Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS OBESITAS

DISUSUN OLEH

ALFI MAULANA

NIM : P07120228050

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM

PRODI DII KEPERAWATAN

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
OBESITAS

A. Pengertian Obesitas
            Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dlam
tubuh yang sangat tinggi . obesitas terjadi karna asupan kalori yang lebih
banyak daripada aktifitas membakar kalori , sehingga kalori yang berlebihan
meningkat membentuk lemak . apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu
yang lama , maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas .
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena
mempunyai tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi
tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan
payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit,
kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak
kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak
perempuan indikasi menstruasi dini.
            Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran
balita yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang
tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah
mengancam kesehatan anak tersebut.Namun tidak semua anak yang gemuk
dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang
memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki
kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata
seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak
bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki
obesitas.

B. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat


ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

C. Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak


            Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami
berat berlebih. Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk
anda pelajari :

1. Kebiasaan Makan yang Buruk


Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur
dan biji-bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman
manis maupun makanan kemasan, memiliki kecenderungan
untuk memiliki berat berlebih karena makanan tersebut
merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi
memiliki nilai gizi yang rendah.

 Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang


sehat. Batasi tingkat konsumsi fast food dan
semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah dan menu bergizi
lainnya.

2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang
memiliki orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga
berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui
bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang
memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak
mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia
konsumsi.

 Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak


maupun zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap
harinya dan tidak berlebihan.

3. Tidak Aktif Secara Fisik


Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih
banyak duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar
komputer maupun televisi sehingga mereka tidak banyak
bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak mereka berlebih,
padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada
anak akan terjadi pada mereka.

 Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main


game atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan
mereka dalam kegiatan olahraga yang mereka sukai.

D. Etiologi

Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,


keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola
pikir dan konsentrasi intake makanan.

 E.   Manifestasi klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada
anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama
anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan
dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya),
sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan
mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak
yang sebayanya.Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas
:

a. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil
dengan dagu yangberbentuk ganda.
b. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan
payudara yang telah tumbuhpada anak pria keadaan demikian
menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
c. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan
relatif kecil dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk
bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan
biasanya pada biseb dan trisebnya

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang


mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak
nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang
ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada
siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk


nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan
kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang
relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

F. Patofisiologi pada obesitas

Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan yg adekuat

BB meningkat Intake dan output tidak seimbang BB


meningkat

mudah lelah Akumulasi lemak pd abdomen

aktifitas terganggu Tekanan pd otot difragma tidakseimbangan

Nutrisi lebih dari kebutuhan

intoleransi aktivitas Mengganggu jalan nafas

Pola nafas tidak efektif

G. Tata Laksana Obesitas Anak


1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang
serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang
tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.

2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
 Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan
susu formula perhatikan takaran dan volume pemberian
susu.
 makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan;
bayi mulai diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7
-8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
 Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
 Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan
penambahan lemak untuk memasak. (mi sal : santan,
minyak, margarine)
 Pilih daging yang tidak berlemak.
 Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
 Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman,
pemanis buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila
perlu.

 Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan


makanan lain sejenis.
 Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan
selingan.
 Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan
sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan
jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang
mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat
terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra
sekolah. Energi diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan
yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak
diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan yang ketat.

d. Anak usia remaja


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap
kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori
diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan
sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh
kelebihan berat abdan karena pertumbuhan linier masih
berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan
berada 20 % diatas berat badan ideal.
3. Aktifitas Fisik dan Olahraga
a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b.  Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan
kaki, lebih baik naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain
videogame, membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).

4. Modifikasi Perilaku
a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, hal inibertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan
keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu
keinginan makan atau makanberlebihan, contoh : makan sambil
menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak
dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk
meminimalkan penglihatan terhadap makanan.
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah
perlahan lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan
besar porsi sedang dan meminimalkan snack.
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan.

5. Partisipasi Orang Tua


Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang
kurangnya salah satu orang tua ikut secara intesif dalam program
perawatan anak.Penelitian menapatkan bahwa kelompok anak yang
orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan
tetap stabil.
H.    Cara Mencegah Obesitas pada Anak

 Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan
gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es
krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus
buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
 Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak
namun juga rendah lemak.
 Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
 Mengajarkan anak  untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena
makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat
kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
 melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
 Makanan cepat  saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara
berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat  saji sebagai rutin mingguan.
 Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
 ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya
pada saat membeli  makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari
pada membeli sate kambing.
 berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit
setiap hari.
 Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik
sepeda bisa juga berenang.
 Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke
toko.
Konsep Asuhan Keperawatan dengan Obesitas Pada Anak

Pengkajian

1. Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,


suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor
register.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini


b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien
yang pernah menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga
yang mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada
tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan
napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan,
mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau
tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya
pembesaran kelenjar getah bening

4. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :


hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing
(peningkatan kadar insulin).

5. Pola fungsi kesehatan


a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat 
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan
amenouria

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom
hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan  biofisika atau psikosial
pandangan px tehadap diri
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi social
INTERVENSI

No DIAGNOSA NOC NIC


Ketidak seimbangan Tujuan : NIC :
nutrisi lebih dari Weight Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kebutuhan selama …. Ketidak seimbangan nutrisi 1. Diskusikan bersama
lebih teratasi pasien mengenai
hubungan antara
Definisi : intake makanan,
NOC : Weight Control latihan, peningkatan
keadaaan individu yang BB dan penurunan
mengalami asupan BB
No Indikator 1 2 3 4 5 2. Diskusikan bersama
nutrisi melebihi 1. BB pasien mengani
kebutuhan metabolic 2. Intake kondisi medis yang
dapat mempengaruhi
makanan
BB
batasan dan cairan 3. Diskusikan bersama
3. Output pasien mengenai
karakteristik : kebiasaan, gaya hidup
makanan
- Pemusatan Intake dan factor herediter
dan cairan yang dapat
nutrisi harian 4 Energi mempengaruhi BB
- Disfungsi pola 5 Aktivitas 4. Diskusikan bersama
makan (seperti pasien mengenai
makan sambil risiko yang
Keterangan : berhubungan dengan
melakukan aktivitas BB berlebih dan
1. Sangat Berat
lain) penurunan BB
2. Berat
- Makan 3. Sedang 5. Dorong pasien untuk
merubah kebiasaan
sebagai respon terh 4. Ringan
makan
adap 5. Tidak ada
pengaruh eksternal 6. Perkirakan BB badan
(seperti situasi ideal pasien
X : Sebelum intervensi
sosial)
- Makan Y : Setelah intervensi
sebagai respon terh
adap
pengaruh internal
(seperti kecemasan)
- Tingkat aktivitas
yang rendah
- Skinfold triceps
wanita > 25 mm,
laki-laki > 15 mm
- BB lebih besar 20%
dari BB ideal

Faktor yang
berhubungan
Peningkatan intake yang
berhubungan
dengan kebutuhan
metabolisme

2 Ketidakefektifan pola Tujuan : Setelah dilakukan asuhan NIC :


nafas berhubungan keperawatan selama 3 x 24jam bantuan ventilasi
dengan sindrom diharapkan pola nafas efektif
hipoventilasi 1. Pertahankan
NOC : Status pernafasan : ventilasi kepatenan jalan
Definisi :Inspirasi dan /
nafas.
ekspirasi yang tidak
memberi ventilasi N Indikato 1 2 3 4 5 2. Posisikan untuk
adekuat. o r meringankan
Batas karakteristik : 1. RR dipsneu
2. Kedala
-bradipneu 3. Monitor oksigenasi,
man
-dipsneu BGA, SaO2, O2.
inspirasi
-pola nafas apnormal 3. Frekuen 4. Monitor ttv
Faktor yang si 5. Inisiasi upaya
berhubungan : 4 Volume resusitasi dengan
Sindrom hipoventilasi. tidal tepat.
5 Otot
bantu
nafas
6 Irama
pernafas
an
7 Dipsneu

