Anda di halaman 1dari 18

EKSTRAK JAMU UNTUK MENURUNKAN BERAT BADAN DAN

PEMELIHARAAN BERAT BADAN PADA ORANG DEWASA YANG


KELEBIHAN BERAT BADAN ATAU OBESITAS
MATA PELAJARAN MULOK
Guru : Aisyah Dalimunte, S. Pd.

Disusun Oleh :

Intan Nuraini [0052685818] Kelas XI G

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BENGKULU

Pekan Sabtu, Kec. Selebar, Kota Bengkulu, Bengkulu 38213

https://man2kotabengkulu.banpelis.id/

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. tidak lupa Saya juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi dan waktu yang diberikan.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, menjadi referensi dan untuk kedepannya dapat
memperbaiki maupun menambah isi makalah menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu Saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 26 Maret 2024

Nama/Kelompok

ii
DAFTAR ISI

Cover .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kegemukan dan Faktor Penyebabnya ................................................ 3


B. Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) ..................................................... 4
C. Daun Kemuning (Murraya Paniculata) ............................................. 4
D. Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis) ............................................... 4
E. Bangle (Zingiber Cassumunar) .......................................................... 4

BAB III METODOLOGI ............................................................................. 6

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN ............................................................. 9

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

LAMPIRAN .................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas telah didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
sebagai "akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu
kesehatan" (WHO 2011) dan telah mencapai proporsi epidemi di dunia barat.
Statistik Kanada, misalnya, mengungkapkan bahwa pada tahun 2004, 59%
orang dewasa Kanada mengalami kelebihan berat badan dan 23% di antaranya
tergolong obesitas. Klasifikasi tingkat keparahan obesitas yang paling umum
dibuat berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh (BMI). Menurut WHO,
orang dewasa dengan BMI 25 kg/m2 atau lebih diklasifikasikan sebagai
kelebihan berat badan dan orang dewasa dengan BMI 30 kg/m2 atau lebih
dianggap obesitas (Eckel 2008; WHO 2011).
Di beberapa negara Asia, BMI minimum yang dianggap kelebihan berat
badan seringkali lebih rendah (Auvichayapat 2008). Mengatasi epidemi
obesitas merupakan hal yang kompleks dan memerlukan banyak faktor
fisiologis, psikologis, dan lingkungan. Kerugian langsung dan tidak langsung
terhadap sistem layanan kesehatan yang disebabkan oleh obesitas sangatlah
besar. Perubahan kebiasaan makan, ditambah dengan kurangnya olahraga,
seringkali berimplikasi pada peningkatan berat badan yang dialami banyak
orang.
Mayoritas orang dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas sangat
menyadari perlunya menurunkan berat badan dan risiko kesehatan yang terkait
dengan kelebihan berat badan. Namun, penyebab kenaikan berat badan
berlebih bisa jadi rumit, begitu pula solusinya. Banyak orang yang kelebihan
berat badan telah mencoba berbagai metode seperti obat resep dan obat bebas,
diet dan program olahraga untuk menurunkan berat badan, seringkali dengan
keberhasilan terbatas atau jangka pendek.
Obesitas bukanlah kondisi yang mudah untuk ditangani karena, meskipun
terdapat obat-obatan yang tersedia untuk membantu penurunan berat badan,
perubahan 'gaya hidup' yang signifikan juga diperlukan agar penurunan berat

1
badan berhasil dalam jangka panjang. Penting untuk dicatat bahwa penelitian
menunjukkan bahwa penurunan berat badan sebesar 5% hingga 10% dari berat
badan dianggap cukup untuk memberikan efek menguntungkan pada faktor
risiko kardiovaskular (CV) yang terkait dengan kelebihan berat badan (Wing
2011).
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja kandungan nutrisi pada jamu?
b. Apa manfaat jamu untuk kesehatan?
c. Bagaimana cara mengolah jamu menjadi ramuan herbal?
d. Apa saja risiko mengonsumsi jamu secara berlebihan?
C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui kandungan nutrisi pada jamu
b. Mengetahui manfaat jamu untuk kesehatan
c. Mengetahui bagaimana cara mengolah jamu menjadi ramuan herbal
d. Mengetahui apa saja risiko mengonsumsi jamu secara berlebihan

2
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Kegemukan dan faktor penyebabnya

Kegemukan adalah kondisi penumpukan lemak berlebihan atau tidak


normal di dalam tubuh manusia yang dapat mengganggu kesehatan. Ada 2 kategori
kegemukan yaitu overweight dan obesitas. Diagnosis overweight dan obesitas
ditetapkan dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT). Apabila hasil pengukuran
IMT antara 25-<30 maka seseorang dinyatakan menderita overweight dan IM
T > 30 dinyatakan menderita obesitas.

Rumus pengukuran IMT=BB(kg)/TB2(M)

Kegemukan telah berkembang menjadi epidemi global dengan jumlah


penderita meningkat pesat baik di negara maju maupun berkembang. Berdasarkan
data World Health Organization (WHO) jumlah penderita obesitas di dunia saat ini
meningkat hampir 3 kali lipat dibanding tahun 1975, dengan estimasi 1,9 miliar
orang dewasa menderita overweight dan 650 juta menderita obesitas. Di Indonesia,
data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penderita obesitas pada
penduduk usia > 18 tahun sebesar 21,8% meningkat dari tahun 2013 yang hanya
sebesar 15,4%.
Mengapa penderita overweight dan obesitas terus bertambah? Hal ini tak
terlepas dari kemajuan teknologi dan pola hidup yang tidak sehat. Manusia modern
cenderung memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan olahan tinggi karbohidrat
dan lemak. Di sisi lain mereka menjadi kurang aktif bergerak karena kemudahan
bidang transportasi dan pekerjaan dengan beroperasinya berbagai macam mesin.
Faktor genetis juga berperan dalam meningkatkan kecenderungan untuk menjadi
gemuk.
Kegemukan merupakan faktor resiko penyebab berbagai macam penyakit
kronik, seperti : diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, osteoartritis
(radang sendi) dan beberapa jenis kanker. Dari sisi psikologis, kegemukan dapat
membuat penderitanya menjadi kurang percaya diri.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan program yang
dicanangkan oleh pemerintah sejak November tahun 2016. Tujuan gerakan ini
adalah terlibatnya keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat untuk
membentuk kepribadian individu yang gemar menerapkan hidup sehat sehingga
dapat menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan terwujudnya
Indonesia sehat. GERMAS meliputi 7 kegiatan, yaitu : melakukan aktivitas fisik,
mengonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol,
memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan dan menggunakan
jamban. Kegemukan dapat dikurangi bahkan dicegah dengan langkah-langkah
sederhana yang sesuai dengan GERMAS, yaitu :
1. Mengurangi asupan lemak dan karbohidrat,
2. Memperbanyak konsumsi buah, sayur, biji-bjian utuh dan kacang.

3
3. Rutin melakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit yang terbagi dalam 1
minggu (30 menit per hari, 5 hari dalam 1 minggu).
Bagi yang telah melakukan langkah-langkah di atas namun masih mengalami
kesulitan dalam menurunkan berat badan, dapat mencoba ramuan jamu. Beberapa
tanaman obat penyusun Jamu penurun berat badan, antara lain :

B. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia )


Air rebusan daun jati belanda mengandung senyawa alkaloid, saponin dan
tanin. Daun jati belanda memiliki aktivitas menghambat enzim lipase pankreas
sehingga penyerapan trigliserid dalam usus terganggu. Daun jati belanja juga
mengandung musilago yang dapat mengembang dalam lambung sehingga menekan
nafsu makan.

C. Daun Kemuning (Murraya paniculata)


Seperti halnya daun jati belanda, daun kemuning juga memiliki aktivitas
menghambat enzim lipase pankreas. Air rebusan daun kemuning mengandung
flavonoid, triterpenoid dan tanin. Senyawa aktif dalam daun kemuning dapat
meningkatkan metabolisme tubuh sehingga meningkatkan pembakaran timbunan
lemak dalam tubuh.

D. Daun Tempuyung (Sonchus arvensis)


Daun tempuyung memiliki kandungan senyawa tanin yang dapat
menghambat penyerapan makanan dan dapat mengatasi masalah kegemukan.
Tempuyung juga mengandung oe-laktuserol, p-laktuserol, manitol, inositol,
silica, kalium, flavonoid dan taraksasterol. Air rebusan daun tempuyung memiliki
efek diuretik yang membantu menurunkan berat badan dengan cara mengurangi
retensi air pada penderita obesitas.

