No Soal Pembahasan
EKSIPIEN DAN FUNGSINYA
1 Industri farmasi akan membuat Kunci: B
sediaan tablet ketorolac dengan Penjelasan:
komposisi bahan tambahan sebagai crosscarmellose/ superdisintegran/ acdisol
berikut: amilum manihot, talcum, pada konsentrasi 2-7% efektif sebagai
crosscarmellose, parafin liquid, penghancur/ Disintegran
calcium phosphate, magnesium
stearate, PEG 6000, titan dioxide
Fungsi crosscarmellose pada formula
adalah sebagai? (FORMATIF 1)
Binder
disintegrant
Pelicir
pewarna
Pengisi
2 16Industri Farmasi akan membuat Kunci: D
tablet allopurinol 100 mg dengan Penjelasan:
metode granulasi. Bahan yang Fase dalam dan fase luar digunakan dalam
digunakan: amprotab, mucilago, metode granulasi basah menggunakan
sebagai fase dalam. Mg stearat, disintegran:
talcum, dan amilum kering sebagai Fase dalam:
fase luar. Apa fungsi amilum kering? Amprotab = Pengisi
(FORMATIF 7 : 26) Mucilago = Pengikat
Pengisi Fase luar:
pengikat Mg Stearat = glidan
Pelincir Talcum = Lubrikan, glidan dan anti adheren
Penghancur Amilum kering = Disintegran/penghancur
Pengkhelat luar
3 No: 24 Kunci: C
Penjelasan:
Industri farmasi akan membuat Colloidal silicon dioxide: glidan
sediaan tablet ketorolac dengan Talcum: bentuk partikel penyusun colloidal
komposisi bahan tambahan sebagai silicon dioxide sehingga Fungsinya sama
berikut: colloidal silicon dioxide, Sodium starch glycolat: disintegran
talcum, sodium starch glycolat, parafin liquid: coating agent
parafin liquid, calcium phosphate, Calcium phosphate: filler"
magnesium stearate
Dari komposisi tersebut manakah
yang digunakan sebagai disintegran? Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994.
(Sumatif 1 27) Handbook of Pharmaceutical Excipients,
edisi kedua_ London: The Pharmaceutical
Colloidal silicon dioxide Press.
Talcum
Sodium starch glycolate
Parafin liquid
Calcium phosphate
Masalah dan Solusi terkait pembuatan sediaan Padat (capping) dan bentuk sediaan lain
5 35 Ditemukan sejumlah tablet dimana Kunci: E
bagian atas terpisah dari bagian inti Penjelasan:
tablet Zat apakah yang perlu
dikurangi jumlahnya dalam formulasi Tablet mengalami capping, solusi bisa
tersebut ? (FORMATIF 7 : 26) menambahkan pengikat kering, regranulasi
Crospovidon atau mengurangi jumlah lubrikan (contoh :
Croscarmellose talkum)
Gliserin USP
Asam Alginat
Talkum
6 22 Industri farmasi akan membuat Kunci: C
gel placenta ekstrak bovine. Penjelasan:
Diketahui ekstrak placenta bovine
hanya aktif pada pH asam. "Harus digunakan buffer pada kondisi asam
Apakah bahan yang harus supaya bahan aktif tidak terdegradasi:
ditambahkan supaya zat tersebut TEA
stabil? (FORMATIF 1) HPMC: Basis Gel
TEA Asam sitrat: buffer PH Asam
HpMC Asam benzoat: preservatif disodium
Asam sitrat hydrogen phosphat: buffer ph netral"
Asam benzoat
Disodium hydrogen phosphate (Raymond, Paul J., dan Marian., 2009.
Handbook of Pharmaceutical Excipients
Sixth Edition. London : Royal Pharmaceutical
Society
of Great Britain)
7 44 Industri farmas akan membuat Kunci: A
sediaan gel, namun saat dilakukan Penjelasan:
studi subjek, kulit terasa sangat HPMC: Basis Semisolid
kering Bahan apa yang harus menthol: cooling sensation agent
ditambahkan untuk masalah ini? TEA: Buffer basa
(FORMATIF 1) asam sitrat: buffer asam
Propilen glikol
HpMC Permasalahn yang muncul adalah sifat gel
Menthol tersebut menarik air keluar dari permukaan
TEA sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut
Asam sitrat perlu ditambahkan emolient (propilen glikol
2%)"
HLB
9 Sebuah industri farmasi akan Kunci C
membuat emulsi minyak ikan. Untuk HLB campuran
menghasilkan sediaan yang optimal 25% twen 80 = 25% x 15 = 3,75
maka diperlukan perhitungan HLB. 75% span 80 =75% x 4,3 = 3,22
Emulgator yang digunakan tween 80 Jumlah = 6,97
sebesar 25% (HLB=15) dan Span 80
sebesar 75% (HLB=4,3) berapa HLB
campuran yang diperoleh?
3,2
3,7
6,9
10
15
Metode Sterilitas
15 27 Sebuah industri farmasi ingin Kunci: E
membuat sediaan krim steril mata Penjelasan:
dengan kandungan zat aktif Untuk sediaan krim steril, sterilisasi tidak
kloramphenicol. Apakah Aktivitas dapat dilakukan dengan sterilisasi panas
yang dilakukan untuk meminimalisasi (karena akan merusak kestabilan krim dan
kontaminan tersebut? (FORMATIF 7 komposisi air minyak) sterilisasi bakter
: 26) filter juga tidak dapat dilakukan karena krim
sterilisasi kering dengan oven yang sudah berbentuk sistem dispersi
sterilisasi basah dengan autoclave sehingga tidak lolos dalam membran filter.
Sterilisasi bioburden
Sterilisasi dengan bakteri filter (Rowe, R.C., PJ. Sheshky, dan ME. Quinn,
Pembuatan di bawah laminar air flow 2009. Pharmaceutical Design. London)
16 31 Industri farmasi akan Kunci: E
memproduksi tetes mata polimiksin Penjelasan:
dalam jumlah besar. Industri Sediaan tetes mata harus bebas dari
tersebut sedang mencoba membuat partikel asing, sehingga untuk mengurangi
sediaan tersebut dalam skala kecil, partikel asing, sediaan disaring dengan
sebelum di scale up. Apoteker diminta kertas saring menggunakan metode aseptis.
untuk membuat SOP pembuatan tetes Oleh karena itu, pada pembuatannya ada
mata polimiksin. Agar memastikan penambahan volum sebesar 80% untuk
bahwa produksi yang dihasilkan steril, mengganti kehilangan volume saat proses
dilakukan proses sterilisasi. Tetes penyaringan Sediaan tetes mata harus steril
mata polimiksin sterilisasinyamaka harus dilakukan sterilisasi baik pada
bagaimana? (FORMATIF 7 : 26) bahan penyusun maupun sediaan jadi. Untuk
Panas basah sediaan tetes mata polimiksin sulfat dimana
Panas kering bahan aktifnya tidak tahan terhadap panas
Gas etilen oksida maka digunakan sterilisasi dengan cara
Radiasi peyaringan bakteri di LAF dengan teknik
Penyaringan aseptis sehingga tidak perlu
dilakukan sterilisasi untuk masing-masing
bahan penyusun
17 Injeksi suspensi antibiotik Kunci B
sterilisasinya memakai metode apa? Sediaan yang mengandung air menggunakan
Sterilisasi panas basah sterilisasi basah
Sterilisasi panas kering Sediaan yang basis non air mengunakan
Sterilisasi gas sterilisasi kering
Radiasi
Filtrasi
BCS
18 36 Seorang apoteker di industri Kunci: D
farmasi sedang mengembangkan Obat penjelasan:
ovula baru dimana zat aktifnya "BCS kelas 1 tidak memiliki masalah di
termasuk ke dalam BCS kelas 1 Hal kelarutan dan permeabilitas, maka dari itu
apakah yang harus diperhatikan ? faktor disolusi Obat merupakan titik kritis
(FORMATIF 7 : 26) yang harus diperhatikan.
Kelarutan BCS kelas 2 memiliki masalah di kelarutan
Permeabilitas sehingga perlu memodifikasi kelarutannya
Kompatibilitas BCS kelas 3 memiliki masalah di
Disolusi permeabilitas sehingga perlu meningkatkan
Agregasi permeabilitasnya.
BCS kelas 4 memiliki masalah di kelarutan
dan permeabilitas sehingga perlu
diperhatikan keduanya.
(USP )