Disusun Oleh :
WENI APRILIYA
SN201230
2020/2021
ANALISA SINTESA
A. Prinsip Tindakan
1. Pengertian
Menurut Andarmoyo (2018), nasal kanul adalah alat sederhana yang sering
digunakan untuk menghantarkan oksigen. Pemberian O2 sistem aliran rendah ini
ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan
pola pernafasan normal, misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan
kecepatan pernafasan 16– 20 kali permenit dengan kecepatan aliran 1–6
liter/menit serta konsentrasi 22–44%, dengan cara memasukkan selang yang
terbuat dari plastik ke dalam hidung hanya berkisar 0,6–1,3 cm dan
mengaitkannya di belakang telinga.
2. Tujuan
Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan oksigen (Rahayu & Harnanto, 2016)
3. Indikasi
Menurut Standar Keperawatan ICU Depkes RI (2012) dan Andarmoyo (2018),
indikasi terapi oksigen adalah :
a. Pasien hipoksia
b. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
c. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
d. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi tidak normal
e. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen konsentrasi tinggi
f. Pasien dengan tekanan partial karbondioksida ( PaCO2 ) rendah
4. Prosedur Tindakan
1) Pra Interaksi
Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan diberikannya terapi nebulizer
a. Atur posisi pasien
b. Menyiapkan alat
Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer
Pengukur aliran flow meter dan humidifier
Kanul nasal
Selang oksigen
Plester / pita
2) Tahap Orientasi
Memberi salam
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
Mendekatkan alat pada pasien
3) Tahap Kerja
Cuci tangan
Menjaga privasi pasien
Memakai handscoon
Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah
Pasang peralatan oksigen dan humidifier
Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis
Periksa aliran oksigen pada selang
Sambung nasal kanul dengan selang oksigen
Pasang nasal kanul pada hidung
Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan selang serta kaitkan
dibelakang telinga atau mengelilingi kepala, Yakinkan kanul masuk
lubang hidung dan tidak ke jaringan hidung
Plester kanul pada sisi wajah, selipkan kasa di bawah selang pada
tulang pipi untuk mencegah iritasi
Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti warna,
pernafasan, gerakan dada, ketidaknyamanan dan sebagainya
Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit
Kaji klien secara berkala untuk mengetahui tanda klinik hypoxia,
takhikardi, cemas, gelisah, dyspnoe dan sianosis
Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai kebutuhan
untuk melemaskan mukosa membrane
Catat permulaan terapi dan pengkajian data
4) Tahap terminasi
Evaluasi hasil / respon klien
Dokumentasikan hasilnya
Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
Cuci tangan
B. Analisa Tindakan
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah
memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih
mudah ditolerir klien dan nyaman.
D. Daftar Pustaka
Andarmoyo, S. (2018). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Rahayu,S & Harnanto, (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Praktikum Kebutuhan
Dasar Manusia 2. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan