Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMMAE

I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Tumor Mammae
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma,
areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
menggangu pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae
( Sylvia,1995 )
Tumor mammae adalah adanya ketidak seimbangan yang dapat terjadi pada
suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak
bisa dikontol ( Dr.Iskandar,2007 )

2. Manifestasi Klinik
Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi, sehingga
kasus ini biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudah
menjolok dan bisa diraba. Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
- Terbentuknya massa utuh atau jaringan yang tidak biasa, sifatnya kenyal,
muncul di payudara atau sekitarnya (misalnya, di bawah lengan)
- Penderita merasakan nyeri di tempat massa tersebut
- Lekukan pada permukaan payudara dan kulit yang berada di atas tumor
menjadi seperti kulit jeruk
- lepasnya papilla mammae
- puting susu mengeluarkan cairan yang tidak normal, bahkan bisa
mengeluarkan darah
3. Etiologi dan Faktor Predisposisi
Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor
payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan
dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh
tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia
d. Riwayat Reproduksi
- melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
- Menikah tapi tidak melahirkan anak
- Tidak menyusui
e. Pemakaian kontrasepsi oral Pemakaian kontrasepsi oral dapat
meningkatkan resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang
dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan
pada usia lebih tua.
f. Riwayat Meastrual
- Early menarche (sebelum 12 thun)
- Late menopouse (setelah 50 th)

4. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.
kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
5. Klasifikasi
a. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar
keluar jaringan
b. Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan kerap
kali menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak

6. Pemeriksaan diagnostic
a. Ultrasonografi
Dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan payudara
keras
b. Mammografi
Memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor yang
terjadi pada tahap awal
c. Scan CT dan MRI
Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara ( Doenges, 2000)
d. Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Biopsi juga dapat dipakai untuk diagnosis Tumor dan Ca
Mammae. Pemeriksaan histologi ini dilakukan dengan mengangkat
jaringan dari massa payudara yang terjangkit tumor untuk ditentukan
tingkat keganasannya.

7. Penatalaksanaan Medik dan Implikasi Keperawatan


a. Penatalaksanaan Bedah:
Mastektomi Parsial (mengeksisi tumor lokal). Diawali dengan lumpektomi
untuk mengangkat jaringan yang terjangkit tumor atau kankerm kemudian
dilanjutkan dengan kuadranektomi yaitu pengangkatan seperempat
payudara.
Mastektomi Total: mengangkat seluruh payudara beserta kelenjar limfe di
lateral otot pektoralis minor.
Mastektomi Radikal: mengangkat payudara, otot pektoralis mayor dan
minor, dan seluruh isi aksilanya.
b. Penatalaksanaan Non-bedah
Penyinaran pada payudara dan kelenjar linfe regional atau pada jaringan
lain yang sudah terserang kanker.
Kemoterapi: merupakan terapi adjuvan sistemik khususnya setelah
dilakukan pembedahan. Contoh: kombinasi penggunaan
cyclophospamide, methotrexate, flouracil, dan adriamycin.
Terapi Hormon: antiestrogen, androgen, prostaglandin, tamoksifen, dsb.
c. Implikasi Keperawatan
Dalam proses keperawatan, kemungkinan akan ada masalah yang terjadi,
seperti berikut ini:
- Nutrisi Kurang: biasanya setelah dilakukan bedah, pasien mengalami
anoreksia, mual, dsb. Hal ini dapat dilakukan intervensi:
a) deteksi alergi makanan pada pasien
b) kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan pola makan, jumlah
kalori, dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien
c) menyarankan untuk konsumsi zat besi, protein, dan vitamin C
d) kontrol berat badan pasien secara berkala
- Kecemasan Berlebih: rasa cemas dan gangguan psikis lainnya dapat
muncul saat diagnosis, sebelum, selama, dan sesudah pengobatan.
Intervensi yang dapat dilakukan:
a) mendukung psikologis pasien dengan memberi harapan
kesembuhan
b) memberi informasi yang sesuai dan seimbang tentang penyakit
yang sedang pasien alami
c) melatih pasien untuk melakukan relaksasi diri
d) bekerjasama dengan keluarga pasien untuk memberi dukungan
moril dan pendampingan setiap saat
e) mendengarkan keluh kesah pasien dengan sabar

- Nyeri: bisa nyeri karena aktivitas kanker itu sendiri, atau nyeri selama
dan setelah pengobatan dan pembedahan. Lakukan intervensi berikut
a) mengkaji nyeri: karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan
intensitas nyeri
b) menangani nyerinya dengan farmakologi, non-farmakologi, dan
psikologis
c) melatih relaksasi dan memberi distraksi untuk mengurangi sensasi
nyeri

- Pendarahan Berlebih dan Hilang Cairan: umumnya terjadi karena


operasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan:
a) memonitor status hidrasi pasien
b) menjaga tingkat hemodinamiknya agar tetap normal
c) memberikan cairan pengganti melalui intravena
d) menangani pendarahan selama operasi
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas diri
Nama, TTL, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian,
tanggal/rencana operasi, no.medrec, diagnose medis, alamat.
b. Keluhan Utama
Menguraikan keluhan saat pertama kali dirasakan, biasanya benjolan
yang menekan payudara, terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan
keras, disertai bengkak.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam
konsep PQRST dalam bentuk narasi
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat tumor mammae sebelumnya, pernahkah sakit dada
hingga dilakukan penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker atau
tumor lain yang pernah atau sedang dialami yang bisa menjadi faktor
pendukung terjadinya tumor dan ca mammae seperti kanker serviks, lalu
identifikasi juga riwayat kesehatan keluarga.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat tumor atau ca mammae,
riwayat kanker atau tumor lain yang pernah atau sedang dialami oleh
keluarga yang lain, ataupun orang tua klien yang memiliki penyakit
yang sama.
f. Aktivitas sehari-hari
kondisi fisik melemah, gangguan pada pola tidur dan sulit beristirahat.
g. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu bermin
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,
dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
massa tumor
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi
lengan/bahu.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat

3. Intervensi keperawatan dan rasional


a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
massa tumor
- Intervensi : Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi
dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri
yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan
untuk intervensi selanjutnya.
- Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk
rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
- Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
- Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya
peningkatan nyeri.
- Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga
dapat nyeri tidak dipersepsikan.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu
- Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada
keterbatasan gerak.
- Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
- Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan
dalam gerakan dan postur.
c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
- Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan
penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa
depannya.
- Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat
dikenali dan diukur.
- Diskusikan tanda dan gejala depresi
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan
gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan
terhadap perubahan tubuh.
- Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian
prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang
lengkap, mendekati normal.
d. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
- Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap
penyakitnya
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai
proses pemecahan masalah
- Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai
proses adaptasi.
- Berikan dukungan emosi klien
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
- Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
- Kaji adanya tanda – tanda infeksi
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi
sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.
- Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
- Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab
infeksi.
- Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi
proses infeksi.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta
pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
- Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan
yang akan datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat
membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi
dalam program terapi.
- Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan
pemasukan cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan
volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses
penyembuhan.
- Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang
berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan
penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.
- Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan
minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan
menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom
payudara.
- Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang
masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang
mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.
g. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat
- Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan
asupan dalam tindakan selanjutnya.
- Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi
kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
- Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi
penambah tenaga.
- Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi
untuk kebutuhan energi.

Anda mungkin juga menyukai