Anda di halaman 1dari 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NRM PADA Ny.D


DIRUANG IGD RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG

Praktik Klinik : Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh:
1. Arifiyanto 2108003
2. Pamelia Wardhani 2108033
3. Putri Libra Octora M C 2108034
4. Ragil Putri Trisaswati 2108035
5. Turochman 2108046

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NRM

Nama : Ny.D
Usia : 58 Tahun 3 Bulan
Agama : Islam
Alamat : Semarang
Dx medis : Bronkopneumonia

1. Diagnosa Keperawatan dan Dasar Pemikiran


a. Diagnosa Keperawatan
DS :

Pasien mengatakan sesak nafas


DO :
- Tampak adanya otot bantu pernafasan
- Terlihat retraksi dada

RR : 28x/m
SPO2 : 97%
Pemeriksaan Fisik Dada
Inspeksi : Dada simetris, tampak adanya otot bantu pernapasan, tampak adanya
retraksi dada
Palpasi : Taktil fermitus cenderung sebelah kiri
Perkusi : Redup
Auskultasi : Terdapat suara tambahan ronkhi

Diagnosa Keperawatan : Pola napas tidak efektif berubungan dengan


hambatan upaya napas (Penyempitan jalan napas) (D.0005)

b. Dasar Pemikiran
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur, bakter,
virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah,
bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran
napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet)
infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis
dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi  peradangan ini
tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.

Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien
akan merasa sesak. Pada kasus Ny.D didapatkan data bahwa pasien mengalami sesak
napas, terdapat penggunaan otot bantu pernapsan, terdapat retraksi dada dan RR:
28x/m.
2. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Pemberian O2 10 L/menit melalui non rebreathing mask (Normal pemberiannya: 10- 12
L/menit)
3. Prinsip-prinsip Tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
1) Persiapan alat
a) Alat non rebreathing mask
b) Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan alat non rebreathing mask ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e) Pasangkan alat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan mulut
klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan
klien
4. Analisa Tindakan Keperawatan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang adekuat dalam
darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan mempertahankan
oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan pemenuhan oksigen di
miokard dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi jaringan termasuk konsentrasi
oksigen alveolar, difusi gas (oksigen) pada membran alveokapilar, jumlah dan kapasitas
yang dibawa oleh hemoglobin, dan curah jantung.. Pemberian O2 pada klien dengan
bronkopneumonia bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada
miokardium dan jaringan tubuh sehingga suplai O2 untuk metabolisme di jaringan tubuh
bisa terpenuhi. Pemberian O2 yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan dan sesak
nafas pada klien. Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-90%. O2 non
rebrething mask 10 L/menit ini cocok untuk pasien karena pola napas klien tidak efektif.
5. Bahaya yang Dapat Terjadi
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah timbulnya kondisi
Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk
prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci
tangan dapat memperbesar penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril
juga memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke pasien lain.
Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan kemungkinan kuman-
kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh klien. Pencegahannya dengan
dilakukan dengan benar sesuai prosedur tindakan yang telah ditetapkan dengan
memperhatikan prinsip tindakan.
6. Hasil yang Didapat dan Maknanya
S: pasien mengatakan sesak berkurang
O:
- Tampak adanya otot bantu pernafasan menurun
- Terlihat retraksi dada menurun

RR : 25x/m
SPO2 : 98%

A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
7. Tindakan Keperawatan yang Lain
Observasi tanda-tanda vital
berikan posisi semi fowler
Pantau saturasi oksigen
8. Evaluasi Diri
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yang diberikan kepada pasien
dimana intervensi yang diberikan sudah sesuai dengan SOP yang ada.

Pembimbing Mahasiswa

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai