Anda di halaman 1dari 33

LABORATORIUM FARMAKOTERAPI Nama : Ambar Sekar Kinasih

FAKULTAS FARMASI NIM : K100170191


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Kelas : O
SURAKARTA

OUTLINE PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI


FORM PEMANTAUAN PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. GT


Jenis Kelamin : Laki-laki
Ruang :-
Umur : 70 Tahun
BB/TB : 68 Kg
Tanggal MRS : 23 September 2020
Diagnosa : Heart Failure
Alergi :-

II. SUBYEKTIF (saat MRS)


II.1 Keluhan Utama (Chief Complaint):
sesak nafas, keringat dingin, nafas rasa berat, pusing dan bengkak pada kedua kaki.

II.2 Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)


Pasien sesak sejak 2 hari yang lalu, sesak memberat sejak semalam terutama saat digunakan
untuk beraktivitas dan agak membaik ketika istirahat. Sesak dirasa terutama malam ketika
tidur dan sesak berkurang ketika pasien duduk.

II.3 Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History)


Tidak ada

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 1


II.4 Riwayat Penyakit Keluarga (Family History)
Tidak ada

II.5 Riwayat Sosial (Social History)


Tidak ada

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 2


2.6 Riwayat Pengobatan (Medication History)
Lama
No Nama Obat Nama Generik Indikasi Rute Dosis Frekuensi Efek/kesulitan
Penggunaan
1 Aspilets Asetosal Profilaksis penyakit p.o 80 mg - - -
serebrovaskuler atau infark
miokard (IONI,2017).
2 Captopril Kaptopril Penatalaksanaan hipertensi; p.o 25 mg - - Mengatur tekanan darah
pengobatan gagal jantung,
disfungsi ventrikel kiri setelah
infark miokard, nefropati
diabetik (DIH 17th Ed, 2009).
3 Metformin Antidiabetes Penatalaksanaan diabetes p.o 500 mg - - Mengatur kadar gula
mellitus tipe 2 (tergantung darah
noninsulin, NIDDM) sebagai
monoterapi bila hiperglikemia
tidak dapat dikelola dengan
diet dan olahraga (DIH 17th Ed,
2009).

III. OBYEKTIF
3. 1 Pemeriksaan Fisik (Physical Examination)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 3


TANGGAL Normal 23/9 24/9
TD (mmHg) < 130/80 130/80 130/80
Suhu (̊C) 36-37 36 36
Nadi (x/menit) 60-80 80 84
RR (x/menit) 16-24 23 20

3. 2. Kondisi Klinis
Kondisi Klinis 23/9 24/9
Udem + +

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 4


3. 3. Data Laboratorium
a. Hematologi
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Eritrosit 4,0 – 5,0 (P)


Juta/µL
(Sel Darah Merah) 4,5 – 5,5 (L)
Hemoglobin (Hb) 12,0 – 14,0 (P)
g/dL
13,0 – 16,0 (L)
Hematokrit 40 – 50 (P)
%
45 – 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 – 1,0
Eosinofil % 1,0 – 3,0
Batang1 % 2,0 – 6,0
Segmen1 % 50,0 – 70,0
Limfosit % 20,0 – 40,0
Monosit % 2,0 – 8,0
Retikulosist % 0,5-2
Laju Endap Darah (LED) < 15 (P)
Mm/jam
< 10 (L)
Leukosit
103/µL 5,0 – 10,0
(Sel Darah Putih)
MCH/HER Pg/sel 27 – 31
MCHC/KHER g/dL 32 – 36
MCV/VER fl 80 – 96
Trombosit 103/µL 150 – 400
Prothrombin time/PT Detik 10-15
Activated Partial Thromboplastin
Detik 21-45
Time/aPTT
Thrombin Time/TT Detik 16-24
Fibrinogen mg/dl 200-450
D-Dimer Mcg/ml Negative/<0,5
International Normalized Ratio/INR 0,8-1,2

b. Fungsi Hati
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

ALT (SGPT) < 23 (P)


U/L
< 30 (L)
AST (SGOT) < 21 (P)
U/L
< 25 (L)
Alkalin Fosfatase U/L 15 – 69
GGT (Gamma GT) U/L 5 – 38
Bilirubin Total mg/dL 0,25 – 1,0
Bilirubin Langsung mg/dL 0,0 – 0,25
Protein Total g/L 61 – 82
Albumin g/L 37 – 52

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 5


c. Elektrolit

Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
23/9
Kreatinin 60 – 150 (P) -
U/L
70 – 160 (L)
Natrium mmol/L 134 – 145 135,3 (N)
Klorid mmol/L 94 – 111 96,5 (N)
Kalium mmol/L 3,5 – 5,0 3,3 (N)
BUN mg/dL 8 - 25 17 (N)
Ca2+ mg/dl 8,8-10,4 -
Asam Urat 2,4 – 5,7 (P) -
mg/dL
3,4 – 7,0 (L)
Mg2+ mg/dl 1,7-2,3 -
Serum kreatinin mg/dl 0,5 – 1,5 1,1 (N)

d. Analisa Gas Darah (AGD)


Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99


Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45
pH - 7,35-7,45
CO2 mEq/L 22-32
Anion Gap (AG) mEq/L 13-17

d. Profil lipid
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan

Kolesterol Total mg/dL 150 – 200


HDL 45 – 65 (P)
mg/dL
35 – 55 (L)
LDL mg/dl <130
Trigliserid mg/dL 120 – 190

e. lain-lain
Tanggal Pemeriksaan
Parameter Satuan Nilai Rujukan
Gula Darah Sewaktu (GDS) mg/dL <200
Gula Darah Puasa (GDP) mg/dL 70 – 100
Gula Darah 2 jam PP mg/dL <200
Amilase U/L 30 – 130

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 6


IV. ASSESMENT
4.1 Terapi Pasien
Tanggal
Nama Obat Rute Dosis Frekuensi
23/9 24/9
Captopril PO 25 mg 3x1 v v
Aspilets PO 80 mg 1x1
Spironolacton PO 25 mg 1x1
ISDN PO 5 mg 3x1 v v

4.2 Mekanisme Kerja Masing-Masing Obat (Obat sebelumnya, obat sekarang dan obat yang direkomendasikan)
 Aspirin
Menghambat enzim siklooksigenase-1 dan 2 (COX-1 dan 2) secara permanen, yang mengakibatkan penurunan pembentukan prekursor
prostaglandin; memiliki sifat antiplatelet, antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi (DIH 17th Ed, 2009: 621).
 Kaptopril
Penghambat kompetitif dari angiotensin-converting enzyme (ACE); mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, vasokonstriktor
kuat; menghasilkan tingkat angiotensin II yang lebih rendah yang menyebabkan peningkatan aktivitas renin plasma dan penurunan sekresi
aldosteron (DIH 17th Ed, 2009: 1173).

 Metformin

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 7


Menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan absorpsi glukosa usus dan meningkatkan sensitivitas insulin (meningkatkan pengambilan dan
pemanfaatan glukosa perifer) (DIH 17th Ed, 2009: 4555).
 Spironolacton
Bersaing dengan aldosteron untuk situs reseptor di tubulus ginjal distal, meningkatkan ekskresi natrium klorida dan air sambil menghemat ion
kalium dan hidrogen; juga dapat memblokir efek aldosteron pada otot polos arteriol (DIH 17th Ed, 2009: 6519).
 ISDN
Stimulasi cyclic-GMP intraseluler menghasilkan relaksasi otot halus pembuluh darah arteri dan vena. Peningkatan penyatuan vena menurunkan
tekanan ventrikel kiri (preload) dan dilatasi arteri menurunkan resistensi arteri (afterload). Oleh karena itu, hal ini mengurangi kebutuhan
oksigen jantung dengan menurunkan tekanan ventrikel kiri dan resistensi vaskuler sistemik dengan melebarkan arteri. Selain itu, pelebaran arteri
koroner meningkatkan aliran kolateral ke daerah kimiawi; Otot halus esofagus direlaksasi melalui mekanisme yang sama (DIH 17 th Ed, 2009:
3978).
 Furosemide
Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida dalam loop as cending dari Henle dan tubulus ginjal distal, mengganggu sistem transportasi
pengikat klorida, sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi air, natrium, klorida, magnesium, dan kalsium (Di Piro 17th Ed, 2009: 3261).

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 8


4.3 Problem Medik dan Drug Related Problems
4.3.1.Problem Medik
Subyektif,
Problem Medik Terapi Analisis DRP Rekomendasi Monitoring
Obyektif

Heart Failure Subyektif: sesak Captopril 25 mg Tidak tepat dosis


Tepat Indikasi: Terapi dilanjutkan Monitoring
3x1
nafas, nafas berat,
Penatalaksanaan hipertensi; dengan Kaptopril: BUN,
keringat dingin,
pengobatan gagal jantung, disfungsi penggunaan dosis elektrolit,
pusing
ventrikel kiri setelah infark miokard, captopril menjadi kreatinin serum;
Obyektif:
nefropati diabetic (DIH 17th Ed, 2009: 50 mg 3 x 1 hari. tekanan darah
Jantung : S3
1168). Berdasarkan diagnosis pasien Diberikan (DIH 17th Ed,
gallop, sinus
yaitu heart failure serta keadaan secara tambahan terapi 2009: 1172).
takikardia, EF
subyektif dan obyektif pasien,sudah Bisoprolol yang ESO Kaptopril:
35%
tepat indikasi. umumnya hipotensi berat,
Foto toraks : efusi
Tepat Pasien : digunakan pada ginjal, dan batuk
pleura minimal ACEI dikontraindikasikan pada pasien pasien gagal kering yang terus-
dengan riwayat angioedema , stenosis jantung untuk menerus,
renal bilateral, kadar kalium serum > 5,0 dosis awal yaitu angioedema (BNF
mmol/L, serum kreatinin > 2,5 mg/dL,
1,25 mg 1 x 61, 2009: 116).
stenosis aorta berat (PERKI, 2015: 16).
sehari dan dosis Monitoring
Berdasarkan data lab pasien memiliki

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 9


serum kreatinin 1,1 mg/dL dan kadar target 10 mg 1 x Bisoprolol:
kalium 3,3 mmol/L, sudah tepat pasien. sehari (PERKI, tekanan darah
Tepat Obat : 2015: 22). (DIH 17th Ed,
Pasien dengan HFrEF di Stadium C 2009: 887).
harus secara rutin diobati dengan ESO Bisoprolol:
GDMT yang mencakup penghambat Nyeri dada Diare,
ACE atau ARB dan β-blocker (Di Piro mual, muntah,
th
10 Ed, 2017: 593). Infeksi saluran
ACEI membantu memperbaiki fungsi pernafasan atas,
ventrikel dan kualitas hidup, rinitis, sinusitis,
mengurangi perawatan rumah sakit dispnea (DIH 17th
karena perburukan gagal jantung, dan Ed, 2009: 886).
meningkatkan angka kelangsungan
hidup (PERKI, 2015: 16) sehingga
sudah tepat obat.
Tidak Tepat Dosis:
Dosis kaptopril pasien gagal jantung
adalah 50-100 mg 3 x sehari (PERKI,
2015: 22).
Pasien diberikan kaptopril dosis 25 mg
3 x 1 sehingga tidak tepat dosis.

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 10


ISDN 5 mg 3 x 1 Tepat Indikasi : Tidak tepat obat Terapi dihentikan -
Tidak tepat dosis
Pencegahan dan pengobatan angina
pektoris; untuk gagal jantung
kongestif; untuk meredakan nyeri,
disfagia, dan spasme pada spasme
esofagus dengan GE reflux (DIH 17th
Ed, 2009: 3976). Berdasarkan
diagnosis penyakit pasien heart failure
sudah tepat indikasi.
Tepat Pasien:
ISDN dikontraindikasikan pada pasien
yang memiliki hipotensi simtomatik,
sindroma lupus, dan gagal ginjal berat
(PERKI, 2015: 22). Pasien tidak
memiliki kontraindikasi dengan ISDN.

Tidak Tepat Obat:


Penggunaan ISDN sebagai pengganti
ACEI atau ARB, apabila pasien

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 11


intoleran (PERKI, 2015: 20).
Tidak Tepat Dosis :
Dosis awal terkecil 10 mg kemudian
dengan titrasi lebih lanjut ke
dosis setinggi 20 sampai 80 mg setiap
4 sampai 6 jam (Koda Kimble 10th Ed,
2013: 475) sehingga tidak tepat dosis.

Tepat Indikasi: Tidak ada Terapi dilanjutkan ESO:


Spironolacton 25
penatalaksanaan edema yang Ginekomastia /
mg 1 x 1
berhubungan dengan ekskresi payudara
aldosteron yang berlebihan; hipertensi; nyeri tekan /
gagal jantung kongestif; penyimpangan
hiperaldosteronisme primer; menstruasi,
hipokalemia; sirosis hati disertai hiperkalemia,
edema (DIH 17th Ed, 2009). fungsi ginjal
Tepat Pasien : memburuk.
Spironolakton dikontraindikasikan Monitoring:
pada pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 35 tekanan darah,
% dan gagal jantung simtomatik berat elektrolit,
(kelas fungsional III - IV NYHA) BUN, dan

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 12


tanpa hiperkalemia dan gangguan Kreatinin (Di Piro
fungsi ginjal berat. Pasien tidak 10th Ed, 2017:
mengalami gejala serta diagnosis 601).

tersebut sehingga sudah tepat pasien


(PERKI, 2015 : 18).
Tepat Obat :
Pasien dengan HFrEF di Stadium C
harus secara rutin diobati dengan
GDMT yang mencakup penghambat
ACE atau ARB dan β-blocker. Loop
diuretik, antagonis aldosteron, dan
hydralazine-isosorbide dinitrate
(ISDN) juga secara rutin digunakan
dalam pasien ini (Di Piro 10th Ed,
2017: 593).
Tepat Dosis :
Dosis spironolakton 25-50 mg 1 x
sehari (Di Piro 10th Ed, 2017: 599).

Aspilets 80 mg 1 Tepat Indikasi Tidak tepat obat Terapi dihentikan -

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 13


x1 Aspirin diindikasikan sebagai Tidak tepat pasien
pencegahan sekunder trombotik
penyakit serebrovaskular atau
kardiovaskular, dan setelah operasi by-
pass (BNF 61, 2009: 152).
Tidak Tepat Pasien
NSAID merupakan salah satu obat
yang dapat memperburuk gagal
jantung (Di Piro 10th Ed, 2017: 582)
Tidak Tepat Obat
pada pasien dengan HFrEF tanpa
adanya indikasi khusus. tidak cukup
untuk merekomendasikan aspirin
sebagai pencegahan primer empiris
pada pasien gagal jantung diketahui
bebas dari penyakit aterosklerotik dan
tanpa faktor risiko tambahan (AHA,
2013: 272) sehingga tidak tepat obat.
Tepat Dosis
Aspirin sebagai antiplatelet jangka
panjang diberikan dengan dosis 75 mg
sehari (PIONAS, 2017).
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 14
Obyektif: Rekomendasi Tepat Indikasi Pasien belum Furosemid 20-40 Monitoring:
bengkak pada terapi furosemid mendapatkan
Penggunaan furosemide diindikasikan mg 1 atau 2 kali Obyektif: udem
kedua kaki terapi
pada terapi HF pada pasien yang sehari sebagai berkurang.
mengalami gangguan sirkulasi dosis awal dan Fungsi ginjal,
kongestif (Pulmunari dan edema 20-160 mg 1 atau serum elektrolit
perifer) dan cardiac distension (Koda 2 x sehari sebagai (DIH 17th Ed,
Kimble, 2009). dosis selanjutnya 2009: 3261).
(Di Piro 10th Ed, ESO:
Tepat Pasien 2017: 598) Hipovolemia,
Furosemide dikontraindikasikan pada hipotensi,
pasien yang memiliki hipersensitivitas hiponatremia,
terhadap furosemide, komponen hipokalemia,
apapun, atau sulfonilurea; anuria; hipomagnesemia,
pasien dengan koma hati atau dalam hiperurisemia,
keadaan deplesi elektrolit parah disfungsi ginjal,
sampai kondisi membaik atau haus (Di Piro 10th
diperbaiki (DIH 17th Ed, 2009). Ed, 2017: 602).
Tepat Obat
Diuretik direkomendasikan pada
pasien dengan HFrEF yang memiliki
bukti retensi cairan, kecuali dibatasi,

