Disusun oleh :
1. Ulfanisatun (1907064)
2. Febri Hari Wahyudi (1907089)
3. Patofisiologi
Mikroorganisme masuk ke saluran nafas atas menyebabkan reaksi imun dan
mekanisme pertahanan terganggu kemudian membentuk kolonisasi mikroorganisme
sehingga terjadi inflamasi. Selain itu toksin yang dikeluarkan bakteri dapat secara
langsung merusak sel-sel sistem pernafasan bawah, termasuk produksi surfaktan
alveolar II. Pneumonia bakteri mengakibatkan respon imun dan inflamasi yang paling
mencolok yang perjalanannya tergambar jelas pada pneumonia pneumokokus (Corwin,
2008).
4. Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi tergantung kuan penyebab, usia, status
imunologis dan beratnya penyakit. Manifestasi klinis beratt yaitu sesak dan sianosis.
Gejala dan tanda pneumonia dibedakan gejala non spesifik, pulmonal, pleural dan
ekstrapulmonal.
A. Gejala spesifik
a. Demam
b. Menggigil
c. Sfalgia
d. Gelisah
e. Gangguan Gastrointestinal seperti muntah, kembung, diare atau sakit perut
B. Gejala pulmonal
a. Nafas cuping hidung
b. Takipnea, dispnea dan apnea
c. Menggunakan otot interkostal dan abdominal
d. Batuk
e. Wheezing
C. Gejala pleura
Nyeri dada yang disebabkan oleh Streptococus pneumoniae dan Staphylococus aureus
D. Gejala ekstrapulmonal
a. Abses kulit atau jaringan lunak pada kasus pneumonia karena Staphylococus aureus
b. Otitis media, konjuntivitis, sinusitis dapat ditemukan pada kasus infeksi karena
Streptococus pneumoniae atau H. Influenza
5. Komplikasi
Efusi pleura
Empiema
Pneumotoraks
Piopneumotoraks
Pneumatosel
Abses Paru
Sepsis
Gagal nafas
Ileus paralitik fungsional
6. Penatalaksanaan
Dalam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya.
Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah. Juga
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan
risiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misalnya S. pneumoniae
yang resisten penisilin. Menurut ATS (2001), yang termasuk dalam faktor modifikasis
adalah:
7. Pemeriksaan Penunjang
A. Gambaran Radiologis
8. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Aktivitas/istirahat
2. Sirkulasi
3. Makanan/cairan
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
4. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi
gerakan)
6. Pernafasan
7. Keamanan
8. Penyuluhan/pembelajaran
B. Diagnosis Keperawatan
C. ANALISA DATA
- SPO2 : 96%
2. DS : Pasien mengatakan sesak Gangguan Perubahan
nafas pertukaran gas membrane
DO : Pasien tampak cemas, alveolus
gelisah. kapiler
3. DS : pasien mengatakan lelah, Intoleransi aktifitas ketidakseiba
merasa tidak nyaman setelah ngan antara
aktivitas, merasa lemah. suplai dan
DO : Tekanan darah berubah kebutuhan
20 % dari kondisi istirahat oksigen.
4. DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Pola napas
saat bernafas berubah
DO : pasien tampak meringis
kesakitan
P : pasien mengatakan nyeri
saat bernafas dan beraktivitas
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : nyeri terasa didada sebelah
kiri
S : skala nyeri 7
T : Nyeri muncul tiba-tiba
D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
1 Bersihan jalan nafas tak Setelah dilakukan Manajemen jalan napas
efektif berhubungan tindakan selama 3x24 jam (1.01011)
dengan sekresi yang maka bersihan jalan nafas Observasi :
tertahan ditandai dengan meningkat dengan kriteria - Monitor pola napas
batuk tidak hasil : (frekuensi,
efektif,sputum berlebih. 1. Produksi sputum kedalaman,usaha napas)
(D.0001) meningkat (1) menjadi - Monitor bunyi napas
menurun (5) tambahan
2. Mengi meningkat (1) - Monitor sputum
menjadi menurun (5) (jumlah,warna,aroma)
3. Whezing meningkat (1) Terapeutik :
menjadi menurun (5) - Pertahankan kepatenan
4. Frekuensi memburuk jalan napas dengan head-
(1) menjadi membaik tilt dan chin-lift
(5) - Posisikan semi fowler
5. Pola napas memburuk atau fowler
(1) menjadi membaik - Berikan minum hangat
(5) - Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen,jika
perlu
2 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Pemantauan respirasi
gas berhubungan dengan tindakan selama 3x24 jam (1.01014)
perubahan membrane maka pertukaran gas Observasi :
alveolus kapiler. meningkat dengan kriteria - Monitor
(D.0003) hasil : frekuensi,irama,kedalam
1. Dispnea meningkat (1) an dan upaya napas
menjadi menurun (5) - Monitor pola napas
2. Bunyi napas tambahan - Monitor kemampuan
(1) menjadi menurun batuk efektif
(5) - Monitor adanya
3. PCO2 memburuk (1) produksi sputum
menjadi membaik (5) - Palpasi kesimetrisan
4. PO2 memburuk (1) ekspansi paru
menjadi membaik (5) - Auskultasi bunyi napas
5. Pola napas memburuk - Monitor saturasi oksigen
(1) menjadi membaik Terapeutik :
(5) - Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi
berhubungan dengan tindakan selama 3x24 jam (1.05178)
ketidakseimbangan maka toleransi aktivitas Observasi :
antara suplai dan meningkat dengan kriteria - Identifikasi gangguan
kebutuhan oksigen. hasil : fungsi tubuh yang
(D.0056) 1. Frekuensi nadi mengakibatkan
menurun (1) menjadi kelelahan
meningkat (5) - Monitor kelelahan fisik
2. Saturasi oksigen dan emosional
menurun (1) menjadi - Monitor pola dan jam
meningkat (5) tidur monitor lokasi dan
3. Keluhan lelah ketidaknyamanan
meningkat (1) menjadi selama melakukan
menurun (5) aktivitas
4. Dipsnea saat aktivitas Terapeutik :
meningkat (1) menjadi - Sediakan lingkungan
menurun (5) yang nyaman
5. Perasaan lemah - Lakukan aktivitas
meningkat (1) menjadi rentang gerak pasif atau
menurun (5) aktif
6. Tekanan darah - Berikan aktifitas ditraksi
meburuk (1) menjadi yang menenangkan
membaik (5) - Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpndah atau
berjalan
- Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
4 Nyeri akut ditandai Setelah dilakukan Manajemen nyeri
dengan pola napas tindakan selama 3x24 jam (1.08238)
berubah.(D.0077) maka tingkat nyeri Observasi :
menurun dengan kriteria - Identifikasi lokasi,
hasil : karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas,
meningkat (1) menjadi intensitas nyeri
menurun (5) - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis meningkat (1) - Identifikasi respon nyeri
menjadi menurun (5) non verbal
3. Gelisah meningkat (1) - Identifikasi faktor yang
menjadi menurun (5) memperberat dan
4. Frekuensi memburuk memperingan nyeri
(1) menjadi membaik Terapeutik :
(5) - Berikan teknik
5. Pola napas memburuk nonfarmakologis untuk
(1) menjadi membaik mengurangi rasa nyeri
(5) - Kontrol lingkungan
yang memperberat nyeri
- Fasiliasi istirahat dan
tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategis
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secra pribadi
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu