Anda di halaman 1dari 19

Makalah Filsafat

Cara mengatasi Obesitas Pada Orang Dewasa

Disusun Oleh :

Kelompok 5 (Lima) / 1PA11

Azmi Alfarisi Ramadhan 11516278

Alda Rifalda 16516369

Ayu Rizki Septiani 11416245

Susyana 17516210

Gabriella Mahadewi W 17516023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Cara
mengatasi Obesitas Pada Orang Dewasa. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan dosen Keluarga yang
telah turut membantu dalam membantu menyelesaikan makalah ini

Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah. 1
1.2 Rumusan Masalah. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat. 1

BAB 2 PEMBAHASAN.... 3
2.1 Definisi Obesitas . 3
2.2 Tipe-tipe Obesitas . 4
2.3 Gejala Obesitas .. 5
2.4 Penyebab Timbulnya Obesitas . 6
2.5 Cara Pengukuran Obesitas .. 7
2.6 Proses Terjadinya Obesitas . 9
2.7 Penyakit Yang Timbul Akibat Obesitas 9
2.8 Cara Mengatasi Obesitas ... 11
2.9 Program Pemerintah Dalam Menurunkan Angka Obesitas 12

BAB 3 Kesimpulan .14


3.1 Kesimpulan ... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak


secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di
negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara
berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi
obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh
banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver,2009).

WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi
overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari
100 juta penduduk dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan
cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk
dunia akan menjadi obes (Sayoga dalam Rahmawaty, 2004).

berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional
obesitas umum pada penduduk berusia 15 tahun adalah 10,3% terdiri dari (laki-laki 13,9%,
perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun
pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO
sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun. Obesitas sendiri sekarang dikenal sebagai ajang
reuni berbagai macam penyakit. Salah satunya Penyakit jantung koroner (PJK) yang
merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh arteri koroner dimana terdapat
penebalan dinding dalam pembuluh darah (intima) disertai adanya arterosklerosis yang akan
mempersempit lumen arteri koroner dan akhirnya akan mengganggu aliran darah ke otot
jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan pada otot jantung.

1
Penyakit jantung koroner kerap diidentikkan dengan penyakit akibat hidup enak,
yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini
semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food
dalam kurun waktu satu dekade ini. Tak dapat dimungkiri, junk food telah menjadi bagian
dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia.Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di
mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak
hingga dewasa.Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol.
Soium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau banyak mengandung sodium,dapat
meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi.

Penyakit jantung koroner kerap diidentikkan dengan penyakit akibat hidup enak,
yaitu terlalu banyak mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol. Hal ini
semakin menjadi dengan kian membudayanya konsumsi makan siap saji alias junk food
dalam kurun waktu satu dekade ini. Tak dapat dimungkiri, junk food telah menjadi bagian
dari gaya hidup sebagian masyarakat di Indonesia.Lihat saja berbagai gerai yang terdapat di
mal-mal, selalu penuh oleh pengunjung dengan beragam usia, dari kalangan anak-anak
hingga dewasa.Padahal junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan kolesterol.
Sodium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalau banyak mengandung
sodium,dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga menyebabkan tekanan
darah tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa defenisi Obesitas?


2. Apa saja tipe-tipe Obesitas?
3. Apa gejala-gejala timbulnya Obesitas?
4. Apa penyebab timbulnya Obesitas?
5. Bagaimana cara pengukuran Obesitas?
6. Bagaimana mekanisme terjadinya Obesitas?
7. Apa saja penyakit-penyakit yang timbul akibat obesitas?
8. Bagaimana cara penanggulangan penyakit Obesitas?
9. Apa program pemerintah dalam menurunkan angka penderita Obesitas?

1.3 Tujuan

1. Untuk dapat mengetahui tentang obesitas


2. Untuk dapat mengetahui gejala,tanda, ataupun penyebab obesitas
3. Untuk dapat mengetahui cara mengatasi dan macam penyakit yang di timbulkan akibat
obesitas

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam
jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke
dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO Obesitas adalah
penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu
kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan obesitas apabila terjadi
pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara
tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan
berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).

Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu


sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007). Dengan
demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan
dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih
besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal
dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang
melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.

Definisi Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade terakhir
menjadi masalah global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali pada
tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa diatas usia 15 + adalah kelebihan berat badan,
setidaknya 400 juta orang dewasa yang gemuk dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia
5 tahun yang kelebihan berat badan.Para ahli percaya jika kecenderungan ini terus
berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3 miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan
dan lebih dari 700 juta akan obesitas. Skala masalahobesitas memiliki sejumlah
konsekuensi serius bagi individu dan sistem kesehatan pemerintah

3
2.2 Tipe-tipe Obesitas

Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% dari berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada 3 derajat obesitas yaitu:
1. Ringan 120% - 140% BBI
2. Sedang 141% - 200% BBI
3. Berat/Abnormal >200% BBI
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu Tipe obesitas berdasarkan
bentuk tubuh dan Tipe obesitas berdasarkan keadaan sel lemak.

1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh

a) Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)

Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di sekitar
perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe buah pear
(Gynoid),

b) Obesitas tipe buah pear (Gynoid)

Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di sekitar pinggul
dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil.

c) Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.

4
2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak

a) Obesitas Tipe Hyperplastik

Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaan
normal.

b) Obesitas Tipe Hypertropik

Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkan
keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.
Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran
sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapai
maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sel lemak yang
mengalami hypertropik.

2.3 Gejala Obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada
saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).
Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.

Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang
secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema
(pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.

5
2.4 Penyebab Timbulnya Obesitas

1. Faktor Genetik

Kegemukan orang tua merupakan faktor genetik yang berperanan besar. Bila
kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas; bila salah satu orang tua
obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,
peluangnya menjadi 14% (Sjarif,2003).

2. Faktor Lingkungan

a) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu


sekitar 20-50%dari total energy expenditure. Penelitian di negara maju
mendapatkan hubungan antara aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian
obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko
peningkatan berat badan sebesar 5 kg (Kopelman,2000).

b) Asupan Makanan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi lemak yang


berlebihan berkaitan dengan obesitas. Penelitian di Amerika dan Finlandia
menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai resiko
peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah
lemak dengan OR (Odds Ratio) 1,7 (Fukuda cit Hidayati et al., 2007). Keadaan ini
disebabkan karena makanan berlemak mempunyai energy density lebih besar dan
lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil
dibandingkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat.
Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan
selera makan yang akhirnya terjadi konsumsi yang berlebihan (Kopelman,2000).

6
c) Sosial Ekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, gaya hidup, dan pola makan,


serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi (Sjarif,2003). Suatu data menunjukkan bahwa
beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan gaya hidup yang mengarah
pada penurunan aktivitas fisik, seperti: ke sekolah dengan naik kendaraan dan
kurangnya aktivitas bermain dengan teman serta lingkungan rumah yang tidak
memungkinkan anak-anak bermain diluar rumah, sehingga anak lebih senang
bermain komputer/ games, nonton TV atau video dibanding melakukan aktivitas
fisik. Selain itu juga ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau
akan beresiko menimbulkan obesitas (Chandrawinata,2003).

2.5 Cara Pengukuran Obesitas

Pada umumnya Obesitas dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu Obesitas tipe
Android dan Obesitas tipe Gynoid.

1. Obesitas tipe Android

Badan berbentuk gendut seperti gentong atau buah apel, perut membuncit
kedepan, banyak didapatkan pada kaum pria, sehingga disebut pula obesitas tipe pria
atau male type obesity. Tipe ini cenderung mengakibatkan penyakit jantung koroner,
diabetes, dan stroke. Nama lain obesitas tipe ini adalah obesitas tipe sentral (central
obesity), abdominal obesity, atau visceral obesity.

Disebut obesitas viseral karena penimbunan lemak terjadi di dalam rongga


perut (abdomen), tepatnya di sekitar omentum usus (viseral). Lemak viseral yang
berlebihan ini memperoleh suplai darah dari pembuluh darah omentum, dan
mengeluarkan banyak bahan kimia dan hormone ke dalam peredaran darah.
Banyaknya lemak yang tertimbun dalam rongga perut mencerminkan makin lebarnya
lingkaran pinggang (waist circumference) orang itu.

7
2. Obesitas Tipe Gynoid

Banyak dijumpai pada kaum wanita, terutama yang telah masuk masa
menopause, panggul dan pantatnya besar, dari jauh tampak seperti buah pir. Tipe ini
dinamakan juga obesitas tipe wanita atau female-type obesity. Nama lain tipe ini
adalah obesitas tipe perifer (peripheral obesity), atau gluteal obesity (dari kata gluteus
yang berarti pantat).
Adapun cara menentukan derajat obesitas yang paling sering dipakai adalah
dengan mengukur Body Mass Index atau BMI, yaitu dengan mengukur tinggi badan
(dalam meter) dan berat badan (dalam kilogram), kemudian membagi berat badan
dengan kuadrat dari tinggi badan. Lihat Rumus dibawah ini:

BMI = Berat Badan / ((Tinggi Badan (m)) x (Tinggi Badan (m)))

Contoh :

seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 160 cm, maka didapatkan
BMI = 70 / (1.6 x 1.6) = 27.3 (Gemuk)

KLASIFIKASI BMI
OBESITAS WHO POPULER / UMUM (kg/m2)
Underweight Kurus < 18,5
Healthy weight Normal 18,5 24,9
Obesitas derajat 1 Overweight / Gemuk 25 29,9
Obesitas derajat 2 Obesitas 30 39,9
Obesitas derajat 3 Obesitas Morbid / Berat > 40

Menurut WHO, BMI orang normal adalah 18,5 24,9. BMI kurang dari 18,5
dikatakan kurus. Sedangkan BMI 25 keatas disebut obesitas, yang dibagi pula dalam
obesitas derajat satu (BMI 25 29,9), obesitas derajat dua (BMI 30 39,9), dan obesitas
derajat tiga atau morbid / severe obesity (BMI 40 atau lebih). Untuk lebih rincinya, berikut
adalah table klasifikasi obesitas menurut WHO dan umum:

Berat badan yang sehat, normal, atau ideal (Healthy Weight) adalah berat badan
yang bukan Underweight, bukan pula Overweight (Kegemukan) atau obesitas, berarti BMI
20 25, lingkar pinggang dibawah 88 cm untuk wanita dan di bawah 102 cm untuk pria.

8
2.6 Proses Terjadinya Obesitas

Kegemukan merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara


tinggi dan berat badan akibat kelebihan jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal. Namun, pada dasarnya kegemukan
terjadi akibat energi yang masuk ke dalam tubuh selalu berlebih sehingga tertimbun
dalam bentuk lemak atau sel adipose di bagian bawah kulit.
Peningkatan cadangan lemak dalam tubuh dapat berupa penambahan jumlah sel-
sel lemak penambahan ukuran sel lemak, atau kombinasi dari keduanya. Kelebihan
1.000 kkal energi per hari akan menambah hampir 1 kg timbunan lemak per minggu.
Dengan demikian, orang yang makan berlebihan secara terus menerus akan mudah
mengalami obesitas (kegemukan).
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan lemak dimulai sejak bayi berumur lima
bulan. Jumlah sel lemak meningkat hingga bayi berumur satu tahun, diikuti dengan
membesarnya sel-sel lemak. Pembentukan sel lemak akan berhenti saat seseorang
berumur dua puluh tahun. Setelah itu, proses berlanjut pada pembesaran sel lemak
tubuh. Dengan melihat proses terjadinya kegemukan, asupan makanan yang berlebihan
pada masa kanak-kanak merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan bisa berakibat
kurang baik saat anak tumbuh dewasa.
Kegemukan akibat pola makan yang salah dan nafsu makan yang besar banyak
terjadi di kota-kota besar. Kecenderungan untuk gemuk menjadi lebih besar karena
tersedia berbagai makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak dan gaya
hidup yang serba praktis sehingga membuat seseorang malas bergerak.

2.7 Penyakit-penyakit yang Timbul Akibat Obesitas

1. Diabetes tipe 2

Banyak studi mengungkapkan obesitas berkaitan dengan risiko diabetes. Bahkan,


jika sudah kena penyakit ini maka bisa menjalar untuk mengalami komplikasi penyakit
yang lebih serius. Misalnya serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, hingga
kerusakan saraf yang berujung amputasi.

9
2. Serangan jantung

Lemak dalam tubuh bisa menutupi pembuluh darah jantung dan menyumbatnya.
Ini yang kemudian menyebabkan serangan jantung koroner.

3. Hipertensi

Orang gemuk cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini bisa diatasi dengan
mengurangi berat badan dan berolahraga.

4. Sleep apnea

Tandanya adalah sulit tidur nyenyak dan suka mengorok saat tidur. Ini adalah
gangguan pernafasan yang membuat jalan udara seakan berhenti beberapa kali kala
terlelap. Sleep apne dikaitkan dengan kemunculan hipertensi, gagal jantung, dan
penyakit lainnya.

5. Asam urat

Orang obesitas empat kali lebih berisiko mengalami asam urat atau gout. Penyakit
ini menyerang sendi yang diakibatkan tingginya kadar purin di daerah sendi. Sendi
bisa bengkak, memerah, dan nyeri. Mengurangi berat badan bisa menjadi salah satu
solusi.

6. Kolesterol tinggi

Kegemukan cenderung memicu tingginya kolesterol jahat (LDL) ketimbang


kolesterol baik (HDL). Banyaknya kolesterol jahat menjadi penyebab penyakit
kardiovaskular dan stoke.

10
7. Kanker

Obesitas punya peran penting dalam pembentukan sel kanker secara aktif. Dan,
risiko kanker yang kerap ditemui pada tubuh gemuk adalah kanker usus, payudara,
dan tenggorokan.

8. Penyakit Jantung Koroner

Obesitas dapat menyebabkan penyakit jantung koroner melalui berbagai cara,


yaitu dengan cara perubahan lipid darah, yaitu peninggian kadar kolesterol darah,
kadar LDL-kolesterol meningkat (kolesterol jahat, yaitu zat yang mempercepat
penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah), penurunan kadar HDL-
kolesterol (kolesterol baik, yaitu zat yang mencegah terjadinya penimbunan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) dan hipertensi.

2.8 Cara Mengatasi Obesitas


Cara mengatasi obesitas bisa dilakukan dengan mengubah pola makan atau diet dan
olahraga secara teratur.

1. Olahraga

Salah satu cara yang dilakukan untuk membantu mengatasi obesitas adalah
dengan melakukan olahraga. Olahraga merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat
efektif untuk membantu menurunkan resiko obesitas dengan tujuan membakar lemak
tubuh. Manfaatkanlah tangga sebagai sarana olahraga anda. Anda bisa membakar kalori
dengan aktifitas niak turun tangga. Anda sebaiknya menghindari pemakaian lift. Selain itu
jika anda berada di tempat lainnya usahakan untuk menghindari pemakaian lift. Selain itu
anda juga bisa latihan aerobik misalnya dengan jalan, jogging, bersepeda, renang dan juga
melakukan senam arobik. Untuk mendapatkan hasil lebih optimal, maka latihan yang
dilakukan harus disertai dengan latihan beban membantu mengencangkan otot-otot
tubuh dengan takaran paling tidak 15 repetisi, dan biasanya dikerjakan sebanyak 2-3 set
untuk setiap kali otot recovery 30 detik antar set.

11
2. Makan Saat Mulai Lapar
Jangan menunggu hingga anda lapar baru makan, sebab akan membuat anda
makan dalam jumlah banyak Karena kalap. Anda sebaiknya makan saat rasa lapar anda
mulai muncul dan berhenti saat sudah kenyang. Sehingga yang anda makan bisa dalam
jumlah porsi yang normal.

3. Hindari Kebiasaan Ngemil


Makanan ringan memberikan dampak pada obesitas. Sebab anda akan kesulitan
mengontrol jumlah kalori yang masuk melalui makanan tersebut. Jika anda menginginkan
makanan ringan pada waktu senggang, pilihlah buah-buahan untuk menggantikan
makanan ringan cepat saji. Biasanya makanan ini mengandung kalori dan tambahan
lemak yang tinggi.

4. Parkir Yang Jauh


Carilah tempat yang lumayan jauh dari tempat tujuan anda. Hal ini bisa
memangunkan anda untuk membiasakan kebiasaan berjalan. Dengan berjalan kalori bisa
juga terbakar sedikit demi sedikit.

2.9 Program Pemerintah Dalam Menurunkan Angka Obesitas

pemerintah kini harus menghadapi masalah gizi baru yang juga mengancam kesehatan
masyarakat, yakni obesitas. kasus penyakit yang dipicu oleh obesitas tersebut tentunya akan
menambah beban pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah telah menerapkan
program khusus untuk menekan angka kelebihan berat badan dan obesitas. Diantaranya

12
Program Nasional di bidang kesehatan :

a. Lingkungan sehat,Perilaku sehat,dan pemberdayaan masyarakat


b. Upaya Kesehatan
c. Perbaikan Gizi Masyarakat
d. Sumber Daya Kesehatan
e. Obat,Makan dan Bahan Berbahaya
f. Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

Tugas utama kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap


warga negaranya yaitu setiap individu, keluarga dan masyarakat Indonesia tanpa
meninggalkan upaya penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan dan perbaikan kualitas
lingkungannya.

Titik berat Pembangunan Nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden RI pada
tanggal 1 Maret 1999 yaitu Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan yang artinya
setiap sektor harus mempertimbangkan aspek kesehatan dalam setiap program
pembangunan. Hal ini berarti pula kesehatan merupakan bagian integral dari program
pembangunan nasional (Propenas) yang juga telah ditetapkan melalui Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2000.

13
BAB 3
Kesimpulan

1. Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi


jaringan lemak yang berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi
bila ukuran dan jumlah sel lemak bertambah.
2. WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan
sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.
3. Obesitas merupakan suatu faktor risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) serta
meningkatkan mortalitas dan morbiditas kardiovaskuler secara Langsung maupun
tidak langsung.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2014/09/makalah-obesitas.html
https://inti-kesehatan.blogspot.co.id/2016/04/cara-mengatasi-obesitas-secara-alami.html
http://www.slideshare.net/arianditaatias/makalah-obesitas
http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2014/09/makalah-obesitas.html
http://kesehatankulitkepala.blogspot.co.id/2012/02/memahami-proses-terjadinya-
kegemukan.html?m=1

http://sweetspearls.com/health/faktor-yang- menyebabkan-terjadinya- obesitas/


obatobesitas.com
antaranews.com
Anonymous. http://gizi.net./cgi-bin
Steven B, Halls. 2003. Relationship Between The Body Mass Index and Body Compotition
Article : Review and Comment (last edited 10 November, 2003), Copyright.
Indarto.2008.FaktorpenyebabObesitas.(Online),
http://reseplangsing.blogspot.com/2008/10/beberapa-faktor-penyebab obesitas.html, diakses 14
April 2014.

Katahn, Martin. 1987. Program 28 Hari Tanpa Diet. Semarang : Dahara prize.

Khomsan, Ali. 2005. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Bogor : IPB Press.

Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk Obesitas. http://www.balipost.co.id/balipost/


2004/3/7/cez.htm.

Poerwandari, E.K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologis. Depok; Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.

http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2014/09/makalah-obesitas.

Anda mungkin juga menyukai