ISI
LEMBAR JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan......................................................................... 2
BAB 2 : TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Obesitas....................................................................... 3
2.2Klasifikasi...................................................................................... 3
2.3Komplikasi..................................................................................... 4
2.4 Etiologi......................................................................................... 5
2.5 Manifestasi klinis........................................................................... 5
2.6 Patofisiologi pada obesitas............................................................ 6
2.7 Pathway.........................................................................................7
2.8 Penatalaksanaan............................................................................. 8
2.9 Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 9
BAB 3 :Konsep Asuhan Keperawatan
3.1Pengkajian.....................................................................................10
3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................. 11
3.3Perencanaan................................................................................... 12
3.4 Penatalaksanaan (Contoh Kasus ) 15
BAB 4 :PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak
5% dari antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI Klasifikasi
18.5–24.9 Normal
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI =kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dant adalah tinggi badan
dalam meter.
2.3 Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
2.3.1 Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin
berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung
meningkat dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya
dapat menungkatkan tekanan darah.
2.3.2 Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi
insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
2.3.3 Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan
kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida.
Dispilidemia berisiko terbentunya aterosklerosis.
2.3.4 Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
2.3.5 Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
2.3.6 Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya
menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
2.3.7 Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau
pembatasan keaktifan fisik.
2.3.8 Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker
payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon,
rektum dan prostat.
2.3.9 Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non
alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH)
yang dapat berkembang menjadi sirosis.
2.3.10 Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu
kandung empedu.
2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola
makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake
makanan
2.7 Pathway
1. Genetik
2. Pola fungsi kesehatan
3. Obat – obatan
4. Aktifitas
5. Pola fikir konsentrasi intake makanan
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-
sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori
dan meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata
pepatah Cina kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai
sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan
BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan
penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia,
keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori
rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari
manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya
makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar.
Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau
IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya
hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-
bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun
2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–
34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara
nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
4. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam
lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan
ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan
reseksi parsial lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum
.jejunum proksimal dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium
distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar
insulin)
5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk
beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan
perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang
berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
3.3 Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa
keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan
prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan
berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
Beri privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi
px trsebut
Waspadai mitos px / orang terdekat
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai makan berlebih
Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
Pasien mengungkapkan beban psikologisnya
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
Pola makan terjaga
Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 3
3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi
sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang
buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi
dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih
nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
· Pemeriksaan fisik
1. Vital sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Pernafasan : 24 x/menit
Nadi : 85 x/menit
Suhu : 370C
2. Keadaan umum : Baik
3. Pemeriksaan Head to Toe
Kulit : Inspeksi (warna kulit sawo matang)
Palpasi (turgor normal < 3 dtik)
Kepala : Inspeksi (kulit kepala bersih, bulat sempurna, rambut panjang lurus, tidak ada
benjolan atau lesi)
Palpasi (tidak ada benjolan)
Telinga: : Inspeksi (normal tidak ada lesi, bersih tidak ada serumen)
Palpasi (normal tidak ada lipatan)
Mata : Inspeksi (bulat besar, bersih tidak cowong)
Mulut : Inspeksi (bersih, lembab, gigi normal)
Dada : Inspeksi (bentuk dada simetris/normal)
Palpasi (tidak ada benjolan atau lesi)
Perkusi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada benjolan atau lesi)
Auskultasi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada suara tambahan)
Abdomen : Inpeksi (buncit terdapat lipatan)
· Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas
apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dapat menerima
dan diterima oleh orang lain.
3. Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif menjalankan
ibadah.
B. ANALISA DATA
Data Fokus
DS : Pasien mengatakan terkadang tidak nyaman dengan berat badan yang dimilikinya.
DO :
- pasien tampak terganggu dalam melaksanakan aktivitas karena berat badannya
- pasien sering kali kesusahan berdiri sehabis duduk dari lantai
Symptom Etiologi Problem
DO : Pasien tampak
kesusahan dalam
beraktivitas karena
barat badannya
b. DS : Pasien
mengatakan kurang
percaya diri jika
berinteraksi /
bersosialisasi dengan
orang lain
Harga diri rendah Gangguan dalam
bersosialisasi dengan
DO: Pasien kelihatan orang lain dan
minder saat pandangan negatif
berkomunikasi dan terhadap diri
bergaul dengan
temannya.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan berat badan yang ditandai dengan
kesusahan dalam beraktivitas.
2. Resiko terhadap kerusakan interaksi social yang berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan akibat perasaan malu dan respon
negatif dari orang lain.
C. PERENCANAAN
No. Dx
Tgl Tujuan Intervensi Rasional
Kep
-- Membantu
- Dorong pasien mengidentifikasi
untuk dan memperjelas
mengeksprsikan alasan untuk
perasaan dan kesulitan dalam
persepsi berinteraksi dengan
masalah orang lain
Setelah dilakukan
penyuluhan 2x24 jam
-- Megidentifikasi
pasien diharapkan
masalah khusus dan
mampu bersosialisasi
dengan baik dengan - Bantu dalam menganjurkan
kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan yang dapat
tanggung jawab diambil untuk
- - Menyatakan sendiri dan mempengaruhi
gambaran diri lebih control pada perubahan
nyata situasi
- - Menunjukkan
beberapa penerimaan
diri aripada andangan
13- 2 idealisme
02-06
- - Mengakui diri
sebagai individu yang
mempunyai tanggung
jawab sendiri
D. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No. Dx Tindakan Respon Ttd
(12.00)
E. EVALUASI
Tgl No. Dx Catatan Perkembangan Ttd
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak
rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi
badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat
badan buruk.Namun, keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko
sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang
untuk mengikuti diet dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan
suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori
biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro
nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk
jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor
eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen
(obesitas sekunder) akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik
(meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik
b. Faktor Psikologis (gangguan emosi)
c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
d. Faktor Nutrisi
e. Aktivitas fisik
4.2 Saran:
1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus
lebih banyak berdiskusi dengan klien.
2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang
baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien.
DAFTAR PUSTAKA