Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN SUMBER DAYA

MANUSIA KEPERAWATAN

Oleh
Djuariah Chanafie, SKp.MKep
PENDAHULUAN
• Pelayanan keperawatan yang bermutu harus
diberikan oleh tenaga keperawatan yang berkualitas
• Penyebaran tenaga keperawatan yang mempunyai
kompetensi tinggi belum merata, masih berfokus di
perkotaan.
• Tenaga Ners belum diserap dan didayagunakan secara
optimal.
• Penghargaan belum sesuai dengan kontribusi perawat
• Saat ini pelayanan keperawatan sedang menuju dan
proses profesional, diberikan oleh SPK/SPR : 38 785
(51.93%), Perawat/Bidan : 3466 (4.64%), D3 : 31 216
(41.79%), S1 : 1170 (1.56%), S2 : 41 (0.05%), S3 : 2
orang (Depkes, 2004)
PENDAHULUAN
• Peran Perawat Manajer dalam pengelolaan SDM
memegang peranan penting untuk mewujudkan
pelayanan berkualitas.
• Latar belakang pendidikan perawat Manajer sangat
mempengaruhi kemampuannya dalam mengelola
pelayanan keperawatan profesional
• Dalam menetapkan pola ketenagaan di RS sangat
dipengaruhi oleh :
1. Visi, Misi , Kebijakan dan Tujuan Rumah Sakit.
2. Kemampuan RS
3. Fasilitas yang tersedia.
4. Jumlah dan klasifikasi pasien.
5. Tenaga perawat yang tersedia dan beban kerja
6. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan.
PENGELOLAAN KETENAGAAN
1. Klasifikasi Pasien
2. Penetapan Kebutuhan Staf
3. Rekrutmen
4. Seleksi
5. Orientasi
6. Penjadwalan
7. Penugasan
8. Memperkecil Absensi staf
9. Penurunan pergantian Staf
10.Pengembangan Staf
PENGERTIAN KETENAGAAN
• Proses mobilisasi potensi
• Proses motivasi & pengembangan Sumber
Daya Manusia dalam pemenuhan kepuasan
melalui karyanya untuk mencapai tujuan
individu, organisasi maupun komunitas
dimana individu berkarya
PENGELOLAAN KETENAGAAN DI
BANGSAL KEPERAWATAN
• Menyediakan sejumlah tenaga perawat yang
memadai dengan klasifikasi tenaga yang cocok
untuk menjalankan tugasnya dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
• Pola ketenagaan sangat tergantung pada :
1. Sistem/Model Pemberian Asuhan
Keperawatan
2. Tingkat ketergantungan pasien.
3. Kebutuhan Tenaga.
4. Pengaturan dan penjadwalan tenaga
REKRUTMEN, SELEKSI DAN ORIENTASI
• Proses rekrutmen dan seleksi harus dilakukan
secara terbuka.
• Bidang keperawatan harus terlibat dalam Proses
rekrutmen dan seleksi tenaga perawat.
• Tujuan agar mendapatkan tenaga keperawatan
sesuai standar dan mengisi lowongan dalam
organisasi keperawatan.
• Karyawan baru perlu dipersiapkan melalui program
orientasi.
ORIENTASI
Tujuan :
• Melalui mas transisi
• Meningkatkan kepuasan kerja shg menurunkan
turn over
• Mengembangkan rasa memiliki
Prinsip :
• Orientee merasa dibutuhkan, bagian dari tim
kerjadan puas dg kesempatan profesional.
• Berfokus pada kebutuhan belajar.
• Mempunyai tanggung jawab pribadi
• Tanggung jawab dari pimpinan&staf, preseptor
dan pengembangan staf
PERENCANAAN PROGRAM ORIENTASI
1. Orientasi Institusi Rumah Sakit
Pengenalan visi.misi, tujuan dan falsafah Rumah
Sakit, organisasi, peraturan kepegawaian dll.

2. Orientasi terhadap Unit Asuhan Keperawatan


a. Pengenalan Visi, misi, Tujuan dan Falsafah
Bidang Keperawatan.
b. Pengenalan Standar pelayanan Keperawatan
LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN
POLA KETENAGAAN
1. Kebijakan.
MelibatkanPerawat Manajer dari tingkat atas
sampai Karu untuk merumuskan kebijakan terkait
dengan pengembangan pola ketenagaan
2. Merencanakan tenaga keperawatan berdasarkan :
a. Beban Kerja
b. Klasifikasi/karakteristik pasien.
c. Kompetensi/klasifikasi perawat
d. Pendayagunaan perawat trampil dan kompeten.
e. Sistem /Metode pemberian Asuhan Keperawatan
f. Kemampuan Rumah Sakit .
TINGKAT KETERGANTUNGAN (KLASIFIKASI
PASIEN)
Pengertian :
• Sistim klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan
pasienmenurut jumlah dan keadaan penyakit, usia pasien.
• Pasien dikelompokkan sesuai dg tingkat ketergantungan pasien
dan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan keperawatyan
pada pasien.

Klasifikasi Pasien
1. Mengetahui beban kerja perawat.
2. Waktu yang diperlukan untuk asuhan keperawatan
3. Keahlian perawat yang diperlukan.
4. Jumlahh tenaga perawat yang diperlukan.
SISTEM KLASIFIKASI TINGKAT KEBUTUHAN
PASIEN MEDIKAL BEDAH
No Jenis Bantuan Tgl Tgl Tgl
• Nama Pasien :………………… 1 Umur >/= 60 tahun
Ruangan : ………………… Pengumpulan bahan
2
• Umur :…… No Kamar : ……… pemeriksaan
3 Inkontinensia
• Isilah nilai 1 atau 2 pada setiap
kegiatan yang membutuhkan 4 Keseimbangan

intervensi keperawatan 5 Nutrisi


• Nilai Kegiatan Total : 6 Ganti posisi tidur
• 0 – 3 Klasifikasi A 10 – 12 Klasifikasi D Hygiene perorangan 1
7
: 4 – 6 Klasifikasi B 13 – 15 Klasifikasi E
8 Hygiene perorangan 2
7 – 9 Klasifikasi C > 16 Klasifikasi F
9 Isolasi

10 Perawatan kateter
/Genetalia Externa.

11 Gangguan sensori dan


mobilitas
12 Transportasi
SISTEM KLASIFIKASI TINGKAT KEBUTUHAN
PASIEN MEDIKAL BEDAH
No Jenis Bantuan Tgl Tgl Tgl
13 Observasi
14 Latihan pergerakan – mobilisasi
15 Kesehatan mental
16 Rehabilitasi/penyuluhan pasien
– keluarga.
17 Pembalutan

18 Infus / terapi vena sentral.


19 Obat-obat IV/IM/SC
20 Obat peroral / SL /Tetesan
/Supp
21 Kegiatan tehnik perawatan

22 PAsien baru masuk


/Keluar/Pindah/Meninggal
Total
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI
RUMAH SAKIT
• Setiap Unit harus mempunyai perencanaan sistem
ketenagaan Keperawatan .
• Untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift
• Sesuai Kebijakan Rumah Sakit menentukan:
1. Jumlah jam perawatan efektif pasien selama 24 jam.
2. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu tahun.
3. Penggunaan tempat tidur rata-rata.
4. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
5. Tentukan hari tidak kerja dalam satu tahun.
KRITERIA KLASIFIKASI PASIEN
• Berdasarkan Kebutuhan /masalah pasien
• Peralatan, alat kesehatan yg dipergunakan pasien.
• Kompetensi perawat yg diperlukan untuk merawat pas
• Berdasarkan waktu, berapa banyak waktu keperawatan yg
dibutuhkan dlm melaksanakan asuhan keperawat.
• Menurut Althause & Kirk (1982), kebutuhan keperawatan
dalam 24 jam dibagi dalam:
1. Level I (Minimal) = 3,2 jam.
2. Level II (intermediate) = 4,4 jam
3. Level III (maksimal) = 5,6 jam
4. Level IV (Intensive) = 7,2 jam
CARA MENYUSUN KATEGORI PASIEN DAN
JAM PERAWATAN (HANSON)

1. Kategori I : Self Care = 1 – 2 jam


2. Kategori II : MinimalCare = 3 – 4 jam
3. Kategori III: Intermediate Care = 5 – 6 jam
4. Kategori IV: Modified Intensive Care= 7 – 8 jam
5. Kategori V: Intensive Care = 10 – 14 jam
KEBUTUHAN KEPERAWATAN
1. Level I (Minimal Care) :
Mampu melakukan semua aktifitas hidup sehari-hari,
perawat membantu sebagian kecil saja
2. Level II (Partial Care)
• Dapat mandi, makan dan berpakaian tanpa bantuan.
• Membutuhkan sedikit bantuan untuk tritmen
• Membutuhkan prosedur tertentu, terapi cairan, IV dll
3. Level III (Maksimal Care )
• Membutuhkan bantuan seluruh aktivitas sehari-hari
• Membutuhkan perhatian yang sering
• Kesadaran dan orientasinya masih baik.
HARI KERJA EFEKTIF PERAWAT DALAM 24 JAM

• Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari.


• Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :
1. Jumlah hari Minggu = 52 hari
2. Jumlah libur Nasional = 12 hari
3. Jumlah cuti tahunan = 12 hari
4. Cuti sakit = 3 hari
5. Pengembangan dan Pelatihan = 5 hari.
• Jumlah hari kerja efektif dlm 1 tahun 365-92=273 hr
• Jumlah minggu efektif = 273 : 7 = 39 minggu.
• Jumlah jam efektif dlm 1 tahun = 39 mgx40jam=1560 jm
RATA-RATA JAM PERAWATAN/PASIEN/24 JAM
DI THAILAND DAN PHILIPINA (1984)

1. Penyakit Dalam : 3,4 jam


2. Bedah : 3,5 jam
3. Bedah dan Dalam : 3,4 jam
4. Nifas : 3 jam
5. Bayi / Neonatus : 2,5 jam
6. Anak –anak : 4 jam
7. Neurologi : 3,8 jam
8. Jiwa : 4 – 4,5 jam
9. Rawat Jalan : 0,5 jam
10. UGD : 2,5 jam
11. Kamar Bersalin : 5 – 8 jam
12. Kamar Operasi Rumah Sakit tipe A & B: 5 – 8 jam
13. Kamar Operasi Rumah Sakit Tipe C & D : 3 jam
PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN
TENAGA BERDASARKAN KLASIFIKASI PASIEN
Cara penghitungan :

1. Tingkat Ketergantungan berdasarkan jenis kasus.


2. Rata-rata pasien per hari
3. Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari.
5. Jam kerja efektif setiap perawat / Bidan : 7 jam
/hari.
Contoh penghitungan tenaga
dalam suatu ruangan
No Jenis/Kategori Rata –rata Rata-rata jam Jumlah jam
pasien/hari perawatan/pasien/hari perawatan/hari

1 Pas Peny Dalam 10 3,5 35

2 Pasien Bedah 8 4 32

3 Pasien Gawat 1 10 10

4 Pasien Anak 3 4,5 13,5

5 Pas Kebidanan 1 2,5 2,5

Jumlah 23 93,0
Lanjutan
1. Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan:
• Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat
Jam Kerja efektif per shift 7
2. Perlu ditambah faktor koreksi dg hr libur/cuti/hr besar (lossday)
Jumlah hr Minggu dalam 1 thn + Cuti x jumlah perawat tersedia =
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14 = 78 hari x 13 = 3,5 perawat
286
3. Jumlah jam yang dipakai mengerjakan tugas non keperawatan ,
asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 = 4,1
100
4. Jadi tenaga yang dibutuhkan : 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (21 orang )
Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Pasien
No Kategori Rata-rata Jumlah jam Jumlah jam
jumlah pasien perawatan /hari perawatan
/hari ruangan /hari

1 Askep minimal 7 2 14

2 Askep Sedang 7 3.08 21.56

3 Askep Berat 11 4.15 45.65

4 Askep Maksimal 1 6.16 6.16

26 87.37
Lanjutan
1. Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan:
• Jumlah perawat di ruangan/hari = 87,37 = 12,5 perawat
Jam Kerja efektif per shift 7
2. Perlu ditambah faktor koreksi dg hr libur/cuti/hr besar (lossday)
Jumlah hr Minggu dalam 1 thn + Cuti x jumlah perawat tersedia =
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14x 12,5 = = 3,4 perawat
286
3. Jumlah jam yang dipakai mengerjakan tugas non keperawatan ,
asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 = 12,5 +3,4x25 =3,9
100
4. Jadi tenaga yang dibutuhkan : 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (20 orang )
PERHITUNGAN SEDERHANA
1. Jumlah perawt / 24 jam =
BOR pas/24 jam x rata2 jam perawatan /pas/24 j
Jumlah jam kerja / hari

2. Jumlah perawat bebas Tugas =


Jmlh hr tdk bkerja/thn x jumlah perawat/24 jam
Jumlah hr kerja efektif/tahun/1 perawat

3. Jadi jumlah perawat yg dibutuhkan bagi satu bangsal


= jumlah perawat / 24 jam + jumlah perawat yg
bebas tugas.
PENGHITUNGAN KOMPLEKS
1. Jumlah jam kerja efektif perawat/tahun
= Jumlah hari kerja efektif/thn x jam efektif/hari
2. Jumlah jam perawatan pas yg dibutuhkan /tahun =
BOR pas x rata2 jam prwt pas/24 jamx jmlh hr/thn
3. Jmlh tng perwt yg dibutuhkan utk 1 thn-Cuti hamil = jumlah jam
perawatan pasien / tahun
jumlah jam kerja efektif 1 perawat/thn
4. Jumlah tenaga perawat pengganti cuti hamil =
a. Asumsi cutu hamil = ..% dr jumlah tng perawat yg diperlukan satu
thn tanpa cuti hamil.
b. Jumlah jam yang hilang karena cuti hamil = Asumsi cuti hamil x
jumlah hari cuti hamilx jumlah jam kerja / hari
Lanjutan Penghitungan
5. Jumlah tambahan tenaga perawat krn cuti hamil yg
dibutuhkan :
Jumlah jam yg hilang karen cuti hamil
Jumlah jam kerja perawatan/ tahun

Jadi jumlah total tenaga perawat yg diperlukan di


bangsal dalam setahun :
Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan dalam
setahuntanpa cuti hamil + Jumlah tenaga
pengganti perawat yg cuti hamil + Jumlah
tenaga tambahan karena cuti hamil.
KOREKSI
1. Rawat Inap :
Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh ttx BOR + koreksi 25 %
jumlah mg efektif x 40 jam

2. Rawat Jalan
Jmlh jam Kep x 52 mg x 6 hr x jmlh kunjungan rata2/hr +Koreksi 10%
jumlah mg efektif x 40 jam

3. Kamar Bedah
Jmlh jam Kep x 52 mg x 7 hr x jmlh anggt Timx jmlh OK +Koreksi 10%
jumlah mg efektif x 40 jam
Lanjutan KOREKSI

4. Kamar Bersalin
Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh rata2 partus/hr + koreksi 10 %
jumlah mg efektif x 40 jam

5. Unit Gawat Darurat


Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh kunjungan /hr + koreksi 10 %
jumlah mg efektif x 40 jam
PEDOMAN PERHITUNGAN PPNI ( 1995)
1. Tentukan Tingkat Ketergantungan Pasien
1. Level I (Minimal) = 3,2 jam/24 jam
2. Level II (intermediate) = 4,4 jam/24 jam
3. Level III (maksimal) = 5,6 jam/24
jam
4. Level IV (Intensive) = 7,2 jam/24 jam

2. Rumus Kebutuhan Perawat (Althaus & Kirk, 1982)


Jmlh K.Prwt=Jmlh jam perwt pas/hr x rata2 jmlh pas x hari / tahun
Jmlh hr/thn – hr tdk kerja/perwt x jam kerja/hari/perwat.
ASUMSI KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN

• Ruang Bedah-Interne rata2 Jumlah pasien/hr :


30 orang
1. Level I (Minimal) = 30 % = 9 orang
2. Level II (intermediate) = 50 % = 15 orang
3. Level III (maksimal) = 10 % = 3 orang
4. Level IV (Intensive) = 10 % = 3 orang

• Kebutuhan Tenaga perawat :


(9x3,2) + (15 x 4,4) + (3 x 5,6) + (3 x 7,2) x 365 = 21, 86 = 22 orang
365 – 92 x 7 jam
RUMUS GILLIES, 1982

Tenaga Perawat= A x B X 365


( 365-C) x Jumlah jam kerja/hari

Keterangan :
A = Jam perawat /24 jam : waktu perawatan yg dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian : BOR x Jumlah tempat tidur.
C = Jumlah Hari tidak efektif
365 = Jumlah hari selama satu tahun
UNIT GAWAT DARURAT (YASLIS ILYAS, 2000)
Jam Keperawatan :
1. A1 = Gawat Darurat = 87 menit, SD = 19 menit
2. A2 = Mendesak = 71 menit , SD = 16 menit
3. A3 = Tidak Mendesak = 34 menit, SD = 9 menit

TP = D x 365
Jumlah hr efektif x jumlah jam kerja/hari
D = jam Keperawatan =
A1 x jmlh pas/hr +A2 x jmlh pas/hr +jmlh pas/hr + (3 shift/hr x adm time
Adm time = waktu adm yg dibutuhkan untuk pergantian shift = 45 menit
• Bila tkt Produktifitas = 75% , maka tenaga yang dibutuhkan :
TP + (TP x 25 %) + 3 perawat (3 shift) + 1 perawat cuti/libur
• Untuk meningkatkan kualitas : A1 + 1 SD, A2 + 1 SD, dan A3 + 1 SD
• Perawat Profesional = 67 %
• Non Profesional = 33 %.
UNIT GAWAT DARURAT
• Dasar perhitungan di UGD adalah :
• 1. Rata-rata jumlah pasien per hari = 50
• 2. Jumlah jam perawatan per hari = 4 jam
• 3. jam efektif perawatan /hari = 7 jam
Contoh :
Kebutuhan perawat di UGD : 29 + 7 = 36 orang
50x4+ loss day (78x29) = 7 orang
7 286
ICU

TP = A X B X 365
Jumlah hari efektif/tahun x jumlah jam
kerja

Keterangan :
A = Jam Keperawatan ICU = 11 -12 jam / 24 jam
B = Sensus harian = BOR x Jumlah Tempat Tidur
RUMUS DOUGLAS
Perhitungan di Ruang MPKP
Jumlah Klasifikasi Pasien

Pasien Minimal Parsial Total

P S M P S M P S M

15 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0, 07 0,36 0,30 0,20

10 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0, 14 0, 72 0, 60 0, 40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0, 21 1, 08 0, 90 0, 60


METODE RASIO : RASIO TEMPAT TIDUR & PERSONIL
RUMAH SAKIT
PERMENKES NO 262/MENKES/PER/VII/79)

Tipe RS TM / TT TPP / TT TNPP /TT TNON / TT

A &B 1 / ( 4 – 7) (3 -4) / 2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 3/4

D 1 / 15 1/2 1/6 2/3

Khusus Disesuai kan

TM = Tenaga Medis
TPP = Tenaga Para Medis
TNPP = Tenaga non Paramedis
TNON = Tenaga non perawatan
TT = Tempat Tidur
PENETAPAN POLA KETENAGAAN DI RS
 Untuk mendesain pola ketenagaan sesuai
kebutuhan RS harus disesuaikan berdasarkan
kebijakan dan perencanaan
 Jika akan menggunakan MPKP, perbandingan
antara perawat profesional : Vokasional :
1. 55% : 45% (Gillies, 1994)
2. 35% ; 65% (Sitorus, 2006)
3. 67% : 33% ( di Negara maju, Yaslis, 2004 )
4. Kementrian Kesshatan : 60 : 40 (2013)
Kesimpulan
• Pola ketenagaan didesain berdasarkan
1. Beban kerja
2. Komitmen
3. Kemampuan RS
• Perlu dikembangkan MPKP
• Setiap RS perlu melakukan kajian akan
kebutuhan tenaga perawat, untuk membuat
perencanaan dan pembinaan karir.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai