Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


DIAGNOSA MEDIS BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUANG NICU RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR

Oleh :

KADEK HARIS PRAYUDI

NIM. 22089142084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2022
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari
2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR
umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat
mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan
dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)
(Pudjiadi, dkk., 2010)

1. Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259
hari).
2. Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259 – 293 hari).
3. Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih)
4. Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktulahir (Huda dan Hardhi, 2013).
5. Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga den
gan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan
berat badan dibawahnornal (kurang dari 1000 gr).
6. Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badankurang dari 1000 gram (Proverawati,2010)
7. Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya
pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan
banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga
sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang.
8. Kesimpulannya BBLASR adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah
normal yaitukurang dari 1000 gram
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah
dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas.
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan
(NKB-SMK) (Kristiyanasari, 201).

2. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati
dan Ismawati, 2010).

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan


antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,


hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20


tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini


dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi


sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio


plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah
dini.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi,


terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan


Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500
gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari
1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut
juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
b) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
c) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
d) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus
e) Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
f) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
g) Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
h) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada
dahi dan pelipis dahi dan lengan
j) Lemak subkutan kurang
k) Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup
oleh labia mayora
l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan
tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan
prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami retardasi.
Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup
Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut
juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR
dibedakan menjadi dua yaitu
a) Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan
terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir
sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang
seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang
sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena
retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue
b) Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu
sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan
lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa
gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan
lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi
kelihatan kurus dan lebih Panjang
4. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi
resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium,
fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan
hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia menyebabkan bayi kejang terutama
pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi antara
refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena
target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan
kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
Pathway

Faktor ibu : Faktor Janin :

Umur, ras, infertilitas Kromosom, majformasi,


Riwayat kehamilan tak baik, TORCH, Kehamilan
Rahim abnormal, dll ganda

Bayi lahir Premature


(BBLR/BBSLR)

Jaringan lemak Perubahan Prematur


subkutan lebih dinding dada

Kehilangan panas Vasikuler Fungsi organ Fingsi


melalui kulit immatur pencernaan system
imun yang
belum baik
Peningkatan Peningkatan Paristaltik
kebutuhan kerja tidak
sempurna Penurunan
daya tahan
Sistem termogulasi tubuh
Pola nafas
tidak efektif Kurang
mampu
Termorgulasi Tidak mencerna Resiko
Efektif
infeksi

Reflek
menelan,
menghisap

Defisit Nutrisi
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan skor ballard
Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi
baru lahir untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metode
untuk menilai masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/ diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat napas
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
6. Penatalaksanaan
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu,
bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir
seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB
(Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi
yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling
dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas
dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde
menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/
hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi
belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR.
Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus
dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien
sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar
hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit
ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan
gula darah secara teratur
7. Komplikasi
a) Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membran hialin
b) Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
c) Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
d) Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
e) Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
f) Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
B. Asuhan Keperawan
1. Pengkajian
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
c. Riwayat penayakit sekarang
Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu,berat badan
kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3
menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10
normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB
Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-
rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna
kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari
2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan
otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan
pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah
stridor, wheezing atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah,
kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi
dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi dan bau),
refleks menelan dan megisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin
(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi,
ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil,
tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan
lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada
wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai
APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik.
b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur
dan penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Defisit nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
3. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
NO Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Pola nafas tidak Tujuan: 1. Letakkan bayi 1. Memberi
efektif Setelah dilakukan terlentang dengan rasa nyaman
berhubungan asuhan keperawatan alas yang data, dan
dengan maturitas selama ….x 24 jam kepala lurus, dan mengantisipa
pusat pernafasan, diharapkan leher sedikit si flexi leher
keterbatasan Kebutuhan O2 bayi tengadah/ekstensi yang dapat
perkembangan terpenuhi dengan dengan mengurangi
otot, penurunan Kriteria Hasil: meletakkan kelancaran
energi/kelelahan, 1. Pernafasan bantal atau jalan nafas.
ketidakseimbangan normal 40-60 kali selimut diatas 2. Jalan nafas
metabolik. permenit. bahu bayi harus tetap
2. Pernafasan teratur. sehingga bahu dipertahanka
3. Tidak cyanosis. terangkat 2-3 cm n bebas dari
4. Wajah dan 2. Bersihkan jalan lendir untuk
seluruh tubuh nafas, mulut, menjamin
Berwarna hidung bila perlu. pertukaran
kemerahan (pink 3. Observasi gejala gas yang
variable). kardinal dan sempurna.
5. Gas darah normal tanda-tanda 3. Deteksi dini
PH = 7,35 – 7,45 cyanosis tiap 4 adanya
PCO2 = 35 mm Hg jam kelainan.
PO2 = 50 – 90 4. Kolaborasi 4. Mencegah
mmHg dengan team terjadinya
medis dalam hipoglikemia
pemberian O2 dan
pemeriksaan
kadar gas darah
arteri
2. Thermoregulasi Tujuan 1. Letakkan bayi 1. Mengurangi
tidak efektif Setelah dilakukan terlentang kehilangan
berhubungan asuhan keperawatan diatas panas pada
dengan kontrol selama ….x 24 jam pemancar suhu
suhu yang imatur diharapkan Tidak panas (infant lingkungan
dan penurunan terjadi hipotermia warmer) sehingga
lemak tubuh dengan 2. Singkirkan meletakkan
subkutan. Kriteria Hasil : kain yang bayi menjadi
1. Suhu tubuh 36,5 sudah dipakai hangat
– 37,5°C untuk 2. Mencegah
2. Akral hangat mengeringkan kehilangan
3. Warna seluruh tubuh, tubuh
tubuh letakkan bayi melalui
diatas tubuh, konduksi.
letakkan bayi 3. Perubahan
diatas handuk suhu tubuh
/ kain yang bayi dapat
kering dan menentukan
hangat. tingkat
3. Observasi hipotermia
suhu bayi tiap 4. Mencegah
6 jam. terjadinya
4. Kolaborasi hipoglikemia
dengan team
medis untuk
pemberian
Infus Glukosa
5% bila ASI
tidak mungkin
diberikan.
3. Defisit nutrisi : Tujuan: 1. Lakukan 1. Deteksi
kurang dari Setelah dilakukan observasi BAB adanya
kebutuhan tubuh asuhan keperawatan dan BAK kelainan
berhubungan dengan selama ….x 24 jam jumlah dan pada
ketidak mampuan diharapkan frekuensi serta eliminasi
mencerna nutrisi Kebutuhan nutrisi konsistensi. bayi dan
karena imaturitas. terpenuhi dengan 2. Monitor turgor segera
Kriteria Hasil : dan mukosa mendapat
1. Bayi dapat mulut. tindakan /
minum pespeen / 3. Monitor intake perawatan
personde dengan dan out put. yang tepat.
baik. 4. Beri ASI/PASI 2. Menentukan
2. Berat badan tidak sesuai derajat
turun lebih dari kebutuhan. dehidrasi dari
10%. 5. Lakukan control turgor dan
3. Retensi tidak berat badan mukosa
ada. setiap hari. mulut.
6. Lakukan control 3. Mengetahui
berat badan keseimbanga
setiap hari. n cairan
tubuh
(balance)
4. Kebutuhan
nutrisi
terpenuhi
secara
adekuat.
5. Penambahan
dan
penurunan
berat badan
dapat di
monito
6. Penambahan
dan
penurunan
berat badan
dapat di
monitor

4. Resiko infeksi Tujuan: 1. Lakukan teknik 1. Pada bayi


berhubungan Setelah dilakukan aseptik dan baru lahir
dengan pertahanan asuhan keperawatan antiseptik dalam daya tahan
imunologis yang selama ….x 24 jam memberikan tubuhnya
kurang. diharapkan Selama asuhan kurang /
perawatan tidak keperawatan rendah.
terjadi komplikasi 2. Cuci tangan 2. Mencegah
(infeksi) dengan sebelum dan penyebaran
Kriteria Hasil sesudah infeksi
1. Tidak ada tanda- melakukan nosokomial.
tanda infeksi. tindakan. 3. Mencegah
2. Tidak ada 3. Pakai baju masuknya
gangguan fungsi khusus/ short bakteri dari
tubuh. terjadi waktu masuk baju petugas
komplikasi ruang isolasi ke bayi
(infeksi) dengan (kamar bayi) 4. Mencegah
4. Lakukan terjadinya
perawatan tali infeksi dan
pusat dengan memper-cepat
triple dye 2 kali pengeringan
sehari. tali pusat
5. Jaga kebersihan karena
(badan, pakaian) mengan-dung
dan lingkungan anti biotik,
bayi. anti jamur,
6. Observasi tanda- desinfektan.
tanda infeksi dan 5. Mengurangi
gejala kardinal media untuk
7. Hindarkan bayi pertumbuhan
kontak dengan kuman.
sakit. 6. Deteksi dini
8. Kolaborasi adanya
dengan team kelainan
medis untuk 7. Mencegah
pemberian terjadinya
antibiotik. penularan
9. Siapkan infeksi.
pemeriksaan 8. Mencegah
laboratorat infeksi dari
sesuai advis pneumonia
dokter yaitu 9. Sebagai
pemeriksaan DL, pemeriksaan
CRP. penunjang

4. Impementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan,mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau
petugas kesehatan lain.

5. Evaluasi

Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan


tujuan yang hendak dicapai ( SOAP ).
DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke
dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak ,
Fakultas UI, Jakarta.

Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah
DLkpi : Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru

Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi
Dan Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI.

Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC
Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC

Anda mungkin juga menyukai