Anda di halaman 1dari 9

Lembaran Kerja Mahasiswa

Farmakoterapi Infeksi

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

Dosen : apt. Ratna Sari Dewi, M.Farm


Pokok Bahasan : Farmakoterapi Infeksi Hepatitis

IDENTITAS MAHASISWA

Nama Alfarista Septiandreny, Astri Cahyani, Dake Anila, Deni Agus Yulanda
Diah Kemala Sari, Edowardo Sinaga, Eva Okpriyani, Lussyani Lisda
Putri, Maya Deanita Rahmadilla, Mitha Hasanah, Qonita Nur Fadhila,
Rahmat Utomo, Roscha Ulfa Frasesa, Selfia Lestary, Siti Rizka
Azizzah, Syifa Syauqina
No urut absen 1,6,8,9,11,15,17,70,19,22,24,32,34,38,41,44,45
Kelompok 3
Pertemuan ke 4
Hari/Tanggal Selasa, 17 Oktober 2023
Topik Hepatitis

TATA TERTIB PERKULIAHAN


1 Mahasiswa dibagi atas tiga kelompok besar (A, B dan C) yang dibagi menurut
urutan absen kuliah. Misal, jika jumlah mahasiswa 40 orang, maka mahasiswa
nomor urut absen 1 s/d 13 menjadi kelompok A, nomor urut absen 14 s/d 26 menjadi
kelompok B, dan sisanya kelompok C
2 Tiap mahasiswa dalam satu kelompok tersebut diberi studi kasus dengan topik yang
sama dan tiap kelompok memperoleh studi kasus dengan topik yang berbeda

3 Tiap mahasiswa wajib membuat LKM. Sebaiknya diketik dalam kertas HVS A4,
huruf Times New Roman 12, 1 spasi dan dibawa pada saat kuliah.
4 Sistematika isi LKM dibuat sebagai berikut :
SISTEMATIKA ISI LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)
A. Kasus
Seorang anak usia 6 tahun TB: 120cm BB:19kg
 Diagnosa : Hepatitis A
 Pemeriksaan Fisik : beberapa hari yang lalu demam, tidak nafsu makan. Sempat
menyatakan mual kepada ibunya. Sampai saat ini masih terjadi muntah. BAK
berwarna kecokelatan dan mata terlihat agak kuning.
 Ditemukan ikterus, hepatomegali, nyeri tekan pada regio kuadran kanan atas
abdomen.
 Status gizi penderita baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78 x/menit regular,
isi cukup, respirasi 20x/mnt, dengan temperatur aksila 38,8 C.
 Pemeriksaan yang baru dilakukan : SGOT 165 U/l, SGPT 119 U/l, bilirubin total
0,84 mg/dl

Terapi yang diberikan :


 Metoklopramid syr 2x1 3,75 ml
 Farsifen syr 3x1 5ml
 Dosis interferon 3 MU/m2 secara subkutan tiga kali dalam seminggu, diberikan
selama 16 minggu.

B. Keywords/Terminologi Farmasi
Penyakit Infeksi ialah penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya
mikroorganisme, suatu kelompok luas dari organisme yang terdiri dari satu
atau banyak sel seperti bakteri, jamur, parasit atau virus.
Anamnesis adalah suatu kegiatan wawancara antara pasien/keluarga pasien dengan
dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh
keterangan-keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit yang diderita
pasien (Redhono et al.,2012)
Hepatitis adalah peradangan pada hati, yang ditandai dengan meningkatnya kadar
enzim hati. Peningkatan ini disebabkan gangguan fungsi atau kerusakan
membran hati.
Ikterus adalah perubahan warna kuning pada kulit dan sklera yang terjadi akibat
peningkatan kadar bilirubin di dalam darah (Fraser & Cooper, 2011).
Hepatomegali adalah kondisi ketika organ hati mengalami pembesaran melebihi
ukuran normalnya.
Hepatitis A adalah penyakit yang menyerang organ Hepar yang disebabkan oleh
VHA. Hepatitis A dapat menyebabkan sakit ringan hingga berat. Pada
umumnya penyebaran terjadi secara fekal-oral ketika seseorang
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja seseorang
yang terinfeksi VHA. VHA bersifat termostabil, tahan asam, dan tahan
terhadap cairan empedu (Kemenkes, 2014).
Hepatitis B adalah penyakit yang menyerang organ Hepar yang disebabkan oleh VHB.
Hepatits B dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
Temperatur aksila adalah pengukuran suhu tubuh pada bagian aksila (ketiak).
SGOT adalah Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase merupakan enzim
transminase yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan terdapat kerusakan
pada jaringan jantung dan hati.
SGPT adalah Serum Glutamic Pyruvic Transaminase merupakan Enzim yang
memiliki tugas membantu mencerna protein dalam tubuh. Peningkatan kadar
SGPT menandakan tubuh mengalami kerusakan hati, diabetes, hepatitis,
masalah saluran empedu, gagal jantung kongestif, miopati, dan
mononukleosis
Bilirubin adalah pigmen kristal berwarna jingga yang merupakan bentuk akhir dari
pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi.
C. Rumusan Kasus
SOAP
1. Subjektif
Inisial Pasien : -
Jenis kelamin : -
Umur : 6 tahun
Berat Badan : 19 kg
Tinggi Badan : 120 cm

Keluhan Utama : -
Riwayat Sosial : -
Riwayat Penyakit : -
Riwayat Pengobatan : -
Pemeriksaan fisik: beberapa hari yang lalu demam, tidak nafsu makan. Sempat
menyatakan mual kepada ibunya. Sampai saat ini masih terjadi muntah. BAK
berwarna kecokelatan dan mata terlihat agak kuning.
Ditemukan ikterus, hepatomegali, nyeri tekan pada regio kuadran kanan atas
abdomen.

2. Objektif
Data Pemeriksaan
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Nadi 78x/menit 60-100/menit Normal
(Kemenkes)
TD 110/70 mmHg <120/80 Normal
mmHg (JNC
VIII)
T 38,8 oC 36-37oC Demam
(Kemenkes)
RR 20 X/Menit 20 X/Menit Normal
(Sulistyowati,
2018)

Data Pemeriksaan Darah Lengkap


Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
SGOT 165 U/L 5 – 35 U/L Tinggi
(Kemenkes)
SGPT 119 U/L 5 – 35 U/L Tinggi
(Kemenkes)
Bilirubin total 0,84 mg/dl 0,1 – 1,2 mg/dl Normal
(Djuma &
Kapa, 2017)

3. Assessment
Tepat Obat
Obat Alasan Penggunaan Keterangan
Metoklopramid Untuk meredakan mual muntah Tepat Obat
Syr
Farsifen Syr Untuk meredakan nyeri dan demam Tepat Obat
yang dirasakan
Interferon Untuk mengatur kerja sistem Tidak Tepat Obat
kekebalan tubuh

Tepat Indikasi
Obat Indikasi Keterangan
Metoklopramid Antiemetik (DIH 23rd Edition, hal Tepat Indikasi
Syr 1359)
Farsifen Syr Antipiretik dan analgetik (DIH 23rd Tepat Indikasi
Edition, hal 1046)
Interferon Meningkatkan sistem imun Tepat Indikasi
(Medscape)
Tepat Pasien
Obat Kontraindikasi Keterangan
Metoklopramid Hipersensitivitas, obstruksi usus, Tidak Tepat Pasien
Syr pheochromocytoma (DIH 23rd
Edition, hal 1360)
Farsifen Syr Hipersensitivitas, riwayat asma, Tepat Pasien
urticaria, alergi NSAID (DIH 23rd
Edition, hal 1047)
Interferon Hipersensitif Tepat Pasien

Tepat Dosis
Obat Dosis yang Dosis Keterangan
diberikan Pemeliharaan
Metoklopramid 2x1 3,75 ml 0,1 – 0,15 Tidak Tepat Dosis
Syr mg/kgBB (3x1)
(PIONas)
Farsifen Syr 3x1 5 ml 1 sendok takar 5 Tepat Dosis
mL 3-4 kali sehari
Interferon 3 MU/m2 3 MU/m2 Tepat Dosis
secara subkutan 3 kali
subkutan tiga seminggu dalam
kali dalam wantu yang
seminggu bervariasi
(16 minggu) (Hauschild, dkk
2008)

WESO
Obat Efek Samping Keterangan
Metoklopramid Efekekstrapiramidal, WESO
Syr hiperprolaktinemia, tardive
dyskinesia pada pemakaian lama;
juga dilaporkan mengantuk,
gelisah, diare, depresi, sindrom
neuroleptik malignan, ruam kulit,
pruritus, udem (PIONas)
Farsifen Syr pusing, sakit kepala, dispepsia, WESO
diare, mual, muntah, nyeri
abdomen, konstipasi, hematemesis,
melena, perdarahan lambung, ruam.
(PIONas)
Interferon anoreksia, mual, flu like syndrome, WESO
kelelahan, mielosupresi,
kardiovaskular, nefrotoksisitas dan
hepatotoksisitas.
(PIONas)

4. DRPs (Drug Related Problems)


1. Terapi Obat Yang Check List Penjelasan
Tidak Diperlukan (Ya/Tidak)

a. Terdapat terapi tanpa Tidak Obat telah diberikan


indikasi medis sesuai dengan indikasi
b. Pasien mendapatkan Ya Pasien mendapatkan
terapi tambahan yang terapi tambahan yang
tidak diperlukan tidak diperlukan
c. Pasien masih Ya Karena pasien harus
memungkinkan menjalani terapi non
menjalani terapi non farmakologi untuk
farmakologi membantu
penyembuhan
d. Terdapat duplikasi Tidak Pasien tidak mendapat
terapi terapi duplikasi
e. Pasien mendapat Tidak Pasien tidak
penanganan terhadap mendapatkan terapi
efek samping yang untuk mengatasi efek
seharusnya dapat samping dari obat
dicegah
2. Kesalahan Obat Check List Penjelasan
(Ya/Tidak)
a. Bentuk sediaan tidak Tidak Bentuk sediaan yang
tepat diberikan tepat dalam
bentuk tablet dan
inhaler karna
mempertimbangkan
kondisi pasien

b. Terdapat kontra Tidak Tidak terdapat


indikasi kontraindikasi

c. Obat tidak Ya Ada obat tanpa indikasi


diindikasikan untuk untuk pasien
kondisi pasien

d. Kondisi pasien tidak Tidak Pengobatan yang


dapat disembuhkan diberikan belum
oleh obat (menerima efektif
obat yang tidak
efektif)

3. Dosis Tidak Tepat Check List Penjelasan


(Ya/Tidak)
a. Dosis terlalu rendah Ya Dosis yang diberikan
tidak tepat
b. Dosis berlebih Tidak Dosis yang diberikan
sudah tepat
c. Frekuensi Tidak frekuensi yang
penggunaan tidak diberikan sudah tepat
tepat
d. Durasi penggunaan Tidak Durasi penggunaan
tidak tepat sudah tepat
4. Reaksi yang Tidak Check List Penjelasan
Diinginkan (Ya/Tidak)
a. Obat tidak aman Tidak Obat aman untuk
untuk pasien pasien
b. Terjadi reaksi alergi Tidak Pasien tidak
menunjukan adanya
reaksi alergi dari
penggunaan obat
c. Dosis obat dinaikan Ya Dosis sudah tidak
atau diturunkan sesuai
d. Muncul efek yang Tidak Tidak ada muncul efek
tidak diinginkan samping dari obat
5. Ketidak Patuhan Check List Penjelasan
Pasien (Ya/Tidak)

a. Pasien tidak mengerti Tidak Pasien mengerti


intruksi penggunaan intruksi penggunaan
obat obat

a. Pasien tidak patuh Tidak Pasien patuh dalam


atau memilih untuk menggunakan obat
tidak menggunakan
obat

5. Plan
Terapi Non Farmakologi
- Intake makan dan minum pasien harus adekuat
- Pasien dianjurkan untuk melakukan tirah baring.
- Hindari konsumsi alkohol.
- Dalam tatalaksana non-medikamentosa kunci utamanya adalah istirahat
yang cukup,
- Tidak ada diet khusus bagi penderita hepatitis A, yang penting adalah
jumlah kalori dan protein adekuat yaitu 1 g/kg protein, 30-35 cal/kg.
- Pasien dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung
hepatotoksik.
- Perbaiki hygiene makanan, minuman, tempat tinggal dan pribadi.
- Tatalaksana simptomatis, vitamin, diet tinggi kalori dan protein.
- Pencegahan dengan hidup bersih, sehat, dan vaksin hepatitis A.

Terapi Farmakologi
- Penggunaan interferon tidak direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis A,
karena pada kasus ini tidak ada komplikasi akut, maka cukup dengan
perawatan suportif.
- Direkomendasikan mengganti metoklopramid syrup menjadi domperidone
syrup 0,2-0,4 mg/kgBB/kali, karena metoklopramid sering menimbulkan
efek pyramidalis pada pasien anak (25%)
- Direkomendasikan menambah terapi curcuma plus go talz 1x1 tablet untuk
menambah nafsu makan

KIE dan MONITORING


- Komunikasikan kepada pasien terkait menjaga kebersihan makanan,
minuman, lingkungan serta kebersihan pribadi pasien
- Komunikasikan kepada pasien bahwa sebagian besar hepatitis A dapat
sembuh sendiri, jadi hentikan penggunaan obat antiemetic dan analgetic
jika gejala simptomatis telah sembuh
- Lakukan monitoring rutin terkait kondisi Kesehatan pasien dengan
melakukan pengecekan SGOT, SGPT dan bilirubin.
D Resume (Penetapan Learning Objective)
- Pasien menderita Hepatitis A
- Penggunaan interferon dihentikan pada pasien Hepatitis A, karena Sebagian
besar hepatitis A dapat sembuh sendiri
- Hentikan penggunaan obat jika gejala simptomatis sudah berkurang
- Penyampaian edukasi dan monitoring kondisi kesehatan pasien
E Daftar Pustaka

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2014, Drug
Information Handbook, 23 edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists
Association
Basic Pharmacologi& Drugs Notes. 2023

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G. & Posey, L.M.
2020. Pharmacotherapy:A Pathophysiologic Approach, Eleventh Edition.
McGraw Hill. New York.

Djuma, A. W. & Kapa, Y. W., 2017. Perbandingan Kadar Bilirubin Direk Pada
PengkonsumsiAlkohol Dan Yang Tidak Mengkonsumsi Alkohol. Jurnal Info
Kesehatan, 15(2), pp. 428-434.

JNC-8. 2014. The Eight Report of the Joint National Commite. Hypertension
Guidelines: An In-Depth Guide. Am J Manag Care.

Kemenkes RI, 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik, P. 9, Jakarta, Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Medscape. 2023. Drug and Desease. https://reference.medscape.com/drug- and-


desease. Diakses tanggal 16 oktober 2023.

Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas). 2014. Informatorium Obat Nasional


Indonesia. Jakarta : BPOM RI

Redhono, dkk. (2012). History Taking – Anamnesis. Surakarta: Universitas Sebelas


Maret Surakarta.

Sulistyowati, Agus. 2018. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital.Jawa Timur: Akademi


Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Anda mungkin juga menyukai