Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PERAWATAN LUKA

Disusun Oleh :
1. Hardyana ayu soniya (2108148)
2. Anisa Agustuna (2108129)
3. Arisa Vira O (2108130)
4. Dicky Candra Kusuma (2108137)
5. Diyan Maryana (2108139)
6. Ilham Baryy A (2108153)
7. Kusuma Azmil F (2108158)
8.Tiara Kusuma (2108187)
9. Putri L (2108172)
10. Riko Ardy T (2108180)
11. Ulfanisatun (2108189)
12. Nur Wahyu Adi S (2108166)
13. Putri Diah Ayu (2108179)
14. Puput Rahmawati (2108171)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2022
SOP PERAWATAN LUKA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
PROSEDUR
OPERASIONAL Ketua STIKES Karya Husada
Semarang
STANDAR
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep,
3 September 2022
Sp.Kom
PENGERTIAN Perawatan luka adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk merawat luka agar dapat mencegah terjadinya trauma
(injuri) pada kulit membran mukosa atau jaringan lain.

1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses
penyembuhan luka
TUJUAN 3. Mengobservasi drainase
4. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
5. Mecegah perdarahan dan meningkatkan kenyamanan
fisik

KEBIJAKAN -
PETUGAS 1. Hardyana ayu soniya (2108148)
2. Anisa Agustuna (2108129)
3. Arisa Vira O (2108130)
4. Dicky Candra Kusuma (2108137)
5. Diyan Maryana (2108139)
6. Ilham Baryy A (2108153)
7. Kusuma Azmil F (2108158)
8. Tiara Kusuma (2108187)
9. Putri L (2108172)
10. Riko Ardy T (2108180)
11. Ulfanisatun (2108189)
12. Nur Wahyu Adi S (2108166)
13. Putri Diah Ayu (2108179)
14. Puput Rahmawati (2108171)

1. Bak instrumen steril


2. Handscoon bersih
3. Handscoon steril
4. Pinset anatomis 2
5. Pinset sirugis
6. Gunting jaringan
7. Klem (jika dibutuhkan)
8. Kapas steril
9. Kassa steril
10. Cairan antiseptic
PERALATAN
11. Cairan natrium klorida
12. Sulfratul
13. Hipafix atau plester
14. Alkohol
15. Sampiran
16. Gunting plester
17. Bengkok
18. Pengalas
19. Korentang
20. Cairan desinfektan atau klorin
A. Tahap Orientasi
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam dan perkenalan
PELAKSANAAN 2. Cek identitas keselamatan pasien
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1. Siapkan hipafix atau plester, kapas steril yang telah
diberi cairan natrium klorida dan betadine jika tidak
ada sufratul
2. Alat – alat didekatkan ke pasien
3. Lakukan cuci tangan dan pakailah sarung tangan
bersih
4. Buka balutan dengan menggunakan kapas yang
telah disemprot atau diberi alkohol dan dilepas
sesuai arah tumbuhnya rambut (tidak steril)
5. Masukkan pinset yang telah digunakan ke dalam
larutan desinfektan atau klorin
6. Ganti dengan handscoon steril
7. Bersihkan luka menggunakan kassa yang telah
diberi cairan natrium klorida dari dalam keluar
sampai bersih
8. Keringkan dengan kassa kering steril dari dalam
keluar
9. Observasi luka apakah ada jahitan, tanda infeksi,
ada rembesanatau cairan/eksudat dan lihat area di
sekitar luka
10. Beri sufratul atau betadine jika tidak adapada area
luka
11. Tutup luka menggunakan kassa steril
12. Masukkan pinset yang telah dipakai ke larutan
desinfektan atau klorin
13. Fiksasi atau plester pada area tepi terlebih dahulu
atay gunakan hipafix
14. Jika selesai tindakan rapikan area sekitar pasien
15. Melepas sarung tangan
16. Mencuci tangan
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Bereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Berpamitan

D. Penampilan Selama Tindakan


1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Melakukan tindakan dengan aman
3. Tindakan dilakukan secara sistematis
4. Ketenangan dalam melakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai