DI RUANG KUTAI
OLEH :
DESEMBRIANI N. DERA
1911.1420.1683
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas-Anak
Oleh
Disetujui Pada :
Hari :
Tanggal :
Kepala Ruang
A. Definisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang
dari 2500 gram. Penyebab terbanyak yang mempengaruhi BBLR karena kurangnya
asupan gizi pada janin dan perlu penanganan serius karena organ tubuh yang
terbentuknya belum sempurna (Depkes, 2015). Menurut world Health Organization
(WHO) Bayi berat lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan
berat badan <2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong,2009). Bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah yang sangat kompleks
dan memberikan kontribusi berbagai hasil kesehatan yang buruk karena tidak hanya
menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas, tetapi dapat juga
menyebabkan kecacatan, gangguan, atau menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kognitif,dan penyakit kronis.
Keadaan BBLR ini dapat disebabkan oleh :
a) Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa
kehamilan dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari haid yang teratur).
b) Bayi small gestational age (SGA); bayi yang beratnya kurang dari berat
semestinya menurut masa kehamilannya (Kecil untuk Masa Kehamilan
=KMK).
c) Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan SGA.
B. Etiologi/Penyebab
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature maupun faktor
dari ibu, faktor janin, faktor plasenta dan faktor lingkungan. Berikut ini beberapa
etiologi dari BBLR yaitu :
a. Faktor Ibu
Mengalami komplikasi pada saat kehamilan seperti : anemia sel
berat, pendarahan anterpartum, hipertensi, preeklamsia berat,
eklampsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih dan
ginjal) dan menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual, HIV/AIDS, TORCH.
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan usia <15
tahun atau lebih dari 35 tahun
Kehamilan ganda (multi gravida)
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek
Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
Adanya kebiasan pada ibu misalnya perokok, peminum alkohol dan
pecandu narkoba
b. Faktor janin
Adanya kelainan kromosom (Trisomy autosomal)
Adanya infeksi janin kronik
Disautonomia familial
Radiasi
Kehamilan ganda/kembar
Aplasia pankreas
c. Faktor plasenta
Berat plasenta berkurang atau berongga
Luas permukaan berkurang
Plasentitis vilus (bakterial, virus dan parasite)
Infark
Tumor (koriongiotama, mola hidatidosa)
Plasenta yang lepas
Sindrom plasenta yang lepas
d. Faktor lingkungan
Bertempat tinggal di daratan tinggi
Terkena radiasi
Tempat adanya zat beracun
C. Patofisiologi
Permasalahan BBLR mencakup berbagai sistem fisiologi tubuh yang berhubungan
antara satu sistem dengan sistem lainnya. Berat badan lahir rendah (BBLR)
disebabkan oleh dua faktor utama yakni kelahiran premature (usia gestasi kurang
dari 37 minggu), intrauterine growth restriction (IUGR), atau kombinasi dari
keduanya. Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat
untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim secara umum bayi berat
badan lahir rendah ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
atau prematur dan disebabkan karena dismaturitas. Hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh faktor
Ibu, komplikasi hamil, komplikasi janin, plasenta yang menyebabkan suplai makanan
dari ibu ke bayi berkurang. Faktor lain yang menyebabkan bayi berat badan lahir
rendah yaitu faktor genetik atau kromosom, infeksi kehamilan ganda, perokok,
peminum alkohol, dan sebagainya (Mochtar 2012).
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum belum matang bayi prematur
cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan
dikelola pada masa neonatal. Berkaitan dengan hal itu maka menghadap bayi
prematur harus memperhatikan masalah masalah sebagai berikut :
b) Gangguan Pernafasan
Asfiksia adalah suatu keadaan kegagalan bernafas secara spontan dan
teratur beberapa saat setelah lahir. Kegagalan ini menyebabkan terjadinya
hipoksia yang diikuti dengan asidosis respiratorik. Apabila proses berlanjut
maka metabolisme sel dalam suasana anaerob akan menyebabkan asidosis
metabolik yang selanjutnya terjadi perubahan kardiovaskuler. Menurunnya
atau terhentinya denyut jantung menyebabkan iskemia. Iskemia setelah
mengalami asfiksia selama 5 menit menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah kecil dimana akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan menetap
(Maryunani, Puspita 2014).
c) Hipoglikemia Glukosa
Merupakan sumber utama energi selama masa janin. Kecepatan glukosa
yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karna terputusnya
hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa.
Bayi badan lahir rendah hanya mempertahankan kadar gula darah 40 mg/dL.
Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. (Pantiawati,
2010).
d) Gangguan immunologi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig G
gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk antibodi
dan daya fagositas serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.
(Maryunani, Puspita 2014).
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (retionopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Nurarif & Kusuma (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
BBLR adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan radiologi
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000-
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
b. Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih
menandakan polisitemia, sedangkan penurunan kadar menunjukkan
anemia atau hemoragic prenatal/perinatal.
c. Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis yang berlebihan.
d. Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari,
dan 12 gr/dl pada 3-5 hari.
e. Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari
ketiga.
f. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal
kehidupan.
g. Pemeriksaan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (misal : foto thorax)
4. Pemeriksaan USG
H. Diagnosa Keperawatan
1) Defisit Nutrisi (D.0019)
2) Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
3) Hipotermia (D.0131)
4) Resiko infeksi (D.0142)
I. Penatalaksanaan
1) Medis
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
menurut Proverawati (2010), dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Resusitasi yang adekuat
b. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karna pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif
luas. Oleh karna itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator.
c. Adanya pengawasan nutrisi atau ASI
d. Penanganan infeksi dengan pemberian antibiotik
e. Pengelolaan hiperbilirubinemia
f. Memberikan terapi oksigen
g. Mempertahankan pernafasan
2) Keperawatan
a. Melakukan pengawasan nutrisi/ASI karna reflek menelan bayi dengan
BBLR belum sempurna
b. Melakukan perawatan tali pusat untuk menghindari resiko infeksi
c. Memberikan perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care)
d. Melakukan perawatan pada inkubator
e. Memberikan terapi oksigen