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 15


untuk memperbaiki gejala (AHA,
2013: 265).
Furosemide adalah loop diuretik yang
paling umum digunakan untuk gagal
jantung karena pengalaman klinis
yang lebih baik dan biaya rendah
(Koda Kimble 10th Ed, 2013: 453)
Tepat Dosis
Furosemid 20-40 mg 1 atau 2 kali
sehari sebagai dosis awal dan 20-160
mg 1 atau 2 x sehari sebagai dosis
selanjutnya (Di Piro 10th Ed, 2017:
598)

Diabetes Mellitus Subyektif:- Metformin 500 Tepat Indikasi Tidak ada Terapi dengan Monitoring: Urine
Obyektif: - mg
Penatalaksanaan diabetes mellitus tipe metformin 500 untuk glukosa dan
2 sebagai monoterapi bila mg dilanjutkan keton, glukosa
hiperglikemia tidak dapat dikelola dengan frekuensi darah puasa, dan
dengan diet dan olahraga saja. Pada pemberian 2 x hemoglobin A1c.
orang dewasa, dapat digunakan sehari. hematologi awal

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 16


bersamaan dengan sulfonylurea atau dan berkala dan
insulin untuk meningkatkan kontrol fungsi ginjal
glikemik (DIH 17th Ed, 2009: 4551). harus dilakukan,
Tepat Pasien setidaknya setiap
Metformin dikontraindikasikan pada tahun (DIH 17th
pasien yang memiliki hipersensitivitas Ed, 2009: 4554).
terhadap metformin atau komponen ESO: Diare,
formulasi apa pun; penyakit ginjal atau mual/ muntah,
disfungsi ginjal (kreatinin serum ≥1,5 perut kembung
mg / dL pada pria atau ≥1,4 mg / dL (DIH 17th Ed,
pada wanita) atau klirens kreatinin 2009: 4553).
abnormal dari sebab apapun, termasuk
syok, infark miokard akut, atau
septikemia; asidosis metabolik akut
atau kronis dengan atau tanpa koma
(termasuk ketoasidosis diabetik) (DIH
17th Ed, 2009: 4552).
Tepat Obat
Metformin merupakan drugs of choice
pada pasien DM tipe 2 karena
kemanjurannya, biaya rendah, efek
pleiotropik positif, dan profil efek
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 17
samping yang dapat dikelola (Di Piro
10th Ed, 2017: 3252).
Tepat Dosis
Dosis metformin yang
direkomendasikan yaitu 500 mg 2 x
sehari (Di Piro 10th Ed, 2017: 3255).
Pasien memiliki riwayat penggunaan
metformin 500 mg, tetapi tidak
diketahui frekuensi pemberian

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 18


4.3.2. Drug Related Problems (DRPs)
DRUG RELATED
PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
PROBLEMS (DRPs)
Korelasi obat dg masalah Adakah obat tanpa indikasi medis? √
medis
(Correlation between drug Adakah masalah medis yang tidak diobati √
therapy & medical problem)
Ketepatan Pengobatan Apakah obat yang digunakan efektif/ √
(Appropriate Therapy) mencapai hasil yang diinginkan (therapeutic
outcome)?
Apakah obat yang digunakan √
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan merupakan √
drug of choice ?
Apakah terapi non-obat diperlukan? √

Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk √ ISDN diberikan 5
pasien? mg, seharusnya 10
mg di awal dan
dilanjutkan 20 mg
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? √ Frekuensi pemberian
metformin tidak
dijelaskan,
direkomendasikan 2
x1
Apakah lama pemberian obat sudah tepat? √

Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? √

Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang √


disebabkan oleh obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak √
klinis?
Adakah interaksi obat- makanan yg √
berdampak klinis?
Adakah interaksi obat- pemeriksaan √
laboratorium yang berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap √
obat ?
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien √
terhadap penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ √
kesulitan dalam penggunaan obat?

V. KESIMPULAN REKOMENDASI
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 19
 Dosis kaptopril dinaikkan menjadi 50 mg 3 x 1 hari
 Diberikan tambahan terapi Bisoprolol yang umumnya dipakai pada gagal jantung
untuk dosis awal yaitu 1,25 mg 1 x sehari dan dosis target 10 mg 1 x sehari (PERKI,
2015: 22).
 Terapi dengan ISDN 5 mg 3 x 1 dihentikan
 Terapi spironolakton 25 mg 1 x 1 dilanjutkan
 Terapi dengan Aspilets 80 mg 1 x sehari dihentikan
 Furosemid 20-40 mg 1 atau 2 kali sehari sebagai dosis awal dan 20-160 mg 1 atau 2 x
sehari sebagai dosis selanjutnya (Di Piro 10th Ed, 2017: 598)
 Terapi dengan metformin 500 mg dilanjutkan dengan frekuensi pemberian 2 x sehari

VI. KONSELING
 Pasien perlu memantau gejala dan fluktuasi berat badan, membatasi asupan natrium,
minum obat sesuai resep, dan tetap aktif secara fisik.
 pantau gula serum dengan cermat.
 Kaptopril 50 mg 3 x 1. Konsumsi saat perut kosong, 1 jam sebelum atau 2 jam setelah
makan. Jangan gunakan suplemen kalium atau pengganti garam tanpa berkonsultasi.
 Bisoprolol. Jangan minum dengan antasida. Ukur denyut nadi setiap hari (sebelum
pengobatan).
 Spironolakton. Konsumsi dengan makanan. Hindari suplemen kalium (vitamin /
produk mineral), pengganti garam yang mengandung kalium, licorice alami, atau
asupan kalium tambahan dari makanan.
 Metformin diminum bersama makanan. Jangan mengunyah atau menghancurkan
tablet

VII. DAFTAR PUSTAKA

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 20


Alldredge, B. K. et al., 2013. Koda Kimble & Young's Applied Therapeutics The Clinical
Use of Drugs 10th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams& wilkin.
American Pharmacist Association (APhA). 2009. Drug Information Handbook 17th Ed.
America: Lexi-Comp.
Anonim. 2011. British National Formulary (BNF) 61. United Kingdom: BMJ Group and
RPS Publishing.
Di Piro, JT, et al., 2017. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 10th Edition. New
York: McGraw-Hill Companies.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung Edisi Pertama. Jakarta: PERKI.
American Heart Association. 2013. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of
Heart Failure A Report of the American College of Cardiology Foundation/American
Heart Association Task Force on Practice Guidelines. Journal of The American Heart
Association.

Surakarta, 01 Oktober 2020

Praktikan Dosen Pembimbing

(Ambar Sekar Kinasih) (Apt. Triyulianti, M.Sc)

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 21


Indikasi Asetosal

Indikasi Metformin

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 22


Indikasi Captopril
Mekanisme kerja

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 23


Analisis Kaptopril & Bisoprolol

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 24


FPP Praktikum Farmakoterapi II | 25
FPP Praktikum Farmakoterapi II | 26
Analisis ISDN dan Hidralazin

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 27


Analisis Spironolakton

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 28


Analisis Aspirin

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 29


FPP Praktikum Farmakoterapi II | 30
Analisis Furosemide

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 31


Analisis Metformin

FPP Praktikum Farmakoterapi II | 32


FPP Praktikum Farmakoterapi II | 33

Anda mungkin juga menyukai