapat
memicu pusing pada
tahap awal
penggunaan.
Tetapi efek samping
paling umum adalah
batuk kering
Captopril 25 mg 25-75 mg Digunakan 1 jam
(2x1) sebelum makan
Alasan : Obat ini
bekera dengan
menghambat enzim
pengubah angiotensin
yang kemudian
menurunkan jumlah
angiotensinII (hormon
yang menyebabkan
penyempitan
pembuluh darah dan
meningkatkan tekanan
darah)
Furosemid Tablet 40 20-80 Digunakan
mg mg/hari sebelum/sesudah
(1x1) makan. Lebih baik
dikonsumsi sebelum
sore hari
Alasan : memiliki efek
samping sering buang
air kecil dan hal ini
akan mengganggu
tidur jika
mengonsumsinya
terlalu malam
Nifedipin Tablet 10 10-60 Digunakan sesudah
mg mg/hari makan.
tergantung Alasan : bisa
kondisi mencegah lambung
(3x1) teriritasi
3 Analgetik Non Asam Tablet 500-1500 Digunakan sesudah
Narkotik Mefenamat 500 mg mg/hari makan atau dengan
(Analgetik Anti (3x1) cemilan
Inflamasi Non Alasan : untuk
Steroid (AINS)) mencegah efek
samping
47
Ibuprofen Tablet 400-1200 Digunakan sesudah
400 mg mg makan atau dengan
(3x1) segelas susu
Alasan : Makanan atau
susu akan melindungi
dinding lambung agar
tidak iritasi.
Kelebihan dosis
ibuprofen dapat
melukai lambung dan
usus
Analgetik Non Paracetamol Tablet 500-1500 Digunakan
Narkotik 500 mg mg/hari sebelum/sesudah
(Analgetik (3x1) makan. Jangan
Antipiretik) mengonsumsi
paracetamol terlalu
banyak atau melebihi
dosis yang ditentukan
Alasan : dapat merusak
organ hati
Analgetik Non Prednison Tablet 5 5-60 Digunakan bersamaan
Narkotik mg mg/hari dengan makanan atau
(Kortikosteroid) (3x1) susu.
Alasan : Makanan atau
susu akan melindungi
dinding lambung agar
tidak iritasi
Deksametason Tablet 0,5 0,75-9 Digunakan sesudah
mg mg/hari makan. Obat
(3x1) Deksametason adalah
obat yang tergolong
dalam kelompok obat
yang disebut steroid.
Dalam kondisi
tertentu, peradangan
(inflamasi) dapat
menyebabkan sistem
imun tubuh menjadi
terlalu aktif. Jika terus
terjadi hal ini dapat
merusak jaringan-
jaringan tubuh.
Disinilah obat steroid
seperti dexamethasone
48
berguna untuk
membantu
menghambat respon
sistem imun tubuh
terhadap peradangan
sehingga membantu
mencegah kerusakan
jaringan.
4 Analgetik Alopurinol 100 mg Dewasa : Digunakan sesudah
Narkotik 100-300 makan untuk
(Anti Pirai) mg mengurangi iritasi
3xsehari 1 lambung. Bila terjadi
tablet gatal-gatal, anoreksia,
Anak serta berkurangnya
:sehari 10- berat badan, harus
20 dilakukan pemeriksaan
mg/kgBB fungsi hati
49
(1x1) atau makan siang
Glimepirid Tablet 1 1-4 mg/hari Digunakan sesaat
mg (1x1) sebelum atau pada saat
sarapan
8 Antasida Antasida Doen Tablet 200-600 Digunakan ½ jam
200 mg mg/hari sebelum makan pada
(3x1) saat perut kosong
Alasan : Obat bekerja
dengan cara
menetralkan asam
lambung (enzim) yang
baru akan diproduksi
lebih banyak ketika
lambung mencerna
makanan.
Antasida Omeprazol 20 mg 20-40 mg Digunakan ½ jam
(Gol.Proton 1xsehari sebelum makan
Pump Inhibitor)
Antasida Ranitidin Tablet 150-300 Digunakan sebelum
(Gol. H2 150 mg mg/hari makan. Lebih baik 1
Blocker) (2x1) jam sebelum makan
Alasan : obat bekerja
dengan cara
menetralkan asam
lambung (enzim) yang
baru akan diproduksi
lebih banyak ketika
lambung mencerna
makanan. Maka,
supaya bisa bekerja
dengan baik, obat ini
harus sudah harus
diserap dalam lambung
untuk menetralkan
asam yang nanti
diproduksi saat makan.
9 Antidiare Garam oralit Sachet (1x1sachet) Digunakan untuk
200 ml /hari mencegah dan
mengobati kurang
cairan (dehidrasi)
akibat diare.
Digunakan sesudah
BAB. 1 bungkus
garam oralit dilarutkan
50
dalam 200 ml air
Zink 20 mg Bayi 6 Digunakan sesudah
bulan-5 makan dilarutkan
tahun 1 dalam 1 sendok makan
tablet
diberikan
sehari
selama 10
hari secara
berturur-
turut
bahkan
ketika diare
telah
berhenti
Antidiare tablet 630 mg 3x1 Digunakan sesudah
(Attapugit) makan
10 Analgetik non Hydrocortison Salep 5 g Dioles 2-3 Dioleskan secukupnya
narkotik 2,5 % kali sehari lalu diratakan. Jangan
(Gol. mengoleskan terlalu
Kortikosteroid) banyak atau tebal
karena akan
menyebabkan efek
samping seperti
penipisan kulit.
Jangan menutup
bagian yang sudah
diolesi salep ini
dengan kain, plester,
atau kain kasa karena
dapat meningkatkan
penyerapan obat oleh
kulit sehingga dapat
mempertinggi potensi
efek samping.
11 Mukolitik Ambroxol 30 mg 30-90 mg Digunakan sesudah
(3x1) makan. Efek samping
yang ringan pada
saluran cerna, reaksi
alergi pada kulit,
pembengkakan wajah
dan demam
12 Glikosida Digoxin 0,25 mg Dewasa Digunakan sesudah
Jantung :Digitalis makan jika minum
51
cepat (4-10 obat digoxin dengan
tablet dosis berlebihan dapat
dalam mengakibatkan mual,
beberapa muntah, konfusi,
dosis, 24 ataksia
hingga 36
jam)
Dewasa
:Digitalis
lambat (3-6
tablet
dalam
beberapa
dosis)
Anak :Tiap
6 jam 25
mcg/kgBB/
hari
13 Ekspektoran GG (Gliseril 100 mg 100-300 Digunakan sesudah
Guaiakolat) mg makan. Untuk
(3x1) meredakan batuk
berdahak mempunyai
efek samping ngantuk
dan mual
14 Vitamin Asam Askorbat 500 mg 500-1500 Digunakn sesudah
(Vitamin C) mg makan untuk
(3x1) pencegahan dan
pengobatan defisiensi
vitamin c, dengan
gejala: sariawan,
pendarahan dan
peradangan pada gusi,
memperbaiki daya
tahan tubuh setelah
sakit atau operasi
52
kadang ditemukan
terjadi tremor,
palpitasi, kejang otot,
sakit kepala dan
ketegangan
Aminofilin 200 mg 200-600 Digunakan sesudah
mg atau sebelum makan.
(3x1) Gunakan air putih
untuk menelan tablet.
Jangan mengunyah,
membelah atau
menghancurkan tablet
karena dapat
meningkatkan risiko
efek samping
17 Anti Kolesterol Simvastatin 10 mg 10 mg Digunakan pada
(1x1) malam hari sesudah
makan.
Alasan: Metabolisme
tubuh bekerja secara
maksimal
18 Anti Fungi Griseofulvin 125 mg 125-750 Digunakan sesudah
mg makan memiliki efek
(3x1) kering pada mulut,
mual, mumtah, rasa
tertekan pada ulu hati,
konfusi mental, diare,
sakit kepala, lelah,
pusing, insomnia dan
mengganggu
penampilan aktivitas
rutin
Mikonazol Krim 10 gram Dioles 2x1 Digunakan untuk kulit
sehari secara oles secara
tipis-tipis
53
beresiko untuk ibu hamil dan janin. Kategori X terbukti dalam penggunaan
menyebabkan abnormalitas pada janin tetapi tidak secara absolut
kontraindikasi selama kehamilan, contohnya Isotretionin dan
Dietilstilbestrol. Dan beberapa kategori C dan D diketahui bersifat
teratogenik yaitu memiliki efek yang tidak diinginkan terhadap janin,
contohnya Rifampisin dan Pirimidon.
Berikut contoh obat yang termasuk dalam kategori A dan B :
No Nama Obat Golongan Obat Dosis Digunakan untuk terapi
A/B/C/D/X
1 Asam folat A 400 mcg/hari Digunakan untuk
(1 x 1) vitamin dan suplemen.
Asam folat untuk ibu
hamil sangat penting
karena dapat mencegah
terjadinya cacat bawaan,
seperti spina bifida
(yakni kondisi
terdapatnya celah di
tulang belakang),
kecacatan otak
(anensefali). Asam folat
juga berperan dalam
pembentukan,
perbaikan, dan fungsi
DNA, yang akan
memengaruhi
pertumbuhan plasenta
dan perkembangan janin
2 Acetylcysteine B 200-600 mg/hari Digunakan untuk obat
(3 x 1) batuk golongan
mukolitik
3 Piridoksin A 25-75 mg/hari Digunakan untuk
(Vitamin B6) (3 x 1) vitamin dan suplemen.
Dan juga dapat
digunakan untuk anti
mual bagi ibu hamil.
4 Vitamin E A 15 mg/hari Digunakan untuk
(1 x 1) vitamin yang memiliki
fungsi utama sebagai
antioksidan untuk
melindungi sel-sel dari
54
berbagai jenis kerusakan
5 Ondansetron B 8-24 mg/hari Digunakan untuk anti
(3 x 1) emetik. Tetapi jarang
digunakan untuk anti
mual bagi ibu hamil.
6 Tablet tambah B 300-325 mg/hari Digunakan sebagai
darah (Fe) (1 x 1) diminum suplemen zat besi untuk
malam hari mengobati atau
mencegah kadar zat besi
rendah dalam darah
7 Kalsium Laktat B 500 mg/hari Digunakan untuk
(1 x 1) diminum vitamin dan suplemen
pagi hari yang sangat penting
pada kehamilan, yakni
untuk menunjang
pertumbuhan tulang
bayi
8 Antasida Doen A 200-600 mg/hari Digunakan sebagai
(3 x 1) antasida. Untuk
menetralkan kadar asam
di dalam lambung.
9 Asam B 500-1000 mg/hari Digunakan untuk
traneksamat (2 x 1) mengurangi atau
menghentikan
perdarahan. Obat ini
termasuk golongan
antifibrinolitik.
10 Utrogestan B 100-200 mg/hari Digunakan untuk
(2 x 1) penguat kandungan dan
masalah menstruasi
seperti amenore (tidak
haid), gangguan
premenstruasi,
pendarahan, dan terapi
gejala menopause.
11 Bromhexine A 8-16 mg/hari Digunakan untuk obat
HCl (3 x 1) batuk golongan
mukolitik dengan level
kandungan kimia yang
rendah, fungsinya untuk
membantu meredakan
batuk berdahak dengan
menipiskan dahak di
saluran pernapasan.
12 Chlorphenirami B 4-12 mg/hari Digunakan untuk
55
ne Maleate (3 x 1) antihistamin
(CTM)
14 Penisilin B 500-1000 mg/hari Digunakan untuk
(2 x 1) antibiotik untuk infeksi
bakteri
13 Amoksilin A 500 – 1000 mg Digunakan sebagai
(3 x 1) antibiotik untuk infeksi
14 Parasetamol A Tab : 500 mg Dapat digunakan dengan
Syr : 120mg/5ml dosis normal pada
(3 x 1) semua umur kehamilan,
untuk indikasi analgetik
antipiretik.
15 Ranitidin B 150-300 mg Digunakan sebagai obat
(2 x 1) antasida golongan H2
Blocker
16 Asam Askorbat A 100 – 300 mg Sebagai suplementasi
(Vitamin C) (3 x 1) Vitamin C pada wanita
hamil-menyusui,
penderita yang baru
sembuh dari sakit,
penderita dengan gejala
pendarahan gusi dan
sariawan
19 Vitamin B1 B 1,4mg per hari Baik untuk kesehatn ibu
hamil dan janin, asupan
vitamin B1 ini berperan
penting untuk
mengoptimalkan
perkembangan otak,
sistem saraf, dan jantung
pada bayi.
20 Erytromicin B 1,6 – 2 gram Untuk infeksi saluran
(2-4 x 1) , dosis pernafasan, infeksi kulit
maksimal 4 gram dan jaringan lebih baik
per hari jika konsultasi pada dokter
diperlukan terebih dahulu.
21 Simetidin B 400 mg Obat untuk menangani
(4 x 1) atau beberapa kondisi akibat
800mg produksi asam lambung
(2 x 1), selama 4- yang berlebihan.
12 minggu
22 Trimetoprim B 100 - 200 mg Antibiotik yang
(2 x 1) digunakan untuk
mengatasi penyakit
akibat infeksi bakteri,
56
seperti otitis media dan
infeksi saluran kemih.
23 Cefadroxil B 500-1500 mg Infeksi mikrooganisme
(3 x 1) yang sensitif seperti
bakteri gram positif
anaerob dan gram
negatif.
24 Loratadine B 5 – 10 mg Untuk meredakna gejala
10 mg (1 x 1) alergi dan memberikan
5mg (2 x 1) dapat rasa kantuk pada pasien.
dikonsumsi
sebelum makan
atau sesudah
makan
25 Sirup OBH B 15 ml Untuk meredakan batuk
(Obat Batuk (3 x 1) (1 sendok berdahak, untuk ibu
Hitam) makan) hamil lebih baik
konsultasi pada dokter
terlebih dahulu.
57
Menurut Hariana, (2008) seledri diketahui mengandung senyawa aktif yang
dapat menurunkan tekanan darah yaitu “apiin” (yang berfungsi sebagai calcium
antagonist) dan manitol yang berfungsi seperti diuretik. Daun seledri banyak
mengandung Apiin dan substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah
jumlah air kencing. Seledri juga mengandung apigenin, flavonoid, vitamin C,
kalsium, dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi
(Junaidi, 2010).
Apigenin, bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan
tekanan darah tinggi. Flavanoid dapat menghalau penyakit degeneratif. Flavanoid
dapat bertindak sebagai quencer atau penstabil oksigen singlet. Vitamin C,
vitamin C merupakan salah satu antioksidan yang dapat menurunkan tekanan
darah sekitar 5 mmHg, melalui perannya memperbaiki kerusakan arteri karena
hipertensi. Vitamin C memulihkan elastisitas pembuluh darah. Kalsium,
merupakan mineral yang sangat diperlukan untuk mendapatkan tekanan darah
yang normal karena dapat menjaga keseimbangan antara sodium dan
kalium/potasium. Magnesium, magnesium menurunkan tekanan darah dengan
cara melebarkan arteri (vasodilator) (Junaidi, 2010).
Cara membuat air rebusan seledri untuk hipertensi adalah :
1. Cuci 100 gr seledri seutuhnya sampai bersih, lalu dipotong-potong kasar,
masukan ke dalam panci
2. Tambahkan 1 gelas air bersih 200ml, rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya
3. Setelah dingin, airnya diminum. Diberikan 2 kali sehari selama 1 minggu.
(Rahmawati, 2010)
Daftar Pustaka :
1. Rahmawati, U. 2010. Pengaruh Konsumsi Jus Seledri ( Apium graveolens L.)
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi, Semarang:
Universitas Diponegoro.
2. Joshi, U.H., T.H. Ganatra, P.N. Bhalodiya, T.R. Desai, dan P.R. Tirgar. 2012.
Comparative Review on Harmless Herbs with Allophathic Remedies As Anti-
58
Hypertensive. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical
Sciences. hlm: 679
3. Hariana, A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Cetakan Kelima. Jakarta:
Penebar Swadaya.
4. Junaidi, I. 2010. Hipertensi: pengenalan, pencegahan, dan pengobatan.
Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
(2) Tanaman Jahe Emprit Untuk Pengobatan Batuk Pilek Pada Anak
diatas 2 Tahun
Jahe emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu jenis
jahe yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Hal ini
dikarenakan rimpang jahe emprit berserat lembut, beraroma tajam, dan berasa
pedas meskipun ukuran rimpang kecil. Rimpang jahe emprit juga mengandung
gizi cukup tinggi, antara lain 58% pati, 8% protein, 3-5% oleoresin dan 1-3%
minyak atsiri (Rukmana, 2000). Gingerol, zat yang memberikan rasa hangat pada
jahe ternyata memiliki properti anti peradangan dan antioksidan sehingga banyak
digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai jenis
gangguan kesehatan.
Jahe memiliki kandungan antivirus yang ampuh melawan batuk dan pilek
pada anak. Karena rasa dan aromanya yang cukup kuat, mungkin Anda perlu
mencampurnya dengan madu sebelum memberikannya pada anak. Bunda juga
bisa membuatkan wedang jahe hangat, yang akan menghangatkan tenggorokan si
kecil dan tubuhnya juga terasa lebih hangat (Syukur, 2001).
Fungsi jahe untuk anak di atas 2 tahun, yaitu :
1. Meningkatkan nafsu makan dan meredakan sembelit
2. Memiliki anti bakteri
3. Melancarkan peredaran darah
4. Mencegah infeksi pernafasan
Kupas jahe lalu cuci bersih kemudian dibakar sampai keluar aromanya.
Rebus bersama gula merah dan air hingga mendidih. Tambahkan air jeruk lemon
ke dalam jahe. Minum selagi masih hangat untuk mengobati batuk. Untuk
59
dapatkan hasil yang maksimal, minum ramuan ini dua kali dalam sehari pagi dan
sore hari. Dengan minum ramuan jahe secara rutin, batuk bisa diobati dengan
baik. Ini juga bisa membuat tubuh terasa lebih hangat dan bugar. Nutrisi yang
terkandung di dalam jahe sangat baik membunuh virus serta bakteri penyebab
batuk. Selain itu, nutrisi yang terkandung di dalam jahe juga baik untuk
meningkatkan sistem metabolisme tubuh (Muhlisah, 1999).
Cara membuat :
1. Satu ruas jahe dicuci bersih, lalu bakar hingga aromanya keluar
2. Geprek jahe bakar, lalu rebus dengan 200 ml air hingga mendidih
3. Tambahkan gula merah atau madu atau lemon sesuai selera
4. Setelah matang disaring terlebih dahulu untuk memisahkan antara air dan
rempah-rempahnya
5. Diminum selagi hangat
6. Diminum 2x sehari pada pagi dan sore hari
Daftar Pustaka :
1. Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe. Yogyakarta : PT. Kanisius.
2. Syukur, C. 2001. Agar jahe Reproduksi Tinggi. Jakarta : PT Penebar Swadaya.
3. Muhlisah, F. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon. Yogyakarta : Kanisius.
60