Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S UMUR 38 TAHUN

DENGAN PENYAKIT PNEUMONIA

DI BANGSAL ANGGREK BOUGENVIL RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun Oleh :

1. ABDUL GHONI
2. DESSY CRISNAWATI
3. DIANA WULANDARI
4. LUSIANA DWI SANTIKA
5. NINDYA PERDANA
6. NOURMA KHARDHANITA DHEVi

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


DIII KEPERAWATAN

2014
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 22 Desember 2014 pukul 09.00 WIB di bangsal
Anggrek Bougenvil. Data diperoleh dari pasien, keluarga pasien, dan catatan medis.
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gumuk RT4 RW6, Sidoharjo, Susukan, Semarang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 14478102
Tanggal masuk : 14 Desember 2014 16.40
Dx. Medis : Dyspnea dengan CHF pneumonia

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. N
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gumuk RT 04 RW 06, Sidoharjo, Susukan, Semarang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Hubungan dengan pasien : Kakak

3. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak.
4. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang di IGD rujukan dari rumah sakit Simo dengan decomp dengan sesak nafas
2 hari yang lalu, panas sejak 2 minggu yang lalu, batuk disertai dahak 2 bulan dan nyeri
tenggorokan.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah di rawat di Rumah Sakit Simo dengan keluhan yang sama.
6. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
dengan pasien, dan juga tidak memiliki hipertensi maupun DM.
7. Pola fungsional
a Pola nutrisi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan 3x sehari, habis 1 porsi dengan menu nasi, lauk dan
sayur. Minum 1000 ml/hari. Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi
Selama sakit
Pasien mengatakan pasien mendapatkan diit tinggi protein rendah kalori dari
Rumah Sakit. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang dari sebelumnya.
Minum 600 ml/jam.
b Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan BAB 1x/hari di pagi hari dengan konsistensi berwarna
coklat dan bau khas feses. Tidak ada masalah dalam BAB. BAK 4-5 x/hari warna
kuning jernih, bau khas urine.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama di Rumah Sakit susah BAB, sudah 2 hari
pasien tidak merasa ingin BAB. BAK 5-6 x/hari dengan konsistensi cair warna
kuning jernih dan bau khas urine.
c Pola istirahat tidur
Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur malam 7-8 jam/hari. Pasien
mengatakan tidak pernah tidur siang.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama sakit tidur malam 5-6 jam /hari. Pasien tidur
siang 4 jam/hari
d Pola pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Pasien mengatakan bila sedang sakit selalu periksa ke rumah sakit.
Persepsi mengenai sakit yang diderita :pasien mengatakan sudah tau sedikit
tentang penyakit yang diderita.
e Pola Toleransi dan Koping Stress
Selama sakit pasien merasa cemas terhadap penyakit yang dideritanya.
Bila ada masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, pasien akan meminta
bantuan orang lain.
f Pola hubungan dan Peran
Pasien sebagai ibu rumah tangga, perannya tidak dapat dilakukan selama
sakit. Hubungan selama dirawat di rumah sakit tidak ada gangguan, keluarga
selalu menemani pasien.
g Pola Seksualitas
Pasien sebagai seorang ibu mempunyai 3 orang anak. Pasien tidak
mempunyai penyakit kelamin.
h Pola Nilai dan Kepercayaan
Pola spiritual pasien baik karena pasien mengatakan bahwa sakit itu
datangnya dari Allah dan kita hanya bisa berusaha untuk sembuh. Sebelum sakit
pasien shalat 5 bwaktu di rumah bersama suami dan anak-anaknya. Selama sakit
pasien tetap shalat 5waktu di tempat tidur.
i Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
Pasien beraktivitas sehari-hari dan memenuhi ADL secara mandiri
Selama sakit
Pasien mengatakan sesak nafas bila digunakan untuk beraktivitas.

Activity Daily Living 0 1 2 3 4


Makan / minum
Mandi / toileting
Berpakaian
Mobilisasi
Berpindah

j Pola Persepsi dan Konsep Diri


Pengetahuan tentang penyakit saat ini : pasien hanya mengetahui sedikit
Perawatan/tindakan yang dilakuka : pasien mengerti
1) Gambaran Diri : Pasien mengatakan saat ini sedang sakit dan mempunyai
keinginan untuk sembuh
2) Ideal Diri
Pasien mengatakan bisa menerima penyakitnya walaupun terkadang merasa
cemas
3) Peran
Keluarga bisa menerima keadaan pasien walaupun peran yang dijalankan
pasien selama sakit menjadi minimal.
4) Identitas
Pasien mengatakan sebagai ibu rumah tangga dengan 3orang anak yang
masih dalam usia sekolah. Persepsi diri baik walaupun terkadang merasa
cemas berlebih.
5) Harga Diri
Pasien merasa minder dan sedikit menarik diri dari masyarakat karena
penyakit yang dideritanya.
8. pemeriksaan fisik
a keadaan umum : sedang
b kesadaran : compos mentis
c TTV
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36,7 C
d Pemeriksaan Head To Toe
1) Mata
konjungtiva anemis, sklera mata ikterik
2) Hidung
simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan
3) Mulut
tidak mengalami kelainan konginetal, mukosa bibir lembab
4) Telinga
bentuk dan ukuran simetris antara kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen
5) Kepala
Bentuk kepala mesocepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7) Dada
Pemeriksaan Paru
Inspeksi :
pernapasan cepat, frekuensi pernapasan 24, pengembangan dada sejajar,
simetris, penggunaan otot bantu pernapasan: Dyspnea
Palpasi :
taktil fremitus (getaran) raba kanan dan kiri sama
Perkusi :
sonor dari clavikula (batas atas) ICS 5 (batas bawah) (Paru-paru dextra)
sonor dari clavikula (batas atas) ICS 3 (batas bawah) (Paru-paru
sinistra)
Auskultasi :
terdengar ronki/ cracles (seperti suara gesekan rambut)
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi :
Ictus cordis tidak tampak pada ics 5
Palpasi :
Ictus cordis teraba 2 cm dari md clavikula sinistra
Perkusi :
bunyi pekak ICS 2 parasternum dextra (batas atas ), ICS 3,4 parasternal
(batas bawah) jantung kanan
bunyi pekak ICS 2 parasternum sinistra (batas atas ), ICS 6 jantung
kiri(jantung melebar)
auskultrasi :
BJ 1 terdengar di ICS 5 sinistra dan ICS 3 sinistra parasternum
BJ 2 terdengar di ICS 2 baik sinistra maupun dextra, suara 1-2 reguler,
lemah
8) Abdomen
Inpeksi : abdomen kanan sama dengan kiri
Auskultasi : peristaltik usus 12 x/menit
Palpasi : hepar tidak teraba
Perkusi : bunyi tympani
9) Kulit
Kulit tampak bersih dan elastis
10) Ekstremitas atas
Pada tangan kanan terpasang infus RL 20 tpm dipasang sejak 14 Desember
2014
11) Ekstremitas bawah
Reflek normal
12) Genetalia
Tidak ada gangguan pada genetalia
9. Data penunjang
a Pemeriksaan EKG pada tanggal 14 Desember 2014
Hasil: HR :96bpm AXIS : 58 deg
R-R : 623 ms RVS : 1.10Mv P-
R : 116 ms sv1 : 1.00 Mv
QRS : 81 ms R+S : 2.18
mV QT : 308 ms
QTC : 390
b Laboratorium pada tanggal 14 Desember 2014
Pemeriksasan Hasil Satuan Harga normal Keterangan
Hematologi
Darah lengkap
Hemoglobin 13.7 g/dl 12-16
Leukosit 16.790 H /ul 4800-10.000
LED 35 H /mm 0-20
Hitung jenis sel
Eosinofil% 10.9 H % 1-3
Basofil% 0.2 % 0-1
Neutrofil batang% 0L % 1-6
Neutrofil segmen% 69.8 L % 50-70
Limfosit % 9.2 L % 20-40
Monosit 9.9 H % 2-8
Ht 40.1 % 37-47
Proitein plasma g/dl 6-8
Trombosit 494 H 10 3/ul 150-450
Eritrosit 4.96 10 6/ul 4.2-5.4
MCV 80.8 Fl 80-100
MCH 27.6 Pg 27-32
MCHC 34.2 g/dl 32-36
RDW 13.2 %
KIMIA
SGOT 13 u/l <31
SGPT 15 u/l <31

