Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN BERAT BADAN BERLEBIH

PADA Ny.S DI PANTI USIA LANJUT AISIYAH SURAKARTA

Disusun oleh :

Wahyu Widhihastuti

(2020010070)

PROGRAM STRUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ITS PKU MUHAMMADIYAN SURAKARTA

TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang
hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius
karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah
obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi
juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria
dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria
biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti
buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan
obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami,
semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba
bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai  pada umunya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
2. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
3. Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas
            Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi
badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di
seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu
identik oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan
gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif
pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan
lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki
penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak
perempuan indikasi menstruasi dini.
            Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang
disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak
menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak
tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak yang
memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-
rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya.
jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada
anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.

3
B. Klasifikasi

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%


2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

C. Memahami Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak

            Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih.
Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita untuk mencari solusi
dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :

1. Kebiasaan Makan yang Buruk


Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian
(grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun makanan
kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih karena
makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan kalori tetapi
memiliki nilai gizi yang rendah.

 Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi


tingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah
dan menu bergizi lainnya.

4
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak
lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si
anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.

 Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat


lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.

3. Tidak Aktif Secara Fisik


Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak duduk
diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer maupun televisi
sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi kalori dan lemak
mereka berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya, maka obesitas pada
anak akan terjadi pada mereka.

 Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau
nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan
olahraga yang mereka sukai.

D. Etiologi

Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.

5
 E.   Manifestasi klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya
timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat
badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat
(ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh
dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan
anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :

a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu
yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang
telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang
kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin


merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihan
dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul
gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas
yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.

6
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan
pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang
menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

7
F. Patofisiologi pada obesitas

Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan yg adekuat

BB meningkat Intake dan output tidak seimbang BB meningkat

mudah lelah Akumulasi lemak pd abdomen

aktifitas terganggu Tekanan pd otot difragma Ketidakseimbangan Nutrisi


lebih dari kebutuhan

intoleransi aktivitas Mengganggu jalan nafas

Sesak nafas

Pola nafas tidak efektif

8
G. Tata Laksana Obesitas Anak

1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan
tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan
motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah
perubahan gaya hidup yang menetap.

2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
 Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula
perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
 makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai
dihilangkan umur 1 tahun.
 Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
 Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak
untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
 Pilih daging yang tidak berlemak.
 Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
 Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
 Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
 Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
 Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

9
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan
pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan
baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh
kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi
diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan
terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasan
yang ketat.

d. Anak usia remaja


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan,
biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar
300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat
abdan karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan
cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.

3.      Modifikasi Perilaku


a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas
fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap
gizi dan kegiatan fisik
b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau
makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di
meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari
untuk meminimalkan penglihatan terhadap makanan.
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan,
mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan
meminimalkan snack.

10
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah,
seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu
liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.

4. Aktifitas Fisik dan Olahraga


a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b.  Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik
naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame,
membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).

5.       Partisipasi Orang Tua


Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salah
satu orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitian
menapatkan bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat
badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.

H.    Cara Mencegah Obesitas pada Anak


 Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang
tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-
buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
 Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan
cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
 Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi
contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.

11
 Mengajarkan anak  untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan
pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan
makan berlebihan.
 melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
 Makanan cepat  saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan
jadikan makanan cepat  saji sebagai rutin mingguan.
 Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
 ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli  makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate
kambing.
 berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak
untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
 Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga
berenang.
 Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.

12
BAB III

Konsep Asuhan keperawatan dengan obesitas pada anak

3.1 Pengkajian

1. Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini


b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening

13
4. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,


hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).

5. Pola fungsi kesehatan


a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk
beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat 
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang
berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria

14
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Berat badan berlebih b.d Kurangnya aktivitas fisik harian
2. Gangguan persepsi sensori (D.0085) b.d autisme

3.

No DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


1 Berat badan berlebih b.d Tujuan : Managemen
Kurangnya aktivitas fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perilaku (I.12463)
harian selama 3x pertemuan berat badan membaik
Oservasi
dengan K.H(L.03018):
1. Identifikasi

15
1. Berat badan membaik (5) harapan untuk
mengendalikan
2. Tebal lipatan kulit membaik (5)
perilaku
3. Indeks massa tubuh (5)
Terapeutik

1. Jadwalkan
kegiatan
terstruktur
2. Tingkatkan
aktifitas fisik
sesuai
kemampuan
3. Berikan
penguatan positif
terhadap
keberhasilan
mengendalikan
perilaku
Edukasi

1. Informasikan
mengenai
pentingnya
hidup sehat
2 Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan keperawatan Terapi kognitif
(D.0085) b.d autisme selama 3x pertemuan diharapkan persepsi perilaku
sensori membaik dengan K.H (L.09083): (I.09323):
1. Respon sesuai stimulus membaik Observasi
(5) 1. Identifikasi
riwayat
2. Konsentrasi membaik (5)
diagnostik
menyeluruh
Terpeutik
1. Ciptakan
hubungan
terpeutik dan

16
kolaboratif
2. Lakukan
pengamatan
pemantauan
terhadap
pemikiran dan
perilaku
3. Arahkan perilaku
keliru menjadi
sistematis
4. Buatkan jadwal
kegiatan harian
Edukasi
1. Latih
ketrampilan
koping individu

4. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal

5. Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu
proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak
serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara
terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang
lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi

17
dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah
ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila diagnosa
keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria evaluasi.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan


bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti
sebagian atau menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill),
struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor internal
(genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh kembang anak
yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan mengetahui
faktor-faktor tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa,
karena penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf
tumbuh kembang. Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam
penanganan obesitas anak. Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih
diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak
sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog dan
petugas kesehatan lain. Peran serta orang tua memegang peranan penting dalam
penangan anak obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi
obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada pengobatan.Pencegahan harus
dimulai sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.
Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat,
gemuk dan terlihat lucu.Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan
menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat.Tak heran
jika banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau balita lebih
menekankan pada upaya menambah berat.

19
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai
faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak
hanya ditentukan melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa disebut
dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik bagi
kesehatan anak.

B. Saran

Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang
akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya
lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus,
ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan
sebagai upah atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat
mereka makan berlebihan setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan TV
atau layar komputer membuat orang tidak menyadari seberapa banyak yang
dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain
video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun
binatang, berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan
fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Soetjiningsih,SpAk2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC


http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016

21

Anda mungkin juga menyukai