Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gas yang sangat penting bagi kehidupan yaitu oksigen. Agar tidak
terjadinya hipoksia dan mengoptimalkan fungsi selular bekerja tingkat
konsentrasi oksigen dalam dara harus dipertahankan. Hipoksia adalah
keadaan dimana dalam darah saluran arteri rendah oksigen. Ketika pasien
mengalami hipoksia pemberian oksigen penting guna meningkatkan
konsentrasi oksigen dalam darah. Terapi oksigen sangat sering diberikan
pada pasien dengan diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas.
gangguan tersebut kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor
diantarnya ; sekresi berlebih dalm paru-paru, hipoventilasi, serta proses
pertukaran gas dalam paru-paru yang mengakibatkan menurunnya sirkulasi
darah melalui paru-paru . Pada kondisi hipoksemia tidak semua dapat
teratasi dengan pemberian oksigen. Menjaga keefektivitas oksigen dalam
tubuh maka darah yang tidak mengandung oksigen mengalir melalui paru-
paru dan membran elveolar agar mampu bertukar gas. Pemberian oksigen
harus tepat dan tepat agar dapat meningkatkan presentase oksigen dalam
elveolar. (Mubarak,WI 2015)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan terapi oksigen?
2. Bagaimana pemberian terapi oksigen?
3. Apa saja indikasi pemberian oksigen?
4. Apa saja metode pemberian oksigen dan sebutkan keuntungan dan
kerugian masing-masing metode?!
5. Apa bahaya dari pemberian oksigen?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi terapi oksigen.
2. Mengetahui cara pemberian terapi oksigen.

1
3. Mengetahui indikasi pemberian oksigen.
4. Mengetahui metode pemberian oksigen dan keuntungan dan kerugian
masing-masing metode.
5. Mengetahui bahaya pemberian oksigen.

D. Manfaat
Pengetahuan perawat yang memadai terhadap indikasi serta metode
pemberian O2 merupakan bekal bagi perawat agar asuhan yang diberikan
tepat guna dengan resiko seminimal mungkin.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Oksigen

Terapi oksigen mengalirkan gas lebih dari 20% pada tekanan 1


atmosphir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah. (Hidayat
R, ). Pasien yang menderita gangguan ventilasi pada pada seluruh area paru,
pasien gangguan pertukaran gas, dan juga pasien yang mengalami gagal
jantung yang membutuhkan terapi oksigen mencegah terjadinya hipoksia.
Pemberian oksigen tersedia untuk klien diberbagai kondisi. Pemberian
oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien, keyamanan dan tingkat
perkembangannya (Mubarak,WI 2015).
Pemberian oksigen diberikan kepada pasien dalam beberapa cara
sesuai kebutuhannya. Di sejumlah rumah sakit atau fasilitas perawatan
jangka panjang, oksigen disalurkan dari pipa panjang yang terletak di
dinding rumah sakit dan berda di tempat tidur pasien berguna menyuplai
oksigen guna memberikan terapi oksigen pada pasien saat dibutuhkan.
(Mubarak,WI 2015)
Hal terpenting saat pemberian terapi oksigen adalah tindakan
pengamanan (sefety precaution) agar tidak kebakaran. Beberapa upaya
mencegah hal tersebut antara lain :
1. Jauhkan api dari sumber oksigen
2. Jauhkan rokok dari tabung oksigen
3. Rutin memeriksa perlengkapan listrik, pastikan berfungsi dengan baik
4. Hindari penggunaan benda-benda dari serat atau tenunan sintesis
5. Jauhkan bahan bakar seperti minyak tanah dan bensin dari sumber
oksigen
(Mubarak,WI 2015)

B. Prosedur Pemberian Oksigen


Adapun pemberian oksigen sebagai berikut :

3
1. Persiapan
a. Alat
1) Tabung oksigen beserta isinya
2) Regulator dan flow meter
3) Botol pelembab
4) Masker atau nasal prong
5) Selang penghubung
b. Pasien
1) Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan
2) Menempatkan pasien pada posisi yang nyaman

2. Prosedur
a. Tabung oksingen dibuka dan diperiksa isinya
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
c. Hubungkan nasal prong atau masker dengan slang oksigen kebotol
pelembab
d. Pasang ke pasien
e. Atur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
f. Setelah pemberian tidak dibutuhkan lagi lepas nasal prong atau
masker dari pasien
g. Tabung oksigen ditutup
h. .Penderita dirapikan kembali
i. Peralatan dibereskan

3. Hal yang harus diperhatikan


a. Amati tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah pemberian
oksigen
b. .Jauhnya hal-hal yang dapat membahayakan misalnya : api, yang
dapat menimbulkan kebakaran
c. .Air pelembab harus diganti setiap 24 jam dan isi sesuai batas
yang ada pada botol

4
d. .Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering
bila tidak dipakai
e. .Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didensinfeksi dan
disimpan kering
f. .Pemberian oksigen harus hati-hati terutama pada mengakibatkan
hipoventilasi,hypercarbia diikuti penurunan kesadaran.
g. Terapi oksigen sebaiknya diawali dengan aliran 1-2 liter/menit.
Kemudian dinaikkan pelan-pelan sesuai kebutuhan
h. Botol pelembab harus disimpan dalam keadaan bersih dan kering
bila tidak dipakai
i. .Nasal prong dan masker harus dibersihkan, didesinfeksikan dan
disimpan kering.
(Hipperci, 2018)

C. Indikator Pemberian Oksigen


1. Indikasi Pemberian Oksigen
a. Klien dengan keadaaan sadar
b. Sianosis
c. Hipovolemia
d. Pendarahan
e. Anemia berat
f. Keracunan gas karbondioksida
g. Asidosis
h. Selama dan sesudah pembedahan
2. Gejala dan Tanda Hipoksia
a. Dispone
b. Takipnea
c. Disorientasi
d. Gelisah
e. Apatis atau penurunan kesadara
f. Takikardia atau bradikardia dengan penurunan TD

5
g. Kelelahan
h. Keluar keringat karena hipoglikemia (penggunaan energi untuk
bernafas).
4. Faktor Yang Mempengaruhi O2 Ke Jaringan

b. Kandungan O2 arteri

c. Konsentrasi Hb yang adekuat

d. Kebutuhan metabolik

(Hipperci,2018)

D. Metode Pembagian Oksigen, serta Keuntungan dan Kerugian pemberian


keperawatan

1. Sistem Aliran Rendah

Sistem aliran rendah menambah konsentrasi udara


ruangan,menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung tipe pernafasan
dan patokan volume tidal klien. Diperuntukkan pada pasien yang
membutuhkan oksigen, namun pola pernapasannnya normal dan mampu
bernapas, contohnya pasien yang volume tidal 500 ml dengan keceptan
pernafasan 16-20x/mnt.(dfrefr). Sistem aliran rendah contohnya seperti
pemberian dengan :

a. Kateter nasal
Adalah alat sederhana yang pemberian oksigen dengan aliran
1-6 liter/mnt dengan konsentrasi 24%-44% secara berlanjutan.
(dhdbbs). Keuntungan menggunakan alat ini adalah pasien lebih
mudah bergerak, makan, berbicara, serta alatnya terjangkau nan
nyaman dan dapat juga sebagai kateter penghisap. Sedangkan
kerugiannya adalah tidak dapat menyuplai oksigen lebih dari 45 %,
tehnik pemasangan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal
dapat timbulnya penyakit seperti ditensi lambung, iritasi pada
selaput lendir nasofaring, jika aliran lebih dari 6ltr/mnt dapat

6
menyebabkan nyeri sinus mengeringnya mukosa hidung, kateter
mudah terjadi penyumbatan.

b. Kanula nasal
Adalah alat sederhana yang hampir sama dengan kateter nasal
dapat mengalirkan oksigen 1-6 ltr/mnt dengan konsentrasi 24%-
44%, diberikan secara berkelanjutan. Keuntungan menggunakan
kanula nasal adalah suplai oksigen stabil dengan volume tidal dan
pola pernapasan teratur, teknik pemasangan kanula nasal lebih
mudah dari pada kateter nasal, pasien juga mudah makan, bergerak,
berbicara, sehingga pasien merasa nyaman. Sedangkan kerugiannya
adalah konsentrasi oksigen tidak dapat lebih dari 44%, penyuplaian
oksigen dapat berkurang apabila pasien bernafas melalui mulut,
mudah lepas apabila banyak bergerak, kedalaman kabelnya hanya
1cm, dapat menimbulkan iritasi pada selaput lendir.

c. Sungkup muka sederhana


Adalah alat yang dapat menyuplai oksigen 5-8ltr/mnt dengan
konsentrasi 40%-60% diberikan secara berlanjut atau selang seling.
Keuntungan mengunakannya adalah lebih besar konsentrasi
oksigennya dari pada kateter nasal dan kanula nasal, pemilhan
sungkup berlobang besar dapat meningkatkan sistem humidifikasi,
dan dapat digunakan sebagai alat pemberian aerosol. Sedangkan
kerugiannya adalah konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dan bila
aliran rendah maka akan terjadi penumpukan CO2.

d. Sungkup muka dengan kantong rebreathing


Adalah alat yang menyuplai oksigen dengan konsentrasi
tinggi 60%-80% dengan aliran 8-12 ltr/mnt. Keuntungannya adalah
konsentrasi tinggi lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, dan
juga tidak mengeringkan selaput lendir. Sedangkan kekurangan

7
menggunakannya adalah dapat menimbulkan tumpukan CO2
apabila aliran lebih rendah, dan kantong dapat terlipat.

e. Sungkup muka dengan kantong Non-rebreathing


Adalah dengan pemberian konsentrasi oksigen mencapai 99%
dengan aliran 8-12ltr/mnt, dimana udara inspirasi tidal bercampur
dengan udara ekspirasi. Keuntungannya adalah dpat memperoleh
konsentrasi 100% sehingga tidal mengeringkan selaput lendir.
Sedangkan kerugiannya adalah kantong oksigen dapat terlipat.

2. Sitem Aliran Tinggi


Pemberian oksigen dimna FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi
oleh teknik pernapasan, sehingga konsentrasi oksigen lebih tepat dan
teratur. Sistem aliran tinggi seperti sungkup muka dengan ventury.
Sungkup muka dengan ventury adalahalat yang menyuplai
oksigen dari tabung menuju kesungkup yang kemudian akan dihimpit
untuk mengatur pemberian oksigen sehingga tercipta tekanan negatif,
mengakibatkan udara luar dpat diisap dan aliran udara yang dihasilkan
lebih banyak. Kosentrasi mencapai 30%-55% dan dapat mengalirkan
oksigen 4-13 ltr/mnt. Keuntungan menggunakannya adalah pemberian
oksigen sesuai dengan petunjuk pada alat dan tiak dipenaruhi oleh pola
pernafasan, dan juga dapat dikontrol suhu dan kelembapan gasnya
sehingga tidak terjadi penumpukan CO2. Kekuragannya adalah apabila
konsentrasi menjadi rendah maka akan menyebabkan penumpukan
CO2.

(Hipperci,2018)

E. Bahaya Pemberian Oksigen


Suplai oksigen tidak hanya memberikan efek terapi akan tetapi juga
dapat menimbulkan efek merugikan sebagai berikut :
1. Kebakaran

8
Oksigen dapat mempermudah terjadinya penyebaran kebakaran,
maka klien diharapkan agar tidak mendekatkan sumber api dan membuka
alat listrik yang dapat menimbulkan percikan hingga terkena sumber
oksigen.

2. Depresi Ventilasi
Suplay oksigen yang tidak dimonitor oleh perawat dengan tidak
mengatur konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan adanya
penumpukan CO2 dapat menekan ventilasi.

3. Keracunan oksigen
Pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi dalam waktu yang
relatif lama. Keadaan seperti ini dapat merusak struktur jaringan paru
seperti atelektasis dan surfaktan. Menjadikan proses difusi pada paru
akan terganggu
4. Retrorental fibroflasia
Timbulnya kebutaan yang disebabkan terangsangnya
vasokonstriksi pembuluh darah mata oleh oksigen (O2) pada neonatus.

(Hipperci,2018)

9
BAB III
PENDAHULUAN

A. Kesimpulan

1. Terapi oksigen adalah satu metode pengobatan yang dilakukan untuk


memberikan bantuan oksigen kepada pasien.
2. Dalam pemberian terapi oksigen harus memperhatikan kebersihan dan
segala alat dan bahan yang dibutuhkan. Membuat pasien merasa aman
dan nyaman pada saat penyuplaian oksigen sangat penting.
3. Indikasi dalam pemberian oksigen adalah merupakan bekal dari
perawat agar asuhan yang diberikan tepat guna dengan resiko
seminimal mungkin.
4. Dalam metode pemberian oksigen kita harus tau status pasien
memberikan metode sesuai yang di butuhkan oleh pasein dengan tepat
5. Saat pemberian oksigen yang harus kita perhatikan adalah hal-hal yang
dapat memancing bahaya, seperti: kebakaran, di jauhkan, dan
menimalkan kesalahan yang terjadi saaat suplai oksigen.

B. Pesan

Berdasarkan kesimpulan dari makalah yang kami buat bahwa


dalam pemberian oksigen kepada pasien harus tepat diberikan baik waktu
dan metodenya

10
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanti,Ratna,dkk. ‘Praktek Laboratorium Keperawatan Jilid


2.Jakarta:Erlangga.

Hipercci.TIM PPP.2018.’Modul Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar Edisi


Revisi .Bogor;IN MEDIA.

Mubarak,WI dan Lilis Indrawati dan Joko Susanto.2015.’Buku Ajar Ilmu


Keperawatan Dasar Buku 2.Jakarta;Salemba medika.

11

Anda mungkin juga menyukai