E. Bangle (Zingiber cassumunar)


Rimpang bangle berdasarkan hasil penelitian memiliki daya hambat kuat
terhadap enzim lipase pankreas. Air rebusan rimpang bangle mengandung
flavonoid dan saponin.

Tanaman-tanaman di atas harus diminum dengan dosis dan jangka waktu


tertentu. Berkonsultasilah dengan dokter atau apoteker Rumah Riset Jamu (RRJ)
Hortus Medicus untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Kandungan senyawa
kimia (katekin, kafein, dan lain-lain) secara kualitatif dan kuantitatif yang terdapat
pada teh hijau dan produk-produknya sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
yang beberapa di antaranya sulit dikendalikan. Seperti semua produk alami,
kandungan kimia teh hijau dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan, pemanenan dan
pengeringan (Busse 2000).

4
Selain itu, cara pengolahan daun teh hijau dari daun kering menjadi
formulasi yang dikonsumsi dapat berdampak signifikan terhadap jenis dan jumlah
senyawa aktif farmakologis yang ada dalam sediaan akhir (Busse 2000; Gregersen
2009) . Misalnya, metode tradisional menyeduh daun teh hijau kering dalam air
mendidih selama beberapa menit menghasilkan konsentrasi katekin dan kafein yang
relatif rendah diekstraksi dari daun ke dalam air yang kemudian dikonsumsi.

Konsentrasi katekin, kafein, atau keduanya yang lebih tinggi dapat


dihasilkan jika produk the hijau dibuat dengan merendam daun the kering dalam
air, 5lcohol, atau keduanya, kemudian menyaring dan menguapkan cairan tersebut
untuk menghasilkan ekstrak kering dan pekat, yang kemudian dimasukkan ke
dalam a. kapsul. Beberapa produk the hijau komersial dibuat menggunakan katekin
individu yang terdapat secara alami dalam the hijau dan diisolasi serta dimurnikan.
Misalnya, produk the hijau dapat dibuat dengan merangkum EGCG murni, katekin
lain, atau keduanya yang terdapat secara alami dalam the hijau.

Produk yang dibuat dengan cara ini mungkin berbeda secara farmakologis
dari produk yang dibuat dari ekstrak teh hijau yang mengandung rangkaian lengkap
katekin dan kafein dalam jumlah yang mungkin mendekati kelimpahan alaminya.
Health Canada telah menyadari pentingnya konten dan untuk disetujui oleh Health
Canada sebagai produk teh hijau untuk pengelolaan berat badan, produk teh hijau
harus mengandung EGCG dan kafein dalam kisaran berikut: 126 hingga 300 mg
EGCG dan 75 hingga 150 mg kafein, dengan rasio EGCG:kafein 1,8:1 hingga 4:1
per hari (NHPD 2009).

5
BAB III

METODOLOGI

Bukan untuk menurunkan, tapi menjaga berat badan


Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu
Indonesia (PDPOTJI) Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si. memaparkan, minum
jamu tidak sepenuhnya berfungsi untuk menurunkan berat badan. Sebab, jamu
tradisional lebih berfungsi untuk memperbaiki dan menjaga metabolisme
tubuh. “Untuk menurunkan berat badan memang tidak semua herbal bisa, tapi
bisa dikatakan, semua herbal itu mampu menjaga berat badan karena
mengandung serat yang tinggi,” jelas Inggrid kepada Kompas.com, saat ditemui
di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2024). Jika rutin mengonsumsi
jamu, maka metabolisme tubuh akan terjaga, sehingga berat badan lebih terjaga
dan pencernaan menjadi lebih lancar.

Cara kerja jamu untuk menurunkan berat badan


Dalam kesempatan yang sama, Inggrid juga menjelaskan cara kerja jamu
untuk penurunan berat badan. Jamu yang dinilai efektif untuk menurunkan berat
badan adalah jamu yang mengandung bahan lidah buaya, kunyit, kayu manis,
jinten, dan jati belanda. Sebab, kata Inggrid, bahan-bahan tersebut memiliki
kadar serat tinggi, sehingga bisa berfungsi memperlancar pencernaan dan
menjaga serta memperbaiki metabolisme tubuh. “Bahan-bahan itu membantu
membuat perut atau lambung kita menjadi lebih kenyang atau full, sehingga
secara tidak langsung mengurangi asupan makanan yang masuk ke tubuh kita,”
papar Inggrid.

Jaga asupan makanan dan olahraga


Dalam hal ini, Inggrid mengingatkan agar orang-orang yang mengonsumsi
jamu atau ramuan herbal dengan tujuan menurunkan berat badan, untuk selalu
menyeimbangkan pola hidup sehat. Inggrid mengatakan, menurunkan berat

6
badan tidak bisa tercapai jika hanya mengandalkan jamu. Tetapi, harus juga
menjaga asupan makanan dan olahraga agar metabolisme tubuh tetap terjaga dan
nutrisi tetap tercukupi. “Harus dibarengi dengan olahraga untuk membakar
lemak dan kalori, serta harus jaga makan. Kalau porsi makan sedikit, tapi makan
(yang mengandung) gula semua, itu nggak akan mencapai tujuan juga,” tambah
Inggrid.
Iklan obat pelangsing tidak kalah menjamurnya dengan iklan peninggi
badan serta pembesar payudara di media sosial. Tak hanya media sosial, bahkan
di televisi pun Anda pasti pernah menemukan penurun berat badan praktis
termasuk hanya dengan minum secangkir teh.
Menurut Guru Besar Pangan dan Gizi IPB, Ali Khomsan, banyak sekali jamu,
herbal, atau obat pelangsing yang beredar tetapi semua memiliki kinerja kurang
lebih serupa.
"Herbal itu kan bisa menekan nafsu makan sehingga asupan enggak terlalu
tinggi. Kalau coba herbal lalu merasa kenyang lebih lama, silakan dicoba. Diet
itu individual, ada yang cocok dan ada yang enggak cocok," ujar Ali saat
dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).

Jajal selama sebulan

Usahakan mengonsumsi obat dan jamu pelangsing selama sebulan. Ini


dengan catatan, saat kali pertama dikonsumsi obat tidak menimbulkan efek
samping berarti. Jika berat badan turun setengah kilogram selama seminggu, ini
terbilang baik meski tidak begitu dirasakan tubuh. Mungkin Anda cukup sulit
mendeteksi karena rata-rata timbangan berat badan satuan terkecilnya kilogram
sehingga tidak sensitif untuk mendeteksi penurunan 0,5 kilogram.

Perhatikan dampaknya pada tubuh


Obat dan jamu pelangsing tak jarang mengklaim diri mampu menekan nafsu
makan. Namun ketika nafsu makan Anda tidak berkurang, makan tetap lahap,
berarti obat dan jamu pelangsing tidak cocok Anda konsumsi.

7
"Di sini proses metabolisme diperlambat. Artinya, pemecahan karbohidrat
lambat, ada kesan kenyang lebih lama. Biasanya habis makan terus ngemil, tapi
dengan konsumsi ini keinginan untuk itu berkurang," jelasnya. Kemudian, cek
jika tubuh merasa lemas, loyo hingga aktivitas terganggu. Ini berarti konsumsi
obat atau jamu pelangsing sebaiknya dihentikan. Nafsu makan Anda ditekan tapi
malah membuat Anda tidak produktif.

Cek penurunan berat badan

'Janji' penurunan berat badan drastis dalam waktu tertentu mungkin


terdengar menggiurkan. Ali menekankan jangan sampai diet mengganggu
aktivitas dan membuat kita kekurangan gizi. "Ketika penurunan berat badan
ekstrem, terlihat terlalu kurus itu mengakibatkan orang muda tapi penampilan
kayak orang tua. Intinya keseimbangan, jangan sampai kekurangan gizi seperti
vitamin, mineral, protein," katanya.

Sementara itu, penggunaan obat dan jamu pelangsing bisa membuat


orang ketergantungan. Menurut dia, obat-obatan seperti ini jadi semacam rem
nafsu makan. Saat rem ini diambil, nafsu makan bisa kembali seperti sedia kala
sehingga tetap aman menerapkan diet ideal dan bertahap.

"Kalau mau diet, harus ada niat dalam hati. Seringkali diet itu tidak
berhasil dengan baik kalau nit kurang kokoh, bisa tergoda lingkungan lalu
konsumsi makanan berlebih," katanya. Dia lanjut mengatakan, "Diet itu bukan
sesuatu yang individual, perlu dukungan keluarga, teman kos, jadi mereka tahu
kita diet sehingga tidak pamer makanan dan mempengaruhi kita mengonsumsi
makanan."

8
BAB IV

PEMBAHASAN

Memiliki berat badan berlebih, apalagi hingga obesitas, bisa sangat


merepotkan. Bukan hanya persoalan susah mencari ukuran baju yang pas dengan
tren terkini di pusat perbelanjaan, termasuk juga gerak tubuh terbatas dan adanya
ancaman penyakit akibat berlebihnya berat badan itu sendiri. Ada banyak cara yang
ditempuh untuk menurunkan berat badan. Mulai dari program diet ketat, rajin nge-
gym, sedot lemak atau penggunaan teknologi mutakhir lainnya, atau bisa juga
dengan cara lebih tradisional seperti dengan minum jamu.
Entah karena rekomendasi teman yang katanya ampuh, melihat banyaknya
testimoni di media sosial, klaim tradisional, atau tergiur saat melihat iklan membuat
banyak orang penasaran untuk melangsingkan tubuh dengan jamu. Apalagi jika
beragam upaya penurunan berat badan telah dicoba tapi belum juga menunjukkan
hasil. Pertanyaannya, apakah konsumsi jamu untuk mengatasi obesitas atau
kelebihan badan aman untuk peminumnya?

Minum jamu pelangsing, aman atau tidak, ya?

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, mengonsumsi jamu


memang tidak dilarang dalam dunia kesehatan. Akan tetapi, tak jarang jamu yang
beredar di pasaran tidak menuliskan bahan yang digunakan atau bahan tambahan
lainnya secara lengkap. Padahal, ada satu bahan tambahan yang terkadang
ditambahkan ke dalam jamu, yaitu steroid.
Zat tersebut merupakan bahan aktif yang dipakai dalam dunia pengobatan
untuk mengatasi peradangan pada penyakit tertentu. Dosis dan jenisnya pun
bermacam-macam, begitu pula dengan resep yang sangat bergantung dari penyakit
dan kondisi individu.
Maka, apabila dikonsumsi sembarangan, hal ini bisa memicu terjadinya
nyeri lambung, tulang keropos, peningkatan risiko katarak, hingga penambahan
berat badan! Jangan sampai niat hati ingin menurunkan berat badan dengan jamu,
tetapi yang didapat justru sebaliknya karena adanya kandungan steroid di dalamnya.
Dilansir dari Liputan6.com, adapun jamu pelangsing yang dinyatakan oleh BPOM
pada 2013 silam terbukti mengandung bahan kimia obat (BKO) dan sebaiknya tidak
dikonsumsi, antara lain:

• Jamu Ratu Langsing


• Jamu Dietin
• Jamu Isabella
• Jamu Nofat
• Jamu Lida
• Jamu Surut Ayu
• Jamu Langsingku

9
Jadi, jika Anda ditawari oleh orang lain untuk mengonsumsi jamu-jamu di atas
supaya cepat turun berat badannya, jangan diterima, ya!

Selain itu, menurut dr. Jessica Florencia, juga dari KlikDokter, terlalu
sering mengonsumsi ramuan herbal pelangsing kemasan bisa menimbulkan efek
samping sebagai berikut:
• Menyebabkan sering kencing atau buang air besar. Tentunya ini bisa
menyebabkan dehidrasi.
• Menurunkan sampai menghilangkan nafsu makan karena adanya
gangguan keseimbangan hormon dan dapat mengganggu perbaikan sel
tubuh. Ironisnya, jika konsumsi dihentikan secara mendadak, malah
nafsu makan jadi meningkat drastis.
• Mual, muntah, dan sakit perut karena tidak cocok dengan bahan kimia
yang ditambahkan di dalam jamu.
Oleh sebab itu, aman atau tidaknya jamu bergantung dari ada atau tidaknya
kandungan BKO jamu yang hendak Anda minum. Lebih baik tidak mengambil
risiko konsumsi jamu yang mengandung BKO supaya kesehatan diri tak terancam.
Karena pada dasarnya, BKO harus disesuaikan dengan penyakit dan kondisi
spesifik masing-masing individu sesuai anjuran dokter.

Cara aman minum jamu untuk menurunkan berat badan

“Bila Anda penggemar jamu, ada baiknya bila jamu tersebut diracik oleh
tangan sendiri. Apalagi bahan alami seperti telur, kunyit, dan bahan tradisional
lainnya dapat lebih memberi manfaat bila diolah dan dikonsumsi secara murni,”
kata dr. Dyan.

