Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS KEPERWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN ‘ I ’ DENGAN

DENGUE HAEMORHAGIC FEVER DI RUANG RAWAT INAP ANAK

RS GRAHA HERMIN BATAM

OLEH :

MASNI KARTINI PURBA

0032008

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Ns. Henry Pencon . S.Kep) (Ns. Utari CH Wardhani, S. Kep, M. Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
2021
RESUME KASUS

PENGKAJIAN

1. IDENTITAS DATA

Inisial Nama Anak : An. I

Umur : 9 Tahun

Inisial Nama Ayah / Ibu : Tn.A / Ny. T

Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta

Alamat : Perum Buana Impian Batu Aji

Suku : Jawa

Agama : Islam

2. KELUHAN UTAMA
Orang tua pasien mengatakan anaknya deman sudah 4 hari ini, muntah sudah 4 hari
ini sekitar sudah > 10 kali, anak tidak nafsu makan , mencret tidak ada batuk sudah
2 hari dan pilek sudah 1 hari.
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada bidan
mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah.
b. Intranatal : partus spontan di bidan, tidak terdapat penyulit, lahir dengan normal
dirumah bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal: tidak ada kelainan pada An. I setelah kelahiran, anggota tubuh
lengkap, anus ada, genitalia ada.
4. RIWAYAT MASA LALU
Ibu pasien mengatakan An. I sebelumnya belum pernah menderita diare ataupun
DHF dan baru kali ini An. I dirawat dirumah sakit.
5. RIWAYAT KELUARGA
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga pasien tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit yang lain .

6. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh
Ibu pasien mengatakan yang mengasuh pasien adalah dirinya sendiri
2. Hubungan dengan orang tua
Ibu pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik, pasien kadang bermain
dengan ayah, nenek dan kakeknya.
3. Pembawaan secara umum
Pasien tampak tenang, jika ada orang asing pasien menatapnya, pasien lebih
dominan bersama ibunya.
7. KEBUTUHAN DASAR
1. Makanan
Ibu pasien mengatakan pasien sangat menyukai makan ayam goreng dan susu
formula, terkadang juga pasien diberi pisang.
2. Pola tidur
Ibu pasien mengatakan tidur malam jam 21.00 – 06.00 WIB, untuk tidur siang
1 kali dengan durasi 1- 2 jam. Selama sakit pasien kurang tidur karena sering
terbangun saat malam hari .
3. Mandi
 Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan pasien mandi 2 kali sehari pagi dan
sore, selama sakit pasien hanya dilap saja badanya.
 Selama di rumah sakit
Selama rumah sakit pasien hanya dilap saja badanya.
4. Eliminasi
 Sebelum sakit
Ibu pasien mengatakan BAK 4–6 kali, BAB 1 kali dengan konsistensi lembek
 Selama di rumah sakit
Ibu pasien mengatakan BAK 4-6 kali, selama dirawat pasien belum ada BAB
8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI
 Diagnosis medis : DHF
 Tindakan operasi : tidak ada
 Obat- obatan
 Infus RL 17 tpm makro
 Erdobat = 3x1 sendok teh
 Tremenza = 2x1 sendok teh
 Parasetamol = 3 x 350 mg
 Ondansentron 2x1/2 ampul
 Ranitidin = 2 x ½ ampul
 Alergi : Tidak ada alergi obat dan makanan
 Hasil lab :

Tanggal 20 September 2021

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Hematologi Rutin
Hemoglobin 15,1 g/dl 14 – 22
Lekosit 2,810 /ul 5000 - 11000
Hematokrit PCV 43,1 Vol% 37 – 43
Trombosit 156,000 /ul 150000 - 500000
Eritrosit 5,4 Juta/ ul 4–5
Nilai Eritrosit (MCV, MCH,
MCHC)
VER (MCV) 78,8 fl 82 – 92
HER (MCH) 29,1 pg 27 -31
KHER (MCHC) 37,0 g/dl 32 – 36

Tanggal 21 September 2021


PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hematologi Rutin
Hemoglobin 14,2 g/dl 14 – 22
Lekosit 2,550 /ul 5000 - 11000
Hematokrit PCV 32,6 Vol% 37 – 43
Trombosit 134,000 /ul 150000 - 500000
Nilai Eritrosit (MCV, MCH, 4,18 Juta/ ul 4–5
MHCH)
VER (MCV) 78 fl 82 – 92
HER (MCH) 27 pg 27 -31
KHER (MCHC) 34 g/dl 32 – 36

 Foto rontgen thorax


Hasil : Bronkhopneumonia Kanan

9. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : composmentis
2. TB/BB : 122 cm / 25 kg
3. Lingkar kepala : 51 cm
4. Kepala : simetris, tidak ada benjolan
5. Mata : mata cekung, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, bentuk simetris.
6. Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau kelenjar getah bening
7. Telinga : bentuk simetris, tidak ada OMA
8. Hidung : bentuk simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung
9. Mulut : lidah bersih, mukosa bibir kering, nyeri telan .
10.Dada/ thorak
 Inspeksi : melihat bentuk dada,simetris, tidak penggunaan otot
bantu pernapasan
 Palpasi : mengidentifikasi adanya massa pada rongga dada dan
paru-paru, pemeriksaan taktil, merasakan gerakan pengembangan
dinding dada
 Perkusi : untuk mengetahui batas-batas organ yang ada pada dada
atau thorak
 Auskultasi : mendengarkan suara napas dengan meminta pasien
untuk menarik napas dalam, dengan normal suara napas vestikuler.
11.Paru- paru : Hasil rontgen Bronchopneumonia
12.Jantung : normal tidak ada kelainan
13.Perut atau abdomen
 Inspeksi : perut pasien tampak simetris, tidak ada bekas operasi,
tidak ada lesi
 Auskultasi : bising usus tidak normal 12 x/menit
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada oedem atau massa,
pembesaran hepar tidak ada
 Perkusi : Tympani
14.Punggung : bentuk simetris, tidak ada kelainan
15.Genitelia : tampak bersih dan tidak ada kelainan
16. Ektremitas
a. Ektremitas atas : keterbatasan gerak karena tangan kanan terpasang infus
CRT : < 2 detik,
b. Ektremitas bawah : tidak ada kelaianan
17.Tanda- tanda vital
a. RR : 20 x/ menit
b. HR : 113 x/ menit
c. Temp : 37,3 0C
10. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN
Orang tua pasien mengatakan anaknya demam sudah 4 hari ini, mual ada, muntah
sudah 10 kali hari ini, mencret tidak ada , batuk pilek ada . Dan baru dibawa
berobat pada hari ini, sebelumnya hanya dikasih obat turun demam saja di rumah .
11. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. Ds : Defisit Nutrisi Faktor Psikologis
 Pasien mengatakan tidak (keengganan untuk
mau makan, muntah makan)
 Ibu pasien mengatakan
pasien muntah Bowel
 Ibu pasien mengatakan
setiap kali mau makan Aktivasi C3 dan C5
pasti terasa mual dan
akhirnya makanan yang Hepatosplenomegali
di makan selalu SGOT SGPT meningkat
dimuntahkan
 Ibu pasien mengatakan Mual muntah, nafsu
nafsu makan pasien jadi makan

menurun
Masukan nutrisi kurang
Do :
 Turgor kulit menurun
Defisit nutrisi
 Peristaltic usus tidak
normal 3-10 x/menit
 Mukosa bibir kering dan
agak pecah pecah
 Kulit kering
 TD : 100 / 60 mmHg
 RR : 22x/menit
 Nadi : 89x/menit
 Suhu : 38,8 C
 BB : 25 kg (sekarang)
 BB : 26,5 kg (sebelum
masuk RS)

3 Ds : Hipovolemia Kehilangan Cairan


 Pasien mengatakan Aktif
minum hanya sedikit dan
muntah Virus Dengue
 ibu pasien mengatakan
anak muntah , anak jadi Beredar dalam aliran
lemes darah

 ibu pasien mengatakan


Infeksi virus Dengue
pasien muntah frekuensi
10 kali dalam satu hari
Merangsang keluarnya
 ibu pasien mengatakan
Histamin
pasien kurang minum

HCL meningkat
 ibu pasien mengatakan
suhu tubuh anaknya naik
Mengiritasi lambung
turun
Do:
 k/u lemah Mual Muntah

 mata cekung
 RR : 22 x/mnt Kehilangan cairan aktif
 Nadi : 89x/mnt
 Suhu : 38,8 0C
Hipovolemia
 TD : 100 / 60 mmHg
 Terapi Infus RL 17 tpm
4 Ds : Hipertermia Proses Infeksi
 Pasien mengatakan
badannya panas, pusing Virus masuk ke dalam
 Ibu klien mengatakan pembuluh darah

demam sudah 4 hari


Menstimulasi sel host
 Demam naik turun
inflamasi
terus jika malam hari
 Ibu pasien mengatakan
anak kurang minum Memproduksi endogenus
Do : pirogen

 k/u lemah
Endhotelium
 bibir pucat
hypothalamus
 Akral agak dingin meningkatkan produksi
 TTV prostaglandin dan
neurotransmitter
 RR : 22 x/mnt
 Nadi : 89 x/mnt
 Suhu : 38,8 0C Prostaglandin berikatan
 TD : 100 / 60 mmHg dengan neuron prepiotik
di hipotalamus

Meningkatkan thermostat
“set point” pada pusat
termoregulator
Demam

Peningkatan Suhu Tubuh

(Hipertermia)

4 DS : Resiko Perdarahan Gangguan koagulasi


 Ibu pasien mengatakan (penurunan trombosit)
trombosit pasien
menurun Agresi trombosit
 Ibu pasien mengatakan
pasien lemas Melepas adenosine di
DO : phospat (ADP)

 Pasien tampak lemah


Trombosit mengalami
 Trombosit pasien kerusakan metamorphosis
134,000
Trombositopenia

Resiko Perdarahan

12. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis (keengganan untuk
makan)
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan ganguan koagulasi (penurunan
trombosit)
13. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA SLKI SIKI


KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Observasi
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam diharapkan asupan nutrisi 1. Identifikasi makanan yang disukai
Faktor psikologis cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme 2. Identifikasi status nutrisi
(keengganan untuk dengan kriteria hasil : 3. Monitor asupan makanan
makan) 1. Porsi makanan yang dihabiskan meningkat 4. Monitor berat badan
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat 5. Monitor nafsu makan
3. Kekuatan otot menelan meningka 6. monitor muntah pasien berapa kali
4. Nafsu makan membaik Terapeutik
5. Berat badan pasien meningkat 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
2. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3. Berikan suplemen makanan jika perlu
4. Berikan makanan yang segar segar (buah , sayur)
Kolaborasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2.Ajarkan diet yang diprogramkan
2. Hipovolemia Setelah diberikan intervensi selama 3 x 24 jam Observasi
berhubungan dengan maka status cairan membaik, dengan 1. Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi
kehilangan cairan aktif kriteria hasil : nadi meningkat, nadi terba lemah, tekanan darah
1. Kekuatan nadi meningkat menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit,
2. Turgor kulit meningkat menurun, membrane mukosa kering, volume urin
3. Ortopnea menurun menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)
4. Dyspnea menurun 2. Monitor intake dan output cairan
5. Frekuensi nadi membaik Terapeutik
6. Tekanan darah membaik 1. Hitung kebutuhan cairan
7. Tekanan nadi membaik 2. Berikan posisi mified tredelenburg
8. Membrane mukosa membaik 3. Berikan asupan cairan oral
9. Kadar hb membaik Edukasi
10. Kadar ht membaik 1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
11. Intake cairan membaik 2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl,
RL)
2. Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin,
plasmanate
3. Hipertermia Termoregulasi Observasi
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi selama 1x24 jam, 1. Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi
proses infeksi maka hipertermia menurun dengan keriteria hasil terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
2. Tidak tampak kulit yang memerah 3. Monitor kadar elektrolit
3. Tidak ada kejang 4. Monitor haluaran urine
4. Tidak tampak Akrosianosis Terapeutik
5. Konsumsi oksigen menurun 1. Sediakan lingkungan yang dingin
6. Piloereksi menurun 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
7. Idak tampak pucat 3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
8. Tidak terdapat takikardia 4. Berikan cairan oral
9. Tidak tampak takipnea 5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
10. Tidak terdapat bradikardia mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
11. Tidak ada hipoksia 6. Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut
12. Suhu tubuh membaik hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
13. Suhu kulit membaik dada, abdomen,aksila)
14. Kadar glukosa membaik 7. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
8. Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
2. Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
4. Resiko perdarahan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 Pencegahan perdarahan
berhubungan dengan x 24 jam diharapkan Tingkat perdarahan Observasi
ganguan koagulasi menurun dengan kriteria hasil : a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
(penurunan trombosit) 1. Kelembapan membarane mukosa b. Monitor nilai hematokrit/hrmoglobin sebelum dan
meningkat setelah kehilangan darah
2. Kelembapan kulit meningkat c. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
3. Kognitif meningkat d. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin time fibrinogen,
4. Hemoptisis menurun degradasi fibrin)
5. Hematemesis menurun Terapeutik
6. Hematuri menurun 1. Pertahankan bed rest selama perdarahan
7. Perdarahan anus menurun 2. Batasi tindakan invasif, jika perlu
8. Distensi abdomen menurun 3. Gunkan kasur pencegah dekubitus
9. Perdarahan vagina menurun 4. Hindari pengukuran suhu rektal
10. Perdarahan pasca operasi menurun Edukasi
11. Hemoglobin membaik 1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
12. Hematokrit membaik 2. Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
13. Tekanan darah membaik 3. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
4. Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
5. Anjurkan meningkatkan makanan dan vitamin K
6. Anjurkan segera lapor segera jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,
jika perlu
8. Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
9. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
14. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI = PERTAMA
TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf
JAM KEPERAWATAN
21 September Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns.
2021 berhubungan dengan 15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S: Masni
Faktor psikologis 15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya Kartini
(keengganan untuk 15.47 4. Monitor berat badan mual dan nafsu makan menurun Purba
makan) 15.50 5. Monitor nafsu makan O:
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali  Pasien lemas
7. Sajikan makanan secara menarik dan suhu  Makan 3 kali sehari habis ½ porsi
yang sesuai  Penurunan BB (saat sakit 25kg, sebelum
15.56 8. Berikan suplemen makanan jika perlu sakit 26,5 kg)
16.00 9. Berikan makanan yang segar segar (buah A : Masalah belum teratasi
, sayur) P : Lanjutkan semua intervensi
 Monitoring asupan nutrisi pasien
 Monitoring cairan pasien
 Monitoring TTV
 Mointoring BB pasien
21 September Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang JAM : 19.00 Ns.
2021 berhubungan dengan akurat dan catat output pasien S: Masni
kehilangan cairan 17.10 2. Memonitor status hidrasi (misalnya. - Ibu pasien mengatakan pasien susah Kartini
aktif membrane mukosa lembab, denyut makan dan minum Purba
nadi adekuat, dan tekanan darah - Pasien mengeluh lemas
ortostatik).
17.13 3. Monitor tanda-tanda vital pasien O:
17.20 4. Memberikan cairan dengan tepat - Turgor kulit kering
- Bibir kering
17.25 5. Menganjurkan ibu pasien untuk - akral hangat
selalu memberikan minum sedikit - Nadi :103 x/menit
tapi sering - S : 38,5 0C
- BB : 18,8 Kg
- P : 22 x/ menit
A : masalah belum teratasi (kekurangan
volume cairan )
P : lanjutkan intervensi :
- Monitor vital sign
- Monitor intake dan output cairan
pasien
- Kolaborasi pemberian cairan IV

21 September Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns.
2021 berhubungan dengan 18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit S: Masni
proses infeksi 18.10 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR - Ibu pasien mengatakan pasien badannya Kartini
18.12 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct panas Purba
18.15 5. Memonitor intake dan output
18.20 6. Menyelimuti pasien O:
18.23 7. Memberikan terapi (cairan intravena dan - Wajah pasien tampak merah
sanmol ) - Pasien tampak lemas
18.30 8. mengompres pasien - Membran mukosa kering
- Suhu : 38,5
- RR : 22x/menit
- Nadi : 103x/menit
- SPO2 : 98%
A : Masalah belum teratasi (Hipetermia)
P : Lanjutkan intervensi :
- Kompres air hangat
- Selimuti pasien
- Anjurkan banyak minum
- Monitor suhu tubuh
- Monitor ttv
- Kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi
21 September Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns.
2021 berhubungan dengan 18.55 2. Monitor nilai hematokrit/ hrmoglobin S : Masni
ganguan koagulasi sebelum dan setelah kehilangan darah  Orang tua pasien mengatakan anaknya Kartini
(penurunan 19.00 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik demam sudah 5 hari Purba
trombosit) 19.15 4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin O :
time fibrinogen, degradasi fibrin)  Trombosit 34.000/mm3
19.20 5. Menjelaskan tanda dan gejala  HB =15,9g/dl
perdarahan  HT =43,1%
 Terdapat > dari 20 petekie pada
pergelangan tangan pasien
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Monitor tanda – tanda pendarahan
 Catat nilai HB dan HT
 Monitor nilai trombosit
 Anjurkan untuk meningkatkan intake
cairan
 Kolaborasikan pemberian Fresh Frozen
Plasma (FFP
HARI = KEDUA

TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
JAM

22 September Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns.
2021 berhubungan dengan
15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S: Masni
Faktor psikologis
Kartini
(keengganan untuk 15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya
Purba
makan) mual dan nafsu makan menurun
15.47 4. Monitor berat badan
O:
15.50 5. Monitor nafsu makan
 Pasien lemas
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali
 Makan 3 kali sehari habis ½ porsi
7. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai  Penurunan BB (saat sakit 25 kg,
sebelum sakit 26,5 kg)
8. Berikan suplemen makanan jika perlu
15.56
16.00 9. Berikan makanan yang segar segar (buah A : Masalah belum teratasi
, sayur)
P : Lanjutkan semua intervensi

 Monitoring asupan nutrisi pasien

 Monitoring cairan pasien

 Monitoring TTV

 Mointoring BB pasien
22 September Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang akurat JAM : 19.00 Ns.
2021 berhubungan dengan dan catat output pasien Masni
S:
kehilangan cairan Kartini
17.10 2. Memonitor status hidrasi (misalnya.
aktif - Ibu pasien mengatakan pasien masih Purba
membrane mukosa lembab, denyut nadi
susah makan dan minum
adekuat, dan tekanan darah ortostatik).
- Pasien mengeluh masih lemas
17.13 3. Monitor tanda-tanda vital pasien
O:
17.30 4. Memberikan cairan dengan tepat
- Turgor kulit kering
17.35 5. Menganjurkan ibu pasien untuk selalu
memberikan minum sedikit tapi sering - Bibir kering

- akral hangat
- Nadi :98 x/menit

- S : 38, 2 C

- BB : 25 Kg

- P : 20 x/ menit

A : masalah belum teratasi (kekurangan


volume cairan )

P : lanjutkan intervensi :

- Monitor vital sign

- Monitor intake dan output cairan


pasien

- Kolaborasi pemberian cairan IV


22 September Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns.
2021 berhubungan dengan Masni
18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit S:
proses infeksi Kartini
18.10 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR - Ibu pasien mengatakan pasien Purba
badannya panas
18.12 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct
O:
18.15 5. Memonitor intake dan output
- Wajah pasien tampak merah
18.20 6. Menyelimuti pasien
- Pasien tampak lemas
18.23 7. Memberikan terapi (cairan intravena
dan sanmol ) dan mengompres pasien - Membran mukosa kering

- Suhu : 38,2

- RR : 20x/menit

- Nadi : 98x/menit

- SPO2 : 98%

A : Masalah belum teratasi (Hipetermia)


P : Lanjutkan intervensi :

- Kompres air hangat

- Selimuti pasien

- Anjurkan banyak minum

- Monitor suhu tubuh

- Monitor ttv

- Kolaborasi dengan dokter pemberian


terapi

22 September Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns.
2021 berhubungan dengan Masni
18.55 2. Monitor nilai hematokrit/ hrmoglobin S : Orang tua pasien mengatakan anaknya
ganguan koagulasi Kartini
sebelum dan setelah kehilangan darah demam sudah 4 hari
(penurunan Purba
trombosit) 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
19.00
19.15 4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin O:
time fibrinogen, degradasi fibrin)
 Trombosit 134.000/mm3
5. Menjelaskan tanda dan gejala
19.20  HB =14,2 g/dl
perdarahan
 HT =43,1%

 Terdapat > dari 20 petekie pada


pergelangan tangan pasien

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

 Monitor tanda – tanda pendarahan

 Catat nilai HB dan HT

 Monitor nilai trombosit

 Anjurkan untuk meningkatkan intake


cairan
HARI = KETIGA

TANGGAL NO. DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI Paraf


KEPERAWATAN
JAM

23 September Defisit nutrisi 15.30 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai JAM : 18.00 Ns.
2021 berhubungan dengan Masni
15.40 2. Mengidentifikasi status nutrisi S:
Faktor psikologis Kartini
(keengganan untuk 15.45 3. Monitor asupan makanan  Keluarga pasien mengatakan anaknya Purba
makan) mual dan nafsu makan menurun
15.47 4. Monitor berat badan
 Keluarga mengatakan mual sudah
15.50 5. Monitor nafsu makan
agak berkurang
15.54 6. monitor muntah pasien berapa kali
O:
7. Sajikan makanan secara menarik dan
 Pasien masih tampak lemas
suhu yang sesuai
 Makan 3 kali sehari habis kadang
8. Berikan suplemen makanan jika perlu
15.56 habis semua
16.00 9. Berikan makanan yang segar segar (buah  Penurunan BB (saat sakit 25kg,
, sayur) sebelum sakit 26,5 kg)

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan semua intervensi

 Monitoring asupan nutrisi pasien

 Monitoring cairan pasien

 Monitoring TTV

 Mointoring BB pasien
23 September Hipovolemia 17.00 1. Menjaga intake atau asupan yang akurat JAM : 19.00 Ns.
2021 berhubungan dengan dan catat output pasien Masni
S:
kehilangan cairan Kartini
2. Memonitor status hidrasi (misalnya.
aktif 17.10 - Ibu pasien mengatakan pasien sudah Purba
membrane mukosa lembab, denyut nadi
mulai mau makan dan minum
adekuat, dan tekanan darah ortostatik).
- Pasien mengeluh masih agak lemas
17.20 3. Monitor tanda-tanda vital pasien
O:
17.25 4. Memberikan cairan dengan tepat
- Turgor kulit sudah tidak begitu kering
17.27 5. Menganjurkan ibu pasien untuk selalu
seperti kemarin
memberikan minum sedikit tapi sering
- Bibir sudah tidak begitu kering

- akral hangat
- Nadi :98 x/menit

- S : 37,0 C

- BB : 25,2 Kg

- P : 22 x/ menit

A : masalah teratasi sebagian (kekurangan


volume cairan )

P : lanjutkan intervensi :

- Monitor vital sign

- Monitor intake dan output cairan


pasien

- Kolaborasi pemberian cairan IV


23 September Hipertermia 18.00 1. Memonitor suhu sesering mungkin JAM : 19.15 Ns.
2021 berhubungan dengan 18.03 2. Memonitor warna dan suhu kulit Masni
S:
proses infeksi 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR Kartini
18.10
4. Monitor WBC, Hb, dan Hct - Ibu pasien mengatakan pasien Purba
18.12 5. Memonitor intake dan output badannya sudah tidak panas lagi
18.15 6. Menyelimuti pasien
O:
18.20 7. Memberikan terapi (cairan intravena dan
sanmol ) dan mengompres pasien - Pasien tampaksudah tidak begitu
lemas

- Membran mukosa sudah normal tidak


kering lagi

- Suhu : 37, 0 C

- RR : 22x/menit

- Nadi : 98x/menit

- SPO2 : 98%
A : Masalah teratasi (Hipetermia)

P : Pertahankan kondisi pasien

23 September Resiko perdarahan 18.50 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan JAM : 20.00 Ns.
2021 berhubungan dengan 18.55 Masni
2. Monitor nilai hematokrit/ hemoglobin S :
ganguan koagulasi Kartini
sebelum dan setelah kehilangan darah
(penurunan  Keluarga mengatakan pasien masih Purba
19.00
trombosit) 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik lemes
O:
4. Monitor koagulasi (mis. Prothrombin
19.15
time fibrinogen, degradasi fibrin)  Trombosit 135,000/mm3

19.20 5. Menjelaskan tanda dan gejala  HB =14,6g/dl


perdarahan
 HT =41,1%

 Terdapat > dari 20 petekie pada


pergelangan tangan pasien

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi

 Monitor tanda – tanda pendarahan

 Catat nilai HB dan HT

 Monitor nilai trombosit

 Anjurkan untuk meningkatkan intake


cairan

 Kolaborasikan pemberian Fresh


Frozen Plasma (FFP

Anda mungkin juga menyukai