Disusun Oleh :
I4B021040
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2021
TERAPI OKSIGEN
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
1. Mengetahui pengertian terapi oksigenasi.
2. Mengetahui tujuan diberikannya terapi oksigenasi.
3. Menjelaskan indikasi diberikannya terapi oksigenasi.
4. Memahami kontra indikasi terapi oksigenasi.
5. Menjelaskan hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian terapi oksigenasi.
6. Menjelaskan prosedur tindakan beserta rasionalitas pemberian terapi oksigenasi.
B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi upaya pengobatan dengan
pemberian oksigen (O2) untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan dan
mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat (Senapathi 2017). Terapi
Oksigen juga meningkatkan masukan oksigen (O2) ke dalam sistem respirasi,
meningkatkan daya angkut oksigen (O2) ke dalam sirkulasi dan meningkatkan
pelepasan atau ekstraksi oksigen (O2) ke jaringan (Widiyanto 2014). Prinsip
pemberian terapi oksigen adalah melalui saluran pernapasan, membebaskan saluran
pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, dan memulihkan dan
memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Hidayat, A. Aziz
Alimul 2009). Konsentrasi yang diberikan dalam terapi oksigen harus lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrasi di lingkungan yang memiliki konsentrasi sebesar
21% (Mutaqin 2013).
Pemberian oksigen mempunyai beberapa cara tergantung jumlah aliran oksigen
yang akan diberikan, menurut Brunner & Suddarth (2013) alat pemberian oksigen
bisa dilihat sebagai berikut :
a. Nassal Kanul, digunakan pada pasien ketika membutuhkan aliran oksigen rendah
hingga sedang. Metode yang digunakan relative sederhana dan memungkinkan
masih bergerak bebas ditempat tidur, berbicara, dan makan tanpa terganggu.
Kecepatan pemberian oksigen dengan nasal kanul yaitu 1-2 Liter/menit yang
apabila kecepatannya melebihi angka tersebut dapat menyebabkan iritasi dan
kekeringan nasal serta mukosa faring
Gambar 1.1 Nassal Kanul
d. Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80- 100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup
saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat
inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
2. Tujuan
Tujuan diberikannya terapi oksigen :
a. Mempertahankan fungsi pernafasan
b. Menjamin kebutuhan oksigen pada otak terpenuhi (Purnama and Aprilia 2019)
c. Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh bila terjadi keadaan asidosis
respiratori.
d. Memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan
upaya bernafas dan mengurangi stress miokardium (Brunner & Suddarth 2013).
Adapun tujuan pemberian terapi oksigen menurut Senapathi 2010 adalah :
Andesta, Dian. 2018. “Analisis Kebutuhan Anak Usia Dasar Dan Implikasinya Dalam
Penyelenggaraan Pendidikan.” JIP: Jurnal Ilmiah PGMI 4 (1): 82–97.
https://doi.org/10.19109/jip.v4i1.2269.
Eki. 2017. “Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen Pada Pasien
Dengan Congestive Heart Failure (Chf).” Tugas Akhir, 176. http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/Eki_KTI_DIII_Keperawatan_Padang_2017.pdf.
Hidayat, A. Aziz Alimul, Uliyah Musrifatul. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia. Edited by
Monica Ester. 1st ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lilin Rosyanti , Indriono Hadi, Dian Yuniar Syanti Rahayu, Agus Bintara Bira Wida. 2019.
“HIJP : HEALTH INFORMATION JURNAL PENELITIAN MEKANISME YANG
TERLIBAT DALAM TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK ( Theoritical Review Hyperbaric
Oxygen Therapy /HBOT)” 11.
Mutaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Penerbit Salemba Medika.
Pamungkas, Nur Permadi. 2014. “Manajemen Terapi Oksigen Oleh Perawat Di Ruang Instalasi
Gawat Darurat RSUD Karanganyar.” STIKes Kusuma HUsada Surakarta, 1–8.
https://doi.org/10.1523/JNEUROSCI.0693-06.2006.
Purnama, Ely, and Hanura Aprilia. 2019. “Hubungan Pemberian Terapi Oksigen Sistem Aliran
Rendah Dengan Status Fisiologis (Revised Trauma Score) Pada Pasien Trauma Di Rumah
Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.” Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan
Keperawatan 10 (2): 665–74. https://doi.org/10.33859/dksm.v10i2.476.
Takatelide, F., L. Kumaat, and R. Malara. 2017. “Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong
Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala Di Instalasi Gawat Darurat
Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.” Jurnal Keperawatan UNSRAT 5 (1): 111716.
Widiyanto, Budi. 2014. “Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui
Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (Ima).” Prosiding Konferensi
Nasional II PPNI Jawa Tengah 2014, 138–43.