Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMASANGAN OKSIGEN

Nama :
Evi Yanti Purwanti
Ignatia Purwani
Lilis Komariah
Murni Setiawati
Tarwilah
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul ”Makalah Pemasangan Oksigen” dengan penuh kemudahan dan
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, baik dari segi materi, tenaga maupun doa. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Maka
dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari pembaca
sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Bandung, November 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Tidak
makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup
panjang hinga sampai pada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tidak
mendapatkan oksign maka akan langsung fatal akibatnya.Tidak hanya untuk bernafas
dan mempertahankan kehidupan, oksigen juga sangat dibutuhkan untuk mtabolisme
tubuh. Oksigen juga bias dijadikan sarana untuk mengatasi berbagai macam penyakit.
Oksigen ialah salah satu komponen gas yang unsure vital dalam proses
metabolism tubuh, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam
setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi
sistem respirasi,kardiovaskuler,dan keadaan hematologis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pemberian oksigen?
2. Apa tujuan pemberian oksigen?
3. Apa indikasi pemberian oksigen?
4. Apa kontra indikasi pemberian oksigen?
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam peberian oksigen?
6. Bagaimana pemberian oksigen melalui nasal kanula?
7. Bagaimana pemberian oksigen melalui masker oksigen?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti apa pengertian pemberian oksigen.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan pemberian oksigen.
3. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi pemberian oksigen.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kontra indikasi pemberian oksigen.

1
2

5. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam peberian
oksigen.
6. Mahasiswa dapat mempraktikan bagaimana cara pemberian oksigen melalui nasal
kanula.
7. Mahasiswa dapat mempraktikan bagaimana cara pemberian oksigen melalui
masker oksigen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat bantu dan oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui
kanula nasal dan masker oksigen. (Suparmi, 2008:66).

B. Tujuan Umum
1. Meningkatkan ekspansi dada
2. Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
3. Membantu kelancaran metabolisme
4. Mencegah hipoksia
5. Menurunkan kerja jantung
6. Menurunkan kerja paru - paru pada klien dengan dyspnea
7. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi napas pada penyakit paru
(Aryani, 2009:53)

C. INDIKASI
Efektif diberikan pada klien yang mengalami :
1. Gagal nafas Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial
normal O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran
O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme
tubuh.
2. Gangguan jantung (gagal jantung) Ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
nutrien dan oksigen.
3. Kelumpuhan alat pernafasan Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada
alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan

3
4

kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas


O2 dan CO2.
4. Perubahan pola napas.Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea
(kesulitan bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna
menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen),
apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat
dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan
lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit
(Tarwoto&Wartonah, 2010:35)
5. Keadaan gawat (misalnya:koma) Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma
tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga
mengalami penurunan oksigenasi.
6. TraumaParu-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera
akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
7. Metabolisme yang meningkat:luka bakar Pada luka bakar, konsumsi oksigen
oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan
hipermetabolisme.
8. Post operasi Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan
pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh,
sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.
9. Keracunan karbon monoksida Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat
berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan
dengan hemoglobin dalam darah. (Aryani, 2009:53)

D. Kontraindikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian
jenis dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut
ini.
1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai
bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non

4
5

rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini
dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan
oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%.
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah.
3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul. (Aryani,
2009:53).

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada saat pemasangan oksigen
diantaranya adalah :
1. Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari
batas. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan
membantu untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien
2. Pada beberapa kasus seperti bayi premature, klien dengan penyakit akut, klien
dengan keadaan yang tidak stabil atau klien post operasi, perawat harus
mengobservasi lebih sering terhadap respon klien selama pemberian terapi
oksigen
3. Pada beberapa klien, pemasangan masker akan memberikan tidak nyaman
karena merasa “terperangkat”. Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat
dapat meyakinkan klien akan pentingnya pemakaian masker tersebut.
4. Pada klien dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan
perawatan kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat
menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut.
5. Jika terdapat luka lecet pada bagian telinga klien karena pemasangan ikatan tali
nasal kanul dan masker. Maka perawat dapat memakaikan kassa berukuran
4x4cm di area tempat penekanan tersebut.
6. Akan lebih baik jika perawat menyediakan alat suction di samping klien dengan
terapi oksigen
7. Pada klien dengan usia anak-anak, biarkan anak bermain-main terlebih dahulu
dengan contoh masker.

5
6

8. Jika terapi oksigen tidak dipakai lagi, posisikan flow meter dalam posisi OFF
9. Pasanglah tanda : “dilarang merokok : ada pemakaian oksigen” di pintu kamar
klien, di bagian kaki atau kepala tempat tidur, dan di dekat tabung oksigen.
Instrusikan kepada klien dan pengunjung akan bahaya merokok di area
pemasangan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran. (Aryani, 2009:53)

F. PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANULA


1. Pengertian
Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu
dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan cara
memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya
di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke dalam lubang dihidung
hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang
paling mudah, sederhana, murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk
segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan
efektif dalam mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak
mengganggu klien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan.
(Aryani, 2009:54)

2. Tujuan
Tujuan pemasangan oksigen adalah :
a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan
oksigen minimal
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
(Aryani, 2009:54)

3. Indikasi
Klien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula
untuk memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi,
2008:67)

6
7

4. Prinsip
Prinsip dalam pemasangan oksigen adalah :
a. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah,
biasanya hanya 2-3 L/menit.
b. Membutuhkan pernapasan hidung.
c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %. (Suparmi,
2008:67)

5. Prosedur Kerja
Berikut adalah prosedur pemasangan oksigen
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya
1-6 L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya
gelembung air.
d. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk kenyamanan
pasien.
e. Periksa kanula tiap 6-8 jam
f. Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran
oksigen tiap 6-8 jam.
g. Catat kecepatan aliran oksigen rute pemberian dan respon klien.
h. Cuci tangan setelah prosdur yang dilakukan

G. PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER OKSIGEN


1. Pengertian
Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang dialiri
oksigen dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien. Masker oksigen
umumnya berwarna bening dan mempunyai tali sehingga dapat mengikat kuat
mengelilingi wajah klien. Bentuk dari face mask bermacam-macam. Perbedaan

7
8

antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang
mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (Aryani, 2009:54)

2. Tujuan
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan
kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68).

3. Prinsip
Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran 5-6
liter/menit dengan konsentrasi 40 – 60%. (Suparmi, 2008:68)

4. Prosedur Kerja
Berikut adalah prosedur kerja pemasangan oksigen melalui masker oksigen :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi dengan semu-fowler.
d. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-
10 L/mnt. Kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan adanya
gelembung.
e. Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur
pengikat untuk kenyamanan pasien.
f. Periksa kecepatan tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute
pemberian , dan respon klien.
g. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

8
BAB III
KESIMPULAN

Pemberian oksigen adalah suatu tata cara pemberian oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernapasan ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen digunakan pada pasien yang
mengalami trauma paru , anoksia atau hipoksia.Pemberian oksigen bertujuan untuk
memenuhi pasien yang kekurangan oksigen.

9
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,A. AzizAlimul dan Musrifatul uliyah. 2005. Kebutuhan Dasar manusia.


Buku kedokteran
https://arnita10.wordpress.com/2013/11/12/pemasangan-oksigen/01 April 2016. Diakses
pada 06 November 2019.
http://kimmymooow.blogspot.co.id/2013/04/makalah-pemberian-oksigen-kdpk.html/01
April 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai