Anda di halaman 1dari 28

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Ambar Sekar Kinasih

FAKULTAS FARMASI NIM : K100170191


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : B
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Bp. Anto


Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang :-
Umur : 57 tahun
BB/TB : 76 kg/175cm
Tanggal MRS :-
Diagnosa : Sirosis dan mencurigai SBP
Alergi : Penisilin

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
sejak 2 minggu mengalami mual-muntah, kram perut bagian bawah tanpa diare. Terjadi
peningkatan ketegangan perut dan peningkatan lingkar perut, Sejak 1 hari kemarin pasien agresif
dengan ucapan tidak koheren.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 1


II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)
Sirosis, mual-muntah, kram perut bagian bawah tanpa diare dan peningkatan ketegangan perut
serta peningkatan lingkar perut.

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Hipertensi sejak 7 tahun, hipertrigliseridemia

II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)


Ibu dengan Hipertensi ; ayah dengan DM tipe 2

II.5 Riwayat Sosial (Social History)


Menikah, tinggal bersama istri dan kedua anaknya; bekerja di perusahaan konstruksi; 30 tahun
riwayat penyalahgunaan alkohol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 2


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 3
2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1. Metoprolol Metoprolol Pengobatan angina pektoris, P.O 100 mg
hipertensi, atau infark miokard
akut yang stabil secara
hemodinamik (DIH Ed 17th)

III. OBYEKTIF

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 4


3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)
TANGGAL Saat di UGD
TD 88/68 mmHg 68/50 mmHg
Suhu 37,3 38,8
Nadi 76 x / menit 102 denyut/menit
RR 18 x / menit 18 napas/menit
HEENT PERRL, EOMI, (+) scleral icterus, jaundice
CV RRR; tidak ada murmur, gosok, atau gallop
Dada CTA bilateral, ronki ringan di pangkal kanan
Abd Lembut, agak lunak, perut buncit, bunyi usus yang jauh, hepatosplenomegali, asites
besar, Nampak vena yang menonjol yang sangat tegang.
Ext 2+ pulsa pedal, 3+ edema pitting

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 5


3. 3. Data Laboratorium

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 6


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
Infus octreotide i.v
Transfusi PRC i.v

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 7


Metoprolol : secara kompetitif memblokir reseptor beta1, dengan sedikit atau tanpa efek pada reseptor beta2 pada dosis <100 mg;
tidak menunjukkan aktivitas stabilisasi membran atau simpatomimetik intrinsik (DIH Ed 17)
Infus Octreotide : Vasokonstriktor selektif dan kuat yang mengurangi portal dan aliran darah kolateral dengan menyempitkan pembuluh
splanknikus (Koda kimble, 2013 : 841)
Furosemid : Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam loop menaik dari Henle dan tubulus ginjal distal, mengganggu sistem
transportasi pengikat klorida, sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi air, natrium, klorida, magnesium, dan kalsium (DIH Ed 17th)
Spironolakton : Berkompetisi dengan aldosteron untuk situs reseptor di tubulus ginjal distal, meningkatkan natrium klorida dan ekskresi
air sambil menghemat ion kalium dan hidrogen; juga dapat memblokir efek aldosteron pada otot polos arteriol (DIH Ed 17th).
Cefotaxime : Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih protein pengikat penisilin (PBP) yang pada
gilirannya menghambat langkah transpeptidasi akhir dari sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas enzim autolitik dinding sel yang sedang berlangsung (autolysins dan murein
hydrolases) sementara perakitan dinding sel ditahan (DIH Ed 17th).

4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems


4.3.1.Problem Medik

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 8


Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif
Hipertensi Subyektif: - Metoprolol 100 Tepat Pasien: Tidak tepat pasien Tidak tepat pasien Terapi dihentikan
Portal Obyektif: mg 1 x 1 hari karena efek samping metoprolol
88/68 mmHg dan adalah hipotensi sedangkan TD pasien
68/50 mmHg 88/68 mmHg dibawah normal DIH Ed
17).
Tepat Obat: Profilaksis utama
hipertensi pada sirosis hati
(Dipiro 10th Ed, 2017:1681).
Tepat Indikasi: Pengobatan angina
pektoris, hipertensi, atau infark
miokard akut yang stabil secara
hemodinamik (DIH Ed 17)
Tepat Dosis: Dosis metoprolol untuk
pasien hipertensi 25 mg, 50 mg dan
100 mg sehingga sudah tepat dosis
(DIH Ed 17).

Sirosis Subyektif: Infus octreotide Tepat pasien: tepat pasien tidak ada Tidak tepat dosis Terapi dilanjutkan Efektivitas
Peningkatan kontraindikasi terhadap pasien. dosis diberikan Octreoride : BP,
lingkar perut, Tepat obat: Octreoride dipilih sebagai dengan IV Bolus HR, EKG, nyeri
mual muntah , agen untuk mengatasi pendarahan varises dengan dosis 50 abdominal
akut pada saat endoskopi (Dipiro 10th Ed, mcg diikuti dengan
hepatosplenomeg (Dipiro 10th Ed,
2017 : 1668) Terapi obat dengan infus kontinyu dari
ali, asites besar, 2017:1700)
octreoride harus dimulai sejak dini untuk 50 mcg/jam. Ini
scleral icterus. mengontrol pendarahan dan memfasilitasi harus dilakukan
endoskopi diagnostik dan terapeutik sampai lima hari
Obyektif: (Dipiro 10th Ed, 2017 : 1686). setelah pendarahan
Cairan asites : Tepat Indikasi : varises akut (Dipiro ESO Octreoride:
PMN 370 sel/uL Octreoride diindikasikan sebagai agen 10th Ed, bradikardia,

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 9


untuk mengatasi pendarahan akibat 2017:1683) hipertensi,
Albumin : 1,7 varises akut pada saat endoskopi (Dipiro aritmia, nyeri
g/dL 10th Ed, 2017:1668) Direkomendasikan dada (Dipiro 10th
AST : 137 IU/L Tepat Dosis : Tidak dapat dianalisis penambahan terapi Ed, 2017 :1700)
ALT : 66 IU/L karena tidak tercantum dosis terhadap spironolakton dan
PT: 19 seconds pasien. furosemide.
GGT: 163 IU/dL kombinasi
Pottasium (K): 2,9 spironolakton dan
mEq/L furosemid adalah
diuretik awal
yang
direkomendasikan
terapi untuk
pasien dengan
asites : diberikan
pagi hari dengan
dosis tunggal
Spironolactone 100
mg dan furosemid
40 mg, dititrasi
selama 3 sampai 5
hari dengan tujuan
untuk
menghilangkan 0,5
kg BB/hari. Dosis
dapat ditingkatkan
17 dengan menjaga
rasio obat yaitu
100:40 dengan
dosis maksimal 400
mg Spironolactone
dan 160 mg
Furosemid (Dipiro
Ed 10th : 1692)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 10


Direkomendasikan
dengan
menambahkan
midodrine untuk
meningkatkan
tekanan darah.
Menurut Lok and
McMahon (2009)
Midodrine oral 3 x
sehari 7,5 mg dapat
ditambahkan ke
diuretik untuk
meningkatkan
tekanan darah dan
secara teoritis
mengubah pasien
yang resisten
diuretik kembali ke
sensitif diuretik.

Cefotaxim Tepat Indikasi: Tidak ada Diberikan terapi ESO : Diare (DIH
Pengobatan infeksi yang rentan pada cefotaxim 2 gram Ed 17th)
saluran pernapasan, kulit dan struktur setiap 8 jam
kulit, tulang dan sendi, saluran kemih,
ginekologi serta septikemia, dan
didokumentasikan atau dicurigai
meningitis. Aktif melawan sebagian besar
basil gram negatif (bukan Pseudomonas)
dan cocci gram positif (bukan
enterococcus). Aktif melawan banyak
pneumokokus yang resisten terhadap
penisilin (DIH Ed 17).

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 11


Tepat Pasien:
Tidak ada kontraindikasi terhadap pasien
Tepat Dosis:
Sefotaksim 2 g setiap 8 jam yaitu
sefalosporin generasi ketiga selama 5 - 10
hari dianggap sebagai obat pilihan (Dipiro
Ed 10th : 1691)
Tepat Obat:
Terapi antibiotik harus dipertimbangkan
untuk semua pasien yang berisiko tinggi
mengalami SBP yaitu orang yang pernah
mengalami SBP, pendarahan varises,
ataupun mereka yang terkena asites
dengan protein rendah. Pasien yang
didiagnosa menderita SBP harus
menerima antibiotik dengan spektrum
luas seperti cefotaxime (Dipiro Ed 10th,
1691).

Packaged Red Tepat Indikasi : Tidak tepat pasien


Cells (PRC) Transfusi PRC diindikasikan untuk Tidak tepat obat Pemberian PRC
diberikan kepada pasien dengan Tidak tepat dosis dihentikan karena
perdarahan lambat, pasien anemia atau nilai Hb masih
pada kelainan jantung (Fuadda diatas ambang 7 g
Rahmatul dkk, 2016) / dl, dapat
Tidak Tepat Obat : diberikan jika
Transfusi PRC pada pasien yang nilai Hb terus
mengalami pendarahan esophagus turun dan
dimulai ketika nilai hemoglobin dibawah ambang
berada dalam ambang batas yakni batas.

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 12


7g/dL dan mempertahankannya pada
7-9 g/dL (Garcia-tsao et al, 2017).
Nilai Hb pasien adalah 7,6 sehingga
dimulai ketika nilai hemoglobin
berada dalam ambang batas yakni 7
g/dL dan mempertahankannya pada 7-
9 g/dL (Garcia-Tsao et al, 2017). Nilai
Hb pasien adalah 7,6 sehingga belum
diperlukan untuk dilakukan transfuse
PRC.
Tidak Tepat Pasien :
Transfusi PRC diindikasikan untuk
pasien dengan konsentrasi hemoglobin
7 g / dL atau kurang dari 7 g / dL
(American Association of Blood
Blanks, 2005). Pasien memiliki nilai
Hb 7,8 (16/8), 7,2 (19/8) dan 9,1
(21/8) sehingga transfuse PRC tidak
tepat pasien.

Tidak Tepat Dosis :


Rumus perhitungan jumlah PRC yang
dibutuhkan adalah = Hb x 3 x BB
(Viveronika Elsya Aldonna, 2018)
Maka untuk pasien : (11 – 7,6 ) x 3 x
76 = 775.2

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 13


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? v
medis
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati v
therapy & medical problem)
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ v Penggunaan infus
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic octreotide sudah
outcome)? tepat pada pasien
asites.
Apakah obat yang digunakan v
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan v
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? v Diperlukan
melakukan
endoskopi.
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk v
pasien?
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? v

Apakah lama pemberian obat sudah tepat? v

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? v

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang v


disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak v
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg v
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan v
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap v Pasien alergi
obat ? terhadap penisilin
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien v
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ v
kesulitan dalam penggunaan obat?

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 14


V. KESIMPULAN REKOMENDASI

-Penggunaan infus octreotide dilanjutkan dengan i.v bolus 50 mg dan diikuti dengan
infus terus menerus 50 mg/jam selama 3-5 hari
-Penambahan terapi kombinasi furosemid 2 x 40 mg dan spironolakton 2 x 100 mg
-Penambahan terapi antibiotik empiris dengan cefatoxime 2 g secara i.v setiap 8 jam
- Penggunaan metoprolol dihentikan
-Penambahan terapi midrodrine 7,5 mg 3 x 1 hari
-Penggunaan terapi PRC dihentikan

VI. KONSELING

1. Melakukan olahraga untuk meningkatkan kebugaran fisik


2. Menghindari stress
3. Direkomendasikan untuk konsultasi dengan dokter lebih lanjut jika efek samping semakin
parah/ mengganggu aktivitas
4. Terapi non farmakologi antara lain tirah baring, pada pasien sirosis dan asites posisi tegak
dapat memperburuk plasma renin, secara teori dapat meningkatkan natrium
5. Diet rendah natrium, pembatasan natrium dapat mempercepat mobilitas asites tetapi tidak
disarankan karena dapat memperburuk terjadinya malnutrisi yang biasanya terjadi pada
pasien kehilangan cairan dan perubahan berat badan secara langsung berhubungan dengan
keseimbangan natrium pada pasien hipertensi portal dengan asites
6. Berhenti merokok
7. Mengurangi Konsumsi Alkohol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 15


VII.DAFTAR PUSTAKA

American Pharmacist Association, 2008, Drug Information Handbook A Comprehensive Resource


for all Clinicians and Healthcare Proffesionals, Lexicomp, USA.

American College of Cardiology Foundation/American Heart Association, 2013, Guideline for


the Management of Heart Failure, ACCF/AHA.

Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B. G. and Posey L., 2017. Pharmocotherapy
A Pathophysiologic Approach, 10th edition, McGraw-Hill, USA.

Fuadda Rahmatul, Neila Sulung, Lisa Vina Juwita. Perbedaan reaksi pemberian transfusi darah whole
blood (wb) dan packed red cell (prc) pada pasien sectio caesare. Jurnal Human Care., 2016.

Garcia-Tsao G., Abraldes J.G., Berzigotti A. And Bosch J.,2017, Portal hypertensive bleeding in
cirrhosis : Risk stratification, diagnosis, and management : 2016 practice guidance by the American
Association for the study of liver diseases, Hepatology, 65 (1), 310-335.

Koda Kimbley dan Young. 2013. Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs Tenth Edition.
USA : Lippincott Williams and Wilkins.

Lok, AS, and BJ McMahon. 2009. AASLD Practice Guidelines: Chronic Hepatitis B 2009.
Hepatology 50: 1-36.

Surakarta, 30 September 2020

Praktikan Dosen Pembimbing

(Ambar Sekar Kinasih) (apt.Ambar Yunita Nugraheni, M.Sc)

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 16


LAMPIRAN

Indikasi Metoprolol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 17


Mekanisme Metoprolol

Tidak tepat pasien metoprolol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 18


Tepat Obat Metoprolol

Tepat Indikasi Metoprolol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 19


Tepat Dosis Metoprolol

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 20


Mekanisme Octreoride

Tepat Indikasi Octreoride

Tepat Obat Octreoride

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 21


Dosis Octreoride

Mekanisme Furosemid

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 22


Rekomendasi spironolakton dan furosemid

Mekanisme spironolakton

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 23


Dosis Midodrine

Rekomendasi midodrine

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 24


Mekanisme cefotaxime

Tepat Indikasi Cefotaxime

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 25


Tepat Dosis Cefotaxime

Tepat Obat cefotaxime

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 26


Tepat Indikasi PRC

Tidak tepat dosis

Tidak tepat pasien

FPP Praktikum Farmakoterapi I | 27


FPP Praktikum Farmakoterapi I | 28

Anda mungkin juga menyukai