Keterangan :
6. Sangat Berat
7. Berat
8. Sedang
9. Ringan
10. Tidak ada

X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah dilakukan asuhan NIC :
Definisi :  keperawatan selama 3 x 24 jam
Ketidakcukupan energi diharapkan aktivitas pasien kembali Activity Therapy
psikologis atau
normal 1. Kolaborasikan dengan
fisiologis untuk
melanjutkan tenaga rehabilitasi
atau menyelesaikan akti medik dalam
fitas kehidupan sehari- merencanakan
NOC : Activity Tolerance program terapi yang
hari yang harus atau
tepat
yang ingin dilakukan. No Indikator 1 2 3 4 5 2. Bantu klien untuk
1 Energi mengidentifikasi
Batasan 2 TTV aktivitas yang mampu
Karakteristik : 3 Status dilakukan
- Respon tekanan 3. Bantu untuk memilih
darah abnormal kardiopulmonar aktivitas konsisten
terhadap aktivitas i yang sesuai dengan
- Respon frekwensi 4 kelemahan kemampuan fisik,
jantung abnormal 5 ADLs psikologi dan social
terhadap aktivitas 4. Bantu untuk
- Perubahan EKG mengidentifikasi dan
yang Keterangan : mendapatkan sumber
mencerminkan yang diperlukan untuk
aritmia aktivitas yang
1. Tidak adekuat diinginkan
- Perubahan EKG
yang 2. Sedikit adekuat 5. Bantu untuk
mencerminkan mendapatkan alat
3. Cukup adekuat bantuan aktivitas
iskemia
- Ketidaknyamanan 4. Sebagian adekuat seperti kursi roda,
setelah beraktivitas krek
5. Adekuat 6. Bantu untuk
- Dipsnea setelah
beraktivitas mengidentifikasi
- Menyatakan merasa X : Sebelum intervensi aktivitas yang disukai
letih 7. Bantu klien untuk
membuat jadwal
- Menyatakan merasa Y : Setelah intervensi
latihan diwaktu luang
lemah
8. Bantu pasien/keluarga
untuk
Faktor Yang
mengidentifikasi
Berhubungan :
kekurangan dalam
- Tirah Baring
beraktivitas
atau imobilisasi
9. Sediakan penguatan
- Kelemahan positif bagi yang aktif
umum beraktivitas
- Ketidakseimban 10. Bantu pasien untuk
gan antara suplai mengembangkan
dan kebutuhan motivasi diri dan
oksigen penguatan
- Imobilitas 11. Monitor respon fisik,
- Gaya hidup emosi, social dan
monoton spiritual

Intervensi
Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal

Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan
yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai
atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi
dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan
petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan
asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan
dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai
dengan kriteria evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, S.Kp dan Yuliani Rita,S.Kp. 2001. Asuhan Keperawatan Pada


Anak (edisi 1). Jakarta : CV. Sagung Seto
Dr.Soetjiningsih,SpAk. 2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016

FORMAT P ENGUMPULAN DATA DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA ANAK SEHAT

I. IDENTITAS PASIEN
A. Anak
1. Nama : Sabrina
2. Anak yang ke : 1
3. Tanggal lahir/ Umur : 10 -03-2019
4. Jeniskelamin : perempuan
5. Agama : islam
B. Orang Tua
1. Ayah
a. Nama : Abdul (kandung)
b. Umur : 27
c. Pekerjaan : pengusaha
d. Pendidikan : s1
e. Agama : islam
f. Alamat : pajang
2. Ibu
g. Nama : Nisa (kandung)
h. Umur : 25
i. Pekerjaan : ibu rmah tangga
j. Pendidikan : s1
k. Agama : islam
l. Alamat : pajang

II. GENOGRAM
Ket :

: Laki-laki Meninggal : Laki-laki

: Wanita Meninggal
: Wanita

: Garis Penikahan : Pasien

: Garis Keturunan

: Garis Tinggal Serumah

III. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama
ibu klien mengeluh klien kesulitan untuk bernafas
B. Riwayat kesehatan anak (0-5 tahun)
1. Perawatan dalam masa kandungan :
Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak dilakukan
Berapa kali 6x kapan satu bulan sekali
Tempat di puskesmas atau rumah sakit
Kesan pemeriksaan tentang kehamilan biasa saja tidak ada
keluhan
Obat-obat yang telah diminum tidak ada
Imunisasi : suntikan TT
Pemeriksaan lain : pengukuran tb , bb , td lila , tinggi rahim ,
penetuan letak janin dan usg
Penyakit yang pernah diderita ibu : ibu pasien tidak pernah
menderita sakit parah
Penyakit dalam keluarga : ibu pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga

2. Perawatan pada waktu kelahiran :


Umur kehamilan : 9 bulan 3 hari dilahirkan : rs bunda
Ditolong oleh : bidan
Berlangsungnya kelahiran : (biasa)
Lamanya proses persalinan : 12 jam
Keadaan bayi setelah lahir : keadaan bayi setelah lahir sehat dan
normal
BB lahir: 3,0 PBL : 48 cm LK/LD : 36 cm

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

IV. RIWAYAT IMUNISASI (IMUNISASI LENGKAP)

Imunisasi Umur Tgl diberikan Reaksi Tempat


imunisasi
HB 0 0 17 maret Demam Rs bunda
Bulan 2019
BCG 0 17 maret Berbekas di Posyandu
Bulan 2019 are sntikan
Pentavalen 1 2 20 mei 2019 Demam Posyandu
Bulan
Pentavalen 2 3 17 juni 2019 Demam Posyandu
Bulan
Polio 1 2 20 mei 2019 Demam Posyandu
Bulan
Polio 2 3 17 juni 2019 Demam Posyandu
Bulan
Polio 3 4 20 juli 2019 Demam Posyandu
Bulan
Campak 9 21 desember Demam Posyand
Bulan
Hb ulangan - - - -
Campak - - - -
ulangan

V. TUMBUH KEMBANG
A. Pertumbuhan Fisik
1. PB/TB : 79 cm
2. BB : 19 gram/kg
3. LK :46,3 cm
4. LLA : 20 cm
B. Perkembangan (Gunakan KPSP untuk menilai perkembangan anak).
Lingkari yang sesuai dengan perkembangan anak :
1. Sesuai dengan umur
2. Meragukan
3. Kemungkinan penyimpangan

VI. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. Pola persepsi dan penanganan kesehatan : NY “D” mengatakan
anaknya kesulitan untk bernafas
B. Nutrisi-Metabolik
Ba:yi pertama : di berikan asi saja selama 6 bulan pertama
ASI/PASI : di berikan 6 bulan setelah
Makanan pendamping ASI : diberikan
Makanan cair (air buah/sari buah) diberi umur : di beri saat usia klien
7bulan
Bubur susu diberi umur : 6 bulan
Nasi tim saring diberi umur : 7 bulan
Makanan tambahan lainnya : biskuit dan buah dan diberi umur : 9
bulan
Pola makan : klien bisa makan 3-4 kali sehari sekali mkan habis
satu mangkuk kecil dan minum asi 7-8 kali sehari di sertai biskuit
dan cemilan cemilan kecil dan sering lapar tidak pada saat jam
makan.

Anak anak :
C. Eliminasi (BAB &BAK)
NY “D”mengatakan bayinya menangis ata merengek pada saat
akan bab ataupun bak
Klien bab atau bak menggnakan pampers 1-2 kali sehari dengan
warna kuning berbau khas feses. Klien bak 4-6 kali sehari dengan
konsistensi jernih berbau khas urine .

Aktifitas/latihan :

NY “D” mengatakan klien kesulitan sulit untuk bernafas


D. Tidur dan istirahat
NY “D”mengatakan klien malam kadang kadang mengompol .
tidur jam 8-9 malam , kadang kadang klien terbangn karna keslitan
bernafas dan dan bangun kira kira jam 8-9 pagi. Tidur di temani
ibunya dan kadang tidur siang selama 2 jam . terkadang klien
sering kesulitan bernafas pada saat tidur
E. Kognitif-Persepsi
NY “D” mengatakan bayinya mulai menjawab pada saat di ajak
berbicara
F. Persepsi diri-Konsep diri
NY “D”mengatakan klien masih balita

G. Pola Hubungan Peran


Tidak terkaji

H. Pola Reproduksi dan kesehatan


NY “D”mengatakan klien masih balita
I. Pola toleransi terhadap stress-koping
NY “D”mengatakan klien masih balita

J. Pola keyakinan dan nilai


NY “D”mengatakan klien masih balita

VII. ANALISA DATA

TGL/JAM DATA FOKUS INTERVENSI / MASALAH


PENYEBAB
17/ 03/20 DO : NY “D” Akumulasi lemak pada Ketidak
membawa abdomen efektifan pola
anaknya ke nafas
puskesmas
mataram
DS : NY “D” Tekanan pd otot
mengatakan difragma tidakseimbang
anaknya
kesulitan
bernafas Ketidak efektifan pola
nafas

DO : ibu klien Ketidak efektifan pola Ansietas


tampak cemas nafas

DS : NY “D”
mengatakan Kesulitan bernafas
khawatir jika
klien kesulitan
bernafas
Cemas

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

N TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


O
1. 17/ 03/20 1. Ketidak efektifan pola
nafas
2. 17/ 03/20 2. Ansietas

IX. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


O KEPERAWAT
AN
1 Ketidak Setelah di 1. Pertahanka 1.melonggarkan
efektifan pola lakukan n posisis jalan nafas
nafas tindakan semi fowler 2. membanu
keperawat 2. Berikan o2 pengefektifan pola
an selama 3. Monitor nafas
1 kali 60 pola nafas 3. mengetahui
menit di 4. Askultasi keadaan pola nafas
harapkan bunyi nafas pasien
pola nafas 5. Memonitor 4. mengetahui
menjadi ttv apakah apakah
normal ada suara
tambahan atau
tidak
5. mengetahui
keadaan ttv pasien
2 Ansietas Setelah di 1. Gnakan 1. Membuat
lakukan pendekatan pasien
tindakan yang nyaman
keperawat menenangk dan
an selama an percaya
1 kali 20 2. Temani 2. Mengurang
menit di pasien untk i rasa takut
harapkan mengrangi 3. Membuat
Menguran rasa takut pasien
gi 3. Libatkan lebih
kecemasa keluarga tenang dan
n untuk aman
mendampin
ggi klien

X. CATATAN KEPERAWATAN

N TANGGAL NOMOR JAM IMPLEMENTASI RESPON NAMA/TTD


O DIAGNOSA HASIL
1 17/ 03/20 1 10.4 1. pertahankan 1. klien
5 posisi semi fowler dapat
melakuka
n posisi
10.5 2 berikan o2 semi
0 fowler
2.
11.0 3. monitor pola kebutuhan
5 nafas o2
terpenuhi
11.1 4. auskultasi 3. klien
0 bunyi nafas tampak
kesulitan
11.1 5. memonitor ttv bernafas
5 4. tidak
ada suara
nafas
tambahan
5. ttv :
Rr : 60
Suhu:
36,3
Nadi : 98
kali
permenit
2 17/03/20 20 10.4 1. gunakan 1. pasien
5 pendekatan yang tampak
menenangkan sedikit
10.5 2. temani untuk tenang
0 mengurangi rasa 2. pasien
takut tamppak
11.0 3. libatkan sedikit
5 keluarga untuk tenang
mendampingi 3. pasien
klien di temani
oleh
ibunya

XI. EVALUASI

NO TANGGAL DX EVALUASI NAMA/TTD


1 17/03/20 1 S: klien mulai tampak bernafas normal
O: pasien mulai tampak bernafas normal
Ttv :
Rr: 50 kali permenit
S : 36,3
N : 80 kali per menit
A: masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan

2 17/03/20 2 S: ibu klien mengatakan dan klien mulai


tampak tidak cemas lagi
O: tidak tampak cemas di wajah pasien
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

Anda mungkin juga menyukai