Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

DI SUSUN OLEH :
DEVI YULIYANTI
NIM SN211028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah apabila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mapu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga
dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat menganggu kelangsungan hidupnya 9prawihardjo, 2010).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intraterine
growth restriction) (pudjiadi, dkk. 2010).
Menurut masa gestasinya :
a. Prematuritas murni adalah bayi yang lahir dengan kehamilan kurang dari
37 minggu
b. Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya.
Menurut penanganannya :
a. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) berat 1500-2499 gram
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) Berat Lahir <1500 gram
c. Bayi Berat Lahir, Ekstrim Rendah (BBLER) Berat Lahir <1000 gram
(Gomella, T. 2019)
2. Etiologi
a. Faktor Ibu.
1) Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
2) Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah
pada usia antara 26 – 35 tahun
3) Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal
ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasanantenatal yang kurang. Demikian pula kejadian
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari
perkawinan yang sah.
4) Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.
b. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
3. Klasifikasi
Bayi BBLR dapat di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan
atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB-
SMK).
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan
makin tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang
optimal dan dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang
canggih, beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas dan
dapat diobati, sehingga ejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari
dapat dicegah atau dikurangi. Bayi prematuritas murni digolongkan dalam
tiga kelompok, yaitu:
1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama
di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa
gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan
yang sangat intensif.
2) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-
36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik
dari pada golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di
kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini
benar-benar intensif.
3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai
sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan
dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematika
seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindrom gangguan
pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap yang lemah dan sebagainya,
sehingga bayi harus diawasi dengan seksama.
b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan
post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk
Masa Kehamilan (NKB- KMK) Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa
Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NLB- KMK).
4. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
a. Hipotermia
b. Gangguan cairan dan elektrolit
c. Hiperbilirubbinemia
d. Sindroma gawat nafas
e. Paten duktus anteriocus
f. Infeksi
g. Perdarahan intraventrikuler
h. Apnea of prematurity
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah
sakit
g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
5. Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan
asfiksia hingga yang bersifat sementara pada bayi, proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor yang kemduian akan berlanjut dengan
pernafasan.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas / penyangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian, kerusakan dan gangguan fungsi ini apat reversibel / tidak
tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode APNU (primany
apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur pada pendirita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua pada tingkat ini ditemukan
bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan
metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi pada
tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis
respriratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anderobik yang berupa glikosis glikogen tubuh, sehingga
glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.
PATHWAY
FAKTOR IBU FAKTOR JANIN FAKTOR PLACENTA
- Penyakit genetik - Kehamilan ganda - Tumor
- Infeksi akut - Gangguan - Infark
- Nefritis akut - Kormosom - Pelepasan plasenta
- Trauma fisik
- Sosial ekonomi

BBLR

Pre Matur Dia Matur


Alat tubuh
belum
berfungsi

Fungsi Fungsi fisik Pusat panas Reflek isap


pernafasan menurun imatur atau semouna
yang imatur
Apnoe Suhu Gangguan
Membran hialin yang
meningkat nutrisi
belum sempurna

Gangguan hipotermi

pernafasan
BBL < 2500 gr

Ketebalan lemak
berkurang

Proses pertukaran
udara

Kurangnya daya
tahan tubuh

Resiko infeksi

(Doengoes, Marylinn. E. 2011)


