Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH : OBESITAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

OLEH :

NANDA NURUL MUHAIRA

(S.0020.P.012)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN

KENDARI

T.A 2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Iatar belakang …………………………………………………………………………...4


B. Rumusan makalah ………………………………………………………………………4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………..5
D. Manfaat …………………………………………………………………………………5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian obesitas ……………………………………………………………………..6


B. Factor resiko obesitas …………………………………………………………………..6
C. Dampak negatif obesitas ……………………………………………………………….7
D. Penyebab obesitas ……………………………………………………………………...8
E. Gejala obesitas ………………………………………………………………………....8
F. Diagnosis obesitas ……………………………………………………………………..9
G. pengobatan obesitas …………………………………………………………………....9
H. Pencegahan obesitas …………………………………………………………………...10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………13

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….14


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah Obesitas pada mata kuliah keperawatan
anak ini dengan baik. makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya
yang telah diberikan. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah obesitas ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan kita semua. Kendari, 27 maret 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di jaringan adiposa.
Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di dunia
semakin meningkat. Obesitas pada anak dapat menjadi penyakit komorbiditas seperti asma,
diabetes, dan penyakit kardiovaskuler. Walaupun mekanisme terjadinya belum sepenuhnya di
mengerti, tetapi telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena pemasukan energi melebihi
pengeluaran energi (soetjiningsih, 1995). Pemenuhan gizi pada anak memanglah sangat penting
dan harus mendapatkan perhatian khusus sejak kecil. Namun pemenuhan gizi tersebut juga harus
sesuai dengan takarannya. Karena obesitas yang terjadi pada anak bisa beresiko tinggi menjadi
obesitas pada masa dewasa dan dapat berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi obesitas tidak
hanya terjadi pada remaja ataupun orang dewasa, tetapi bisa terjadi pada anak-anak. Obesitas
merupakan salah satu masalah rumit yang seringkali dihadapi oleh anakanak maupun remaja.
Menurut para ahli, obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebabnya. Penyebab terjadinya
obesitas dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Selain itu, obesitas juga dipengaruhi oleh
faktor sosial, faktor gaya hidup, faktor kompensasi, kurang gerak/berolahraga, disfungsi salah
satu fungsi otak, serta pola makan yang berlebihan. Di samping itu, obesitas bisa dicegah dengan
cara yang diantaranya dengan melakukan olahraga secara teratur maupun mengatur pola
makannya. Di dalam melakukan pencegahan pada anak yang obesitas, dukungan ataupun
dorongan dari orang tua sangatlah berpengaruh dan ini merupakan pencegahan melalui faktor
lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan obesitas itu?
2. Apa saja faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya obesitas ?
3. Bagaimana cara mencegah terjadinya obesitas ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengeretian dari obesitas.
2. Untuk mengetahui faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
obesitas
3. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya obesitas

D. Manfaat
1. Agar dapat menambah informasi bagi masyarakat mengenai pengertian dari
obesitas.
2. Agar dapat menambah informasi mengenai faktor resiko yang dapat
menyebabkan terjadinya obesitas
3. Agar dapat menambah informasi mengenai penyebab terjadinya obesitas
4. Agar dapat menambah informasi mengenai cara mencegah terjadinya obesitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas

Istilah obseitas adalah suatu kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan yang
sangat gemuk dan mengandung banyak lemak pada tubuhnya. Terdapat bermacam cara untuk
melakukan klasifikasi terhadap kegemukan, tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah
menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Metode ini dilakukan dengan mengukur perbandingan
antara berat badan (kilogram) dan tinggi badan (meter) kuadrat. Obesitas juga merupakan kondisi
ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak
dibandingkan yang dibakar. Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Secara umum obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar yakni Obesitas Tipe Android
(sentral) dan Obesitas Tipe Ginoid.  Obesitas Tipe Android atau Tipe Sentral banyak didapat
pada kaum pria dengan badan berbentuk gendut seperti gentong, perut membuncit ke depan.
Tipe ini cenderung akan timbul penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke. Obesitas Tipe
Ginoid banyak pada kaum wanita terutama yang telah masuk masa menopause, panggul dan
pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir.

B. Faktor risiko obesitas

Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke,
Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi). Dan terkena batu
empedu.yang menyebabkan seseorang terkena obesitas adalah genetik, gaya hidup keluarga,
tidak aktif, diet tidak sehat, masalah medis tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu, masalah
sosial dan ekonomi, usia, kehamilan, serta kurang tidur.

esitas atau kelebihan berat badan adalah kondisi yang biasanya diakibatkan pola hidup yang
tidak sehat. Kondisi ini berbahaya dan berdampak negatif bagi kesehatan karena obesitas dapat
memicu datangnya penyakit yang serius, seperti jantung maupun diabetes. Dampak negatif
obesitas, antara lain:
C. Dampak negatif obesitas
1. Sulit Bernapas

Hal yang dialami orang kegemukan adalah sulit bernapas dan napasnya cenderung pendek.
Disebabkan karena adanya lemak yang menumpuk pada daerah dada dan leher, sehingga
mengalami kesulitan bernafas baik untuk menghirup atau mengeluarkan udara.

2. Munculnya Masalah Kulit

Salah satu dampak negatif obesitas adalah munculnya masalah pada kulit yang diakibatkan
perubahan hormon. Timbunan lemak berlebih akan membuat kulit lebih lebar yang akhirnya
menciptakan garis-garis halus. Lipatan lemak juga membuat jamur dan bakteri tumbuh dan
berkembang yang memicu terjadi infeksi pada kulit.

Enggak hanya itu saja. Tahukah kamu bahwa psoriasis mungkin juga terkait dengan berat badan.
Dengan kata lain, orang yang mengalami obesitas lebih berisiko mengalami psoriasis. Para
dokter tidak tahu mana yang lebih dulu terjadi, tetapi yang pasti, sel-sel lemak dipercaya dapat
memicu terjadinya peradangan. Obesitas juga sudah terbukti dapat memperparah kondisi
psoriasis seseorang.

3. Nyeri Persendian dan Otot Kaki

Orang yang mengalami berat badan berlebihan sering mengalami nyeri pada pada persendian dan
otot kaki. Nyeri lutut secara terus-menerus dapat merusak postur tubuh. Semua hal tersebut
terjadi karena kelebihan berat badan yang menambah beban atau tekanan pada lutut dan
pergelangan kaki

4. Asam Lambung Naik

Kelebihan berat badan bisa memicu asam lambung naik hingga ke kerongkongan. Jika hal
tersebut terjadi, pengidap akan merasakan sensasi terbakar, rasa sakit dan tekanan di sekitar dada
dan leher. Penyebabnya adalah lemak yang menekan daerah lambung yang bersifat asam naik.

5. Depresi
Kegemukan juga bisa memicu depresi. Orang yang merasa dirinya gendut atau kegemukan
cenderung lebih mudah stres itu dikarenakan perasaan rendah diri menjadi salah satu faktor
pendorong pengidap menjadi lebih mudah stres depresi.

6. Mendengkur

Pengidap akan mengalami gangguan tidur yang identik dengan mendengkur. Hal ini disebabkan
jaringan lemak pada leher menekan saluran napas bagian atas, terutama ketika berbaring, yang
membuat pengidap berisiko untuk mendengkur.

Obesitas dan mendengkur bukan hanya soal lemak di leher saja. Obesitas sentral, di mana lemak
ditemukan di sekitar perut dan dada, juga dapat memperburuk mendengkur yang menyebabkan
sleep apnea. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mendengkur sangat kencang dan berhenti
bernapas sebentar saat tidur. Akibatnya, pengidap akan merasa mengantuk di siang hari dan
kondisi ini juga dapat membuat risiko penyakit jantung dan stroke meningkat.

7. Sakit Punggung

Tidak sedikit dari pengidap mengeluhkan sakit punggung. Lemak yang menumpuk akan
menambah beban pada tulang belakang. Jika tidak segera menurunkan berat badan, nyeri
punggung bisa berlanjut, dan meningkatkan patah tulang dari dalam.