c Pemeriksaan Urine pada tanggal 15 Desember 2014


Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal keterangan
URINE
Urine lengkap
Fisis
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
Baqu Khas Khas
Kimia
Blood Negatif Negatif
Billirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Benda keton Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif 1+/LPB
Reaksi/pH 7.0 7.6-8.5
Berat jenis 1.015 1.003-1.030
Sedimen
Epitel 1 (+)
Leukosit 1 (+) 1+/LPB
Eritrosit 1 (+) 1+/LPB
Silinder Negatif 1+/LPB
Kristal Negatif Negatif/LPK
Lain-lain Negatif
d Pemeriksaan Thorax pada tanggal 24 Desember 2014
Hasil:
Limphadenopathy hilus sinistra DD: massa paru
Pneumonia sinistra lobus superior segment apical posterior
e Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal
BGA paket elektrolit
O2 saturasi (SO2) 98,7 % 94-98
Suhu 37,5 C 36,5-37,5
F1O2 53
pH 7,369 7,35-7,45
PCO2 40,8 mmol 35-45
PO2 148,4 Mmol 80-100
Total CO2 plasma 24,4 Mmol 24-31
(TCO2)
Base excess (Beb) -1,8 Mmol 0-1,25
A-aDO2 Mmol 0-2,1
O2 cap Mmol 10-20
O2 ct Mmol Negatif
HCO3 23,3 Mmol 22-36
Natrium 136,7 Mmol 135-148
Kalsium 3,95 Mmol 3,5-5,3
Ca 0,50 Mmol 1,15-1,27

10. Terapi obat


Infus RL + Aminophylin 24/ 20 tpm
O2 5 lpm
Injeksi Cetriaxon 1 g/12 jam
Injeksi Dexamethason 5mg/12 jam
Injeksi Ondansetron 2mg k/p
Injeksi Omeprazole 40mg /12 jam
GG 100 mg/24 jam
Codein 20 mg/24 jam
Nebulizer forbivent/8 jam

11. Analisa data


Data Fokus Problem Etiologi
DS: pasien mengatakan sesak nafas Ketidakefektifan Sekresi mukus
dan batuk berdahak, tetapi dahak sulit kebersihan jalan nafas
keluar
DO: RR: 24x/menit
Terdengar suara Ronkhi
Tampak ada sekret di lubang hidung
Terpasang O2 nasal kanul 3 liter/menit
Leukosit: 16.790 H/ul
DS: pasien mengatakan sesak nafas, Gangguan pertukaran gas Perubahan
lemas sekali dan pusing membran alveolar
DO: kapiler (efek
pernapasan cepat, pengembangan dada inflamasi)
sejajar, simetris, penggunaan otot
bantu pernapasan: Dyspnea
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
konjungtiva anemis, sklera mata
ikterik
Leukosit: 16.790 H/ul

DS : Pasien mengatakan sesak nafas Intoleransi activitas Gangguan


bila beraktivitas pertukaran gas
DO : sekunder
Pasien tampak lemah
Activity Daily 0 1 2 3 4
Living
Makan / minum
Mandi /
toileting
Berpakaian
Mobilisasi
Berpindah
DS: pasien mengatakan cemas dan Cemas Kondisi dan
bingung kebutuhan tindakan
DO: pasien tampak cemas
TD:150/90 mmHg
N : 88 x/menit
RR 24 x/menit
S: 36,7 C

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum.
2. Gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran alveolar kapiler (efek inflamasi)
3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder
4. Cemas b/d Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan
C. INTERVENSI
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum.
Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Setelah dilakukan a. Kaji frekuensi / a. Takipnea, pernapasan dangkal,

tindakan keperawatan kedalaman pernapasan dan gerakan dada tak simetris

selama 3 x 24 jam, dan gerakan dada. sering terjadi karena

diharapkan bersihan ketidaknyamanan gerakan dinding

jalan nafas menjadi dada dan/atau cairan paru.

efektif dengan kriteria b. Auskultasi area paru, b. Penurunan aliran udara terjadi

hasil : catat area penurunan pada area konsolidasi dengan

a.Jalan nafas bersih /tak ada aliran udara cairan. Bunyi napas bronkial

b. Tak ada dispnea dan bunyi napas (normal pada bronkus) dapat juga

c.Tidak sianosis adventisius, mis: terjadi pada area konsolidasi.

krekels, mengi. Krekels, ronki, dan mengi

terdengar pada inspirasi dan/atau

ekspirasi pada respons terhadap

pengumpulan cairan, sekret

kental, dan spasme jalan

napas/obstruksi.

c. Bantu pasien latihan c. Napas dalam memudahkan

napas sering. ekspansi maksimum paru-

Tunjukkan/bantu paru/jalan napas lebih kecil. Batuk


pasien mempelajari adalah mekanisme pembersihan

melakukan batuk, mis: jalan napas alami, membantu silia

menekan dada dan untuk mempertahankan jalan

batuk efektif napas paten. Penekanan

sementara posisi menurunkan ketidaknyamanan

duduk tinggi. dada dan posisi duduk

memungkinkan upaya napas lebih

dalam dan lebih kuat.

d. Lakukan penghisapan d. Merangsang batuk atau

sesuai indikasi. pembersihan jalan napas secara

mekanik pada pasien yang tak

mampu melakukan karena batuk

tak efektif atau penurunan tingkat

kesadaran.

e. Berikan cairan e. Cairan (khususnya yang hangat)

sedikitnya 2500 memobilisasi dan mengeluarkan

ml/hari (kecuali sekret.

kontraindikasi).

Tawarkan air hangat

daripada dingin.

f. Kolaborasi pemberian f. Alat untuk menurunkan spasme

obat sesuai indikasi: bronkus dengan mobilisasi sekret.


mukolitik, Analgesik diberikan untuk

ekspektoran, memperbaiki batuk dengan

bronkodilator, menurunkan ketidaknyamanan

analgesik. tetapi harus digunakan secara hati-

hati, karena dapat

menurunkan upaya

batuk/menekan pernapasan.

2. Gangguan pertukaran gas b/d Perubahan membran alveolar kapiler (efek inflamasi)

Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional

Hasil

Setelah dilakukan a. Kaji frekuensi, a. Manifestasi distres pernapasan

tindakan kedalaman, dan tergantung pada/indikasi derajat

keperawatan selama kemudahan bernapas. keterlibatan paru dan status

3x24jam diharapkan kesehatan umum.

dapat menunjukan b. Observasi warna kulit, b. Sianosis kuku menunjukkan

perbaikan ventilasi, membran mukosa, dan vasokontriksi atau respon tubuh

dengan kriteria kuku, catat adanya terhadap demam/menggigil.

hasil: sianosis perifer (kuku) Namun sianosis daun telinga,

a. oksigenasi atau sianosis sentral membran mukosa, dan kulit

jaringan dengan (sirkumoral). sekitar mulut menunjukkan

GDA dalam hipoksemia sistemik.


rentang normal c. Awasi suhu tubuh, c. Demam tinggi (umum pada

b. tak ada gejala sesuai indikasi. Bantu pneumonia bakterial dan

distres tindakan kenyamanan influenza) sangat meningkatkan

pernapasan. untuk menurunkan kebutuhan metabolik dan

demam dan menggigil, kebutuhan oksigen dan

mis: selimut tambahan, mengganggu oksigenasi seluler.

suhu ruangan nyaman,

kompres hangat atau

dingin.

d. Tinggikan kepala dan d. Tindakan ini meningkatkan

dorong sering inspirasi maksimal,

mengubah posisi meningkatkan pengeluaran sekret

(fowler atau semi untuk memperbaiki ventilasi.

fowler), napas dalam

dan batuk efektif.

e. Berikan terapi oksigen e. Tujuan terapi oksigen adalah

dengan benar, mis: mempertahankan PaO2 di atas 60

dengan nasal prong, mmHg. Oksigen diberikan

masker, masker dengan metode yang memberikan

Venturi. pengiriman tepat dalam toleransi

pasien.

f. Awasi GDA, nadif. Mengevaluasi proses penyakit


oksimetri. dan memudahkan terapi paru.

3. Intoleransi aktivitas b/d gangguan pertukaran gas sekunder

Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi

Hasil

Setelah dilakukan a. Evaluasi respons pasiena.Menetapkan kemampuan

tindakan terhadap aktivitas. /kebutuhan pasien dan

keperawatan selama Catat laporan dispnea, memudahkan pilihan intervensi.

3x24jam diharapkan peningkatan

dapat menunjukan kelemahan/kelelahan

peningkatan dan perubahan tanda

toleransi terhadap vital selama dan setelah

aktivitas, dengan aktivitas.

kriteria hasil : b. Berikan lingkungan b. Menurunkan stres dan

a.Tak ada dispnea tenang dan batasi rangsangan berlebihan,

b. Tak ada pengunjung selama meningkatkan istirahat.

kelemahan fase akut sesuai

berlebih indikasi. Dorong

c. Tanda vital dalam penggunaan

rentang normal manajemen stres dan

pengalih yang tepat.


c. Jelaskan pentingnya c. Tirah baring dipertahankan

istirahat dalam rencana selama fase akut untuk

pengobatan dan menurunkan kebutuhan

perlunya keseimbangan metabolik, menghemat energi

aktivitas dan istirahat. untuk penyembuhan. Pembatasan

aktivitas ditentukan dengan

respons individual pasien

terhadap aktivitas dan perbaikan

kegagalan pernapasan.

d. Bantu pasien memilih d. Pasien mungkin nyaman dengan

posisi nyaman untuk kepala tinggi, tidur di kursi, atau

istirahat dan/atau tidur. menunduk ke depan meja atau

bantal

e. Bantu aktivitas e. Meminimalkan kelelahan dan

perawatan diri yang membantu keseimbangan suplai

diperlukan. Berikan dan kebutuhan oksigen.

kemajuan peningkatan

aktivitas selama fase

penyembuhan.
4. Cemas b/d Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi

Hasil

Setelah dilakukan a. Kaji fungsi a. untuk mengetahui gangguan

tindakan keperawatan normal paru pada paru

selama 3x24jam b. Diskusikan b. mengetahui aspek

diharapkan rasemas aspek ketidakmampuan dari

berkurang, dengan ketidakmampua penyakit

kriteria hasil : n dari penyakit,

a. Menyatakan lamanya

permahaman penyembuhan

kondisi proses dan harapan

penyakit dan kesembuhan

pengobatan c. Berikan c. memberikan informasi

b. Melakukan pengetahuan kepada pasien

perubahan pola dalam bentuk

hidup tertulis dan

verbal

d. Tekankan

pentingnya

melanjutkan d. membantu melonggarkan

batuk efektif jalan nafas


e. Tekankan

perlunya

melanjutkan e. membantu proses

terapi antibiotik penyembuhan

selama periode

yang dianjurkan

D. IMPLEMENTASI
Tanggal/jam No Tindakan Respon paraf
DX
22 1,2,3,4 Monitoring TTV DS: pasien mengatakan sesak nafas dan
Desember batuk berdahak
2014/ DO: TD:150/90 mmHg, N: 88x/menit,
09.00WIB S: 36,7oC, RR: 24x/menit
10.00 WIB 1,2 Memberikan posisi DS: pasien mengatakan tidak terlalu
semi fowler sesak nafas setelah diberikan posisi
duduk
DO: tampak tidak terlalu sesak nafas,
RR: 24x/menit disertai suara
ronki/cracles, terpasang kanul O2 5
liter/menit, tidak sianosis
10.00 WIB 1,2,3,4 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan iya
Injeksi Cetriaxon 1 DO: tidak alergi terhadap obat yang
gram telah diberikan
Inj Dexamethason 5
mg
Injeksi Omeprazole
40mg
Ambroxol dalam
nebulizer

10.30 WIB 3 Menganjurkan pasien DS: pasien mengatakan ia hanya dapat


untuk beraktivitas bergerak miring kiri dan kanan
sedang diatas tempat DO: aktivitas pasien dibantu keluarga,
tidur KU sedang, tampak sesak nafas apabila
kanul O2 dilepas

12.30 WIB 1 Mengajarkan teknik DS: pasien mengatakan setelah


batuk efektif diajarkan teknik ini pasien dapat
mengeluarkan dahaknya
DO: jumlah sputum 1 cc, warna putih
kental, suara nafas ronki/cracles,
terpasang O2 5 liter/menit
16.55WIB 1,2,3 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan masih sesak
Ambroxol dalam nafas, batuk berdahak
nebulizer DO: tidak alergi terhadap obat yang
telah diberikan
22.30 WIB 1,2,3 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan masih sesak
Injeksi Cetriaxon 1 g nafas, batuk berdahak
Inj Dexamethason DO: tidak alergi terhadap obat yang
5mg telah diberikan
Injeksi Omeprazole
40mg
Ambroxol dalam
nebulizer
23
Desember
2014
08.00WIB 1,2,3 Monitoring TTV DS: pasien mengatakan sesak nafas dan
batuk berdahak
DO: TD:140/90 mmHg, N: 86x/menit,
S: 36,5oC, RR: 24x/menit
10.00 WIB 1,2 Memberikan posisi DS: pasien mengatakan tidak terlalu
semi fowler sesak nafas setelah diberikan posisi
duduk
DO: tampak tidak terlalu sesak nafas,
RR: 24x/menit disertai suara
ronki/cracles, terpasang kanul O2 5
liter/menit, tidak sianosis

10.00 WIB 4 Mengkaji tingkat DS: pasien mengatakan cemas dengan


pengetahuan pasien penyakit yang dideritanya
DO: pasien tampak cemas
10.00 WIB 1,2,3,4 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan masih sesak
Injeksi Cetriaxon 1 g nafas, batuk berdahak
Inj Dexamethason DO: tidak alergi terhadap obat yang
5mg telah diberikan
Injeksi Omeprazole
40mg
Ambroxol dalam
nebulizer

10.30 WIB 3 Menganjurkan pasien DS: pasien mengatakan ia hanya dapat


untuk beraktivitas bergerak miring kiri dan kanan
sedang diatas tempat DO: aktivitas pasien dibantu keluarga,
tidur KU sedang, tampak sesak nafas apabila
kanul O2 dilepas
12.30 WIB 1 Mengajarkan teknik DS: pasien mengatakan setelah
batuk efektif diajarkan teknik ini pasien dapat
mengeluarkan dahaknya
DO: jumlah sputum 2 cc, warna putih
kental, suara nafas ronki/cracles,
terpasang O2 5 liter/menit
16.55WIB 1,2,3 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan masih sesak
Ambroxol dalam nafas, batuk berdahak
nebulizer DO: bunyi nafas ronki/cracles

18.30 WIB 1 Menganjurkan pasien DS: pasien mengatakan setelah banyak


untuk banyak minum minum dahaknya sudah mulai encer
tidak terlalu kental
DO: wajah pasien tampak rileks
22.30 WIB 1,2,3,4 Memberikan obat: DS: pasien mengatakan masih sesak
Injeksi Cetriaxon 1 g nafas, batuk berdahak
Injeksi Dexamethason DO: tidak alergi terhadap obat yang
5mg telah diberikan
Injeksi Omeprazole
40mg
Ambroxol dalam
nebulizer

24 1,2,3,4 Monitoring TTV DS: pasien mengatakan sesak nafas


desember DO: TD: 130/90mmHg
2014 N: 88x/menit
S: 36,7oc
R: 24x/menit
10.45 WIB 1,2,3 Memberikan posisi DS: pasien mengatakan tidak terlalu
semi fowler sesak nafas
DO: tampak tidak terlalu sesak nafas,
RR: 24x/menit, terpasang kanul O2 5
liter/menit

11.10 WIB 4 Memberikan DS: pasien mengatakan sudah mengerti


pengetahuan tentang DO: pasien tampak paham
penyakit yang
diderita pasien
11.25 WIB 2 Menganjurkan pasien DS: pasien mengatakan iya
untuk bedrest total DO: pasien tampak lebih rileks
13.30 WIB 1,2 Melatih pasien untuk DS: pasien mengatakan bersedia
nafas dalam DO: pasien tampak lebih tenang
16.00 WIB 1,2,3 Memberikan obat DS: Pasien mengatakan Iya
Ambroxol dalam DO: tampak masih sesak nafas karena
nebulizer obstruksi jalan nafas
Bunyi nafas ronki
20.30 WIB 3 Menganjurkan pasien DS: Pasien mengatakan Iya
untuk beraktivitas DO: Pasien terlihat mencoba melakukan
sedang diatas tempat aktivitas ringan diatas tempat tidur
tidur
22.30 WIB 1,2,3 Menganjurkan pasien DS:pasien mengatakan iya
bedrest DO:Pasien Kooperatif

E. Evaluasi
Tanggal/Waktu No DX Evaluasi paraf
22 Desember 1 S : Pasien mengatakan mengatakan masih sesak nafas
2014 O: TD:150/90 mmHg,
N: 88x/menit,
S: 36,7oC,
RR: 24x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Lakukan batuk efektif
- Posisikan semi fowler
- Pertahankan pemberian O2
2 S : Pasien mengatakan sesak nafas dikarenakan sputum
menghalangi jalan nafas
O : Tidak ada cyanosis
- Terpasang kanul O2 5L/menit
- Pernafasan cuping hidung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

3 S : Pasien mengatakan masih dibantu oleh keluarga dalam


melakukan aktivitas sehari hari
O : Pasien nampak dibantu oleh keluarganya dalam
melakukan aktivitas sehari hari seperti ( makan , minum ,
mandi , BAB/BAK )
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
4 S : Pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit
yang dideritanya
O : Pasien tampak cemas dan bingung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit yang
dideritanya
- Berikan informasi tentang penyakit yang
dideritanya
23 Desember 1 S : Pasien mengatakan belum ada perubahan dan masih
2014 sesak nafas serta masih sering batuk
O: TD:140/90 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,5oC, RR:
24x/menit
- Nafas pasien nampak tidak teratur dan batuk
berdahak jumlah sputum 3 cc, warna putih kental,
suara nafas ronki/cracles,
- Pasien tampak sesak nafas apabila kanul O2
dilepas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan terapi sesuai advice dokter
- Kolaborasi dalam pemberian nasal kanul O2
5L/menit

2 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas dan batuk


berdahak sehingga pasien sulit bernafas
O: Tampak ada sekret menutupi jalan nafas , RR:
24x/menit,N : 90x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi

3 S : Pasien mengatakan masih sama dengan hari hari


biasanya bahwa untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
masih dibantu oleh keluarganya
O : Pasien nampak masih nampak tergantung pada
keluarga dalam memenuhi kebutuhan ADL nya.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Batasi aktivitas pada pasien
- Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien
dalam melakukan aktivitas yang ringan
- Menganjurkan pasien untuk bedrest total
4 S : Pasien mengatakan sedikit mengerti tentang penyakit
yang dideritanya
O : Pasien tampak masih sedikit cemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji pengetahuan tentang penyakit yang diderita
pasien
24 Desember 1 S : Pasien mengatak sesak nafas sudah berkurang namun
2014 batuk nya masih sedikit sedikit namun sering
O : - Pasien nampak masih batuk dan sesak nafas sudah
berkurang
- Suara nafas ronchi/cracles, tampak keluar sekret
2cc
- Pasien masih nampak menggunakan nasal kanul
O2 5L/menit
- RR : 24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutakan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )

2 S : Pasien mengatakan masih sesak nafas karena masih


ada dahak di tenggorokan
O: Terpasang kanul O2 4L/menit, RR : 22x/menit,N :
80x/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo)

3 S : Pasien mengatakan mencoba melakukan aktifitas


ringan untuk memenuhi ADL
O : Pasien nampak mencoba melakukan aktifitas ringan
namun masih didampingi oleh pihak keluarga
TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5OC
RR: 24x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )
4 S : Pasien mengatakan sedikit mengetahui tentang
penyakit yang diderita pasien
O : Pasien tampak masih cemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi ( Rujuk ke RSDM Solo )

Anda mungkin juga menyukai