Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN DIARE


PADA ANAK

DISUSUN OLEH :

APRILIA ADE HERVIANA

SN191012

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN DIARE PADA ANAK

Pokok Bahasa : Pencegahan dan Penatalaksanaan Diare pada Anak


Sub Pokok Bahasan : Cara mencuci tangan dan membuat oralit
Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : ± 20 menit
Tanggal : 28 Februari 2020
Tempat : Bangsal Melati 2 RSUD Dr. Moewardi
Penyuluh : Aprilia Ade Herviana

A. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan mayarakat di negara
berkembang. Di Indonesia diare merupakan penyebab utama mordibitas
dan mortalitas pada anak balita. Menurut WHO diare membunuh 2 juta
anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia diare merupakan
penyebab kematian kedua terbesar pada balita. Berdasarkan data – data
diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa diare masih menjadi permasalahan
dalam mayarakat khususnya keluarga di Indonesia hingga terkadang diare
di anggap sebagai hal yang sepele.
Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang kebersihan
lingkungan maupun makanan yang dikonsumsi serta gaya hidup yang
kurang bersih menjadi salah satu faktor penyebab diare. Keluarga sebagai
unit terkecil dari masyarakat mempunyai peran penting dalam
menanggulangi penyakit diare ini. Oleh sebab itu, satuan acara
penyuluhan (SAP) ini di susun guna memberikan informasi kepada
masyarakat, khususnya keluarga pada nantinya diharapkan mampu
menambah pengetahuan terhadap penanganan diare sehingga keluarga
dapat mengaplikasikan informasi yang di dapat untuk mencegah
terjadinya penyakit diare di dalam keluarga kecilnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien memahami
tentang penyakit diare
2. Tujuan Khusus
a. Mengerti pengertian diare
b. Mampu menyebutkan penyebab diare
c. Mampu memahami tanda dan gejala diare
d. Mampu memahami tindakan bila terjadi diare pada anak

C. METODE
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. SETTING TEMPAT

C
A

Keterangan :
A : Keluarga Pasien
B : Penyaji

F. WAKTU PELAKSANAAN
a. Hari/tanggal : Jumat, 28 februari 2020
b. Waktu : 14.00 / ± 20 menit
c. Tempat : Bangsal Melati 2

G. RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN KEGIATAN
NO FASE WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Menyampaikan 2. Mendenggarkan
tujuan penyuluhan dan
memperhatikan,
menjawab
pertanyaan
2. Pelaksanaan Menjelaskan tentang : 1. Memperhatikan 10 menit
Penyuluhan 1. Pengertian diare 2. Mendengarkan dan
2. Penyebab diare memperhatikan
3. Tanda dan gejala diare 3. Menanyakan hal-
4. Penatalaksanaan diare hal yang kurang
- Praktik pembuatan jelas
oralit
5. Pencegahan diare
- Cuci tangan 6
langkah
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan 5 menit
materi yang telah dan menyimak
diberikan 2. Menjawab
2. Melakukan evaluasi pertanyaan
hasil penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Memberi salam
penutup

H. KRITERIA EVALUASI
A. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pelaksanaan penyuluhan sesuai waktu dan tempat yang telah
ditentukan
b. Sebelum pelaksanaan SAP disiapkan
c. Melaksanakan evaluasi sebelum dan sesudah
d. Media penyuluhan sudah dipersiapkan
2. Evaluasi Proses
a. Penggunaan bahasa dapat dipahami peserta
b. Peserta memperhatikan dan mengikuti penyuluhan kesehatan dengan
kondusif
c. Peserta bersedia diberi penyuluhan sesuai dengan kontrak waktu
d. Peserta bisa menjawab pertanyaan dan antusias untuk bertanya.
3. Evaluasi Hasil
a. 80% Peserta mampu mengetahui pengertian mencuci tangan
b. 80% peserta mampu mengetahui pengertian mencuci tangan
c. 80% peserta mampu mengetahui bahaya tidak mencuci tangan
d. 80% peserta mampu mengetahui dan mempraktikan cara mencuci tangan
dengan benar
e. 80% peserta mampu mengetahui manfaat dari mencuci tangan
f. 80% peserta mampu mengetahui indikasi waktu cuci tangan.

I. LAMPIRAN
A. Definisi
Diare adalah Infeksi saluran pencernaan di sebabkan oleh berbagai
enteropatogen, termasuk bakteria, virus, dan parasit (Kliegman, 2012).
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak
atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai
pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja
normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2015).
Jenis Diare
a. Diare akut : terjadi selama 3-5 hari
b. Diare berkepanjangan : berlangsung antara 7-14 hari
c. Diare kronik : berlangsung lebih dari 14 hari

B. Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi:
1) Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio
Cholera
2) Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3) Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca
b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti OMA, Broncopneumonia, Tonsilofaringitais.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi Karbohidrat
b. Malabsorbsi Lemak
c. Malabsorbsi Protein
3. Obat – obatan : Zat besi, Antibiotika
4. Post pembedahan usus (Price & Wilson 2015)

C. Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi (2011), Manifestasi klinis diare yaitu:
1.   Nyeri perut ( abdominal discomfort )
2.   Rasa perih di ulu hati, Rasa panas di dada dan perut
3.   Mual, kadang-kadang sampai muntah
4.   Nafsu makan berkurang/anorexia
5.   Rasa lekas kenyang
6.   Perut kembung
7.   Menurun atau tidak ada pengeluaran urin ( oliguria dan anuria)
8.   Diare
10. Demam / suhu tubuh biasanya meningkat
11. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun, ubun - ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan
bibir kering)
12.  Lemah, pucat, kehausan
13.  Perubahan tanda – tanda vital: nadi dan pernafas cepat
14.  Anus dan daerah sekitarnya lecet karena sering diare

D. Penatalaksanaan
Menurut Depkes RI 2011,prinsip dari penatatalaksanaan diare pada
balita adalah LINTAS DIARE, yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya
cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta
mempercepat penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare untuk
itu Kementrian Kesehatan telah menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare
(LINTAS DIARE) yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
Prinsip pengobatan diare : Mengganti cairan yang keluar. Oleh karena itu
berikan :
a. Larutan oralit/larutan gula garam
1) Cara membuat larutan gula garam :
- Gula 1 sendok teh penuh
- Garam ¼ sendok teh
- Air masak 1 gelas (atau air teh 1 gelas)
- Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai larut benar
2) Cara membuat larutan oralit :
- Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
(atau 1 gelas air teh)
- Aduk sampai semua bubuk larut
- Baca petunjuk lebih lanjut pada bungkus oralit
3) Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret
2. Zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting
dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible
Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat
selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc
juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami
kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama
dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air
besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan
kejadian diare pada 3 bulan berikutnya.(Black, 2003).
Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Zinc
mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11 % dan
menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa Zinc mempunyai
tingkat hasil guna sebesar 67 % (Hidayat 1998 dan Soenarto
2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc
segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada
balita: - Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10
hari - Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah
berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1
sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada
anak diare.
3. Pemberian ASI dan makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk
memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap
kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan.
Anak yang masih minum Asi harus lebih sering di beri ASI. Anak
yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah
mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih
sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra
diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat
badan.
4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena
kecilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri.
Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah
(sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera. Obat-obatan
Anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita
diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak di
anjurkan kecuali muntah berat. Obat-obatan ini tidak mencegah
dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan
sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan
bisa berakibat fatal. Obat anti protozoa digunakan bila terbukti
diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia)
5. Pemberian nasihat
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita
harus diberi nasehat tentang :
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan
bila :
- Diare lebih sering
- Muntah berulang
- Sangat haus
- Makan/minum sedikit
- Timbul demam
- Tinja berdarah
- Tidak membaik dalam 3 hari.
E. Pencegahan
1.      Mencuci tangan  sebelum makan untuk mengurangi infeksi
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang
penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci
tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum
menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak
dalam kejadian diare (Depkes RI, 2011).
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
a. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan
cairan antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan
sabun antiseptik (handwash). Rumah sakit akan menyediakan
kedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.
b. Handrub dilakukan selama 20-30 detik
sedangkan handwash 40-60 detik.
c. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali
handwash
langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu :

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok


kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci


5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Atau pada poster yang lebih ringkas pada gambar berikut ini :

2.      Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga


3.      Gunakan selalu air bersih
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui
jalur fecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam
mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja misalnya air
minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan dalam panik yang
dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2011).
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar
bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan
dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih (Depkes RI,
2011).
4.      Buang air besar pada tempatnya
5.      Mencuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih
6.      Hindari makan di sembarang tempat
7. Meletakkan makanan di tempat tertutup
8. Menggunakan air matang untuk minum
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Lima Lngkah Tuntaskan Diare.
Jakarta : Depkes RI

Kliegman Behrman. (2012). Ilmu Kesehatan anak, alih bahasa Indonesia.


Prof.DR.dr.A.Samik Wahab, SpA (K). Edisi 15. Jakarta: EGC.

Juffrie, M. (2015). Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi. Jakarta : Badan


Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Price & Wilson. (2015). Patofisiologi (Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit)
2. Jakarta : EGC

Suriadi, Rita Yuliani. (2011). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : Sagung
Seto

Anda mungkin juga menyukai