Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Studi Kasus

Hasil studi kasus memuat uraian bersifat menyeluruh, mendalam dan

merinci mengenai kasus yang menekankan pada tahap-tahap proses keperawatan.

Hasil studi kasus meliputi gambaran lokasi studi kasus, pengkajian, diagnosis

keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi, pendidikan kesehatan, dan

discharge planning.

4.1.1 Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan wawancara langsung kepada pasien,

wawancara kepada keluarga atau relatif lainnya atau pengkajian dengan melihat

data dalam status pasien dan informasi yang diperoleh dari keluarga.

Hasil pengkajian didapatkan identitas pasien sebagai berikut:

1. Data Demografis

Nama : Ny. E

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Menikah

Pendidikan : S1

Tanggal masuk : 30 Oktober 2022

Tanggal pengkajian : 31 Oktober 2022

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 Maret 1989

Agama : Islam
Suku : Sunda

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Komp. Green City View, M 12, RT 011,

RW 013, Kelurahan Jatihandap, Kota

Bandung.

Dokter : Dr. E

Dx : DHF (Dengue Haemoragic Fever)

2. Alasan Masuk

Pasien mengatakan demam kurang lebih 3 hari dirumah, kemudian

keluarga pasien membawanya ke RSAB, masuk dengan keluhan

demam, mual dan muntah, nyeri kepala. Pada saat dirumah temperatur

pasien 38,9oC pada sore hari. Pasien hanya meminum obat

paracetamol selama 3 hari berturut-turut. Namun masih diatas batas

normal. Badan terasa hangat, akral dingin dan wajah pucat.

3. Keluhan Utama : Demam

4. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Pada saat pasien dikaji pada tanggal 30 Oktober 2022, riwayat

pasien sekarang pasien merasa demam, mual dan muntah,

dengan T:39,2oC, P:105x/menit, RR:22x/menit, BP:130/90

mmHg.

2) Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan tidak pernah sakit semasa kecil. Pasien

mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan. Pasien mengatakan

memiliki alergi terhadap seafood. Pasien mengatakan pernah

dirawat di RS Borromeus pada tahun 2015, dengan penyakit

GERD. Pasien mengatakan tidak ada ketergantungan obat.

3) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit

keturunan yaitu Hipertensi dan Kolesterol.

5. Status Cairan dan Nutrisi

Status cairan pada pasien dan nutrisi pasien terbagi menjadi dua

bagian, yaitu status cairan dan nutrisi sebelum sakit dan sesudah

sakit yang dijabarkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Status Cairan dan Nutrisi


Status Cairan dan
Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Nutrisi
hanya makan sebanyak
Pola Makan 3 x 1 porsi sehari ¾ porsi setiap kali
makan.
Nasi, Lauk Pauk, makanan yang
Menu Makan
Sayuran disediakan
Pola Minum 10-12 gelas sehari 5-6 gelas sehari
Jenis Minum Air Putih Air Putih

6. Pengkajian Fisik

1) Keadaan Umum : Lemah

Tanda-tanda Vital

Kesadaran : Compos Mentis

Suhu : 39,2oC
Nadi : 105x / menit

Pernafasan : 22x / menit

Saturasi : 98%

Tekanan darah : 130/90 mmHg

Berat badan : 45 kg

Tinggi badan : 156 cm

2) Kepala : Bentuk kepala dan wajah tampak simetris, tidak

terdapat benjolan, tidak ada lesi, kondisi rambut bersih.

3) Mata : Mata kiri dan mata kanan tampak simetris,

ketajaman penglihatan tampak baik (jelas), pandangan baik,

sklera berwarna putih, konjungtivitis anemis, tidak ada nyeri

tekan.

4) Telinga : Telinga kiri dan telinga kanan tampak simetris,

warna kulit merata, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan,

pendengaran baik.

5) Hidung : Hidung tampak simetris, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak terdapat nyeri pada

rongga sinus.

6) Mulut dan Tenggorokan : Bibir tampak simetris, bibir tampak

kering, gigi tidak berlubang, gigi tersusun rapih, tidak terdapat

pembengkakan pada tonsil, tidak ada nyeri, refleks menelan

baik (tidak ada masalah menelan).