6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Medis
1) Pemberian alat bantu nafas CPAP
2) Pemberian alat antibiotik
b. Keperawatan
1) Pengaturan suhu badan bayi prematuritas
2) Pemberian makan bayi melalui OGT
3) Menghindari infeksi
4) Penimbangan berat badan berkala
(Proverawati, 2010)
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien : nama, no MR. umur, alamat, penaggungjawab, tanggal
masuk rumah sakit
b. Riwayat kesehatan:
1) Riwayat kesehatan sekarang : berat badan bayi kurang dan 2500 gram,
rambut tipis clan hams, penampilan rapuh, kulit merah sampai merah
muda dengan vena dapat dilihat, rambut tipis dan halus, lanugo pada
punggung dan wajah, sedikit atau tidak ada bukti lemak subkutan,
kepala lebih besar dan tubuh, kartilago telingan berkembang buruk,
sedikit keriput hams pada telapak tangan dan kaki. Pada wanita klitoris
menonjol, pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak
menggantung, dan testis tidak menurun.
2) Riwayat kesehatan dahulu : pada ibu didapat kekurangan nutrisi,
kebiasaan merokok, mengkonsumsi alcohol atau narkoba, karena
adanya penyakit kronis atau akut, dan atau gangguan proses persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga : kemungkinan tidak banyak ditemukan
penyakit keturunan dan keluarga yang membahayakan.
c. Pemeriksaan fisik bayi:
Pengukuran umum:
Lingkar kepala < persentil ke-1 0 atau > persentil ke-90, Berat badan lahir
< persentil ke-lO atau > persentil ke-90
d. Tanda-tanda vital:
Suhu: Flipotermia, Hipertermia
Frekuensi : bradikardia-frekuensi istirahat dibawah 80 sampai 100
denyutlmenit, takikardi-frekuensi kira-kira 160 sampai 180 denyut/ menit,
irama tidak teratur.
Pernafasan : takipnea-frekuensi dibawah 60 kali.menit, apnea >15-20 detik
TD : tekanan sistolik pada manset 6 sampai 9 mmHg kurang dan tekanan
diektremitas atas
e. Kulit:
Ikterik berlanjut khususnya pada 24 jam pertama, kulit memucat, sianosis
umum, pucat, keabu-abuan, turgor kulit buruk, ruam, pustule/lepuli, bereak
coklat terang.
f. Kepala:
Sutura menyatu, pelebaran sutura dan fontanel.
g. Mata:
Warna merah muda dan iris, rabas purulen, tidak ada reflek merah, pupil
dilatasi atau kontniksi, tidak ada reflek pupil atau komea, ketidakmampuan
mengikuti objek atau cahaya terang kegaris tengali, sciera biru dan kuning,
katarak congenital.
h. Telingan:
Penempatan telinga terlalu rndah, tidak adanya reflek kejut (moro) sebagai
respon terhadap bunyi keras, abnormalitas pinna minor dapat menjadi
tanda dan berbagal sindrom.
i. Hidung:
Kanal tidak paten, rabas nasal kental dan berdarah, pelebaran cuping
hidung, sekresi nasal berlebihan atan tersumbat, tidak ada septum, batang
hidung datar.
j. Mulut dan tenggorokan:
Bibir sumbing, palatutum terbelah, lidah besar;menjulur;atau kesalahan
posisi posterior dan lidah, saliva berlebihan atau meneteskan air hun,
ketidakmamupan untuk menelan selang nasogastnik, dagu kecil dan
tertarik kebelakang.
k. Leher:
Lipatan kulit yang berlebihan atau berselaput, tahanan terhadap fleksi,
tidak adanya leher tonik.
l. Dada
Depresi sternum, retraksi dada dan ruang interkontal selama pernafasan,
kemerahan dank eras dsekitar putting, putting berjarakjauh.
m. Paru-paru:
Dada naik sementara abdomen turun, menetap mengi, penurunan bunyi
nafas, takipnea.
n. Jantung:
Mumur, sianosis menetap.
o. Abdomen:
Distensi abdomen, penonjolan setempat, distensi vena, bising usus tidak
ada, abdomen cekung, tali umbilicus hijau.
p. Genitalia:
Wanita: pembesaran klitoris dengan meatus uretra pada bagian ujung, labia
menyatu, tidak berkemih dalam 24 jam, massa pada labia.
Pria : hipospadia, epispadia, testis tidak dapat diraba dalam skrotum, tidak
ada urinasi dalam 24 jam, massa dalam skrotum.
q. Pengkajian Bayi
1) Aktivitas/ istirahat
Bayi sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata
20 jam.
2) Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelali kelahiran cesaria
atau persentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan
gerakan sinkron dan dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang
mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung.
3) Makanan cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram: kurang dan 2500 gr
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus
diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus, Beri minum
dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum
sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 - 150m1/kg
BB/hari.
4) Berat badan Kurang dati 2500 gram
5) Suhu
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan
6) Integumen
Pada BBLR mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat
dan kering
2. Diagnosa keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologi ditandai
dengan pola nafas abnormal
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan warna kulit abnormal
ditandai dengan pneunomia
3) Resiko hipotermi berhubungan dengan bayi baru lahir ditandai dengan
berat badan lahir rendah
C. Intervensi
1) Diagnosa 1 : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas
neurologi ditandai dengan pola nafas abnormal
1) SIKI : Manajemen Pola Nafas
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dukungan kepatuhan
program pengobatan selama 1x24 jam diharapkan manajemen pola
nafas dengan Kriteria hasil :
a) Penggunaan otot bantu pernafasan
b) Kebutuhan oksigen menurun
c) Nafas spontan, adekuat
3) SLKI :
a) Monitor pola nafas
b) Berikan oksigenasi
c) Anjurkan asupan cairan
d) Kolaborasi pemberian cairan
2) Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan warna kulit
abnormal ditandai dengan pneunomia
1) SIKI : Gangguan Pertukaran Gas
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam 
diharapkan gangguan pertukaran gas dengan Kriteria hasil :
a) Tidak sianosis
b) Analisa gas darah normal
c) Saturasi oksigen normal
3) SDKI :
a) Lakukan isap lendir jika perlu
b) Berikan oksigen
c) Observasi warna kulit
d) Ukur saturasi oksigen
e) Kolaborasi pemberian gas darah
3) Diagnosa 3 : Resiko hipotermi berhubungan dengan bayi baru lahir
ditandai dengan berat badan lahir rendah
1) SIKI : Hipotermi
2) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi aktivitas selama
1x24 jam diharapkan hipotermi rendah dapat teratasi dengan Kriteria
hasil :
a. Suhu 36,50C-37,50C
b. Akral hangat
3) SLKI :
a) Rawat bayi dengan suhu lingkungan yang sesuai
b) Ukur suhu bayi setiap 2 jam
c) Ganti hempers bila basah
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah SLKI yang telah kita rencanakan
telah tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylinn. E. 2011. Rencana Perawatan Maternal/ Bay., Jakarta: EGC.


Muchtar, Rustam. 2018. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. III. Jakarta:
FKUI.
Wong, Dona. L. 2013. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Pudjiadi Antonius, H., Bodiriul, dkk. (2010). Pedoman pelayanan Medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta : idai
Prawihardjo, A., Ismawati C. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Y BP-SP
Proverawati, A., Ismawati C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah Yogyakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai