Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

(Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan maternitas II)

Dosen Pengampu : Ns. Indah W, M.Kep

Disusun Oleh :

1. Antonita Lintang pawestri 1903015


2. Giyan syaiful caesa 1903029
3. Lisa Amalia 1903035
4. Mei Noviyanti 1903038
5. Roqimayatun Novitasari 1903053
6. Tiara Regina Putri 1903061

PROGAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG

2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan <
2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk melihat bagaimana status
kesehatan anak, sehingga sangat berperan penting untuk memantau bagaimana status
kesehatan anak sejak dilahirkan, apakah anak tersebut status kesehatannya baik atau
tidak. BBLR menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu
penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB).
AKB adalah salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan
masyarakat. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah akan dapat menimbulkan
permasalahan bahkan dapat menyebabkan kematian, oleh karena itu bayi yang memiliki
berat badan lahir rendah perlu diberikan perhatian khusus, sehingga akan berpengaruh
kepada derajat kesehatan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu akibat
dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis sehingga akan berdampak kepada
anaknya. Dampak yang dialami anak tidak hanya jangka pendek seperti ikterus atau
gangguan pernafasan, namun akan berdampak jangka panjang baik pada psikis maupun
fisik anak seperti ganngguan perkembangan, gangguan bicara dan komunikasi, gangguan
belajar, kelainan bawaan dan sebagainya.
Bayi yang BBLR tidak hanya diakibatkan oleh ibu yang menderita kurang energi
kronis saja, tapi banyak faktor-faktor yang dapat menyebabkan bayi BBLR dilihat dari
segi ibunya atau maternal diantaranya adalah faktor umur ibu saat hamil, paritas,
pertambahan berat badan ibu, anemia, interval kehamilan dan banyak faktor lain yang
berhubungan dengan kejadian BBLR pada bayi. Interval kehamilan adalah jarak antara
kehamilan terakhir dengan kehamilan sebelumnya. Berdasarkan rekomendasi WHO,
bahwa kehamilan yang terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan
berikutnya kurang dari 3 tahun, sehingga interval kehamilan yang terlalu dekat dapat
melahirkan bayi yang BBLR.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi dari berat bayi lahir rendah?
2. Apa saja penyebab/ faktor predisposisi terjadinya berat bayi lahir rendah?
3. Apasaja klasifikasi berat bayi lahir rendah?
4. Bagaimana patofisiologi/ pathways berat bayi lahir rendah?
5. Bagaimana proses keperawatan berat bayi lahir rendah?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian berat bayi lahir rendah.
2. Untuk mengetahui penyebab/ faktor predisposisi berat bayi lahir rendah.
3. Untuk mengetahui klasifikasi berat bayi lahir rendah.
4. Untuk mengetahui patofisiologi/pathways berat bayi lahir rendah.
5. Untuk mengetahui proses keperawatan berat bayi lahir rendah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)


Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada
saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961). Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan
2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam
tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction).
2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit

 Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum,


preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

 Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi,


HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

 Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.


2) Ibu

 Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20


tahun atau lebih dari 35 tahun.

 Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

 Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.


3) Keadaan sosial ekonomi

 Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini


dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

 Aktivitas fisik yang berlebihan

 Perkawinan yang tidak sah


b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta,
sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi,
terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
2.3 Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati,
2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500
gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari
1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni
Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga
Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK)
Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah :
 Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar  kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm
 Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis
 Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
 Kepala lebih besar  dari badan rambut tipis dan halus 
 Tulang tulang  tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar
 Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana
 Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil
 Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu
 Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi
dan pelipis dahi dan lengan
 Lemak subkutan kurang
 Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora
 Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
 Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan
antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah
dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas
IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi mengalami retardasi.
Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term.
Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup
Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut juga
Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).
Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan
menjadi dua yaitu
 Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan
sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam
proporsi yang seimbang akan tetapi keseluruhannya masih dibawah
masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya
Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya
adipose tissue
 Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa
minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini
panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai
dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan
mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.
2.4 Patofisiologi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr)

Faktor ibu
- Tuxemia gravidrum
- Prndarahan
- Trauma fisik

Faktor kehamilan

- Kehamilan ganda
- Kelainan kromosom
- Pendarahan antepartus Bayi lahir dgn BB rendah

Faktor janin (prematuritas murni dysmatur )

- Cacat bawaan
- Infeksi rahim

Pengaturan suhu blm Pengaturan pernafasan Pengaturan pencernaan


Penurunan sistem imun
sempurna blm sempurna blm sempurna

Terjadi penguapan Surtaktan paru masih Rentan terjadi


Penyerapan makan lemah
sempurna kurang

Resiko infeksi
Kehilangan panas Kompiane paru menurun, Aktivitas otot pencerna
ventilasi paru menurun menurun

hipotermia
Mual, muntah anoreksia
Sesak

Pola nafas tidak efektif Nutrisi kurangdari


kebutuhan tubuh
2.5 Proses keperawatan
TanggalPengkajian : Selasa, 10 September 2013
Metode : Wawancara, observasi, Pemeriksaan Fisik dan Studi Dokumen
Sumber Informas : Klien, keluarga klien, rekam medis klien
1. Identitas
 Nama : By. Ny. S
 TTl : Kulonprogo, 8 September 2013 jam 17.55
 Jenis kelamin : Perempuan
 Nama ayah : Tn. S
 Umur : 48 th
 Nama ibu : Ny. S
 Umur : 31 th
 Agama : Islam
 Pendidikan ayah : SMA
 Pendidikan ibu : SMA
 Pekerjaan ayah : Karyawan swasta
 Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
 Suku kebangsaan : Jawa, Indonesia
 Alamat : Dusun Pulo, Galurejo, Lendah
 Diagnose medis : BBLR, KB, KMK Spontan KPD 4 hari
 No RM : 57.15.33
2. Keluhan utama
Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1500
gram.
3. Keluhan lain
Pertambahan berat badan bayi lambat, lemah dan tidak bisa menetek.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering, tidak
ada kejang.
5. Riwayat kelahiran dan persalinan
a. Antenatal
Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G1P0A0, usia 31 tahun, klien periksa
ANC kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur
dan tidak mempunyai riwayat penyakit kehamilan.
b. Intranatal
Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 5 september 2013 ia merasakan
ketuban rembes, namun belum ada tanda persalinan. Ia kemudian
memeriksakan diri ke RSUD Wates, kemudian rawat inap hingga hari Sabtu
dan diijinkan pulang. Pada Hari Minggu, jam 08.00 WIB Ny.S datang lagi
dengan keluhan yang sama. Jam 17.55 WIB melahirkan secara spontan di
kamar bersalin RSUD Wates, usia kehamilan 35 minggu 4 hari, kurang bulan,
tidak ada penyulit persalinan, komplikasi persalinan KPD 4 hari, ketuban
habis.
c. Postnatal
Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban habis.
APGAR score 6/8. Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K,
imunisasi HB 0 dan salep mata chlorampenikol.

Riwayat Keluarga
a. Genogram

Ibu Klien Ayah Klien


31 th 35th

Klien
3 hari

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: bayi ny.S

: tinggal serumah

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan
anak dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat
hipertensi, diabetes, ginjal, jantung.

2.6 Diagnosa Keperawatan


Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus berat bayi lahir rendah (BBLR)
secara teori terdapat 2 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu:
1. Pola nafas tidak afektif berhubungan dengan penurunan energi di buktikan
dengan bayi tampak lemas.
2. Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna
nutrisi di buktikan dengan bayi tampak pucat.
Rencana Tindakan Keperawatan

NO  TUJUAN &Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (SIKI) Tanda


DP (SLKI) tangan

1. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan  Observasi:


keperawatan selama 3 x 24 jam
maka masalah pola nafas tidak afektif  Monitor pola napas ( frekuensi, Kelompok 1
akan teratasi dengan  Kriteria Hasil: kedalaman, usaha napas).
 Tekanan ekspirasi meningkat.  Monitor bunyi napas tambahan
 Tekanan inspirasi meningkat. (mis. Gurgling, mengi,
 Penggunaan otot bantu napas wheezing, ronkhi kering).
menurun.
 Monitor sputum (jumlah, warna,
 Frekuensi napas membaik.
 Kedalaman napas membaik, aroma).
 Ekskrusi dada membaik.
Terapeutik:

 Lakukan perhisapan lendir


kurang dari 15 detik.
 Berikan oksigen.

Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik jika perlu.

Setelah dilakukan tindakan  keperawatan


selama 3 x 24 jam maka  masalah
2. Observasi:
Ketidak seimbangan nutrisi akan teratasi
dengan  Kriteria Hasil:  Identifikasi kesiapan dan Kelompok 1
 Berat badan meningkat.
kemampuan ibu atau pengasuh
 Panjang badan meningkat.
menerima informasi.
 Pucat menurun.
 Kesulitan makan menurun.  Identifikasi kemampuan ibu atau
 Pola makan membaik. pengasuh menyediakan nutrisi.
 Proses tumbuh kembang
Terapeutik:
membaik.
 Lapisan lemak membaik.  Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan.
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
 Berikan kesempatan kepada ibu
atau pengasuh untuk bertanya.

Edukasi:

 Jelaskan tanda – tanda awal rasa


lapar ( mis. Bayi gelisah,
membuka mulut dn menggeleng-
gelengkan kepala, menjulur-
julurkan lidah, menghisap jari
atau tangan).
 Anjurkan menghindari
pemberian pemanis buatan.
 Ajarkan cara memilih makanan
sesuai dengan usia bayi.
 Ajarkan cara mengatur frekuensi
makan sesuai usia bayi.
 Anjurkan pemberian asi ASI saat
bayi sakit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S dengan dx medis


BBLR KB KMK KPD 4 hari didapatkan 4 diagnosis keperawatan yaitu :
1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam
tubuh
2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas,
pertahanan tubuh tidak adekuat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak

3.2 Saran
a) Untuk perawat
1. Diharapkan dapat menjaga kerjasama yang bagus yang sudah terjalin
antara sesama perawat maupun tim kesehatan lain
2. Diharapkan mempertahankan dan meningkatkan kinerja dalam
melakukan asuhan keperawatan sesuai standar
3. Diharapkan dapat mempertahanan sikap profesional dan ramah tamah
kepada klien

b) Untuk Keluarga Klien


1) Diharapkan selalu menaati program pengobatan yang ada
2) Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai