Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

PADA Tn. G DI RUANG ICCU RSUD dr. SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

Hari : Senin

Tanggal : 25 Maret 2019

Jam : 07.00 WIB

A. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas dan keringat dingin
B. Diagnosa Medis
Atrium Fibrilasi
C. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d penumpukan cairan di alveoli paru
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
DS : Pasien mengatakan sesak nafas, lemas dan dada terasa ampek
DO : - KU lemah
- Klien nampak sesak nafas
- Terdapat ronkhi basah kering
- Keringat dingin
- TTV : TD : 145/75 mmHg
S : 36,6o C
RR : 15x/mnt
N : 92x/mnt
Sp02 95%
CRT < 3 detik
EKG : Atrial fibrilation
- Cek lab :
CKMB : 61 u/L
E. Dasar pemikiran
Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem
pernafasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber
energi, adenasine triposfat (ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara
metabolisme aktif dan membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh.
Pernafasan adalah mekanisme tubuh menggunakan prtukaran udara antara atmosfer
dengan darah dengan sel (Potter & Perry, 2008). Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan klien mengalami gangguan oksigenasi menurut (NANDA, 2013).
F. Prinsip tindakan keperawatan
Fase Pra Interaksi
Persiapkan alat :
1. Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi)
2. Selang oksigen
3. Humidifier
4. Tabung oksigen
5. Aquabides
6. Plester
7. Gunting

Fase Interaksi
1. Memberikan salam terapeutik (assalamu’alaikum pak/bu)
2. Melakukan evaluasi/validasi (Bagaimana perasaannya hari ini)
3. Melakukan kontrak : waktu, tempat, topic (disini saya akan melakukan pemasangan
oksigen nasal kanul, pemasangan ini dilakukan karena bapak/ibu terlihat sesak
dengan pemasangan ini akan mengurangi sesak bapak/ibu tempatnya disini saja
kurang lebih waktunya 15 menit)
4. Menjaga privasi klien
Fase Kerja
a. Cuci tangan
b. Gunakan handscone
c. Mengatur posisi klien
d. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam tabung
pelembab (humidifier) sesuai ketentuan
e. Kaji kelancaran aliran oksigen (dengan menggunakan punggung tangan apakah
sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul)
f. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau instruksi
g. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien lebih merasa
nyaman
h. Lepas handscone, cuci tangan
Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien (Menanyakan kepada klien bagaimana pak/bu setelah
dipasang selang nasal kanul apakah sesak berkurang)
2. Rencana tindak lanjut (Diusahakan bapak/ibu jangan banyak beraktivitas dulu ya,
agar sesak nya bisa cepat sembuh)
3. Kontrak yang akan datang ; topic, waktu, tempat (Kalau begitu saya tinggal dulu
untuk mengajari teknik nafas dalam)

G. Analisis tindakan
Pada pasien anemia Maligna Myeloma ada penurunan eritrosit disumsung tulang
belakang yang menyebabkan produksi eritrosit menurun. Jika terjadi lama akan
menyebabkan anemia kronik. Dari hal tersebut mempengaruhi kadar Hb menjadi
menurun. Transport oksigen mengalami ke jaringan mengalami penurunan
menyebabkan gangguan pertukaran gas untuk mengatasi tersebut dilakukan tindakan
pemberian terapi oksigen nasal kanul dengan dosis 3liter/menit. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya hipoksia, pucat, dan lemas. Beban jantung meningkat
menyebabkan intoleransi aktifitas. Manfaat dari pemberian oksigen nasal kanul untuk
mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Oksigen
diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan sumber energi, adenasine triposfat
(ATP), karbondioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara metabolisme aktif dan
membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh.

H. Bahaya yang dilakukannya


Pada dasarnya setiap perawat mempunyai kemampuan yang baik dalam memberikan
terapi oksigen karena tindakan pemberian terapi oksigen ini merupakan bagian dari
materi yang sudah diberikan pada saat dibangku kuliah hanya saja karena pemberian
terapi oksigen sudah sering dilakukan perawat terkadang menganggap gampang dan
remeh tindakan ini, mereka kurang teliti pada saat memberikan terapi oksigen
sehingga tanpa disadari muncul suatu masalah separti perawat lupa tiadak mengecek
humidifier padahal kelembapan udara yang terhumidifikasi secara adekuat dapat
mencegah terjadinya komplikasi pernapasan. Kemudian misalnya saja perawat lupa
tidak memberi KIE pada pasien untuk tidak mengganti ukuran saturasi oksigen
sendiri, karena apabila hal ini sering terjadi maka saturasi oksigen yang tinggi dapat
menyebabkan hipoventilasi sedangkan pemberian oksigen yang diberikan secara
continue dengan saturasi yang tinggi dapat menyebabkan toksisitas oksigen
(Bahctiar, 2015).
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
- Monitor KU dan TTV
- Kaji pola nafas
- posisikan semi fowler
- Auskultasi suara nafas tambahan
- Berikan terapi O2 nasal kanul 3 liter
- Jelaskan pada pasien tentang penggunaan alat tambahan O2
- Kolaborasi dengan tim medis : pemberian O2

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang setelah diberikan oksigen
O : Klien masih pucat dan lemas
KU : compos mentis
TTV : TD : 140/90mmHg
N : 87 x/mnt
RR : 17 x/mnt
S : 36,2 oC
Hb : 10,61 g/dl
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor KU dan VS
-Posisikan semi fowler
-Berikan terapi O2 nasal kanul 3liter
K. Evaluasi
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam
setiap kali bernapas. Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh
interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologis. Adanya
kekurangan oksigen ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut
dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan
(Anggraini & Hafifah, 2014).
Nasal kanul adalah salah satu jenis alat yang digunakan dalam pemberian
oksigen. Alat ini adalah dua lubang “prong” pendek yang menghantar oksigen
langsung kedalam lubang hidung. Kanul menempel pada pipa yang tersambung
ke sumber oksigen, humidifier, dan flow meter. Manfaat sistem penghantaran tipe
ini meliputi cara pemberian oksigen yang nyaman dan gampang dengan
konsentrasi hingga 44%. Peralatan ini lebih murah, memudahkan
aktivitas/mobilitas pasien, dan sistem ini praktis untuk pemakaian jangka lama
(Terry & Weaver, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini & Hafifah. (2014). HubungaN Antara Oksigenasi Dan Tingkat Kesadaran Pada
Pasien Cedera Kepala Non Trauma Di ICU RSU Ulin Banjarmasin. Semarang : Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Arief, Bachtiar, 2015. Pelaksanaan Pemberian Terapi Oksigen Pada Pasien Gangguan Sistem
Pernafasan. Poltekes Kemenkes. Malang

Aye Thandar Htun and Win Min Thein, 2016. Oxygen Therapy. International Journal Of Novel
Research In Health Care and Nursing, Malaysia.

NANDA International (2013). Nursing diagnoses, definitions, and Clasification 2013-2015.


Editor Herman. T.H., editor bahasa Indonesia Ester, M Jakarta EGC.

Perry & Potter, (2008). Fundamental Of Nursing.USA : C.V Moasby CompanySt. Louis

Terry & Weaver, 2013. Keperawatan Kritis Demystified. Yogyakarta : Rapha Publishing.
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

PADA Tn. G DI RUANG ICCU RSUD dr. SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI MURAI

NIM : 2018131014

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS SAINS,TEKNOLOGI,


KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA

TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai