Anda di halaman 1dari 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR POSTPARTUM/NIFAS

Disusun Oleh :
1. Hardyana ayu soniya (2108148) 16. Rif’atin Nurul H (2108178)
2. Anisa Agustina (2108129) 17. Safly Is’af An Naufal (2108181)
3. Arisa Vira O (2108130) 18. Vera Murian P (2108190)
4. Dicky Candra Kusuma (2108137) 19. Wilda Ayu A (2108192)
5. Diyan Maryana (2108139) 20. Silfa Dwiyana (2108183)
6. Ilham Baryy A (2108153) 21. Siti Nur Azizah (2108184)
7. Kusuma Azmil Fatihatin (2108158) 22. Siti Nur Khasanah (2108185)
8. Tiara Kusuma Maharani (2108187) 23. Widya Millenia (2108191)
9. Putri L (2108172) 24. Yuliana Saputri (2108194)
10. Riko Ardy T (2108180) 25. Putri Setyan Nur Safitri (2108195)
11. Ulfanisatun (2108189) 26. Didya Permata Nurin N (2108197)
12. Nur Wahyu Adi S (2108166) 27. Istiana (2108199)
13. Putri Diah Ayu (2108179) 28. Rati Perwitasari (2108202)
14. Puput Rahmawati (2108171) 29. Suharti (2108204)
15. Retno Rahmawati (2108175)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2022

SOP POSTPARTUM/NIFAS
No. Dokumen No. Revisi
Halaman
1/6

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh


PROSEDUR
Rektor Universitas Karya Husada
OPERASIONAL
5 September 2022 Semarang
STANDAR
Dr. Ns. Fery Agusman, M.Kep,
Sp.Kom
PENGERTIAN Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui
gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas
dengan mengumpulkan data objektif dengan dilakukan
pemeriksaan kepada pasien.
INDIKASI Ibu pasca persalinan, mulai dari 24 jam pertama hingga 6
minggu.
1. Untuk mengumpulkan data
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Menilai perubahan status pasien
4. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
5. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus
TUJUAN
berkontraksi, fundus dibawah pusat, tak ada perdarahan
abnormal, tak ada bau
6. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
7. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan
KEBIJAKAN -
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Alat pelindung diri petugas
2. Baki beralas 1 buah
3. Tensimeter dan stetoskop
4. Botol 3 buah
5. Tissue
6. Lampu senter
7. Hammer
8. Spatel lidah
9. Kapas dan air DTT
10. Hand scoen 1 pasang
11. Pinset
12. Bengkok
13. Tempat sampah
14. Larutan klorin 0,5%
Sebelum melakukan pemeriksaan, beritahu pasien tindakan
PERSIAPAN
yang akan dilakukan. Atur posisi untuk mempermudah
PASIEN
pemeriksa, atur pasien seefisien mungkin.
A. Tahap Orientasi
PROSEDUR 1. Mengucapkan salam dan perkenalan
PELAKSANAAN 2. Cek identitas keselamatan pasien
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1. Siapkan hipafix atau plester, kapas steril yang telah
diberi cairan natrium klorida dan betadine jika tidak
ada sufratul
2. Alat – alat didekatkan ke pasien
3. Cuci tangan keseluruhan dengan sabun dan air
mengalir serta mengeringkan dengan handuk
4. Minta ibu berbaring terlentang diatas tempat tidur
pemeriksaan
5. Pemeriksaan umum
Memeriksa TTV : tekanan darah, suhu tubuh, nadi
dan pernapasan
6. Pemeriksaan fisik pada ibu
a. Muka dan mata
Periksa apakah ada oedema pada wajah, periksa
tingkat anemia ibu dengan memeriksa warna
kulit muka (wajah) dan konjungtiva. Serta
periksa pisio untuk menilai ada tidaknya; pisiot
atau kuning. Konjungtiva yang pucat
menandakan ibu anemis
b. Pemeriksaan pada leher
Minta ibu sedikit mendongak. Lakukan palpasi
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe. Perhatikan
adanya pembesaran kelenjar tiroid dan
pembengkakan kelenjar limfe.
c. Pemeriksaan pada payudara
 Melakukan inspeksi terlebih dahulu
mengenai bentuk payudara (simetris atau
tidak), kemerahan/tidak, keadaan putting
pecah/tidak.
 Pasien berbaring terlentang dengan lengan
kiri diatas kepala,kemudian palpasi
payudara kiri secara sistematis melingkar
searah jarum jam sampai axilla. Catat
adanya massa, benjolan yang membesar,
pembengkakan atau abses, periksa
pengeluaran ASI; pisio/tidak. Ulangi
prosedur yang sama untuk payudara sebelah
kanan.
d. Pemeriksaan fisik pada perut
 Lakukan inspeksi pada perut apakah ada
luka beka operasi/tidak.
 Palpasi untuk menilai kontraksi uterus,
melakukan pengukuran TFU
 Lakukan pemeriksaan diastasis rektus
abdominalis dengan cara menganjurkan ibu
untuk membungkukkan kepalanya
kemudian 2 jari petugas diletakkan di
bagian linea nigra. Apabila terdapat jarak
lebih 2 jari menunjukkan adanya
peregangan otot rectus abdominalis.
e. Pemeriksaan fisik pada genetalia
 Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
 Memakai sarung tangan
 Memberitahu ibu tentang prosedur
pemeriksaan genetalia
 Memeriksa jahitan episiotomi ada atau
tidaknya REEDA (Redness (kemerahan),
Edema (bengkak), Ecchymosis (Ekimosis),
Discharge (discharge), Aproximation
(pendekatan) )
 Memeriksa lokea yang keluar
 Memeriksa adanya hemoroid dengan cara
menganjurkan pasien dalam posisi sims,
yaitu posisi seperti memeluk guling dan
keudian melakukan pemeriksaan pada anus
 Meletakkan sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%
f. Pemeriksaan fisik pada kaki
 Adanya oedema dengan cara menekan
daerah mata kaki apabila dalam waktu >3
detik tidak kembali lagi berarti mengalami
oedema
 Lihat adanya varises yaitu dengan cara
meminta ibu untuk posisi sims dan melihat
ada tidaknya varises pada betis
 Memeriksa ada tidaknya tromboflebitis
dengan cara menekuk kedua kaki ibu
kemudian tekan betis/ meminta klien
menghentakkan kaki kearah tangan petugas
dan tanyakan apakah ada nyeri atau tidak
(tanda Homan)
 Melakukan pemeriksaan reflek patella
7. Membereskan alat
8. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk yang bersih
9. Jika selesai tindakan rapikan area sekitar pasien
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Bereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Berpamitan
D. Penampilan Selama Tindakan
1. Melakukan komunikasi terapeutik
2. Melakukan tindakan dengan aman
3. Tindakan dilakukan secara sistematis
4. Ketenangan dalam melakukan tindakan

Anda mungkin juga menyukai