8. Hipertensi

Salah satu risiko yang dialami pengidap adalah meningkatnya tekanan darah perifer. Banyak
pengidap obesitas mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi dan akhirnya memicu penyakit
jantung.

9. Menstruasi Tidak Teratur

Datang bulan atau menstruasi tidak teratur diakibatkan faktor ketidakseimbangan hormon.
Ketidakseimbangan ini pada umumnya dipicu oleh kondisi obesitas. Kelebihan lemak dapat
memengaruhi kinerja hormon yang membuatnya tidak berfungsi dengan normal.
10. Varises

Varises terjadi saat vena melebar yang diakibatkan karena melemahnya dinding pembuluh darah.
Gumpalan pembuluh darah berwarna ungu atau biru menjadi pertanda munculnya varises.

D. Penyebab obesitas

Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal
tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan, sehingga diubah menjadi cadangan dalam
bentuk lemak. Selain itu, pengaruh genetik, perilaku dan hormonal pada berat badan juga
menjadi salah satu penyebab obesitas. Obesitas dapat disebabkan oleh konsumsi makanan cepat
saji atau minuman yang mengandung gula tambahan dalam jangka panjang. Obesitas juga bisa
disebabkan oleh konsumsi makanan secara berlebihan yang tidak diimbangi dengan olahraga
secara rutin.

Obesitas dapat ditelusuri ke penyebab medis, seperti sindrom Prader-Willi, sindrom Cushing,
penyakit dan kondisi lainnya. Meski begitu, gangguan ini jarang terjadi. Secara umum, penyebab
utama obesitas adalah jarang beraktivitas serta pola makan dan kebiasaan makan yang tidak
sehat.

E. Gejala Obesitas

Umumnya obesitas tahap awal tidak memiliki gejala yang berdampak pada tubuh. Pengidap
tidak menyadari bahwa berat badannya terus meningkat serta pakaian lama menjadi kekecilan.
Pengidap umumnya baru akan menyadari gejala tersebut setelah kerabat atau lingkungan
sekitarnya mengingatkan dan memberi tahu. Diagnosis obesitas terjadi ketika indeks massa
tubuh (BMI) adalah 30 atau lebih tinggi.

Indeks massa tubuh dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan
dalam meter kuadrat. Bagi kebanyakan orang, BMI memberikan perkiraan lemak tubuh yang
masuk akal. Sayangnya, BMI tidak secara langsung mengukur kadar lemak dalam tubuh,
sehingga beberapa orang, seperti atlet, memiliki BMI dalam kategori obesitas meskipun mereka
tidak memiliki kelebihan lemak tubuh. Pada anak-anak obesitas umumnya ditandai dengan
penumpukan lemak di bagian payudara, sesak ketika melakukan aktivitas fisik, dan
gangguan pubertas.

F. Diagnosis Obesitas

Anamnesis akan ditanyakan mengenai riwayat berat badan sebelumnya, upaya penurunan berat
badan, kebiasaan olahraga, pola makan, kondisi lain apa yang miliki, obat-obatan, tingkat stres,
dan masalah lain tentang kesehatan.

Riwayat kesehatan keluarga juga ditinjau untuk melihat adanya faktor resiko. Pemeriksaan fisik
umum termasuk mengukur tinggi badan, memeriksa tanda-tanda vital, seperti denyut jantung,
tekanan darah dan suhu, mendengarkan hati dan paru-paru, dan memeriksa abdomen.

Hal ini harus dilakukan paling tidak setahun sekali. Setelahnya, untuk menentukan tingkat
obesitas, maka berat badan dan tinggi badan diukur guna memeriksa indeks massa tubuh (BMI).
Pengukuran tersebut harus dilakukan minimal setahun sekali.

BMI juga membantu menentukan risiko kesehatan keseluruhan dan perawatan apa yang mungkin
sesuai. Selanjutnya, mengukur lingkar pinggang atau lemak visceral. Kemudian, memeriksa
masalah kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Tes darah penting
dilakukan untuk melihat faktor risiko dan gejala yang dapat dialami. Tes mungkin termasuk tes
kolesterol, tes fungsi hati, glukosa puasa, tes tiroid dan lain-lain. Mungkin juga
direkomendasikan tes jantung tertentu, seperti elektrokardiogram.

G. Pengobatan Obesitas

Memiliki pola makan sehat, diet rendah kalori, dan olahraga secara teratur adalah cara terbaik
untuk mengobati obesitas. Lakukan diet berisi makanan seimbang, mengontrol kalori, dan juga
melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan pembakaran energi dan cadangan energi.
Penanganan utama pada obesitas adalah mengatur pola makan sehat dan sesuai dengan
kebutuhan asupan kalori harian. Agar sukses, diet juga perlu disertai dengan aktif berolahraga
setiap hari. Bila upaya tersebut tidak efektif menangani diet, dokter dapat merekomendasikan
pasien untuk menjalani terapi obat-obatan atau operasi.

Pada pengidap obesitas berat tanpa adanya penyakit lain dapat dipertimbangkan obat sindroma
metabolik dan penurun nafsu makan. Meskipun jarang terjadi, tetapi pembedahan lambung dapat
dilakukan.

H. Pencegahan Obesitas

Langkah-langkah untuk mencegah kenaikan berat badan, yaitu dengan olahraga harian, diet
sehat, dan komitmen jangka panjang untuk mengawasi apa yang dimakan dan minum.

Berolahraga secara teratur berupa aktivitas intensitas sedang selama 150 hingga 300 menit
seminggu untuk mencegah penambahan berat badan. Obesitas bisa dicegah dengan mengatur
jumlah kalori yang dikonsumsi. Kondisi ini juga dapat dicegah dengan mengurangi
asupan makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula.

Kegiatan fisik yang cukup intens termasuk berjalan cepat dan berenang. Ikuti rencana makan
sehat, dengan fokus pada makanan rendah kalori, makanan padat nutrisi, seperti buah-buahan,
sayur-sayuran dan biji-bijian. Hindari lemak jenuh dan batasi permen dan alkohol. Makan tiga
kali sehari dengan camilan terbatas.

Awasi dan pelajari makanan sehari-hari dan selalu berat badan secara teratur dan konsisten.
Proses menurunkan berat badan tidak mudah dan singkat, serta penerapan pola hidup sehat juga
tidak boleh dijadikan sementara. Hal yang terpenting adalah memiliki pola pikir bahwa gaya
hidup sehat harus dilakukan terus-menerus, bila berat badan menurun itu adalah bonus dari tubuh
yang sehat.

Pencegahan Obesitas dapat dilakukan dengan diet, latihan fisik, penggunaan obat-obatan, hingga
pembedahan. Program diet dapat menghasilkan penurunan berat badan dalam jangka pendek.
Mempertahankan penurunan berat badan ini seringkali merupakan hal yang sulit dan
memerlukan latihan terus menerus. WHO merekomendasikan meningkatkan konsumsi sayur,
buah dan biji-bijian, atasi asupan kalori dari lemak jenuh dan diganti dengan lemak tidak jenuh
serta membatasi asupan gula. Kemudian lakukan latihan fisik selama 1 jam setiap hari, 20 menit
olahraga (3 kali seminggu), dan jangan duduk lebih dari 2 jam.

 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa obesitas tidak hanya terjadi pada remaja dan
orang dewasa, namun pada anak-anak juga. Obesitas merupakan kelebihan berat badan
dalam kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas
pada anak merupakan masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di dunia semakin
meningkat. Dan faktor penyebabnya yaitu faktor genetik, faktor sosial, faktor gaya hidup, da
lain-lain. Adapun cara mencegahnya yaitu dengan rutin berolahraga serta dengan tahapan
terapi psikologis.Kita perlu juga jaga pola makan. Perlunya menanamkan pendidikan
kesehatan pada anak sejak usia dini, melaluipeningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE),seperti gerakan anti rokok, gerakan cinta serat (sayur dan buah), budayakan aktivitas
fisik dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Soetjiningsih, Ranuh G. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.


2. Sartika, Ratu A. 2011. Faktor Resiko Pada Anak 5-15 Tahun Di Indonesia. Jakarta.
3. Supriyanto, Agus. Obesitas, Faktor Penyebab Dan Bentuk-Bentuk Terapinya.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai