Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MARKETING & DISTRIBUSI

OBAT CACING KONVERMEX

Kelompok 4

Nama Anggota :

1. Ambar Sekar Kinasih (K11021R006)

2. Andika Permana (K11021R007)

3. Anisa Ellen Brilyani (K11021R008)

4. Anisa Lifana (K11021R009)

5. Anniffa Mahitha Syavira (K11021R010)

6. Annisa Hasyidah (K11021R011)

7. Annisa Putri Ramadhina (K11021R012)

8. Annisa Sari Fahdilla (K11021R013)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS FARMASI

2021
A. Deskripsi Produk

Konvermex 250 kaplet

Tiap tablet mengandung Pyrantel Pamoate setara dengan Pyrantel


base 250 mg
Komposisi

Indikasi Untuk pengobatan kecacingan yang disebabkan oleh parasite-parasit


saluran pencernaan berikut, baik tunggal maupun campuran :

● Cacing kremi (Enterobius vermicularis)


● Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
● Cacing tambang (Ancylostoma duodenale)
● Cacing tambang (Necator americanus)
● Cacing Trichostrongylus colubriformis dn Orientalis

Aturan pakai Takaran tablet 250 mg untuk satu kali pengobatan

Umur Jumlah tablet sekali minum


2 – 6 tahun ½ - 1 kaplet

6 – 12 tahun 1 – 1½ kaplet

Lebih dari 12 tahun 1½ - 2 kaplet

Kontra Indikasi Penderita hipersensitif

Efek samping Anoreksia (nafsu makan hilang),


mual, muntah, diare, sakit kepala,
pusing, rasa mengantuk, rash
(ruam kulit).

Peringatan dan ● Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi


Perhatian hati
● Tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 2 tahun dan
wanita hamil karena keamanan penggunaannya belum banyak
diketahui
● Jika terjadi overdosis, dilakukan kuras lambung dan
pengobatan supportif

Interaksi Obat Dengan Piperazin citrate, memberikan efek antagonis.

Konvermex 250 Suspensi


Komposisi Tiap 5 ml mengandung Pyrantel Pamoate setara dengan Pyrantel base
250 mg

Indikasi Untuk pengobatan kecacingan yang disebabkan oleh parasite-parasit


saluran pencernaan berikut, baik tunggal maupun campuran :

● Cacing kremi (Enterobius vermicularis)


● Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
● Cacing tambang (Ancylostoma duodenale)
● Cacing tambang (Necator americanus)
● Cacing Trichostrongylus colubriformis dn Orientalis

Aturan pakai Takaran suspensi untuk satu kali pengobatan

Umur Jumlah tablet sekali minum

2 – 6 tahun ¼ - ½ takaran (2.5 - 5 ml)

6 – 12 tahun ½ - ¾ takaran (5 - 7.5 ml)

Lebih dari 12 tahun ¾ - 1 takaran (7.5 - 10 ml)

1 takaran = 10 ml
Kontra Indikasi Penderita hipersensitif

Efek samping Anoreksia (nafsu makan hilang), mual, muntah, diare, sakit kepala,
pusing, rasa mengantuk, rash.

Peringatan dan ● Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi


Perhatian hati
● Tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 2 tahun dan
wanita hamil karena keamanan penggunaannya belum banyak
diketahui

Interaksi Obat Dengan Piperazin citrate, memberikan efek antagonis.

KOCOK DAHULU SEBELUM DIMINUM

Simpan pada suhu kamar (25° - 30° C)

B. Segmenting
Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar produk tetap berada
dalam posisi yang efektif melayani segmen-segmen pelanggan yang maksimal dari
pasar yang dituju adalah dengan menetapkan segmentasi pasar. Segmentasi pasar
merupakan pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dengan
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk
atau bauran tersendiri. Secara umum, segmentasi pasar digolongkan menjadi 4, yaitu:
demografis, geografis, psikografis, dan tingkah laku (Ahmadi and Herlina, 2017).
● Demografi
Dari segi demografi produk konvermex dapat digunakan oleh masyarakat
Indonesia dari usia anak-anak sampai dewasa karena produk ini mempunyai bentuk
sediaan kaplet dan suspensi dengan dosis yang berbeda. Segmen perusahaan juga
tertuju pada semua kelas pendapatan, dimana produk ini relatif dapat dijangkau
dari kelas atas, menengah, sampai kelas bawah.
● Geografi
Dari segi geografi, produk konvermex dapat dipasarkan dimanapun, baik
wilayah kota maupun desa terutama daerah padat penduduk dengan sanitasi atau
higiene yang kurang memadai.
● Psikografi
Segi psikografi menyangkut dengan gaya hidup, maupun kepribadian
konsumen. Penyakit cacingan cenderung banyak terjadi pada anak-anak, tetapi
dapat juga terjadi pada orang dewasa. Hal ini terjadi antara lain karena tidak
menerapkan pola hidup sehat. Sadar akan hal maka produk konvermex hadir
dengan bentuk sediaan yang menyesuaikan keadaan pasien dimana konvermex
menyediakan bentuk sediaan kaplet yang dapat digunakan oleh dewasa dan
suspensi yang mudah digunakan oleh anak-anak yang sukar untuk menelan kaplet.

C. Targeting
Konimex memproduksi obat cacingan dengan nama produk "konvermex". Produk
konvermex ini mempunyai dua bentuk sediaan seperti sirup suspensi dan
tablet/kaplet. Bentuk sedian ini dibuat bertujuan untuk mencapai target pemasaran.
Dalam pemasaran konvermex yang menjadi sasaran distribusi perusahaan merupakan
apotik-apotik, toko obat dan minimarket. Targeting yang digunakan produk
konvermex ini adalah family programs (program keluarga). Sediaan konvermex sirup
suspensi ditargetkan untuk anak-anak, sedangkan sediaan konvermex tablet/kaplet
ditargetkan untuk orang dewasa. Target usia untuk anak-anak yaitu 2-12 tahun,
sedangkan target untuk orang dewasa yaitu diatas usia 12 tahun.

D. Positioning
Konvermex mengatakan bahwa dirinya sebagai “Obat Cacing Keluarga”, maka
sebenarnya Konvermex sedang membangun kepercayaan kepada konsumen bahwa ia
mampu mencegah dan mengobati penyakit cacingan bagi seluruh anggota keluarga.
Oleh karena itu untuk membangun kepercayaan tersebut Konvermex memproduksi
produk dengan berbagai bentuk sediaan agar dapat diterima bagi seluruh anggota
keluarga seperti bentuk sediaan suspensi dengan varian rasa vanila dan jeruk untuk
anak-anak dan tablet serta kaplet untuk dewasa, dan menggunakan bahan aktif
pirantel pamoat yang dapat menghancurkan cacing didalam tubuh, serta dapat
mengeluarkannya tanpa menggunakan obat pencahar.

E. Marketing Mix
1. Product
Obat cacing hanya digunakan dalam 6 bulan sekali sehingga daya beli
masyarakat tidak terlalu tinggi karena penggunaannya yang jarang. Sehingga
PT. konimex membuat inovasi pada produk konvermex dengan membuat
sediaan suspensi untuk dewasa dengan rasa vanilla late dan suspensi rasa
jeruk untuk anak-anak, sehingga dapat meningkatkan ketertarikan konsumen
pada produk konvermex dibandingkan dengan produk lain.
2. Price
Produk yang ditawarkan konvermex sebagai obat cacing sangat kompetitif
untuk harga dipasaran yaitu untuk :
● Konvermex 125 suspensi : Rp 16.200/botol
● Konvermex 125 tablet : Rp 12.550/strip
● Konvermex 250 suspensi : Rp 20.300/botol
● Konvermex 250 tablet : 12.550/strip
Dengan harga tersebut masih terjangkau untuk dibeli konsumen.
3. Promotion
Konvermex menerapkan beberapa strategi promosi diantaranya:
a) Advertising
● Advertensi cetak: melalui media cetak seperti di majalah
kesehatan
● Advertensi elektronika: melalui iklan di televisi
● Transit advertensi : melalui poster yang ditempelkan pada
apotek
b) Direct marketing
● Electronic teleshopping: Konimex membuat market place
(konimexstore.com) yang menjual secara online berbagai
macam produk buatan Konimex dan menerima layanan
informasi melalui PC.
4. Place
Konvermex dapat dibeli secara online melalui website resmi konimex
(konimexstore.com), Apotek, supermarket dan minimarket.
5. People
Konimex merekrut beberapa sales untuk membantu mempromosikan produk.

6. Process
Aspek proses terkait erat dengan pelayanan perusahaan, bagaimana
menjamin kepuasan pelanggan (quality assurance) dalam proses bisnis.
Keseluruhan proses akan membentuk pengalaman konsumen. Hal ini sangat
penting untuk diperhatikan karena berkaitan langsung dengan kesan dan
kepuasan konsumen.
Strategi bauran pemasaran pada aspek Process berhubungan dengan
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), pelayanan terhadap konsumen, dan
kelengkapan peralatan peracikan.
Kegiatan distribusi obat di Apotek meliputi pengadaan, penyimpanan,
dan penyaluran obat. Apotek memesan obat Konvermex melalui PBF
(Pedagang Besar Farmasi) yang sebelumnya diproduksi oleh Industri Farmasi
yaitu PT. Konimex. Apotek melayani konsumen baik secara langsung datang
ke Apotek ataupun pelayanan melalui telepon yang kemudian pesanan obat
dapat diantarkan ke alamat konsumen. Apotek sangat teliti dalam memenuhi
kelengkapan alat dalam peracikan obat, jika ada alat yang rusak atau pecah
maka Apoteker penanggung jawab ataupun karyawan segera mengganti
dengan alat yang lebih baik. Proses yang baik dan karyawan yang handal serta
cekatan, membuat Apotek mampu menjaga kepercayaan dan citra apotek
kepada konsumen

7. Physical evidence
Perusahaan harus ada wujudnya secara fisik agar menambah
kepercayaan konsumen. Physical evidence (bukti fisik) pada Apotek
berhubungan dengan lokasi usaha, tempat parkir yang memadai, ruang tunggu
yang nyaman, dan tata letak produk yang rapi.
1. Lokasi Apotek berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Daerah dan
dari jarak 200 meter terdapat Puskesmas. Pasien yang berobat dari
Rumah sakit ataupun puskesmas dapat langsung menebus obatnya di
Apotek, sehingga lokasi Apotek ini sangat strategis.
2. Apotek memiliki tempat parkir yang cukup memadai dan luas. Selain
dapat ditempati oleh sepeda motor, tempat parkir dari Apotek juga
dapat ditempati oleh beberapa mobil.
3. Apotek menyediakan ruang tunggu bagi konsumen yang antri atau
menunggu obat jadi.
4. Obat disusun dengan rapi pada almari kaca (estalase) atau dirak-rak
obat berdasarkan urutan abjad dan kelas terapinya. Konvermex
sirup/suspensi ditempatkan terpisah dari produk tablet/kaplet

F. Strategi Pemasaran Berdasarkan Siklus Produk


Konsep pemasaran menekankan orientasinya pada pemberian kepuasan kepada
konsumen melalui strategi pemasaran terpadu agar tujuan perusahaan mendapat keuntungan
jangka panjang dapat tercapai. Sedangkan konsep penjualan menekankan pada orientasi
kepentingan si penjual/produsen agar target penjualan dapat tercapai melalui kegiatan
penjualan dan promosi produk, sehingga tujuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
jangka pendek dapat tercapai. Setiap perusahaan akan mencari strategi pemasaran yang tepat
bagi produknya, sehingga sasaran pasar dan tujuan bidang pemasarannya dapat tercapai.
Menurut Assauri (2004:289)
Siklus daur hidup produk ada empat tahapan,yaitu : tahapan pengenalan
(introduction), tahap pengembangan (growth), tahapan pematangan/ kedewasaan (maturity),
dan tahapan penurunan (decline).

1. Tahap perkenalan
Pada tahap ini produk baru diperkenalkan di pasar, biasanya biaya yang dikeluarkan
cukup tinggi terutama biaya periklanan sedang volume penjualan masih kecil. Promosi pada
tahap ini memegang peranan yang sangat penting,yang pada hakekatnya promosi
dilaksanakan dengan berorientasi penjualan. Tahap penjualan suatu produk menunjukan ciri-
ciri dimana tingkat keuntungan belum begitu nampak hasill penjualan relatif kecil sedangkan
biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Tahap perkenalan produk biasanya terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang baru memulai kegiatan operasional atau perusahaan yang sudah
ada yang menciptakan atau menjual produk baru.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan untuk membangun kesadaran akan
produk secara meluas dan mendorong konsumen untuk mencoba. Atau dengan kata lain
adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk baru). Untuk kepentingan ini
produk biasanya didesain dengan model yang terbatas guna menghindari terjadinya
kebingungan pada calon pembeli dan memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan
cepat. Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan
kegiatan promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :
a)Strategi Peluncuran Cepat (Rapid Skimming Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk
memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang
gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal. Cara ini
biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil jika
sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia membayar
pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial serta ingin
membangun preferensi pada mereknya.
b)Strategi Peluncuran Lambat (Slow Skimming Strategy)
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu
tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing
potensial belum muncul.
c)Strategi Penetras Cepat (Rapid Penetration Strategy)
Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang
agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan
memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,
konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan
terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.

d)Strategi Penetrasi Lambat (Slow Penetration Strategy)


Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh
penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah. Contoh produk yang ada pada tahap ini untuk barang
elektronik misalnya iPad.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Tahap pertumbuhan produk yang dimaksudkan yaitu karena produk sudah mulai
dikenal dalam masyarakat sehingga hasil penjualan sudah mulai meningkat. Perhatian
pembeli terhadap produk mulai tumbuh dan akan mencoba produk apabila cocok dengan
selera mereka maka pada kesempatan lain dapat membeli lagi. Dalam tahap ini perusahaan
mulai menikmati keuntungan karena volume penjualan mulai meningkat sedangkan
pengusaha-pengusaha lain mulai melihat bahwa produk tersebut dapat memberikan
keuntungan sehingga mereka juga akan beramai-ramai mengusahakan barang atau jasa yang
identik sama, baik ukuran maupun kualitas. Bila suatu produk telah melewati tahap
perkenalan dengan baik, maka selanjutnya akan memasuki tahap pertumbuhan. Tahap ini
sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.
a)Pertumbuhan Cepat (Rapid Growth)
Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru
dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun
jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan
menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan. Strategi pemasaran
pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan
distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar
baru.
b)Pertumbuhan Lambat (Slow Growth)
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan
oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui
produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha
modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan
posisi produknya di pasar. Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena
persaingan harga akan cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak
yang keluar dari pasar disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik
industri. Contoh produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah laptop dimana pasar laptop
saat ini sedang tumbuh pesat.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


Pada tahap kedewasaan produk persaingan sudah mulai semakin tajam dimana sudah
terdapat beberapa perusahaan lain yang juga memasarkan produk yang sama sehingga
pernjualan perusahaan tidak dapat ditingkatkan lagi kecuali perusahaan mengambil langkah
yang tepat dalam situasi tersebut. Kebijaksanaan harga jual dan promosi sangat menentukan
dalam tahap ini, dimana perusahaan dapat menurunkan harga dan melakukan kegiatan
promosi yang lebih agresif tergantung pada kemampuan perusahaan dan perolehan
keuntungan. Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan yaitu :
a) Strategi Bertahan (Defensive Strategy)
Strategi ini bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing dan menjaga
kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini
adalah berupa modifikasi bauran pemasaran (product, price, place, & promotion) untuk
memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada
penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan kelemahan produk.
b)Strategi Menyerang (Offensive Strategy)
Strategi ini lebih menitik beratkan pada usaha perubahan untuk mencapai tingkat yang
lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet
kelompok bukan pemakai (non user), mengintensifkan penawaran produk kepada non- user,
dan merebut konsumen pesaing. Bentuk lain dari strategi menyerang adalah modifikasi
produk, yaitu mengubah karakteristik produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik
konsumen saat ini untuk membeli, dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk
kepada konsumen sekarang untuk mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian
yang lebih sering (usaha seperti ini sering disebut dengan product relaunching). Contoh
produk elektronik yang ada pada tahap ini adalah handphone.

4. Tahap Penurunan (Decline)


Pada tahap ini jumlah produk yang sama atau serupa meningkat, masing-masing
perusahaan yang bersaing tidak bergerak secara leluasa karena pembeli mempunyai banyak
pilihan. Pemberian potongan harga dan sejenisnya mulai bermunculan dan kegiatan promosi
semakin meningkat. Adapun volume penjualan pada beberapa perusahaan tidak dapat
berkembang sedang biaya pemasaran semakin meningkat. Karena biaya pemasaran tidak
dapat diimbangi oleh hasil penjualan menyebabkan keuntungan usaha perusahaan-perusahaan
yang bersaing menurun secara keseluruhan. Pada tahap ini kemunduran ini biasanya sudah
dilakukan lagi pengenalan produk-produk baru. Tahap ini memberikan ciri-ciri yang kurang
menguntungkan. Pembeli sudah tidak memperhatikan lagi produk yang lama tetapi mereka
akan memilih produk yang baru muncul yang dianggap lebih bermanfaat dari produk lama.
Dengan memperhatikan daur kehidupan produk maka suatu perusahaan menyusun strategi
kombinasi produk atau kebijakan produk baru dalam peranannya menghasilkan keuntungan
meningkatkan volume penjualan atau perencanaan produk harapan masa mendatang.
Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor - faktor seperti perubahan selera pasar,
produk substitusi diterima konsumen (baik dalam negeri maupun dan luar negeri), dan
perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap ini. Namun perlu
diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan. Alternatif - alternatif tersebut di
antaranya adalah:
a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang
baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
c. Mencari pasar baru.
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat
diatasi.
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok
kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Selain strategi – strategi yang sudah dijelaskan diatas strategi lain yang dapat juga
diterapkan pada tiap siklus hidup produk yaitu sebagi berikut :

Selain melakukan strategy, penting pula untuk memperhatikan cara agar dapat
memperpanjang daur hidup produk. Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur
hidup produk yaitu:
a. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan
penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk
hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya
minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
b. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk
ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
c. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran,
ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang
biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu
tampil baru dan segar.
d. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat
diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara
membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok
sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai
membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

Analisis strategi pemasaran konvermex berdasarkan siklus hidup produk :


a. Tahap pengenalan
Melihat prospek dan banyaknya kejadian cacingan pada anak dan orang dewasa di
Indonesia maka konimex meluncurkan produknya yang diberi nama Konvermex untuk
mengatasi terjadinya penyakit kecacingan yang terjadi di Indonesia. Dengan memasang
slogan “konvermex obat cacing untuk keluarga” produk ini tersedia dalam bentuk suspensi
dan kaplet. Konvermex mengobati penyakit kecacingan yang disebabkan oleh parasit saluran
pencernaan, baik tunggal maupun campuran : cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing
gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), cacing tambang
(Necator americanus), dan cacing Trichostrongylus colubriformis dan Orientalis. Produk ini
pertama x diluncurkan oleh PT. Konimex pada tahun 2017 dengan menggunakan strategi
promosi berupa advertensi elektronika melalui media iklan di televisi.

b. Tahap pertumbuhan (Growth)


Setelah melalui fase pengenalan dengan baik, selanjutnya siklus hidup konvermex
masuk pada fase pertumbuhan. Pada fase ini semakin banyak orang menyadari pentingnya
pemberian obat cacing untuk anak dan keluarganya, serta menjalankan program pemerintah
untuk pemberian obat cacing minimal 6 bulan sekali melalui Peraturan Menteri Kesehatan
No. 15 tahun 2017 tentang penanggulangan cacingan. Sehingga semakin banyak orang yang
tertarik untuk membeli produk konvermex dengan jumlah pesaing yang masih minimal.

c. Tahap kedewasaan (Maturity)


Dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap produk obat cacing, maka
banyak pesaing - pesaing lain mulai bermunculan yang menjual produk sama namun dengan
nama yang berbeda dengan konvermex diantaranya seperti combantrin, vermox, vermoran
dan lain-lain, sehingga pada tahap ini PT. Konimex harus lebih berinovasi untuk menjaga
produknya agar dapat terus diterima pasar dan tidak tergerus oleh pesaingnya. Beberapa
strategi yang dilakukan untuk mempertahankan produk konvermex dipasar adalah dengan
membuat sediaan suspensi beraneka rasa yang disenangi oleh anak-anak. Diantaranya seperti
rasa jeruk dan vanilla latte. Selain itu konvermex juga terus menjaga harga jual agar
senantiasa dapat bersaing di pasar dan dapat diterima oleh masyarakat. Selain pada produk
dan harga jual, konvermex terus melakukan promosi melalui media cetak seperti majalah
kesehatan, poster yang ditempelkan di apotek dan market place (konimexstrore.com) yang
dapat secara online diakses oleh masyarakat. Selanjutnya, PT. konimex juga menyediakan
produknya di berbagai toko offline seperti apotek, supermarket dan minimarket untuk
membangun distribusinya yang lebih intensif. Selain konvermex, PT.konimex juga
memperluas merk dan inovasi produk dengan menambah merknya dengan indikasi yang
sama dengan konvermex yaitu askamex.

d. Tahap penurunan (Decline)


Setiap perusahaan sebisa mungkin untuk menghindari produknya terjatuh pada tahap ini,
tidak terkecuali dengan konvermex. Oleh karena itu PT. konimex harus terus berupaya dan
berinovasi mengikuti perkembanngan zaman dan pesaingnya serta terus menjaga kualitas
produk agar selalu mendapatkan tempat di hati masyarakat.

Lampiran

Produk
Targeting
Promotion
Price
Daftar Pustaka

www.konimexstore.com

Ahmadi N.K. and Herlina, 2017, Analisis Segmentasi Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Eiger di Bandar Lampung, Jurnal Manajemen Magister, Vol 03. No.01,
Januari 2017, 03 (01), 75–95.

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.

Suminar R, 2020, Formulasi Strategi Dari Evaluasi Siklus Hidup Produk, Strategi
Kekuatan kompetisi Dan Anticipating Competitor’s Action Studi Kasus
Convenience Store, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen (JIAM), Vol.16. No.1,
Mei 2020 ISSN 0216-7832, Universitas Bhayangkara : Jakarta

Umar Z.A, 2010, Analisis Daur Hidup (Product Life Cycle) Prouk Ikan Tuna Olahan
(Suatu Penelitian di Betel Citra Seyen Gorontalo), Jurnal INOVASI, Vol. 7. No.3,
September 2010 ISSN 1693-9034, Universitas Negri Gorontalo : Gorontalo

Widodo S, 2018, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Siklus Hidup Produk


(Product Life Cycle), Jurnal Kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol.4. No.1,
Januari 2018 ISSN 2527-2772, Universitas Pembangunan Panca Budi : Medan

Anda mungkin juga menyukai