Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Ambar Sekar Kinasih

FAKULTAS FARMASI NIM : K100170191


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : O 2
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. GI


Jenis Kelamin : Laki laki
Ruang :-
Umur : 68 Tahun
BB/TB :-
Tanggal MRS :-
Diagnosa : Oropharyngeal candidiasis + DM + Asma
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
lidah terasa terbakar, nyeri di mulut dan lidah sehingga beliau sulit untuk makan.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)
Oropharyngeal candidiasis + DM + Asma

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


menderita DM sejak 10 tahun yang lalu dan asma sejak 5 tahun yang lalu yang terkontrol
dengan baik dan jarang kambuh

II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)


Ayahnya diketahui menderita hipertensi dan DM (sudah meninggal).

II.5 Riwayat Sosial (Social History)


Merokok

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1 Seretide inhaler Salmaterol Asma Inhaler 2 x 2x1 5 tahun
semprot
2 Ventolin Salbutamol Asma Jika perlu 5 tahun
3 Glucotorol Glipizid Anti diabetes Oral 10 mg 1x1 5 tahun

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL 13/10
TD 135 / 90
mmHg
Suhu 37, 5 C
Nadi 70 x per
menit
RR 20 x per
menit

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 13/10
Lidah terbakar **

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3


Nyeri mulut **
Lesi transparan **
Disfagia **
Neuropati perifer **
Dyspenea **
Dada sesak **

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)


Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P) 12 (↓)
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P)
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0 8 (↑)
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0 57 (↑)
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit 9,5 (N)
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2
Neutrofil % 40-70 35 (↓)

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) < 23 (P)


U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P)
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5


c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Kreatinin 60 – 150 (P)


U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145
Klorid mmol/L 94 – 111
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0
BUN mg/dL 8 - 25
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P)
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99


Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45
pH - 7,35-7,45
CO2 mEq/L 22-32
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Kolesterol Total mg/dL 150 – 200


HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
13/10
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200 250 (↑)
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100 150 (↑)
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200 280 (↑)
Amilase U/L 30 – 130
HbA1c % < 7,5 8,5 (↑)

HIV screening Non reaktif

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


Kultur apus oral Candida Albicans
Kultur darah Negatif

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
Seretide inhaler 3 puff 3x
Glucotrol PO 10 mg 1x
Itraconazole Liquid PO 5 mL 1x

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)

 Itraconazole
Mengganggu aktivitas sitokrom P450, menurunkan sintesis ergosterol (sterol utama dalam membran sel jamur) dan menghambat pembentukan
membran sel (DIH 17th Ed, 2009: 4004).
 Glucotrol (Glipizid)
Menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan penyerapan glukosa usus dan meningkatkan sensitivitas insulin (meningkatkan pengambilan
dan pemanfaatan glukosa perifer) (DIH 17th Ed, 2009)
 Seretide (Salmeterol dan Fluticasone propoionate)
Kombinasi flutikason (kortikosteroid) dan salmeterol (beta 2-agonis kerja panjang) dirancang untuk meningkatkan fungsi paru dan mengontrol
apa yang diproduksi oleh agen mana pun saat digunakan sendiri. Karena flutikason dan salmeterol bekerja secara lokal di paru-paru, kadar
plasma tidak dapat memprediksi efek terapeutik. Flutikason: Mekanisme kerja untuk semua kortikosteroid topikal diyakini merupakan
kombinasi dari tiga sifat penting: Aktivitas antiinflamasi, sifat imunosupresif, dan tindakan antiproliferatif. Flutikason memiliki aktivitas

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


vasokonstriksi dan anti-inflamasi yang sangat kuat. Salmeterol: Merilekskan otot halus bronkial dengan tindakan selektif pada reseptor beta 2
dengan sedikit efek pada detak jantung (DIH 17th Ed, 2009).
 Ventolin (Albuterol)
Merilekskan otot polos bronkus dengan aksi reseptor beta2 dengan sedikit efek pada detak jantung (DIH 17th Ed, 2009).

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9


4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems
4.3.1.Problem Medik
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Oropharyngeal Subjektif: lidah Itraconazole Tepat Indikasi Tidak tepat dosis Dosis Efektivitas:
Itraconazole
candidiasis terasa terbakar, liquid 1 x 5 mL Solusi oral: Pengobatan kandidiasis Pasien akan
ditingkatkan
nyeri di mulut dan oral dan esofagus (DIH 17th Ed, 2009: menjadi 1 x 20 merasakan gejala
mL
lidah 3998). hilang dalam 2
Objektif: lesi Tepat Pasien sampai 3 hari
transparan, Itraconazole dikontraindikasikan pada setelah memulai
disfagia, pasien yang memiliki hipersensitivitas terapi. Resolusi
Kultur apus oral terhadap itrakonazol, komponen lengkap biasanya
: Candida apapun dari formulasi, atau azol lain; terjadi dalam
albicans  pemberian bersamaan dengan waktu 7 sampai
cisapride, dofetilide, turunan ergot, 10 hari (Di Piro
levomethadyl, lovastatin, midazolam, 4th Ed, 2016).
pimozide, quinidine, simvastatin, atau ESO: Gangguan
triazolam; pengobatan onikomikosis GI, tidak umum:
pada pasien dengan bukti disfungsi hepatotoksisitas,
ventrikel kiri, CHF, atau riwayat CHF gagal jantung
(DIH 17th Ed, 2009: 3999). kongestif, edema
Tepat Obat paru dengan

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10


Flukonazol dan itrakonazol tetap penggunaan
menjadi agen antimikotik lini pertama jangka panjang
(Di Piro 10th Ed, 2017: 5249). (Di Piro 10th Ed,
2017: 5265).
Larutan itrakonazol meningkatkan
penyerapan dan paling baik
dikonsumsi dalam keadaan puasa;
Selain itu, larutan memberikan
manfaat baik efek topikal pada
mukosa mulut maupun efek sistemik
dan bermanfaat bagi pasien dengan
mucositis atau masalah menelan (Di
Piro 10th Ed, 2017: 5268).
Tidak Tepat Dosis
Oropharyngeal: Oral (larutan): 200 mg
sekali sehari selama 1-2 minggu (DIH
17th Ed, 2009: 3998). Larutan
itrakonazol 10 mg / mL: 200 mg setiap
hari (Di Piro 10th Ed, 2017: 5265).
Pasien diberikan Itraconazole 1 x 5
mL = 5 mL x 10 mg/mL = 50 mg,
sehingga tidak tepat dosis.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif

Diabetes melitus Subyektif: - Glucotrol 10 mg 1 Tepat Indikasi Perlu Terapi dengan Efektivitas:
penambahan obat
Obyektif: x 1 tab Glucotrol atau Glipizid merupakan Glucotrol 1 x 1 Hb A1c: <7%
GDP: 150 mg/dL obat antidiabetes golongan tab dilanjutkan GDS = 70-130
GD 2J PP: 280 Sulfonilurea yang diindikasikan dan ditambah mg / dL
mg/dL penatalaksanaan diabetes mellitus tipe dengan Glukosa 2J PP:
GDS: 250 mg/dL 2 (tergantung non insulin, NIDDM) Metformin <180 mg/dL
HbA1C: 8,5% (DIH 17th Ed, 2009). Sehingga dengan dosis : Tekanan darah:
pemberian obat Glucotrol ini tepat 500 mg 3x sehari <130/80 mm Hg
indikasi. bersama  dengan (DIH 17th Ed,
Tepat Pasien sarapan, makan 2009).
Glucotrol dikontraindikasikan untuk siang dan makan ESO: Dispepsia,
pasien yang hipersensitivitas terhadap malam. diare, asidosis
glipizide atau kompo nen formulasi Maksimum 2 g laktat (PERKENI,
lainnya, sulfonamid lain; diabetes per hari. (BNF, 2015 Hal 31).
mellitus tipe 1 (ketergantungan 2009 hal : 378). Hipoglikemi ,
insulin, IDDM); ketoasidosis Ditambahkan diare, mual,
terapi Vit B12
diabetikum (DIH 17th Ed, 2009).  muntah dan
Oral: 250
Tepat Obat mcg/hari (DIH gangguan saluran
17th Ed, 2009:
Sulfonilurea dan insulin secreta cerna  (DIH 17th
1831).
gogues berhubungan dengan Ed, 2009)
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12
hipoglikemia dan harus digunakan
dengan hati-hati. Jika digunakan,
sulfonilurea berdurasi lebih pendek
seperti glipizid lebih disukai (ADA,
2018: 113).
Berdasarkan algoritma pengelolaan
DM Tipe 2, apabila pasien memiliki
HbA1c ≥ 7,5% maka diberikan
monoterapi. Setelah 3 bulan dievaluasi
bila HbA1c > 7% maka diberikan
kombinasi 2 obat dengan mekanisme
yang berbeda (PERKENI, 2015: 42).
Metformin merupakan agen lini
pertama bagi orang tua dengan
diabetes mellitus tipe 2 (ADA, 2018:
113). Penggunaan Metformin ini
memiliki efektivitas yang sangat baik
dalam menurunkan HbA1c pada
pasien DM tiper II sebesar 1,0 - 2,0 %
(PERKENI, 2015 Hal :31).
Penggunaan metformin jangka
panjang dapat dikaitkan dengan
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13
defisiensi vitamin B12 biokimia, dan
pengukuran kadar vitamin B12 secara
berkala harus dipertimbangkan pada
pasien yang diobati dengan metformin,
terutama pada mereka dengan anemia
atau neuropati perifer (ADA, 2018:
66).
Tepat Dosis
Diabetes tipe 2: Dosis oral awal: 5
mg / hari; sesuaikan dosis dengan
penambahan 2.5-5 mg setiap hari
sebagaimana ditentukan oleh respon
glukosa darah pada interval beberapa
hari (DIH 17th Ed, 2009)
Asma Subjektif: - Seretide Inhaler 3 Tepat Indikasi Tidak tepat dosis Terapi seretide Efektivitas:
Objektif: x 3 puff Seretide inhaler berisi Salmeterol dan inhaler Nilai FEV1
dyspnea, dada (Salmeterol dan fluticasone propionate yaitu golongan dilanjutkan pasien dalam
sesak fluticasone LABA dan ICS diindikasikan untuk dengan batas normal,
Limfosit : 57% (↑) propionate) penyakit obstruksi saluran nafas yang menurunkan dosis mencegah
Eosinofil : 8% (↑) reversibel seperti asma (ISO vol. 52, 2 puffs inhaler kekambuhan dan
2009 : hal. 359) seretide 50 mcg kontrol asma
Tepat Pasien atau 1 puffs ESO: Sakit
Hipersensitivitas thd salmeterol atau seretide 125 mcg kepala, Nyeri
komponen formulasi lainnya (DIH dengan frekuensi (DIH 17th Ed,
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14
17th Ed, 2009: 6316). 2 x sehari. 2009)
Tepat Obat Efek samping
yang paling
Pengobatan untuk terapi pengontrol
umum dari
atau maintenance asma adalah dapat kortikosteroid
inhalasi termasuk
digunakan komninasi ICS dan LABA,
kandidiasis
serta ditambahkan SABA sebagai orofaringeal dan
suara serak. Ini
reliever treatment jika diperlukan
dapat
(ventolin) (GINA, 2018: 48). diminimalkan
dengan membilas
Tidak tepat Dosis
mulut setelah
Dosis seretide untuk asma pada digunakan dan
dewasa adalah 2 inhalasi inhaler dengan
seretide 50 mcg atau 1 inhalasi menggunakan alat
seretide 125 mcg, semua dosis pengatur jarak
diberikan 2x sehari (ISO vol. 52, dengan inhaler
2019: 359). Pada terapi pasien yaitu dosis terukur
seretide 3 puff 3 x sehari sehingga (MDI) (Di Piro 4th
tidak tepat dosis. Ed, 2016: 268).
Ventolin Tepat Indikasi Tidak ada Terapi ventolin Efektivitas :
Albuterol diindikasikan untuk inhaler Perbaikan gejala
pengobatan asma (DIH 17th Ed, 2009). dilanjutkan asma dan PFT
Tepat Pasien digunakan hanya (Top 300
Kontraindikasi pada pasien yang saat pasien Pharmacy Drug,
memiliki Hipersensitivitas terhadap mengalami gejala 2016: 4)
albuterol, amina adrenergik, atau kekambuhan ESO:

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


komponen formulasi lainnya (DIH 17th seperti sesak Mual, faringitis,
Ed, 2009). nafas, mengi, dan rinitis,
Tepat Obat rasa berat di dada tenggorokan
Agonis β2 inhalasi short-acting dan batuk dengan iritasi, infeksi
(albuterol) adalah bronkodilator yang dosis 4-8 puffs saluran
paling efektif dan pengobatan pilihan setiap 30 menit pernapasan bagian
pertama untuk asma berat akut (Di hingga 4 jam, lalu atas (Top 300
Piro 10th Ed, 2017: 1225). Tn GI setiap 1-4 jam Pharmacy Drug,
mengonsumsi Ventolin prn (jika sesuai kebutuhan 2016: 4)
perlu), sehingga ventolin hanya (Di Piro 10th Ed,
digunakan saat pasien mengalami 2017: 1224)
kekambuhan seperti merasakan sesak
nafas. 
Tepat Dosis
Dosis ventolin adalah 4-8 puffs setiap
30 menit hingga 4 jam, lalu setiap 1-4
jam sesuai kebutuhan (Di Piro 10th Ed,
2017: 1224)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis?
medis √
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati
therapy & medical problem) √
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ Perlu tambahan obat
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic √ Metformin 3 x 500
outcome)? mg
Apakah obat yang digunakan

dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan
drug of choice ? √
Apakah terapi non-obat diperlukan? Berhenti merokok,
√ penurunan asupan
protein
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk Terapi seretide
pasien? inhaler diturunkan
mwnjadi 2 puffs

inhaler seretide 50
mcg atau 1 puffs
seretide 125 mcg
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? Terapi seretide
diturunkan frekuensi

penggunaan menjadi
2 x sehari
Apakah lama pemberian obat sudah tepat?

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi?

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang

disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak

klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg
berdampak klinis? √
Adakah interaksi obat- pemeriksaan
laboratorium yang berdampak klinis? √
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap

obat ?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien

terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/
kesulitan dalam penggunaan obat? √

V. KESIMPULAN REKOMENDASI

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17


1. Dosis Itraconazole ditingkatkan menjadi 1 x 20 mL
2. Terapi dengan Glucotrol 1 x 1 tab dilanjutkan dan ditambah dengan Metformin dengan
dosis : 500 mg 3x sehari bersama  dengan sarapan, makan siang dan makan malam.
Maksimum 2 g per hari. (BNF, 2009 hal : 378). Ditambahkan terapi Vit B12 Oral: 250
mcg/hari (DIH 17th Ed, 2009: 1831).
3. Terapi seretide inhaler dilanjutkan dengan menurunkan dosis 2 puffs inhaler seretide 50
mcg atau 1 puffs seretide 125 mcg dengan frekuensi 2 x sehari. Efek samping yang paling
umum dari kortikosteroid inhalasi termasuk kandidiasis orofaringeal dan suara serak. Ini
dapat diminimalkan dengan membilas mulut setelah digunakan dan dengan menggunakan alat
pengatur jarak dengan inhaler dosis terukur (MDI) (Di Piro 4th Ed, 2016: 268).
4. Terapi ventolin inhaler dilanjutkan digunakan hanya saat pasien mengalami gejala
kekambuhan seperti sesak nafas, mengi, dan rasa berat di dada dan batuk dengan dosis 4-8
puffs setiap 30 menit hingga 4 jam, lalu setiap 1-4 jam sesuai kebutuhan (Di Piro 10th Ed,
2017: 1224)

VI. KONSELING

Non Farmakologi
1. Menjaga kebersihan mulut dengan baik. Sikat gigi setiap hari (dua kali sehari) dan gunakan
benang, berkumur, atau sikat gigi setelah makan permen.
2. Berhenti merokok; hindari alkohol.
3. Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg
BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai biologik
tinggi.
4. Pertahankan hidrasi yang adekuat (2-3 L / hari cairan)
5. periksa gula darah secara teratur; tingkat glukosa darah mungkin terpengaruh
Farmakologi
1. Gunakan Seretide inhaler dengan dosis dosis 2 puffs inhaler seretide 50 mcg atau 1 puffs
seretide 125 mcg dengan frekuensi 2 x sehari dengan menggunakan tambahan alat pengatur
jarak (spacer). Obat ini tidak boleh digunakan sebagai pengobatan gejala asma akut. Jangan
meminum resep baru atau obat bebas, atau produk herbal selama terapi tanpa berkonsultasi
dengan pemberi resep. Laporkan segera setiap pembengkakan di wajah, lidah, atau

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18


tenggorokan, ruam, kesulitan menelan atau tersedak. Laporkan tanda-tanda infeksi atau
perubahan penglihatan kepada pres criber.
2. Gunakan Ventolin inhaler dengan dosis 4-8 puffs setiap 30 menit hingga 4 jam, lalu setiap
1-4 jam sesuai kebutuhan. Laporkan gangguan GI yang tidak terselesaikan, pusing atau
kelelahan, perubahan penglihatan, nyeri dada atau palpitasi, ketidakmampuan berkemih yang
terus-menerus, gugup atau insomnia, kram otot atau tremor, kejang, pembengkakan
ekstremitas dan penambahan berat badan yang tidak biasa, kesulitan bernapas yang tidak
biasa, atau batuk yang tidak biasa.
3. Gunakan Glucotrol 1 x 1 tab. Tablet harus dikonsumsi dengan sarapan. Jangan
mengunyah atau menghancurkan tablet. Jangan minum obat lain dalam waktu 2 jam setelah
pengobatan ini kecuali disarankan. Jika Anda mengalami reaksi hipoglikemik, segera
hubungi dokter/ apoteker. Anda mungkin mengalami lebih banyak kepekaan terhadap sinar
matahari (gunakan tabir surya, kenakan pakaian pelindung dan kacamata, dan hindari sinar
matahari langsung); atau sakit kepala atau mual. Laporkan efek samping yang parah atau
terus-menerus (misalnya, hipoglikemia: palpitasi, telapak tangan berkeringat, kepala terasa
ringan; muntah berkepanjangan; diare atau sembelit; gejala mirip flu; ruam kulit; mudah
memar atau berdarah; atau perubahan warna urin atau tinja).
4. Gunakan Metformin 3 x 500 mg. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet. Dapat
menyebabkan kantuk atau pusing; mual atau muntah (makan dengan makan, sering makan
dalam porsi kecil, sering perawatan mulut, atau mengisap pelega tenggorokan dapat
membantu); atau perut kembung, perut kembung, diare, sembelit, atau mulas (jika ini terus
berlanjut konsultasikan dengan pres criber untuk pengobatan yang disetujui).
5. Gunakan vitamin B12 250 mcg setiap hari. Laporkan ruam kulit; pembengkakan, nyeri,
atau kemerahan pada ekstremitas; atau diare persisten akut.
Cara menggunakan inhaler
1. Kocok inhaler dengan baik dan lepaskan tutup debu.
2. Buang napas perlahan melalui mengerucutkan bibir.
3. Jika menggunakan teknik "mulut tertutup", pegang inhaler dengan tegak dan tempatkan
corong di antara bibir Anda. Berhati-hatilah agar tidak menghalangi lubang dengan lidah atau
gigi Anda.
4. Jika menggunakan teknik “mulut terbuka”, buka mulut Anda lebar-lebar dan tahan inhaler
tegak 1–2 inci dari mulut Anda, pastikan inhaler diarahkan dengan benar.
5. Tekan inhaler sekali saat Anda mulai menarik napas dalam-dalam secara perlahan.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19


6. Lanjutkan menarik napas secara perlahan dan dalam melalui mulut Anda. Cobalah menarik
napas setidaknya selama 5 detik.
7. Tahan napas Anda selama 10 detik (gunakan jari Anda untuk menghitung sampai 10 secara
perlahan). Jika 10 detik membuat Anda merasa tidak nyaman, cobalah menahan napas
setidaknya selama 4 detik.
8. Buang napas perlahan.
9. Tunggu setidaknya 30-60 detik sebelum menghirup isapan obat berikutnya.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20


VII. DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA). 2018. STANDARDS OF MEDICAL CARE IN


DIABETES—2018. Diabetes Care 2018; 41(Suppl. 1):S3.
Alldredge, B. K. et al., 2013. Koda Kimble & Young's Applied Therapeutics The Clinical
Use of Drugs 10th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams& wilkin.
American Pharmacist Association (APhA). 2009. Drug Information Handbook 17th Ed.
America: Lexi-Comp.
Di Piro, JT, et al., 2016. Pharmacotherapy: Principles and Practice 4th Edition. New
York: McGraw-Hill Companies.
Di Piro, JT, et al., 2017. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 10th Edition. New
York: McGraw-Hill Companies.
GINA. 2018. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. Global Initiative for
Asthma.
PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Jakarta: PB. PERKENI.

Surakarta, 29 Oktober 2020

Praktikan Dosen Pembimbing

(Ambar Sekar Kinasih) ( apt. Lila Prapdhani Agni Hajma, M.Sc. )

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26
FPP Praktikum Farmakoterapi I | 27

Anda mungkin juga menyukai