Anda di halaman 1dari 21

Universitas Faletehan

LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)

KEPERAWATAN ANAK

RIZKI SAKINAH
5020031083

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2021
A. DEFINISI

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga
dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

B. ETIOLOGI

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati
dan ismawati, 2010), yaitu :
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus (CMV) dan herpes simplex virus), dan penyakit
jantung.
3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
b. Ibu
1) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia
< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun)
3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
c. Keadaan sosial ekonomi
1) Keadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
2) Aktivitas fisik yang berlebihan
3) Perkawinan yang tidak sah

2. Faktor Janin
Faktor Janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar

3. Faktor plasenta
Fakt!r plasenta disebabkan Oleh hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),ketuban
pecah dini

4. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain tempat


tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar Zat beracun

C. TANDA DAN GEJALA

Menurut Proverawati (2010), Gambaran klinis atau ciri-ciri Bayi BBLR :


a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
g. Kepala lebih besar, kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak
kurangi
h. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
i. Otot Hipopotenik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif
pada lengan dan sikunya
j. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
k. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut kaki fleksi-lurus, tumit
mengkilap, telapak kaki halus
l. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif
dan tangisnya lemah
m. Pernapasan 40-50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/menit

D. PATOFISIOLOGI

Salah satu patofisiologi dari BBLR yaitu asupan gizi yang kurang pada
ibu,ibu hamil yang kemudian secara otomatis juga menyebabkan berat
badan lahir rendah. apabila dilihat dari faktor kehamilan,salah satu
etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada dasarnya janin berkembang
dan tumbuh lebih dari satu,maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh
dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal,yang mana pada hamil ganda
gizi dan nutrisi yang didapat dari ibu harus terbagi sehingga kadang salah
satu dari janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.

Kemudian jika dikaji dari faktor janin,salah satu etiologinya yaitu infeksi
dalam rahim yang mana dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan
janin dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.(Manggiasih
dan Jaya.2016).
E. PATHWAY

Prematuritas Dismaturitas

Faktor ibu : umur < 20 thn, Faktor Placenta: Faktor janin: kelainan Retardasi, pertumbuhan
paritas, ras, infertilitas, penyakit vaskuler, kromosom, intra uterin
riwayat kehamilan tak baik, kehamilan ganda nalformasi, TORCH,
Kehamilan

Bayi lahir premature Berat badan < 2500


(BBLR/ BBLSR)

Permukaan tubuh relatif lebih luas


Prematuritas
 Pertumbuhan dinding dada belum
sempurna
Pemaparan dengan suhu luar  Vaskuler paru imatur
Fungsi organ belum baik

Hipotermi
Kehilangan panas Pola nafas tidak efektif
Resiko Infeksi
F. PENATALAKSANAAN
Perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah menurut Nurafif &
Hardi (2016)
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi,diperlukan lingkungan yang cukup hangat
dan istirahat kosumsi O2 yang cukup.bila dirawat dalam inkubator maka
suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35 dan untuk bayi dengan
BB 2-2,5 kg adalah 34. Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat
dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hanyat
yang dibungkus dengan handuk atau lampu petromak didekat tidur
bayi.bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan
pengawasan mengenai keadaan umum,warna kulit, pernafasan, kejang
dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit
demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-hati. pemberian makanan
dini berupa glukosa, ASI atau PASI mengurangi resiko hipoglikemia,
dehidrasi atau hiperbilirubinia. bayi yang daya isapnya baik dan tanpa
sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut. umumnya bayi dengan
berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa
lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap
dengan menelan. Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml
larutan steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram,2-4 ml
untuk bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi
dengan berat lebih dari 1500 gram. Apabila dengan pemberian makanan
pertama bayi tidak mengalami kesukaran,pemberian ASI/PASI dapat
dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi premature mudah terserang infeksi.hal ini disebabkan karena daya
tubuh bayi terhadap infeks kurang antibody relatif belum terbentuk dan
day fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.prosedur
pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :
a. Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir
selama 2 menit sebelum masuk keruangan rawat bayi
b. Mencuci tangan dengan zat anti septic/sabun sebelum dan sesudah
memegang seorang bayi
c. Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang
berhubungan dengan bayi
d. Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan 5) Melarang petugas
yang menderita infeksi masuk ke ruang bayi

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN FOKUS

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas pasien berupa: nama, tanggal lahir, usia, pendidikan, alamat,
nama ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan ibu, agama, alamat, suku
bangsa.

b. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan utama mengapa klien mencari pertolongan
pada tenaga professional

c. Riwayat penyakit sekarang


1) Untuk mengetahui lebih detail hal yang berhubungan dengan
keluhan utama. Munculnya keluhan Tanggal munculnya keluhan,
waktu munculnya keluhan (gradual/tiba-tiba), presipitasi/
predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi).
2) Karakteristik Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai
dan radiasi, timing (terus menerus/intermiten, durasi setiap
kalinya), hal-hal yang meningkatkan/menghilangkan/mengurangi
keluhan, gejala-gejala lain yang berhubungan.
3) Masalah sejak muncul keluhan Perkembangannya membaik,
memburuk, atau tidak berubah
d. Riwayat masa lalu
1) Prenatal
Keluhan saat hamil, tempat ANC, kebutuhan nutrisi saat hamil,
usia kehamilan (preterm, aterm, post term), kesehatan saat hamil
dan obat yang diminum.
2) Natal
Tindakan persalinan (normal atau Caesar), tempat bersalin, obat-
obatan yang digunakan.
3) Post natal
Kondisi kesehatan, apgar score, Berat badan lahir, Panjang badan
lahir, anomaly kongenital.
4) Penyakit waktu kecil
5) Pernah dirawat di rumah sakit Penyakit yang diderita, respon
emosional
6) Obat-obat yang digunakan (pernah/sedang digunakan) Nama obat
dan dosis, schedule, durasi, alasan penggunaan obat.
7) Allergi Reaksi yang tidak biasa terhadap makanan, binatang, obat,
tanaman, produk rumah tangga.
8) Imunisasi ( imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu
imunisasi)

e. Riwayat keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik
berhubungan / tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita
klien), gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan
3 generasi)

f. Riwayat sosial
1) Yang mengasuh anak dan alasannya
2) Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam, dan
kebiasaan menghisap jari, membawa gombal, ngompol)
3) Lingkungan rumah (kebersihan, keamanan, ancaman, keselamatan
anak, ventilasi, letak barang-barang)
g. Keadaan kesehatan saat ini Diagnosis medis, tindakan operasi, obat-
obatan, tindakan keperawatan, hasil laboratorium, data tambahan.

h. Pengkajian pola fungsi Gordon


1) Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Status kesehatan sejak lahir, pemeriksaan kesehatan secara rutin,
imunisasi, penyakit yang menyebabkan anak absen dari sekolah,
praktek pencegahan kecelakaan (pakaian, menukar popok,dll),
kebiasaan merokok orang tua, keamanan tempat bermain anak
dari kendaraan, praktek keamanan orang tua (produk rumah
tangga, menyimpan obat-obatan,ddl).
2) Nutrisi metabolik
Pemberian ASI / PASI, jumlah minum, kekuatan menghisap,
makanan yang disukai / tidak disukai, makanan dan minuman
selama 24 jam, adakah makanan tambahan/vitamin, kebiasaan
makan, BB lahir dan BB saat ini, masalah dikulit:rash, lesi,dll.
3) Pola eliminasi
Pola defekasi (kesulitan, kebiasaan, ada darah/tidak), mengganti
pakaian dalam / diapers (bayi), pola eliminasi urin (frekuensi
ganti popok basah/hari, kekuatan keluarnya urin, bau, warna)
4) Aktivitas dan pola latihan
Rutinitas mandi(kapan, bagaimana, dimana, sabun yang
digunakan), kebersihan sehari-hari, aktivitas sehari-hari (jenis
permainan, lama, teman bermain, penampilan anak saat bermain,
dll), tingkat aktivitas anak/bayi secara umum, tolerans, persepsi
terhadap kekuatan, kemampuan kemandirian anak (mandi, makan,
toileting, berpakaian, dll.)
5) Pola istirahat tidur
Pola istirahat/tidur anak (jumlahnya), perubahan pola istirahat,
mimpi buruk, nokturia, posisi tidur anak, gerakan tubuh anak.
6) Pola kognitif-persepsi
Responsive secara umum anak, respons anak untuk bicara, suara,
objek sentuhan, apakah anak mengikuti objek dengan matanya,
respon untuk meraih mainan, vocal suara, pola bicara kata-kata,
kalimat, menggunakan stimulasi/tidak, kemampuan untuk
mengatakan nama, waktu, alamat, nomor telepon, kemampuan
anak untuk mengidentifikasi kebutuhan; lapar, haus, nyeri, tidak
nyaman.
7) Persepsi diri
pola konsep diri Status mood bayi / anak (irritabilitas),
pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetensi,
banyak/tidaknya teman.
8) Pola peran
hubungan Struktur keluarga, masalah/stressor keluarga, interaksi
antara anggota keluarga dan anak, respon anak/bayi terhadap
perpisahan, ketergantungan anak dengan orang tua.
9) Sexualitas Perasaan
sebagai laki-laki / perempuan (gender), pertanyaan sekitar
sexuality bagaimana respon orang tua.
10) Koping–pola toleransi
stress Apa yang menyebabkan stress pada anak, tingkat stress,
toleransi stress, pola penanganan masalah, keyakinan agama.
11) Nilai keyakinan
Perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen,
keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama.

2. PEMERIKSAAN FISIK FOKUS

a. Keadaan umum
Kesadaran, postur tubuh, fatigue
b. Tanda–tanda vital
Tekanan darah. Nadi, respirasi, suhu
c. Ukuran anthropometric
Berat badan, panjang badan, lingkar kepala
d. Mata
Konjungtiva, sclera, kelainan mata
e. Hidung
Kebersihan, kelainan
f. Mulut
Kebersihan, bau, mukosa mulut, stomatitis
g. Telinga
Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
h. Dada
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung, paru-paru)
i. Abdomen
Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
j. Punggung
Ada/tidak kelainan
k. Genetalia
Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
l. Ekstremitas
Odema, infuse/transfuse, kontraktor, kelainan
m. Kulit
Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
n. Pemeriksaan tumbuh kembang
1) Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
kejadian-kejadian penting; pertama kali mengangkat kepala,
berguling, duduk sendiri, berdiri, berjalan, berbicara/kata-kata
bermakna atau kalimat, gangguan mental perilaku.
2) Pelaksanaan pemeriksaan pertumbuhan
a) Pengukuran Berat badan
b) Pengukuran Tinggi badan
c) Pengukuran lingkar lengan atas
d) Pengukuran lingkar kepala
e) Kecepatan tumbuh
3) Pelaksanaan DDST
a) Berdasarkan hasil pengkajian melalui DDST (Denver
Development Screening Test) untuk umur 0–6 tahun
perkembangan anak di atur dalam 4 kelompok besar yang
disebut sektor perkembangan yang meliputi: Kemandirian
dan bergaul Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri
dengan orang lain.
b) Motorik halus Kemampuan anak untuk menggunakan bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot halus sehingga tidak
perlu tenaga, namun perlu koordinasi yang lebih kompleks.
c) Kognitif dan bahasa Kemampuan mengungkapkan perasaan,
keinginan, dan pendapat melalui pengucapan kata-kata,
kemampuan mengerti dan memahami perkataan orang lain
serta berfikir.
d) Motorik kasar Kemampuan anak untuk menggunakan dan
melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga.

Jika usia> 6 tahun tanyakan tumbuh kembang secara umur


sebagai berikut:
a) Berat badan lahir, 1 tahun, dan saat ini
b) Pertumbuhan gigi, usia gigi tumbuh, jumlah gigi, masalah
dengan pertumbuhan gigi
c) Usia saat mulai menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-
kata pertama
d) Perkembangan sekolah, lancer, masalah disekolah
e) Interaksi dengan publik dan orang dewasa
f) Partisipasi dengan kegiatan organisasi (kesenian, olahraga).
H. ANALISA DATA

Diagnosa
No Data Analisa Data & Patoflow
Keperawatan
1. Faktor risiko Bayi lahir premature Resiko Infeksi
1. Penyakit kronis (BBLR/BBLSR)
2. Efek proseder invasive
3. Malnutrisi Prematuritas
4. peningkatan paparan
organisme patogen Fungsi organ belum baik
lingkungan
5. ketidakadekuatan
Resiko Infeksi
pertahanan tubuh primer
 gangguan peristaltik
 kerusakna integritas
kulit
6. ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder
 penurunan
hemoglobin
 imunosupresi
 leukopenia

2. Tanda Mayor Bayi lahir premature Pola Nafas


DS :
(BBLR/BBLSR) Tidak Efektif
- Dispne

DO : Prematuritas

- Penggunaan otot
bantu pernpasa Fungsi organ belum baik

- Fase ekspirasi
memanjang Resiko Infeksi
- Pola nafas abnormal (mis,
Bradipnea/takipnea,
hiperventilasi)
 Pertumbuhan dinding dada
Tanda Minor belum sempurna
DS :  Vaskuler paru imatur

- orthopnea
Pola nafas tidak efektif
DO :
- Pernafasan
pursed-lip
- Bradipnea dan
takipnea
- Diameter thoraks
dam anterior
posterior
meningkat
- Ventilasi semenit
menurun
- Pernafasan
cuping hidung
- Kapasitas vital
menurun
- Tekanan ekspirasi
menurun
- Tekanan inspirasi
menurun
3. Tanda mayor : Bayi lahir premature Hipotermia
(BBLR/ BBLSR)

DS :
DO : Permukaan tubuh relatif lebih luas
- Kulit teraba dingin
- Mengigil Pemaparan dengan suhu luar

Kehilangan panas
- Suhu tubuh dibawah
35,50C (pada neonatus Hipotermia
<36,50C

Tanda minor :

DS :
DO :
- Anoreksianosis
- Bradikardi
- Dasar kuku sianotik
- Hiposia
- Ventilasi menurun

I. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Resiko Infeksi berhubungan dengan Ruptur Membran Yang Premature
2) Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Kelemahan Otot Pernafasan
3) Hipotermia berhubungan dengan Berat Badan Ekstreem
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria Hasil/Tujuan INTERVENSI AKTIVITAS


Keperawatan (SLKI) (SIKI) (SIKI)
Resiko infeksi Setelah dilakukan Intervensi Pencegahan Observasi
keperawatan selama 2x24 jam - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
berhubungan Infeksi
diharapkankan Tingkat Infeksi Terapeutik
dengan ruptur dapat teratasi, dengan kriteria  Batasi jumlah pengunjung
hasil :  Berikan perawatan kulit pada area edema
membran yang
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
premature  Kemerahan menurun dan lingkungan pasien
 Demam menurun  Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
 Nyeri menurun Edukasi
 Bengkak menurun  Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Sputum berwarna hujau  Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
menurun  Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
 Periode mengigil
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
menurun
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kadar sel darah putih
Kolaborasi
(leukosit) membaik
 Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
 Kultur feses membaik

Pola nafas tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen Observasi


efektif keperawatan selama 2x24 jam jalan nafas -Monitor pola nafas
berhubungan maka pola nafas dapat -Monitor bunyi nafas
dengan membaik dengan kriteria hasil: -Monitor sputum ( jumlah, warna dan aroma)
kelemahan otot - Ventilasi semenit
Terapeutik
pernafasan meningkat
-Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Kapasitas vital
-Posisikan semi fowler
meningkat
-Lakukan minum hangat
- Diameter thoraks
-Lakukan fisioterapi dada bila perlu
anterior dan
-Berikan oksigen bila perlu
posterior
Edukasi
meningkat
-Anjurkan asupan cairan 2000 ml/ hari jika tidak ada
- Tekanan
kontraindikasi
ekspirasi
meningkat -Ajarkan teknik batuk efektif
- Tekanan inspirasi
Kolaborasi
meningkat
- Kolaborasi pemberian bronkodialor, ekspektoran,
- Dispnea menurun
mukolitik bila
- Orthopnea
menurun
- Pernafasan
cuping hidung
menurun
- Frekuensi nafas
membaik
Kedalaman nafas membaik

Hipotermia Setelah dilakukan Intervensi Manajemen Observasi


keperawatan selama 2x24 jam - Monitor suhu tubuh
berhubungan diharapkankan Termoregulasi Hipotermia - Identifikasi penyebab hipoterma ( mis, terpapar suhu
dengan berat neonatus dapat membaik dengan lingkungan rendah, pakaian tipis, kerusakan hipotalamus,
kriteria hasil : penurunan laju metabolisme, kekurangan lemak subkutan)
badan ekstreem
Terapeutik
- Mengigil menurun
- Sediakan lingkungan yang hangat (mis, atur suhu ruangan (
- Konsumsi oksigen meningkat
- Kutis mamorata meningkat inkubator)
- Dasar kuku sianotik - Gani pakaian / linen basah
meningkat - Lakukan penghangatan pasif ( mis, selimut menutup
- Suhu tubuh menurun kepala, pakaian tebal)
- Suhu kulit menurun - Lakukan penghangatan aktif eksternal (mis, kompres
- Frekuensi nadi menurun hangat, botol hangat, selimut hangat, perawatan metode
- Ventilasi menurun kangguru)
- Lakukan penghangatan aktif ( mis, infus cairan hangat,
oksigen hangat, lavase, peritoneal dengan ciran hangat)
-
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo. Sarwono. 2006 Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta


: YBP-SP

Proverawati, S., Ismawati, C,2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta : Nuha
Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
(SDKI). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai