Anda di halaman 1dari 4

SOP PEMBERIAN OKSIGEN

Disusun oleh:

Nama: SUTIANA

Nim: 012041103

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXV

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

JAKARTA

2021
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN OKSIGEN
A. Pengertian
Terapi oksigen adalah memberikan aliran gas lebih dari 20 % pada tekanan 1
atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah (Andarmoyo, 2012).
Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanul digunakan
untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah ( bila 24 % berikan 1 liter/menit.
Bila 28 % berikan 2 liter/menit. Dan bila 35-40 % mendapat 4-6 liter/menit). Fase mask
digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60
%) pada 5-6 liter/menit. Tindakan pemasangan alat sederhana berupa selang infus
( canule binasal ) yang diletakkan ke lubang hidung untuk memberikan asupan oksigen
yang memungkinkan pasien untuk bernafas melalui mulut dan hidung guna mengatasi
hipoksemia/ hipoksia, mempertahankan metabolisme, dan sebagai tindakan pengobatan
(Kemenkes, 2014).
Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan,
obstruksi, trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan
menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat (Kusnanto,
2016).
B. Tujuan

1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen


2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
C. Persiapan alat
1. Tabung oksigen ( oksigen dinding ) berisi oksigen lengkap dengan
flowmeter dan humidifier yang berisi aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul (pemilihan alat sesuai kebutuhan)
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. Cotton budd/kassa steril
6. Handscoon
D. Persiapan perawat
1. Mengkaji data-data mengenai kekurangan oksigen ( sesak nafas, nafas
cuping hitung, penggunaan otot pernafasan tambahan, takikardi, gelisah,
bimbang dan sianosis)
2. Perawat mencuci tangan
3. Memakai sarung tangan
E. Persiapan pasien
1. Menyapa pasien panggil klien dengan nama nya (ucapkan salam)
2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
4. Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
F. Prosedur Kerja
1. Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central )
2. Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung oksigen atau oksigen
dinding
2. Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien dengan cotton budd
atau kassa steril
3. Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi oksigen
dan mengamati adanya gelembung udara dalam humidifier
4. Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen melalui nasal
kanul kepunggung tangan perawat
5. Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
6. Letakkan ujung kanul ke dalam lubang hidung dan selang serta kaitkan dibelakang
telinga atau mengelilingi kepala. Yakinkan kanul masuk lubang hidung dan tidak ke
jaringan hidung.
7. Plester kanul pada sisi wajah, selipkan kasa di bawah selang pada tulang pipi untuk
mencegah iritasi.
8. Atur aliran oksigen sesuai dengan program
9. Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa atau tidak
10. Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti warna, pernafasan,
gerakan dada, ketidaknyamanan dan sebagainya.
11. Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit.
12. Kaji klien secara berkala untuk mengetahui tanda klinik hypoxia, takhikardi, cemas,
gelisah, dyspnoe dan sianosis.
13. Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai kebutuhan untuk
melemaskan mukosa membran.
14. Catat permulaan terapi dan pengkajian data
15. Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
G. Evaluasi

1. Evaluasi hasil / respon klien.


2. Dokumentasikan hasilnya.
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya.
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat.
5. Cuci tangan.
H. Referensi
Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kusnanto. (2016). Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer

Anda mungkin juga menyukai