7) Leher : Leher tampak simteris, tidak ada lesi, tidak

terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.

8) Dada :

a) Inspeksi : Dada tampak simetris, tidak terdapat lesi, retraksi

dada simetris.

b) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ekspansi

simetris.

c) Perkusi : Terdengar suara resonan pada kedua lapang paru.

d) Auskultasi : Terdengar suara nafas vesikular, dan tidak

terdengar suara napas tambahan.

9) Ekstermitas Atas :

a) Inspeksi : Tangan kiri dan tangan kanan tampak simetris,

tidak ada lesi, terpasang infus pada tangan kiri, tidak

mengalami masalah pergerakan.

b) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan,

akral teraba dingin.

10) Abdomen :

a) Inspeksi : Tampak simetris, warna kulit sawo matang, tidak

terdapat lesi, tidak terdapat pembesaran.

b) Auskultasi : Terdengar bising usus 15x / menit

c) Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada nyeri tekan pada

keempat kuadran.

d) Perkusi : Terdengar bunyi timpani.


11) Ekstermitas Bawah :

a) Inspeksi : Kedua kaki tampak simetris, warna kulit merata,

tidak ada lesi.

b) Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, CRT <2 detik.

12) Genitalia : Tidak dilakukan pengkajian.

7. Pola Aktivitas Sehari-hari

Pola aktivitas pasien terbagi menjadi dua bagian, yaitu pola

aktivitas sebelum sakit dan sesudah berada di rumah sakit dapat di

jabarkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Pola Aktivitas Sehari-hari


No. Pola Aktivitas Sebelum Sakit (Di Saat Sakit (Di Rumah
Rumah) Sakit)
1. Pola Makan dan Pasien makan 3x sehari, Pasien makan 3x sehari,
Minum nafsu makan baik, tidak dengan porsi ¾. Makanan
ada alergi makanan, makan yang disediakan oleh
dengan nasi lauk pauk dan Rumah Sakit. Pasien
sayuran. Pasien minum 10- minum 5-6 gelas sehari.
12 gelas sehari.
2. Pola Eliminasi Pasien BAB sebanyak 1x Pasien BAB sebanyak 1x
sehari, dan BAK sebanyak sehari, dan BAK
10-11x sehari. sebanyak 9x sehari.
3. Pola Istirahat Pasien tidur dari jam 10 Pasien lebih sering tidur
malam dan bangun jam 4 baik malam ataupun
pagi. Pasien tidak ada tidur siang.
pada siang hari.
4. Pola Aktivitas Pasien masih melakukan Pasien di bantu oleh
Sehari-hari kegiatan secara mandiri. suami dan perawat.

8. Data Psikologi

Pasien merasa tenang karena sudah menerima perawatan, serta

memiliki harapan untuk sembuh serta harapan tidak sakit yang

terulang kembali.

9. Data Sosial

Pasien terlibat dalam kegiatan sosial dengan lingkungan rumah

dikarenakan pasien merupakan 4 adalah seorang muslim. Pasien

melakukan solat 5 waktu dengan teratur saat dirumah.

10. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4.3 Pemeriksaan Penunjang

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


30/10/202 Hemoglobin 12.7 g/dL 11,7-15,5
2 Eritrosit 4,49 x10^6 / μL 3,8-5,2
Leukosit 1,73 x10^3 / μL * 3,6-11,0
Hematokrit 33,4 % * 35-47
Trombosit 79 x10^3 / μL * 150-440
Neutrofil 46 % 50-70
Limfosit 34 % 25-40
Monosit 20 % 2-8
31/10/202 Hematokrit 45,6 % 35-37
2 Platelet 50.000 / μL * 150.000-440.000
01/11/202 Hematokrit 45,6 % 35-37
2 Platelet 120.000 / μL * 150.000-440.000
02/11/202 Hematokrit 45,6 % 35-37
2 Platelet 150.000 / μL 150.000-440.000

11. Medikasi

Tabel 4.4 Medikasi


Nama Obat Dosis Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
Ondansentron 3x1 Mual, Hipersensitivitas, Konstipasi,
muntah sindrom Kantuk
akibat perpanjangan
konoterapi interval QT
dan radio bawaan
terapi.
Pantoprazole 2x1 Sebagai Pada pasien Diare, pusing,
penghambat hipersensitif sakit kepala,
pompa dengan ketidaknyamanan
proton pada pantoprazole dan perut.
kasus obat golongan
gastritis penghambat
akibat pompa proton
helicobacter lainnya.
pylori, ulkus
peptikum,
dan sindrom
Zollinger-
Ellison.
Paracetamol 3x1 Nyeri ringan Riwayat Sakit perut,
sampai nyeri hipersensitivitas mual, muntah
sedang. dan penyakit
heparaktif derajat
berat

4.1.2 Analisa Data

Tabel 4.5 Analisa Data


No. Data Etiologi Masalah
1. DS : “Saya demam,Sus. Virus Dengue Hipertermia
Terasa mual dan tadi saya
muntah.” Viremia

DO: Pengaktifan
1. Suhu 39oC Kompleks Imun
2. Kondisi Umum : Lemah Antibody
3. Akral Hangat
Virus mengeluarkan
zat
(Bradikinin,
Histamin)

Merangsang PGE2 di
Hipotalamus

Termogulasi

Hipertermia
2. DS : “Sus, saya mual setiap Virus Dengue Nausea
makan dan sudah muntah.”
Proses Inflamasi
DO :
1. Kondisi Umum : Lemah Viremia
2. Bibir Kering
3. Lidah Berwarna Putih Lidah Kotor

Nausea
3. DS : “Sus, gusi saya Trombosit Risiko Perdarahan
berdarah, terus bintik-bintik
merah di tangan nih,Sus.” Trombositopenia

DO : Koagulopati
1. Gusi Berdarah
2. Bintik-bintik merah di Perdarahan

tangan
3. Platelet 50,000 Risiko Perdarahan

4.1.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang penulis rumuskan berdasarkan masalah pada analisa

data dan berdasarkan prioritas masalah pada Ny. E dalam keperawatan pada

pasien dengan Dengue Haemoragic Fever adalah :

1. Hipertermia b.d proses penyakit (inflamasi)

2. Nausea b.d proses penyakit

3. Risiko Perdarahan b.d koagulasi


4.1.4 Asuhan Keperawatan

Tabel 4.6 Asuhan Keperawatan

31 Oktober 2022
No Diagnosa Perencanaan
. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1. Hipertermia b.d Setelah dilakukan 1. Monitor suhu 1. Untuk 09:00 13:20
proses penyakit asuhan pasien mengetahui Telah memonitor suhu S: “Masih
(inflamasi) keperawatan peningkatan suhu pasien setiap 4 jam. demam,Su
selama 1x7 jam 2. Monitor TTV tubuh secara tiba- Suhu: 38,7oC. s”
DS : “Saya diharapkan pasien tiba Telah memonitor
demam,Sus. Terasa dapat 3.Membantu TTV. O: Pasien
mual dan tadi saya mempertahankan melonggarkan 2.Untuk P:75x/menit terasa
muntah.” suhu tubuh dalam pakaian pasien mengetahui R:22x/menit hangat
batas normal, Kondisi Umum BP:100/80 mmHg Suhu:
DO: dengan KH: 4.Kolaborasi dalam pasien SPO2:98% 38,2oC
1. Suhu 39oC -Demam tidak pemberian obat
2. KU Lemah terjadi 3.Proses konvensi 09.15 A:
3. Akral Hangat -TTV dalam batas 5.Tingkatkan akan terhalang Membantu asupan Masalah
normal, suhu: 36- intake cairan dan oleh pakaian yang cairan dan nutrisi teratasi
37oC nutrisi ketat sebagian
09:45
4.Untuk Telah memberikan P:
menurunkan obat Paracetamol, Lanjutkan
demam pasien Ondansentron, intervensi
Pantoprazole.
5.Menjaga
kebutuhan 10:00
cairandan nutrisi Telah memberikan
dalam tubuh. pakaian yang longgar

11:00
Menganjurkan pasien
untuk bed-rest

No Nursing Diagnosa Planning


. Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
2. Nausea b.d proses Setelah dilakukan 1.Monitor TTV 1.Untuk 12:00 S:”Sudah tidak
penyakit asuhan mengetahui 1.Telah melakukan mual,Sus, dan
keperawatan 1x7 2Anjurkan pasien keadaan umum pemeriksaan TTV muntah 1x”
DS : “Sus, saya jam diharapkan makan sedikit lagi pasien Suhu:37oC
mual setiap makan tingkat Nausea tapi sering P:73x/menit O: -KU baik
dan sudah muntah.” menurun dengan 2.Mencegah R:20x/menit -Mukosa bibir
KH: 3.Anjurkan pasien terjadinya mual BP:100/80mmHg tidak kering
DO : 1.Nafsu makan untuk makan dan muntah -Pasien
1. Kondisi Umum : meningkat dalam keadaan 2.Membantu asupan menghabiskan
Lemah 2.Keluhan mual hangat 3.Meningkatkan cairan dan nutrisi makanan ¾
2. Bibir Kering menurun nafsu makan dan porsi
3. Lidah Berwarna 3.Wajah pucat 4.Identifikasi menghindari 3.Telah memberikan
Putih membaik pengalaman mual mual dan muntah obat ondansentron A:Masalah
4.Perasaan ingin dan muntah teratasi sebagian
muntah menurun 4.Mengetahui 4.Menganjurkan
5.Perasaan asam 5.Monitor asupan faktor yang untuk tidak makan P:Lanjutkan
nutrisi dan kalori
dimulut menurun memungkinkan makanan yang asam intervensi
terjadinya mual seperti buah-buahan
dan muntah yang asam.

5.Menjaga nutrisi 5.Menganjurkan


tetap terpenuhi makan makanan
dan mencegah dalam keadaan hangat
terjadinya mual
dan muntah yang 13:00
berlanjut 6.Menganjurkan
pasien untuk istirahat
dan tidur yang cukup
No Diagnosa Perencanaan
. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
3. Risiko Perdarahan b.d Setelah dilakukan 1.Monitor tanda- 1.Untuk 09:00 13:00
koagulasi asuhan tanda perdarahan mengetahui 1.Telah memonitor S:”Sus,
keperawatan 1x7 adanya tanda-tanda gusi saya
DS : “Sus, gusi saya jam diharapkan 2.Anjurkan pasien perdarahan dan perdarahan setiap 4 masih
berdarah, terus bintik- pasien terhindar untuk banyak mendapatkan jam berdarah,
bintik merah di dari risiko istirahat (bed rest) penanganan sama ada
tangan nih,Sus.” perdarahan sesegera mungkin 2.Menganjurkan bintik-
dengan KH: 3.Antisipasi adanya pasien untuk banyak bintik
DO : 1.Tidak ada perdarahan: tidak 2.Aktivitas pasien istirahat merah di
1. Gusi Berdarah Hematuria dan sikat gigi berlebih yang tidak tangan.”
2. Bintik-bintik merah Hematemesis dulu, pelihara terkontrol dapat
di tangan 2.Kehilangan kebersihan mulut, menyebabkan O: -KU
3. Platelet 50,000 darah yang tidak mengorek terjadinya 09:20 pasien
terlihat hidung dan perdarahan 3.Memberitahukan lemah
pada pasien untuk
3.Tekanan darah menggaruk tangan mengantisipasi -Tampak
dalam batas 3.Mencegah perdarahan dengan gusi
normal 4.Monitor tanda- terjadinya tidak menggosok gigi berdarah
4.Hemoglobin tanda menurunnya perdarahan lebih terlebih dahulu, -Tampak
dan Hematokrit trombosit yang lanjut memelihara bintik-
dalam batas disertai nilai klinis kebersihan mulut, bintik
normal 4.Penurunan tidak mengorek merah di
5.Anjurkan untuk trombosit hidung, dan tidak tangan
meningkatkan merupakan tanda menggaruk. -
intake cairan adanya kebocoran Trombosit:
pembuluh darah 12.10 50.000
yang pada tahap 4.Telah memonitor
tertentu dapat tanda-tanda penurunan A:
menimbulkan trombosit. Masalah
tanda-tanda klinis belum
seperti epistaksis, 5.Menganjurkan untuk teratasi
ptekie meningkatkan intake
cairan. Telah P:
5.Tidak memberikan minum Lanjutkan
kekurangan cairan sebanyak 500 ml. intervensi.
atau dehidrasi
4.1.5 Catatan Perkembangan

Tabel 4.7 Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


01/11 Keperawatan
1. Hipertermia b.d 08:30 12:00
proses penyakit -Telah memonitor S:”Saya sudah tidak
(inflamasi) suhu pasien setiap 2 demam,Sus.”
jam
DS : “Saya masih T:37,2oC O: -Pasien terlihat
demam,Sus.” -Telah memonitor lebih segar
TTV -T:37,2oC
DO: P:82x/menit -P:20x/menit
1. Suhu 38,2oC R:20x/menit BP:103/85 mmHg
2. KU Lemah BP:103/85 mmHg
3. Pasien teraba SPO2:99% A:Masalah teratasi
hangat
09:00 P:Pertahankan
-Membantu asupan intervensi
cairan dan nutrisi
-Telah memberi
pakaian longgar

10:00
-Telah memberikan
obat paracetamol
-Telah memberikan
lingkungan yang
nyaman dengan
membatasi jumlah
penjaga menjadi 2
orang
2. Nausea b.d 09:00 12:00
proses penyakit -Telah melakukan S:”Sudah tidak mual,
pemeriksaan TTV dan tidak muntah lagi”
DS : “Sus, saya T:37,2oC
sudah tidak mual P:82x/menit O: -KU Baik
dan 1x muntah.” R:20x/menit -Mukosa bibir lembap
BP:103/85 mmHg -Pasien menghabiskan
DO : -Membantu asupan 1 porsi makanan
1. Kondisi cairan dan nutrisi penuh.
Umum : Lemah
2. Bibir Kering 09:30 A:Masalah teratasi
3. Lidah -Telah memberikan
Berwarna Putih obat Ondansentron P: Pertahankan
-Menganjurkan untuk intervensi
tidak makan makanan
yang asam seperti
buah-buahan asam
-Menganjurkan makan
makanan dalam
keadaan hangat

11:00
-Menganjurkan pasien
untuk istirahat dan
tidur cukup
3. Risiko 09:20 13:00
Perdarahan b.d -Telah memonitor S:”Gusinya sudah
koagulasi tanda-tanda tidak berdarah, tapi
perdarahan setiap 4 bintiknya masih ada”
DS : “Sus, gusi jam.
saya masih -Menganjurkan pasien O: -Gusi sudah tidak
berdarah, bintik- untuk banyak istirahatberdarah
bintik merah di -Tampak bintik merah
tangan ,asoh 10:00 pada tangan
ada,Sus.” -Memberitahukan pada -Trombosit:120.000
pasien untuk
DO : mengantisipasi A:Masalah teratasi
1. Gusi Berdarah perdarahan dengan
2. Bintik-bintik tidak menggosok gigi P:Tingkatkan
merah di tangan terlebih dahulu, Intervensi
3. Platelet 50,000 memelihara kebersihan
mulut, tidak mengorek
hidung dan tidak
menggaruk.

11:10
-Memonitor tanda-
tanda penurunan
trombosit
-Menganjurkan untuk
meningkatkan intake
cairan. Telah
memberikan air
minum sebanyak 500
ml.
Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
02/11/22 Keperawatan
1. Risiko 08:00 13:00
Perdarahan b.d -Telah memonitor S:”Sus, gusi saya
koagulasi tanda-tanda perdarahan sudah tidak berdarah,
setiap 4 jam bintiknya juga sudah
DS : “Sus, gusi tidak ada.”
saya sudah tidak 09:00
berdarah, terus -Menganjurkan pasien O: -Gusi sudah tidak
bintik-bintik untuk banyak istirahat berdarah
merah di tangan (bed rest) -Bintik merah sudah
nih sudah -Memberirahukan pada tidak ada
berkurang,Sus.” pasien untuk -Trombosit : 150.000
mengantisipasi
DO : perdarahan dengan A: Masalah teratasi
1. KU baik tidak menggosok gigi
2. Bintik-bintik terlebih dahulu, P: Pertahankan
merah sudah memelihara kebersihan intervensi
berkurang mulut, tidak mengorek
3. Platelet hidung, dan tidak
120,000 menggaruk.

10:00
-Telah memonitor
tanda-tanda penurunan
trombosit
-Menganjurkan untuk
meningkatkan intake
cairan. Telah
memberikan air minum
sebanyak 500 ml.

4.2 Pembahasan

Pembahasan ini menjelaskan mengenai asuhan keperawatan pada pasien

Ny.E dengan diagnosa medis Dengue Haemoragic Fever di ruang rawat 360 bed

1 di Rumah Sakit Advent Bandung yang dilaksanakan mulai tanggal 30 Oktober

2022 sampai dengan 02 November 2022. Pada pembahasan ini akan diterangkan

mengenai adanya kesenjangan antara teori dan kasus. Asuhan keperawatan yang

diberikan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar pasien.


4.2.1 Pengkajian Keperawatan

Pada tahap pengumpulan data kepada pasien, peneliti tidak mengalami

kesulitan karena peneliti telah berkenalan dan menjelaskan maksud peneliti yaitu

untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien sehingga pasien terbuka,

mengerti serta kooperatif dalam memberikan data secara merinci.

1. Data Subjektif

Pasien mengatakan demam kurang lebih 3 hari dirumah, kemudian

keluarga pasien membawanya ke Rumah Sakit Advent Bandung, masuk

dengan keluhan demam, mual dan muntah, nyeri kepala. Pada saat

dirumah temperatur pasien 38,9oC pada sore hari. Pasien hanya meminum

obat paracetamol selama 3 hari berturut-turut, dengan tidak ada perubahan.

Menurut Hendrawanto menyatakan bahwa Dengue Haemoragic Fever

adalah penyakit yang terdapat pada orang dewasa dengan gejala utama

demam, nyeri otot, sendi, dan disertai mual atau muntah, apabila tidak

ditangani akan berakibat resiko defisit nutrisi (Anugrah, Anugrahanti, &

Wibowo, 2019).

2. Data Objektif

Pada saat pasien dikaji pada tanggal 30 Oktober 2022, pasien merasakan

demam, mual dan muntah, dengan T:39,2oC, P:105x/menit, RR:22x/menit,

BP:130/90 mmHg.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan tinjauan pustaka yaitu

peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus dengue,


risiko perdarahan berhubungan dengan faktor pembekuan darah, defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi, kekurangan

volume cairan berhubungan dengan mual muntah, ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari yang tidak adekuat akibat mual berhubungan dengan intake nutrisi,

nafsu makan menurun, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis,

risiko shock (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang berlebih,

ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan napas terganggu akibat

spasme otot-otot pernafasan (Nurarif & Kusuma, 2015).

Diagnosa keperawatan Ny.E menunjukan hipertermia berhubungan

dengan proses penyakit (inflamasi), hal ini dibuktikan dengan data pengkajian

yaitu suhu pasien 39oC, kondisi umum pasien lemah, dan akral teraba hangat.

Diagmosa berikutnya yaitu nausea berhuibungan dengan proses penyakit, hal ini

dibuktikan dengan data pengkajian yaitu munculnya rasa mual muntah, kondisi

umum pasien lemah, bibir kering, dan lidah berwarna putih. Diagnosa berikutnya

yaitu risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi, hal ini dibuktikan dengan

dara pengkajian yaitu gusi berdarah, bintik-bintik merah di tangan dan platelet

50.000.

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan tersebut, yaitu

hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (inflamasi), nausea berhubungan

dengan proses penyakit, risiko perdarahan berhubungan dengan koagulasi. Dalam

hal ini teori dan kasus yang ada tidak terjadi kesenjangan.

4.2.3 Intervensi Keperawatan


Dalam menyusun perencanaan, perawat melakukan pengembangan tujuan

untuk membantu klien sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.

Kebutuhan klien perlu diprioritaskan oleh perawat dan juga tujuan perawatan

perlu ditetapkan untuk mengevaluasi apakah tujuan telah terpenuhi atau tidak,

tujuannya ialah kemajuan terukur dalam pemecahan masalah. Berdasarkan

diagnosa pertama yaitu hipertermia berhubungan dengan proses pernyakit

(inflamasi), dengan tujuannya mengembalikan serta mempertahankan suhu pasien

di 36-37oC dan tidak terjadi demam. Adapun intervensi yang diberikan ialah

memonitor suhu pasien, meonitor tanda-tanda vital, membantu melonggarkan

pakaian pasien, kolaborasi dalam pemberian obat, meningkatkan intake cairan dan

nutrisi. Pada diagnosa kedua yaitu nausea berhubungan dengan proses penyakit,

dengan tujuannya ialah nafsu makan meningkat, keluhan mual menurun, wajah

pucat membaik, perasaan ingin muntah menurun. Adapun intervensi yang

diberikan ialah memonitor tanda-tanda vital, menganjurkan pasien makan sedikit

lagi tapi sering, menganjurkan pasien untuk makan dalam keadaan hangat,

mengidentifikasi pengalaman mual dan muntah, memonitor asupan nutrisi dan

kalori. Lalu pada diagnosa ketiga yaitu risiko perdarahan berhubungan dengan

koagulasi, tujuannya ialah tidak ada hematuria dan hematemesis, kehilangan

darah yang terlihat, tekanan darah dalam batas normal, hemoglobin dan

hematokrit dalam batas normal. Adapun intervensi yang diberikan ialah

memonitor tanda-tanda perdarahan, menganjurkan pasien untuk banyak istirahat

(bed rest), mengantisipasi adanya perdarahan: tidak sikat gigi berlebih dulu,

pelihara kebersihan mulut, tidak mengorek hidung dan menggaruk tangan,


memonitor tanda-tanda menurunnya trombosit yang disertai nilai klinis,

menganjurkan untuk meningkatkan intake cairan. Dalam tahap intervensi penulis

tidak menemukan adanya hambatan karena adanya kerjasama yang baik anatara

klien dan petugas. Penulis berhasil mengidentifikasi kebutuhan klien saat

melaksanakan proses pengkajian, sehigga intervensi yang diberikan dapat

disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan klien.

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan untuk

pemenuhan kebutuhan klien dengan optimal. Pada tahap ini penulis melaksanakan

tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan mempertimbangkana

kondisi klien serta peralatan yang tersedia.

Implementasi diagnosa pertama adalah telah memonitor suhu pasien setiap

4 jam, dan didapati suhu: 38,7oC; telah memonitor tanda-tanda vital dan

didapatkan denyut nadi 75x/menit, respirasi 22x/menit, tekanan darah 100/80

mmHg, saturasi oksigen 98%; membantu asupan cairan dan nutrisi; telah

memberikan obat Paracetamol, Ondansentron, Pantoprazole; telah memberikan

pakaian yang longgar, serta menganjurkan pasien untuk bed rest.

Implementasi diagnosa kedua adalah telah melakukan pemeriksaan tanda-

tanda vital, dan didapati suhu:37oC, denyut nadi 73x/menit, respirasi 20x/menit,

tekanan darah 100/80mmHg; membantu asupan cairan dan nutrisi; telah

memberikan obat Ondansentron, menganjurkan untuk tidak makan makanan yang

asam seperti buah-buahan yang asam; menganjurkan makan makanan dalam

keadaan hangat; menganjurkan pasien untuk istirahat dan tidur yang cukup.
Implementasi diagnosa ketiga adalah telah memonitor tanda-tanda

perdarahan setiap 4 jam; menganjurkan pasien untuk banyak istirahat;

memberitahukan pada pasien untuk mengantisipasi perdarahan dengan tidak

menggosok gigi terlebih dahulu, memelihara kebersihan mulut, tidak mengorek

hidung, dan tidak menggaruk; telah memonitor tanda-tanda penurunan trombosit;

menganjurkan untuk meningkatkan intake cairan; telah memberikan minum

sebanyak 500 ml.

Penulis tidak menemukan adanya hambatan dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan, serta tidak adanya kesenjangan antara teori dengan kasus. Setiap

prosedur dan tindakan yang diberikan sesuai dengan teori yang terdapat dalam

asuhan keperawatan.

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah terakir dalam proses keperawatan untuk

mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode SOAP yaitu S (subjective)

adalah data yang di utarakan dan di rasakan oleh pasien kepada perawat, O

(objective adalah data yang di observasi oleh perawat sebagai respon pasien

terhadap penyakitnya, A (assessment) adalah kesimpulan dari tindakan yang

sudah dilakukan oleh perawat, dan P (planning) adalah perencanaan tindakan

selanjutnya terhadap masalah yang di alami oleh pasien.

Evaluasi dari diagnosa pertama ialah S (subjective) : pesien mengatakan

”Saya sudah tidak demam,Sus”. O (objective) : Pasien terlihat lebih segar,


didapati suhu 37,2oC, denyut nadi 20x/menit, tekanan darah 103/85 mmHg. A

(assessment): masalah teratasi. P (planning) : pertahankan intervensi.

Evaluasi dari diagnosa kedua ialah S (subjective) : pasien mengatakan

”Sudah tidak mual, dan tidak muntah lagi”. O (objective) : Kondisi umum pasien

baik, mukosa bibir lembap, pasien menghabiskan 1 porsi makanan penuh. A

(assessment) : masalah teratasi, P (planning): pertahankan intervensi.

Evaluasi dari diagnosa ketiga ialah S (subjective) : pasien mengatakan

”Sus, gusi saya sudah tidak berdarah, bintiknya juga sudah tidak ada”. O

(objective): gusi sudah tidak berdarah, bintik merah sudah tidak ada, serta nilai

trombosit 150.000. A (assessment) : masalah teratasi, P (planning) : pertahankan

intervensi.

4.2.6 Pendidikan Kesehatan

Tabel 4. 14 Satuan Acara


Pembelajaran

Nama Pasien : Tn. G Umur : 26 Tahun


Kamar :436/02 Dx :
DBD Dr: dr. R
Hari/Tgl Pokok Tujuan Umum Uraian Media/ Evaluasai
/Waktu Bahasan/ Tujuan Khusus Materi Metode/
Sub pokok Sumber
Bahasan
03/10/22 Topik Tujuan Umum Penyeb Media At 08.30
Pencegahan Pada akhir penyakit Materi S:
08.30 DHF pembelajaran DHF (Handou Keluarga
keluarga dan Pencega han t) mengataka
Sub Topik pasien memahami penyakit n mengerti
Pencegahan tentangan DHF Metode tentang
DHF pencegahan DHF - penjelasan
dengan dengan Metode -Kimia Cerama h perawat
Metode 3M 3M Plus (Abate, -Diskusi
Fogging -Tanya O:
Tujuan Khusus ) jawab Keluarga
Pada akhir -Fisik mampu
pembelajaran -3M menjawab
keluarga plus pertanyaan
menyebutkan dan -Biologi (ikan Sumber tentang
jelaskan tentang: pemaka n pembahasa n
jentik) Buku
-Penyebab asuhan
penyakit DHF keperaw
-Pencegahan atan. A:
penyakit DHF Masalah
Teratasi

P: Kaji
masalah lain

St. Siru

4.3 Keterbatasan

Keterbatasan yang di alami peneliti selama melakukan asuhan

keperawatan kepada Ny.E adalah waktu relatif pendek dari biasanya, oleh karena

pandemi yang terjadi, dan juga pasien tidak lama berada di rumah sakit. Sehingga

solusi yang di gunakan oleh peneliti adalah dengan sering memantau pasien, agar

mengetahui perkembangan dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai