Disusun Oleh :
Lilis Komariah
NIM : 30140119026K
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kasus Individu yang bertujuan untuk melengkapi nilai Praktik Keperawatan Medikal
Bedah I dengan penuh kemudahan dan menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta
salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi
Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini, baik dari segi materi, tenaga maupun doa.
Terimakasih kepada Ibu Maria Yunita Indriani, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B dan Ibu
Monica Saptiningsih,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B selaku pembimbing Praktik Keperawatan
Medikal Bedah I. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR TABELiv
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Tujuan Penulisan1
C. Metode Penulisan2
D. Sistematika Penulisan2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA3
BAB III TINJAUAN KASUS8
BAB IV PEMBAHASAN32
BAB V PENUTUP39
A. Simpulan39
B. Saran39
DAFTAR PUSTAKA
iii
Daftar Tabel
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit diare masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
Diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari,
sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat
disebabkan infeksi maupun non infeksi. Dari penyebab diare yang terbanyak
adalah diare infeksi. Diare infeksi dapat disebabkan Virus, Bakteri, dan Parasit.
juta penduduk setiap tahun. Di Afrika orang dewasa terserang diare infeksi 7
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan kasus ini adalah memberikan pegetahuan kepada
penulis dalam penatalaksanaan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
pada pasien diare.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien diare.
b. Melakukan analisa data pada pasien diare.
1
2
C. Metode Penulisan
asuhan keperawatan secara langsung dan dengan mencari sumber dari buku
pendidikan keperawatan.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penyelesaian dari laporan asuhan keperawatan ini, maka
III Tinjauan Kasus berisi asuhan keperawatan yang dilaksanakan selama 2 hari.
perbedaan antara isi konsep dasar proses keperawatan di BAB II dan kasus BAB
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengkajian Keperawatan
Fokus pengkajian menurut Doenges (2000)
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misalnya insomnia dini hari, kelemahan,
perasaan ‘hiper’ dan ansietas, peningkatan aktivitas / partisipasi dalam
latihan-latihan energi tinggi.
Tanda : Periode hiperaktivitasi, latihan keras terus-menerus.
2. Sirkulasi
Gejala : Perasaan dingin pada ruangan hangat.
Tanda : TD rendah takikardi, bradikardia, disritmia.
3. Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan / putus asa gangguan (tak nyata) gambaran
dari melaporkan diri-sendiri sebagai gendut terus-menerus memikirkan
bentuk tubuh dan berat badan takut berat badan meningkat, harapan diri
tinggi, marah ditekan.
Tanda : Status emosi depresi menolak, marah, ansietas.
4. Eliminasi
Gejala : Diare / konstipasi,nyeri abdomen dan distress, kembung,
penggunaan laksatif / diuretik.
5. Makanan, cairan
Gejala : Lapar terus-menerus atau menyangkal lapar, nafsu makan
normal atau meningkat.
Tanda : Penampilan kurus, kulit kering, kuning / pucat, dengan turgor
buruk, pembengkakan kelenjar saliva, luka rongga mulut, luka
tenggorokan terus-menerus, muntah, muntah berdarah, luka gusi luas.
6. Higiene
3
4
b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering
5
c. Perencanaan Keperawatan
Tabel 2.1
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
No Intervensi (NIC)
Keperawatan (NOC)
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC
dengan proses infeksi keperawatan 2x24 jam
diharapkan diare pada pasien Diarhea Management
teratasi. - Evaluasi efek samping
NOC : Electrolyte and Acid pengobatan terhadap
base balance gastrointestinal
Kriteria hasil : - Ajarkan pasien untuk
a. Feses berbentuk, menggunakan obat anti
BAB sehari sekali diare
tiga hari - Evaluasi intake
b. Menjaga daerah makanan yang masuk
sekitar rectal dari - Indentifikasi faktor
iritasi penyebab dari diare
c. Tidak mengalami - Monitor tanda dan
diare gejala diare
d. Menjelaskan - Observasi turgor kulit
penyebab diare dan secara rutin
rasional tindakan - Ukur diare/keluaran
e. Mempertahankan BAB
turgor kulit - Hubungi dokter jika ada
Skala : kenaikan bising usus
1. Ekstrim - Monitor persiapan
2. Berat makanan yang aman
3. Sedang - Monitor turgor kulit
4. Ringan - Monitor mual dan
5. Tidak ada keluhan muntah
2. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC
cairan berhubungan keperawatan 2x24 jam
dengan kehilangan diharapkan pasien tidak Fluid management
cairan aktif (diare) kekurangan cairan - Timbang
NOC : Status nutrisi Intake poopok/pembalut jika
makanan dan cairan diperlukan
Kriteria hasil : - Pertahankan intake dan
6
d. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan berisi SOAP yang dilakukan setiap hari nya sebagai
catatan perkembangan pasien, yang terdiri dari :
S : adalah data subjektif atau data yang di peroleh dari pasien mengenai
keadaan nya saat ini atau pun tentang keluhannya.
O : adalah data objektif atau data yang di peroleh melalui pengukuran atau
yang terlihat dan bisa di ukur
A : adalah analisis atau membandingkan anatara informasi subjektif dan
objektif dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian atau tidak teratasi.
P : adalah rencan keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
analisa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pegawai
Status Marital : Sudah Menikah
Tanggal, jam pengkajian : 26 November 2019 Jam 19.00
Tanggal, jam masuk : 25 November 2019 Jam 15.56
Diagnosa Medis : Diare Akut + Dehidrasi Ringan Sedang
Alamat : Kp. Sukamaju 14/4 Cempakasari
2) Identitas Keluarga/Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : Kp. Tegaljunti Rt.03/04 Tegal Munjul,
Purwakarta
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
8
9
c. Data Biologis
1. Penampilan umum :
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadarang Composmentis,
terpasang infus dengan cairan RL di tangan sebelah kiri.
2. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah 108/72 mmHg, Suhu 37°C, Nadi 79x/menit teratur di
area radialis denyutan kuat, Pernapasan 20x/menit napas teratur.
3. Tinggi badan : 163 cm
Berat Badan : 61 Kg
IMT (BB/TB²) : 23,01 dalam kategori berat badan berlebih
4. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Kardiovaskuler
1) Anamnesa
Keadaan umum sakit sedang, kesadaran composmentis (E:4,
M:6, V:5), Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
jantung, hasil pemeriksaan TD :108/72 mmHg, Nadi :
79x/menit teraba kuat dan teratur, akral teraba hangat.
11
2) Pemeriksaan Fisik:
(a) Inspeksi
Warna kuku putih, bentuk kuku normal, telapak tangan
normal. Warna kulit coklat sawo. Mata terlihat normal,
tidak ada lesi, bengkak. Bentuk dada normal, tidak
terdapat benjolan pada pada dada. Tidak ada pembesaran
ventrikel kiri pada area ictus cordis. Pergerakan dada
teratur, bersamaan.
(b) Palpasi
Nadi teraba kuat, akral terasa hangat, CRT <3 detik.
Tidak terdapat nyeri tekan.
(c) Perkusi
Pada linea sternalis kiri dan kanan pada daerah
manubrium sterni terdapat bunyi pekak yang
menurapakan daerah aorta. Terdapat bunyi sonor pada
paru-paru.
(d) Auskultasi
Bunyi jantung normal terdengar bunyi jantung I (S1) lup
dan bunyi jantung II (S2) dup. Irama jantung normal,
frekuensi jantung dalam 1 menit 79x/menit, tidak
terdengar suara murmur.
b) Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak
terdapat sianosis pada bibir, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat secret, tidak
terdapat pembengkakan konka, tidak terdapat polip, tidak
terdapat penggunaan otot-otot bantu pernapasan, bentuk dada
simetris, tidak terdapat adanya retraksi dada ataupun retraksi
epigastrium, tidak terdapat adanya nyeri tekan pada dada,
ekspansi paru simetris, pengembangan paru simestris, getaran
12
vocal fremitus terasa lebih jelas pada apeks paru, suara paru
terdengan resonan, pada auskultasi terdengar suara vesikuler,
frekuensi napas 20 x/ menit.
c) Sistem Pencernaan
Warna bibir merah kehitaman, mukosa bibir kering, gigi bersih,
tidak ada keluhan nyeri mengunyah dan menelan, tidak ada
pembesaran tonsil, sclera tampak bening, lidah berwarna merah
muda dan tampak bersih. Abdomen datar dengan kontur lembut,
bising usus hiperperistaltik, tidak terdapat adanya nyeri tekan dan
lepas pada daerah abdomen, suara perkusi abdomen terdengar
timpani kecuali pada perkusi hati dan limpa terdengar dullness,
tidak ada pembesaran hepar dan limpa, BAB >5x lendir (-), darah
(-), ampas (-), mual (+) muntah (-).
d) Sistem Endokrin
Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hipo/
hiperpigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat yang
berlebihan (diaporesis), tidak teraba adanya massa, nyeri tekan
dan pembesaran saat palpasi kelenjar tiroid dan paratiroid.
e) Sistem Perkemihan
Tidak terdapat edema periorbital, tidak terdapat distensi kandung
kemih, tidak terdapat nyeri tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi
ginjal, palpasi ginjal tidak teraba.
f) Sistem Persarafan
1) Tes Fungsi Serebral
(a) Status Mental
(1) Orientasi
Klien menge butkan bahwa sekarang ia berada di
rumah sakit ditunggui oleh anaknya dan berada pada
waktu sore.
(2) Daya ingat
13
Jangka panjang
Klien dapat mengingat bahwa dirinya lahir pada
tahun 1958
Jangka pendek
Klien dapat menyebutkan tiga benda yang
ditunjukkan pada klien dan klien dapat
mengulangnya dengan tepat yaitu gelas, sendok
dan pulpen.
(3) Perhatian dan perhitungan
Klien dapat menghitung dengan penjumlahan serial
lima yaitu, 5 + 5 = 10, 10 + 5 = 15, 15 + 5 = 20, 20 +5
= 25, 25 + 5 = 30, 30 + 5 = 35
(4) Fungsi bahasa
Klien dapat menyebutkan nama benda yang
ditunjukkan oleh perawat seperti gelas, sendok dan
pulpen. Klien dapat mengulangi kata-kata “akan
tetapi” atau “jika tidak” dan klien mengerti perintah
saat klien diminta untuk menyebutkan benda yang
berada didekatnya yaitu bantal, sendok dan gelas
(b) Tingkat Kesadaran
Kesadaran : komposmentis
Kuantitas : nilai GCS 15 (E4 V5 M6)
(c) Pengkajian Bicara
Proses bicara klien lancar walaupun pelan
2) Tes Fungsi Kranial
(a) Nervus I (Olfaktorius)
Klien dapat membedakan bau kopi, kayu putih dan
alkohol
(b) Nervus II (Optikus)
14
i) Sistem Integumen
Kulit kepala dan rambut klien bersih, kulit tubuh tampak bersih,
turgor kulit kembali dalam waktu 4 detik, kulit teraba hangat,
suhu tubuh 37 0C.
d. Data Psikologis
1. Status Emosional
Emosi klien relatif stabil dan klien tampak lemas dan tenang ketika
berbicara dengan keluarga maupun dengan perawat.
2. Konsep Diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya. Klien
mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya merupakan
pemberian dari Allah SWT. yang patut disyukuri.
b) Identitas Diri
Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas dengan jenis
kelaminnya karena dapat memberikan keturunan dan dapat
menjadi kepala rumah tangga untuk mendidik anak serta istrinya
dengan baik.
c) Peran
Klien adalah seorang bapak bagi anak-anaknya dan suami bagi
istrinya. Klien adalah seorang pegawai dan menerima gaji
sebulan sekali.
d) Ideal Diri
18
3. Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi klien saat berbicara jelas, intonasi yang di ucapkan
juga mudah di mengerti, klien berbicara dengan sangat tenang
kepada keluarga maupun perawat atau petugas kesehatan lainnya.
4. Pola Interaksi
Selama interaksi klien menunjukan sikap kooperatif dan perilaku
bersahabat baik dengan perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya.
5. Pola Mengatasi Masalah
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu
menceritakan kepada anaknya dan berusaha mencari pemecahan
mengenai masalah tersebut karena menurut klien dengan
menceritakan kepada keluarganya, hati klien menjadi tenang
daripada memendam masalah sendirian.
e. Data Sosio-Spiritual
1. Hubungan sosial
Hubungan klien dan keluarga terjalin dengan baik begitu juga
dengan saudara-saudaranya, terbukti dengan banyaknya yang
menjenguk dan banyak yang menunggu bergantian. Hubungan klien
dengan petugas kesehatan di Rumah Sakit kooperatif, klien selalu
mengikuti semua program perawatan dan pengobatan yang di
berikan kepadanya. Klien mengatakan bahwa dirinya ikut aktif
19
3. Gaya hidup
Gaya hidup klien sederhana, tidak mengada-ngada. Klien
mengatakan pergi jalan-jalan atau berekreasi dengan keluarga 1
minggu sekali bisa berkunjung ke rumah sodara ataupun ke tempat
rekreasi, ataupun hanya berkumpul di rumah dengan anak itu sudah
menjadi rekreasi dan hiburan.
4. Kegiatan agama dan relasi dengan Tuhan
Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat karena hal tersebut
merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Allah SWT. Klien
merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang akan
sembuh dengan perawatan dan pengobatan serta dibarengi dengan
berdo`a kepada Allah SWT. untuk kesembuhan penyakitnya. Klien
percaya adanya Allah SWT. dan segala sesuatu yang tidak dapat
dilihat oleh dirinya. Selama klien dirawat, klien suka menjalankan
ibadahnya dalam melaksanakan salat lima waktu sambil duduk
ditempat tidur.
mual. Jika sedang merasa mual klien mengatakan meminum air teh
manis hangat.
g. Data Penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 25 November 2019 Pukul 22:39
Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Faeces
Nilai Metode
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan Pemeriksaan
FAECES
Faeces Rutin
Makroscopis Makroskopik
Kuning Kuning
Warna Faeces Makroskopis
Kemerahan Kecoklatan
Konsistensi Lembek Lembek Makroskopis
Lendir Positive Negative Makroskopis
Darah Positive Negative Makroskopis
Mikroscopis
Sel Epitel, 1-2 <8 /LPB Makroskopik
Leukosit, Banyak Negative /LPB Makroskopik
Eritrosit, Banyak Negative /LPB Makroskopik
Lemak Negative Negative Makroskopik
Serat
Negative Negative Makroskopik
Tumbuhan
Serat Daging Negative Negative Makroskopik
Amilum Negative Negative Makroskopik
Telur Cacing Negative Negative Makroskopik
Amoeba Negative Negative Makroskopik
Lain-lain Negative Negative /LPB Makroskopis
2. Radiologi
Tidak ada hasil pemeriksaan radiologi
3. Terapi
Terapi yang didapatkan adalah :
Infus RL 1500cc/24jam
New Diatab 3x1
Vomigo 2x8mg IV
22
Esomax 1x40mg IV
KSR 1x1
Cepefime 2x1gr IV
4. Diit
Lunak
5. Acara Infus
Infus RL 1500cc/24jam
6. Mobilisasi
Mobilisasi klien normal, klien dapat merubah posisi mandiri,
perpindahan posisi klien dari berbaring ke duduk klien dapat
melakukan nya dengan mandiri.
2. Pengelompokan Data
Data Subjektif (DS) : Klien mengeluh BAB cair >5x tidak ada darah, tidak
ada ampas, klien mengeluh mual makan hanya habis
½
porsi dan mengatakan tidur hanya 3-4 jam/hari.
Data Objektif (DO) : Klien tampak lemas, turgor kulit lambat, mukosa bibir
kering, BAB konsistensi lembek, warna feses kuning
kemerahan, kadar ureum 26 mg/dl, kreatinin 0,6 mg/dl,
kalium 3,6 mmol/L. Wajah tampak pucat.
3. Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Diare Kekurangan
Klien mengeluh volume cairan
BAB cair >5x,
Klien mengatakan Frekuensi BAB meningkat
konsistensi
23
DO :
Wajah tampak Nafsu makan menurun
lemas
Klien malas
makan Intake nutrisi berkurang
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
3. Ds : Diare Resiko tinggi
Klien mengatakan kurang istirahat
tidur hanya 3-4 tidur
jam/hari Frekuensi BAB meningkat
Do :
Klien tampak Istirahat tidur terganggu/kurang
lemas dan pucat
Resiko tinggi kurang istirahat tidur
24
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah
1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan
3. Resiko tinggi kurang istirahat dan tidur b.d diare
25
C. Perencanaan Keperawatan
Tabel 3.5
Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO TGL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. 26/11/19 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital. 1. Untuk mengetahui keadaan
cairan b.d kehilangan keperawatan selama 2x24 jam umum klien.
cairan aktif dengan kriteria hasil : turgor 2. Pantau tanda dan gejala 2. Penurunan sirkulasi
kulit elastis, feses konsistensi kekurangan cairan dan volume cairan
lembek/padat, frekuensi BAB elektrolit. menyebabkan kekringan
berkurang atau normal. mukosa dan pemekatan
urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi
pergantian segera untuk
memperbaiki defisit.
3. Pantau intake dan outout. 3. Dehidrasi dapat
meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat
keluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa
4. Anjurkan keluarga untuk metabolisme.
memberi minum banyak 4. Mengganti cairan dan
pada klien 2-3 lt/hr. elektrolit yang hilang
5. Kolaborasi pemberian melalui oral.
cairan pasenteral (IV
line) sesuai dengan umur. 5. Mengganti cairan dan
6. Kolaborasi pemberian elektrolit secara adekuat
obat-obatan (anti dan cepat.
sekresin, antispasmolitik,
antibiotik). 6. Anti sekresi untuk
menurunkan sekresi cairan
26
D. Implementasi Keperawatan
Tabel 3.6
Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7
Evaluasi Keperawatan
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada tahapan ini penulis akan menguraikan tentang pembahasan asuhan
keperawatan pada Tn. S dengan gangguan sistem pencernaan : Diare di RSU
Melinda 2. Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 26 November 2019 pukul 19.00
WIB.
Pemeriksaan fisik dan pengkajian pola fungsi dengan menggunakan Handerson
ditemukan data, pasien mengatakan minum air putih habis +600ml/hari, pasien
mengatakan BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning kemerahan, bau
khas feces, BAK 5-6 x/hari dengan bau urine seperti obat, pasien mengatakan
makan hanya habis ½ porsi RS karena bila makan merasa mual dan nafsu makan
menurun.
33
BAB 4-5 x/hari dengan konsistensi cair, warna kuning kemerahan, bau khas
feces, torgor kulit jelek, kulit kering, mukosa bibir kering. Diagnosa ini
34
35
membran mukosa kering, enggan makan, tonus otot buruk, suara usus
hiperaktif (Nanda, 2015).
Diagnosa ini muncul karena ditemukan adanya data-data setelah dilakukan
pengkajian pada Tn.S sebagai berikut yaitu pasien mengatakan mual. Pasien
mengatakan hanya habis ½ porsi Rumah sakit, wajah tampak pucat dan
lemas.
Penulis memprioritaskan diagnosa pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh sebagai diagnosa kedua karena ini harus segera terpenuhi karena akan
mengakibatkan metabolisme nutrien tidak adekuat untuk kebutuhan
metabolik, ketidakmampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
menyebabkan menurunnya kemampuan untuk tumbuh dan memperbaiki sel-
sel. Metabolisme perlu ditingkatkan bila terjadi trauma dan infeksi
(Carpenito, 1999).
Untuk mengatasi diagnosa kedua ini penulis merencanakan tindakan
keperawatan tersebut berdasarkan rasionalisasi. Adapun rencana tindakan
kepearwatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
Dengan pemberian makanan yang sedikit tapi sering dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan untuk mencegah distraksi
gaster (Doenges, 1999)
b. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Memberikan informasi tentang ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme menyebabkan menurunnya berat badan,
memburuknya kesehatan, menurunnya kemampuan tubuh untuk
memperbaiki sel-sel (Carpenito, 2000)
c. Memberikan diet sesuai dengan kondisi pasien.
Pemberian diet sesuai dengan metode makanan dan kebutuhan kalori
didasarkan pada situasi atau kebutuhan individu untuk memberikan
nutrisi maksimal (Doenges, 2000)
d. Melanjutkan advice dokter untuk obat antiemetik.
38
E. Diagnosa yang ada dalam teori tetapi tidak ditemukan di kasus ini
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering BAB (Suryadi,2000)
Diagnosa ini tidak muncul karena pasien mengatakan tidak mengalami
iritasi / lecet disekitar anus dan tidak ada data-data yang menunjukkan
kerusakan integritas kulit.
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi (Doenges, 2001)
Diagnosa ini tidak muncul karena suhu tubuh pasien dalam batas normal
37°C dan tidak didapatkan data-data yang menunjukkan peningkatan suhu
tubuh.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
41
42
DAFTAR PUSTAKA