Disusun Oleh:
BIODATA
Nama : Niat pasrah kasih hia
Tempat/Tanggal Lahir : Lologundre, 07 oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
Alamat : Jl. Karya Bakti Gg. Teratai No. 8 Helvetia
Riwayat Pendidikan
Tahun 2003 – 2009 : SD Negeri 071180 Iraonogaila
Tahun 2009 – 2012 : SMP N.3 Faomasi Lahomi
Tahun 2012 – 2015 : SMK N.1 Lahomi
Tahun 2016 – 2019 : D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia Medan
ABSTRAK
FORMULASI SEDIAAN SHAMPO DARI EKSTRAK ETANOL BUNGA
KECOMBRANG (Etlingera elatior)
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang judul “Formulasi sediaan
shampo dari ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior)” yang
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program studi
D3 Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia Medan.
Selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom., MM., M.Kes. Selaku Ketua Yayasan Helvetia
Medan.
3. Dr. Ismail Effendy, M.Si. Selaku Rektor Institut Kesehat Helvetia Medan.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Si., Apt., Selaku Ketua Program Studi D3
Farmasi Institut Kesehatan Heletia.
6. Vivi Eulis Diana, S.Si., M.EM., Apt. Selaku Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memberikan waktu dan mengarahkan penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Pricella Ginting, S.Farm,. M.Si., Apt. Selaku Penguji II yang memberikan
saran yang bermanfaat untuk memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Dini Permata Sari, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku Penguji III yang memberikan
saran yang bermanfaat untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama pendidikan.
10. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
ayahanda Taroni Hia dan Ibunda Suryani Hia, kakak sulung Learning wati
hia, kakak werisentani linia hia, kakak eka prasetia hia, dan abang tersayang
sosiologi hia, serta keluarga besar yang telah memberikan semangat
motivasi, nasehat, doa dan dukungan kepada penulis.
11. Serta Rekan – rekan angkatan 2016 D3 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
Medan yang telah membantu serta mendukung penulis sampai tugas akhir ini
selesai.
iii
Penulis menyadari baik dari segi penggunaan bahasa, cara penyusunan
proposal ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
v
DAFTAR ISI
Halaman
COVER LUAR
COVER DALAM
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI KTI
LEMBAR DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ......................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4
1.3 Hipotesis.......................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................... 4
1.6 Kerangka Konsep ............................................................ 5
vi
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................. 22
3.2.1 Lokasi ........................................................................ 22
3.2.2 Waktu ......................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 22
3.4 Alat dan bahan ....................................................................... 23
3.4.1 Alat........................................................................... 23
3.4.2 Bahan ...................................................................... 23
3.5 Formula Sediaan Shampo ...................................................... 23
3.6 Formula yang Digunakan ...................................................... 24
3.7 Prosedur Kerja……………………………….. ...................... 24
3.7.1 Pembuatan Ekstrak Bunga Kecombrang ................... 24
3.7.2 Pembuatan shampo .................................................... 25
3.8 Evaluasi Sediaan Shampo ..................................................... 26
3.8.1 Uji Organoleptik ......................................................... 26
3.8.2 Uji Homogenitas ........................................................ 26
3.8.3 Uji pH ......................................................................... 26
3.8.4 Uji Iritasi..................................................................... 27
3.8.5 Uji Tinggi Busa ......................................................... 27
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Bahan ............................................................. 37
Lamporan 2 Perhitungan Tinggi Busa .................................................... 39
Lampiran 3 Proses Ekstrak..................................................................... 40
Lampiran 4 Formulasi sediaan shampo.................................................. 42
Lampiran 5 Hasil Uji Homogenitas ....................................................... 44
Lampiran 6 Hasil Uji pH ........................................................................ 45
Lampiran 7 Hasil Uji Iritasi ................................................................... 46
Lampiran 8 Hasil Uji Tinggi Busa ........................................................ 47
vii
BAB I
PENDAHULUAN
teratur dan benar, gangguan rambut tersebut bisa diatasi. Merawat keindahan dan
kesehatan rambut biasanya diawali dari kebersihan rambut, yaitu dengan mencuci
rambut setiap dua atau tiga kali seminggu dengan shampo yang sesuai dengan
Rambut merupakan hiasan kepala, yang dapat membuat wajah jadi lebih
menarik, terutama bagi kaum wanita. Rambut juga merupakan mahkota yang
dapat dibanggakan dan dikagumi oleh setiap insan yang memandangnya. Oleh
sebab itu, anda merawat rambut agar tetap subur, lebat, dan teratur, itulah
ungkapan yang sering kita dengar untuk melukiskan betapa pentingnya rambut
yang sehat. Tidak mudah memiliki rambut yang indah dan sehat karena sering kali
aktivitas terganggu karena akan menjadi pusing. Seperti halnya ketombe, ketombe
menghilangkan kotoran dari rambut dan kulit kepala, membuat rambut mudah
1
2
seperti minyak dan kotoran lain, dan juga dapat memperindah rambut dan tanpa
Sebagai langkah awal, agar tak salah memilih shampo kenali dulu kondisi
dan jenis rambut anda. Akan lebih baik lagi jika anda mengenali rambut anda
seperti halnya mengenal bagian tubuh lain semisal kulit wajah. Setelah tahu
rambut anda masuk dalam kategori normal, kering, atau berminyak, akan lebih
Banyak produk yang dijual dipasaran, dari dalam maupun luar negeri,
pastikan produk tersebut sudah sesuai dengan jenis rambut. Baca aturan pakai dan
kegunaan yang mendasar. Mahal atau murahnya produk belum tentu cocok
dengan kulit dan rambut jika tidak mengerti kegunaannya. Begitu pula dengan
penataan rambut dan penggunaan aksesoris. Penataan yang salah akan berakibat
gel ekstrak metanol bunga kecombrang telah diteliti memiliki aktivitas antibakteri
metode difusi agar dengan konsentraksi ekstrak ialah 4%, 5%, dan 6% (8).
shampo?
1.3 Hipotesis
shampo.
sediaan shampo.
berikut:
sekitar masyarakat.
sebagai shampo.
TINJAUAN PUSTAKA
(10).
Kerjaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaseae
Genus :Etlingera
tanaman aromatik, karena mempunyai aroma yang khas. Herba dengan tinggi
membentuk rumput. Rimpang tebal, berwarna merah jambu. Daun tersusun atas
dua baris, berseling bentuk jorong lonjong, pangkal membulat atau menjantung,
5
6
masing butir berukuran 2-2,5 cm, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji
banyak, coklat kehitaman, diselubungi aril putih bening atau kemerahan (10).
kecombrang terkandung zat aktif seperti saponin, flavonoid dan polifenol. Zat
aktif tersebut dikenal sebagai deodorant alami yang mengurangi bau badan yang
kurang enak bagi orang yang mengkonsumsinya. Khasiat lain dari kecombrang
adalah memperbanyak ASI, dan pembersih darah. Hal ini sangat baik bagi ibu
2.2 Rambut
1. Anatomi Rambut
. Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan mempunyai
adalah melindungi kepala dari benturan dan sinar matahari, menambah keindahan
dan garis warna pada wajah, melindungi mata dari keringat kotoran dan debu, dan
lain-lain (12).
Bahan utama rambut ialah zat tanduk atau keratin. Susunanya terdiri dari
zat putih telur (protein) dan zat-zat anorganik seperti karbon (C) 15%, Oksigen
(O2) 21%, Nitrogen (N2) 17%, Hidrogen (H2) 6%, dan Belerang (S) 5%.
pertumbuhann normalnya adalah inchi (1 ¼ cm) setiap bulan atau 24 jam 0,3
mm. Dan itu juga akan sangat dipengaruhi juga oleh usia, jenis kelamin, ras, dan
iklim (12).
8
2. Jenis Rambut
1) Rambut lanugo/velus
kecuali pada bibir, telapak tangan, dan kaki. Rambut ini tumbuh
2) Rambut terminal
Rambut terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta
yaitu:
ketiak.
b) Rambut pendek terdapat pada alis mata, bulu mata, dan bulu
hidung.
1) Rambut normal
tidak terlalu kering serta bersih dari ketombe. Rambut normal lebih
a) Rambut berminyak
b) Rambut kering
Jumlah rambut pada kulit kepala orang dewasa kurang lebih dari 100.000
helai. Jumlah papil rambut di kulit kepala tetap sejak bayi sampai tua. Tetapi
semakin bertambah usia, jumlah rambut di kulit kepala makin berkurang karena
jumlah rambut dalam fase rontok (telogen) lebih banyak dibandingkan rambut
dalam fase tumbuh (anagen). Pada usia muda dan anak-anak, rambut yang ada
dalam fase tumbuh (anagen) lebih dari 90%, pada usia dewasa 85% dan pada usia
Menurut beberapa buku, jumlah rambut yang rontok normalnya setiap hari
rata-rata 40 sampai 100 helai. Jadi kalau setiap hari rambut rontok sekitar 50 helai,
itu masih normal. Apabila jumlah rambut yang rontok setiap hari melebihi 100
2.3 Shampo
“memeras”. Pada mulanya shampo dibuat dari sabun atau campuran sabun, tapi
pada akhir-akhir ini shampo lebih banyak menggunakan detergen sintetik, hal ini
sabun mengendap dengan air sadah sehingga daya pencucinya hilang (15).
menghilangkan kotoran dari rambut dan kulit kepala, membuat rambut mudah
ditata dan tampak sehat, dikemas dalam bentuk sediaan yan nyaman untuk
pengelupasan kulit kepala, dan melindungi rambut dan kulit kepala (15). Shampo
dan daya pembersih kuat, sehingga jika digunakan untuk keramas rambut, lemak
rambut dapat hilang, rambut menjadi kering, kusam, dan mudah menjadi kusut,
Fungsi shampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit
kepala dari kotoran yang melekat sehingga faktor daya bersih (cleansing ability)
11
merupakan hal yang penting dari suatu produk shampo. Berikut ini diuraikan
1. Mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai kondisi air. Kandungan
mineral atau senyawa dalam air antara satu daerah dengan daerah lain
tidak sama. Beberapa daerah memiliki kondisi air yang dapat menurunkan
kelemahan tersebut.
2. Tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasa pedih dimata saat
digunakan.
1. Surfaktan
sintesis dan cocok untuk kondisi rambut pemakai. Beberap jenis surfaktan
diantaranya:
b. Lauret sulfat (pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang baik)
12
2. Pelembut (contioner)
Pelembut membuat rambut mudah disisir dan diatur oleh karena dapat
keadaan rambut yang rusak akibat keriting, pewarna pemutih, atau steiling
6. Pengawet
7. pH balance (18).
Sodium Lauryl Sulfat merupakan jenis surfaktan yang sangat kuat dan
berbentuk kristal putih atau kream hingga kuning yang memiliki tekstur
13
halus, menghasilkan busa, rasa pahit, dan bau zat lemak yang samar.
Kelarutan: mudah larut dalam air dingin maupun air panas (19).
mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak larut dalam
3. Cocamide DEA
viskositas sediaan dan larut dalam air maupun larut dalam minyak, ini
memungkinkan air dan minyak yang terdispersi merata dalam larutan (19).
Pemerian: cairan kental yang jelas dengan bau agak amoniak. Kelarutan:
larut dalam etanol (95%), air, dan pelarut yang paling umum seperti
4. Metil Paraben
Metil paraben adalah bahan yang mengandung tidak kurang dari 99,0%
Kelarutan: larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian
etanol. Jika didinginkan larutan tetap jernih. Metil paraben ini mempunyai
5. Aquadest
menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai.
jernih, tidak mengandung zat tambahan lain, tidak berwarna dan tidak
berbau (22).
6. Menthol (Mentholum)
permen atau yang dibuat secara sintetik, berupa I-mentol atau mentol
berwarna, biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur, bau enak
seperti minyak permen. Kelarutan: sukar larut dalam air, sangat mudah
larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter , dan dalam asam asetat
glasial, dalam minyak mineral, dan dalam minyak lemak dan dalam
2.4 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengelolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
1. Simplisia nabati
selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanaman dengan
2. Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau
zat-za yang dihasilkan hewan masih belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia mineral
Simplisia mineral adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik yang telah
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman liar dan
tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen, galur (asal usul,
tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitas yang tidak bisa
penyimpanan.
16
baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapa ini adalah masa
panen.
b. Sortasi basah
b) Rumput-rumputan
c) Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak
digunakan
c. Pencucian
berikut:
a) Mata air
b) Sumur
c) PAM
d. Pengubahan bentuk
ukurannya besar.
bongkolnya.
e. Pengeringan
f. Sortasi kering
ditempat yang sejuk pada suhu 5-15˚C, dan ditempat yang dingin pada
2.4.2 Ekstraksi
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
senyawa yang terdapat dalam simplisia yang tidak tahan dengan panas.
berikut:
a. Maserasi
b. Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara
tertentu.
panas diantaranya:
a. Infusa
b. Digesti
c. Dekokta
d. Refluks
e. Soxhletasi
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah adalah jenis penelitian
gejala atau pengruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.
Ciri khusus dari penelitian eksperimental adalah adanya percobaan atau trial.
Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel. Dari
3.2.1 Lokasi
Medan.
3.2.2 Waktu
adalah ekstrak bunga kecombrang ( Etlingera elatior) yang di ambil dari siboro
21
22
lain. Banyak sampel yang diambil yaitu sebanyak 5 kg untuk dijadikan ekstrak
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan shampo dari ekstrak
3.4.1 Alat
analitik (Citizen), kertas perkamen, kaca arloji, pipet tetes, pH meter (Hanna),
botol kemasan shampo (botol pump 100 ml PET), aluminium foil, gelas ukur 500
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: ekstrak bunga
Cocamide DEA 4%
Na-CMC 3%
23
Menthol 0,25%
Asam sitrat qs
Formula
Bahan F0 % F1% F2% F3% Khasiat
Ekstrak bunga kecombrang 0% 4% 5% 6% Zat berkhasiat
Sodium lauryl sulfat 10% 10% 10% 10% Surfaktan
Cocamide DEA 4% 4% 4% 4% Pembusa
Na-CMC 3% 3% 3% 3% Pengental
Propil paraben 0,2% 0,2% 0,2% 0,2% Pengawet
Menthol 0,25% 0,25% 0,25% 0,25% Penyegar
Asam sitrat qs qs qs qs Acidifying agent
Aquadest ad 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml Pelarut
Keterangan:
1. F0: Blanko
2. F1: Ekstrak Bunga Kecombrang 4%
3. F2: Ekstrak Bunga Kecombrang 5%
4. F3: Ekstrak Bunga Kecombrang 6%.
1. Pengumpulan Simplisia
dengan air mengalir, lalu lakukan sortasi basah kemudian di timbang berat
24
terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah kering dilakukan sortasi kering
kemudian wadah maserasi ditutup dan disimpan selama 5 hari ditempat yang
terlindung dari sinar matahari langsung sambil diaduk pada waktu tertentu.
kembali dengan etanol 70% sebanyak 1250 ml selama 2 hari kemudian disaring
dan dipisahkan ampas dan filtratnya. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian
ekstrak yang kental dan diuapkan diatas water bath hingga diperoleh ekstrak
murni (27).
sediaan.
butiran kasar pada sediaan shampo dan tekstur homogennya sediaan yang telah
dibuat secara fisik. Shampo dioleskan dengan berbagai konsentrasi diatas kaca
arloji, shampo harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlibat
3.8.3 Uji pH
sediaan dan menjamin sediaan tidak mengiritasi pada kulit. Keasaman (pH) diukur
shampo harus memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 - 6,5.
jasmani usia 18-25 tahun dengan cara sediaan shampo dioleskan pada telinga
bagian belakang sukarelawan, dan dilihat perubahan yang terjadi berupa iritasi
pada kulit, gatal, dan perkasaran selama 24 jam dengan diamati setiap 4 jam
sekali (28).
ukur kemudian dilakukan pengadukan selama 3 kali. Lalu diamati tinggi busa
yang dihasilkan kurang lebih 15-45 menit, diukur tinggi busa yang terbentuk,
didiamkan selama 5 menit diukur tinggi busanya, kemudian dicatat kembali tinggi
perubahan bentuk, warna dan bau pada sediaan shampo. Hasil pengujian dapat
27
28
berbagai konsentrasi diatas kaca arloji, shampo harus menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terlibat adanya butiran kasar. Pengujian homogenitas dapat
belakang telinga 4 orang sukarelawan yang berbeda selama 24 jam yaitu 1 orang
sukarelawan mendapat semua formula dihari yang berbeda dan dilihat reaksi
iritasi yang timbul. Pengujian iritasi dapat dilihat pada tabel 4.4.
Sukarelawan
Formula
I II III IV
Formula 0 - - - -
Formula 1 - - - -
Formula 2 - - - -
Formula 3 - - - -
Keterangan :
+ : kulit kemerahan
++ : kulit gatal-gatal
Hasil pengujian tinggi busa terhadap sediaan shampo ekstrak etanol bunga
1.3 Pembahasan
pengamatan terhadap uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji iritasi dan uji
tinggi busa.
sediaan shampo yang memiliki warna yang menarik, bau yang dapat diterima oleh
pengguna, dan bentuk yang nyaman untuk digunakan, seperti yang telah
ditetapkan dalam SNI No. 06-2692-1992 (29). Berdasarkan hasil uji organoleptik
sediaan shampo diketahui bahwa masing-masing formula 0%, 4%, 5%, dan 6%
menunjukkan bentuk semi padat dan tidak ada yang mengendap , warna coklat
homogenitas tidak boleh mengandung bahan kasar yang bisa diraba. Uji
homogenitas dilakukan secara visual serta dilihat dengan tidak adanya partikel-
atau kebasaan suatu larutan. Bila sediaan berada diluar pH kulit dikhawatirkan
akan menyebabkan kulit bersisik atau bahkan iritasi (29). Hasil pemeriksaan pH
menunjukkan bahwa sediaan tanpa ekstrak etanol bunga kecombrang adalah 6,9,
Nilai pH shampo harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam SNI
ekstrak bunga kecombrang yang mengandung antioksidan yang bersifat asam. Hal
Uji iritasi dilakukan dengan tujuan melihat ada tidaknya efek samping
yang muncul pada kulit saat menggunakan sediaan shampo seperti kulit
Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada sukarelawan yang dilakukan
yang dibuat pada bagian belakang telinga selama 24 jam dengan diamati setiap 4
terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu adanya kulit merah, gatal-
gatal, ataupun adanya pembengkakan. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan
bahwa sediaan shampo ekstrak etanol bunga kecombrang yang dibuat aman untuk
digunakan.
Uji tinggi busa merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam
busa untuk melihat daya busa dari shampo. Busa yang stabil dalam waktu lama
Karakteristik busa shampo dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya bahan
menggunakan aquadest memiliki tinggi busa berkisar 70-105 mm. Nilai rata-rata
dan formula F3 78,09%. Dengan demikian hasil uji tinggi busa pada sediaan
shampo ekstrak etanol bunga kecombrang berada dalam persyaratan tinggi busa
5.1 Kesimpulan
coklat, aroma khas bunga kecombrang dan bentuk semi padat. Dari masing-
homogen. Uji pH menunjukkan pH blanko 6,9, F1 6,2, F2 5,8 dan F3 5,6. Uji
iritasi menunjukkan bahwa sediaan shampo memberikan hasil negatif yaitu tidak
terjadi iritasi pada sukarelawan. Uji tinggi busa menunjukkan bahwa tinggi busa
akhir pada sediaan shampo blanko 55 mm, F1 65 mm, F2 80 mm, dan F3 82 mm.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol bunga
5.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35
3. Cocamide DEA :
4. Na-CMC :
5. Menthol :
6. Propil paraben :
3. Cocamide DEA :
4. Na-CMC :
5. Menthol :
6. Propil paraben :
3. Cocamide DEA :
4. Na-CMC :
5. Menthol :
6. Propil paraben :
3. Cocamide DEA :
4. Na-CMC :
5. Menthol :
6. Propil paraben :
Blanko :
F1 :
F2 :
F3 :
39
Lampiran 3 Lanjutan
3.4 Hasil ekstrak kental bunga kecombrang (Etlingera elatior) sebanyak 45 gram.
41
Lampiran 4 Lanjutan
Lampiran 14 Lanjutan
54