Selain itu, dilansir dari Healthline, Anda bisa memanfaatkan beberapa


rempah alami sebagai bahan racikan jamu buatan sendiri untuk membantu
mengatasi obesitas, seperti:
• Jahe: dapat membantu menghilangkan lemak perut)
• Oregano: terdiri atas daun min, basil, thyme, rosemary, dan sage yang
mengandung senyawa carvacrol efektif untuk mengontrol lemak dan
menurunkan berat badan.
• Ginseng: dapat menjaga mikrobiota pada usus dan mengontrol lemak
tubuh.
• Kunyit: bantu mengatasi peradangan secara alami dan menurunkan
berat badan.
• Lada hitam: mengandung senyawa piperin yang dapat menghambat
pembentukan lemak.
• Kayu manis: untuk mengontrol nafsu makan dan rasa lapar.
• Kopi hijau: mengandung asam klorogenat yang bisa menurunkan berat
badan.
• Jinten: membantu pembakaran lemak dalam tubuh.
Meski alami, usahakan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Jangan dikonsumsi lebih dari satu sendok makan (14 gram) per hari supaya tidak

10
menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan. Terlepas dari aman atau
tidaknya jamu dikonsumsi, prioritaskan diet sehat. Tingkatkan juga aktivitas fisik
dengan olahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup sebagai cara utama
mengusahakan tubuh agar terbebas dari kelebihan berat badan dan obesitas.

11
BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Sediaan jamu herbal tampaknya menyebabkan penurunan berat badan yang


kecil dan tidak signifikan secara statistik pada orang dewasa yang kelebihan berat
badan atau obesitas. Karena jumlah penurunan berat badannya kecil, hal ini
mungkin tidak penting secara klinis. Jamu tidak berpengaruh signifikan terhadap
pemeliharaan penurunan berat badan. Dari penelitian yang mencatat informasi efek
samping, hanya dua yang mengidentifikasi efek samping yang memerlukan rawat
inap. Efek samping yang tersisa dinilai ringan hingga sedang.

B. SARAN

1. menurunkan berat badan tidak bisa tercapai jika hanya mengandalkan


jamu. Tetapi, harus juga menjaga asupan makanan dan olahraga agar
metabolisme tubuh tetap terjaga dan nutrisi tetap tercukupi.
2. Jamu yang dinilai efektif untuk menurunkan berat badan adalah jamu yang
mengandung bahan lidah buaya, kunyit, kayu manis, jinten, dan jati belanda.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Kesehatan (2010) Laporan hasil riset kesehatan dasar tahun 2010. Jakarta:
Badan Litbang Kesehatan.

Bogdan R, Taylor S (1975) Introducing to qualitative methods: Phenomenological. New


York: A Wiley Interscience Publication.

Hari Kebangkitan Jamu Indonesia (2008) 27 Mei 2008.

Harnack L, DeRosier K, Rydell S (2004) Survei of adults' attitudes and beliefs about herbal
products. Journal of the American Pharmaceutical Association 43(5):596-601.

Indriyanti IS dan Ihalauw JJOI (2002) Pengulangan pesan suatu iklan dalam proses
pembelajaran konsumen: Studi terhadap iklan pasta gigi Pepsodent. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis (Dian ekonomi) VIII (1):36-52.

Miles M, Huberman AM (1992) Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-
metode Baru. Jakarta: UI Press.

Mowen JC and Minor M (2002) Perilaku Konsumen, Edisi 5 Jilid 2, alih bahasa: Dwi Kartini
Yahya. Jakarta: Erlangga.

Mulyani (2007) Faktor-faktor yang memengaruhi konsumen membeli produk jamu. dalam
http://eprints.upnjatim.ac.id/1710/1/file_1.pdf. [Diakses 20 April 2013]

Partini S (1999) Profil Sosial Budaya Lansia dalam Keluarga dan Komunitas di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, Laporan Penelitian, Yogyakarta, IKIP Yogyakarta.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/01/05/173214820/seberapa-efektif-minum-
jamu-untuk-menurunkan-berat-badan

https://sardjito.co.id/2023/09/01/mengenal-kegemukan-dan-jamu-sebagai-alternatif-
solusinya/

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai