I. IDENTITAS PASIEN
III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 13/10
TD 135 / 90
mmHg
Suhu 37, 5 C
Nadi 70 x per
menit
RR 20 x per
menit
3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 13/10
Lidah terbakar **
b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
13/10
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 250 (↑)
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100 150 (↑)
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 280 (↑)
Amilase U/L 30 – 130
HbA1c % < 7,5 8,5 (↑)
4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
Itraconazole
Mengganggu aktivitas sitokrom P450, menurunkan sintesis ergosterol (sterol utama dalam membran sel jamur) dan menghambat pembentukan
membran sel (DIH 17th Ed, 2009: 4004).
Glucotrol (Glipizid)
Menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan penyerapan glukosa usus dan meningkatkan sensitivitas insulin (meningkatkan pengambilan
dan pemanfaatan glukosa perifer) (DIH 17th Ed, 2009)
Seretide (Salmeterol dan Fluticasone propoionate)
Kombinasi flutikason (kortikosteroid) dan salmeterol (beta 2-agonis kerja panjang) dirancang untuk meningkatkan fungsi paru dan mengontrol
apa yang diproduksi oleh agen mana pun saat digunakan sendiri. Karena flutikason dan salmeterol bekerja secara lokal di paru-paru, kadar
plasma tidak dapat memprediksi efek terapeutik. Flutikason: Mekanisme kerja untuk semua kortikosteroid topikal diyakini merupakan
kombinasi dari tiga sifat penting: Aktivitas antiinflamasi, sifat imunosupresif, dan tindakan antiproliferatif. Flutikason memiliki aktivitas
Diabetes melitus Subyektif: - Glucotrol 10 mg 1 Tepat Indikasi Perlu Terapi dengan Efektivitas:
penambahan obat
Obyektif: x 1 tab Glucotrol atau Glipizid merupakan Glucotrol 1 x 1 Hb A1c: <7%
GDP: 150 mg/dL obat antidiabetes golongan tab dilanjutkan GDS = 70-130
GD 2J PP: 280 Sulfonilurea yang diindikasikan dan ditambah mg / dL
mg/dL penatalaksanaan diabetes mellitus tipe dengan Glukosa 2J PP:
GDS: 250 mg/dL 2 (tergantung non insulin, NIDDM) Metformin <180 mg/dL
HbA1C: 8,5% (DIH 17th Ed, 2009). Sehingga dengan dosis : Tekanan darah:
pemberian obat Glucotrol ini tepat 500 mg 3x sehari <130/80 mm Hg
indikasi. bersama dengan (DIH 17th Ed,
Tepat Pasien sarapan, makan 2009).
Glucotrol dikontraindikasikan untuk siang dan makan ESO: Dispepsia,
pasien yang hipersensitivitas terhadap malam. diare, asidosis
glipizide atau kompo nen formulasi Maksimum 2 g laktat (PERKENI,
lainnya, sulfonamid lain; diabetes per hari. (BNF, 2015 Hal 31).
mellitus tipe 1 (ketergantungan 2009 hal : 378). Hipoglikemi ,
insulin, IDDM); ketoasidosis Ditambahkan diare, mual,
terapi Vit B12
diabetikum (DIH 17th Ed, 2009). muntah dan
Oral: 250
Tepat Obat mcg/hari (DIH gangguan saluran
17th Ed, 2009:
Sulfonilurea dan insulin secreta cerna (DIH 17th
1831).
gogues berhubungan dengan Ed, 2009)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12
hipoglikemia dan harus digunakan
dengan hati-hati. Jika digunakan,
sulfonilurea berdurasi lebih pendek
seperti glipizid lebih disukai (ADA,
2018: 113).
Berdasarkan algoritma pengelolaan
DM Tipe 2, apabila pasien memiliki
HbA1c ≥ 7,5% maka diberikan
monoterapi. Setelah 3 bulan dievaluasi
bila HbA1c > 7% maka diberikan
kombinasi 2 obat dengan mekanisme
yang berbeda (PERKENI, 2015: 42).
Metformin merupakan agen lini
pertama bagi orang tua dengan
diabetes mellitus tipe 2 (ADA, 2018:
113). Penggunaan Metformin ini
memiliki efektivitas yang sangat baik
dalam menurunkan HbA1c pada
pasien DM tiper II sebesar 1,0 - 2,0 %
(PERKENI, 2015 Hal :31).
Penggunaan metformin jangka
panjang dapat dikaitkan dengan
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13
defisiensi vitamin B12 biokimia, dan
pengukuran kadar vitamin B12 secara
berkala harus dipertimbangkan pada
pasien yang diobati dengan metformin,
terutama pada mereka dengan anemia
atau neuropati perifer (ADA, 2018:
66).
Tepat Dosis
Diabetes tipe 2: Dosis oral awal: 5
mg / hari; sesuaikan dosis dengan
penambahan 2.5-5 mg setiap hari
sebagaimana ditentukan oleh respon
glukosa darah pada interval beberapa
hari (DIH 17th Ed, 2009)
Asma Subjektif: - Seretide Inhaler 3 Tepat Indikasi Tidak tepat dosis Terapi seretide Efektivitas:
Objektif: x 3 puff Seretide inhaler berisi Salmeterol dan inhaler Nilai FEV1
dyspnea, dada (Salmeterol dan fluticasone propionate yaitu golongan dilanjutkan pasien dalam
sesak fluticasone LABA dan ICS diindikasikan untuk dengan batas normal,
Limfosit : 57% (↑) propionate) penyakit obstruksi saluran nafas yang menurunkan dosis mencegah
Eosinofil : 8% (↑) reversibel seperti asma (ISO vol. 52, 2 puffs inhaler kekambuhan dan
2009 : hal. 359) seretide 50 mcg kontrol asma
Tepat Pasien atau 1 puffs ESO: Sakit
Hipersensitivitas thd salmeterol atau seretide 125 mcg kepala, Nyeri
komponen formulasi lainnya (DIH dengan frekuensi (DIH 17th Ed,
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14
17th Ed, 2009: 6316). 2 x sehari. 2009)
Tepat Obat Efek samping
yang paling
Pengobatan untuk terapi pengontrol
umum dari
atau maintenance asma adalah dapat kortikosteroid
inhalasi termasuk
digunakan komninasi ICS dan LABA,
kandidiasis
serta ditambahkan SABA sebagai orofaringeal dan
suara serak. Ini
reliever treatment jika diperlukan
dapat
(ventolin) (GINA, 2018: 48). diminimalkan
dengan membilas
Tidak tepat Dosis
mulut setelah
Dosis seretide untuk asma pada digunakan dan
dewasa adalah 2 inhalasi inhaler dengan
seretide 50 mcg atau 1 inhalasi menggunakan alat
seretide 125 mcg, semua dosis pengatur jarak
diberikan 2x sehari (ISO vol. 52, dengan inhaler
2019: 359). Pada terapi pasien yaitu dosis terukur
seretide 3 puff 3 x sehari sehingga (MDI) (Di Piro 4th
tidak tepat dosis. Ed, 2016: 268).
Ventolin Tepat Indikasi Tidak ada Terapi ventolin Efektivitas :
Albuterol diindikasikan untuk inhaler Perbaikan gejala
pengobatan asma (DIH 17th Ed, 2009). dilanjutkan asma dan PFT
Tepat Pasien digunakan hanya (Top 300
Kontraindikasi pada pasien yang saat pasien Pharmacy Drug,
memiliki Hipersensitivitas terhadap mengalami gejala 2016: 4)
albuterol, amina adrenergik, atau kekambuhan ESO:
V. KESIMPULAN REKOMENDASI
VI. KONSELING
Non Farmakologi
1. Menjaga kebersihan mulut dengan baik. Sikat gigi setiap hari (dua kali sehari) dan gunakan
benang, berkumur, atau sikat gigi setelah makan permen.
2. Berhenti merokok; hindari alkohol.
3. Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai biologik
tinggi.
4. Pertahankan hidrasi yang adekuat (2-3 L / hari cairan)
5. periksa gula darah secara teratur; tingkat glukosa darah mungkin terpengaruh
Farmakologi
1. Gunakan Seretide inhaler dengan dosis dosis 2 puffs inhaler seretide 50 mcg atau 1 puffs
seretide 125 mcg dengan frekuensi 2 x sehari dengan menggunakan tambahan alat pengatur
jarak (spacer). Obat ini tidak boleh digunakan sebagai pengobatan gejala asma akut. Jangan
meminum resep baru atau obat bebas, atau produk herbal selama terapi tanpa berkonsultasi
dengan pemberi resep. Laporkan segera setiap pembengkakan di wajah, lidah, atau