Disusun oleh :
Wahyu Widhihastuti
(2020010070)
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang
hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius
karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah
obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria
dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria
biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti
buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan
obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami,
semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba
bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
2. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
3. Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di
seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif
pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan
lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki
penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak
perempuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.
3
B. Klasifikasi
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih.
Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita untuk mencari solusi
dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
4
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak
lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si
anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau
nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.
D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
5
E. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat
badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat
(ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh
dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan
anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang
telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang
kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya
6
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan
pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
7
F. Patofisiologi pada obesitas
Sesak nafas
8
G. Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah
perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
9
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan
pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan
baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh
kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.
10
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah,
seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu
liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
11
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan
pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan
makan berlebihan.
melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan
jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing.
berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak
untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga
berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.
12
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
13
4. Pemeriksaan penunjang :
14
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Berat badan berlebih b.d Kurangnya aktivitas fisik harian
2. Gangguan persepsi sensori (D.0085) b.d autisme
3.
15
1. Berat badan membaik (5) harapan untuk
mengendalikan
2. Tebal lipatan kulit membaik (5)
perilaku
3. Indeks massa tubuh (5)
Terapeutik
1. Jadwalkan
kegiatan
terstruktur
2. Tingkatkan
aktifitas fisik
sesuai
kemampuan
3. Berikan
penguatan positif
terhadap
keberhasilan
mengendalikan
perilaku
Edukasi
1. Informasikan
mengenai
pentingnya
hidup sehat
2 Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi kognitif
(D.0085) b.d autisme selama 3x pertemuan diharapkan persepsi perilaku
sensori membaik dengan K.H (L.09083): (I.09323):
1. Respon sesuai stimulus membaik Observasi
(5) 1. Identifikasi
riwayat
2. Konsentrasi membaik (5)
diagnostik
menyeluruh
Terpeutik
1. Ciptakan
hubungan
terpeutik dan
16
kolaboratif
2. Lakukan
pengamatan
pemantauan
terhadap
pemikiran dan
perilaku
3. Arahkan perilaku
keliru menjadi
sistematis
4. Buatkan jadwal
kegiatan harian
Edukasi
1. Latih
ketrampilan
koping individu
4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
5. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu
proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi
17
dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah
ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa
keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai
faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak
hanya ditentukan melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa disebut
dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik bagi
kesehatan anak.
B. Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya
lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan TV
atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun
binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan
fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
20
DAFTAR PUSTAKA
21