PAPUA
(KELOMPOK 10)
Disusun Oleh :
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan penyertaa-Nya, kami dari kelompok empat mampu menyelesaian makalah
Budaya Indonesia Papua ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini, kami membahas topik seputar bahasa, adat istiadat, agama,
budaya yang menunjang kesehatan, budaya yang menjatuhkan kesehatan, serta
tentang restrukturisasi budaya.
Kami sebagai kelompok, tentu menyadari bahwa makalah yang telah kami susun
masih jauh dari kata sempurna. Kami dari kelompok memohon maaf bila terdapat
kesalahan penulisan atau terdapat kata kata yang kurang berkenan. Oleh karena
itu, saran dan kritik kami harapkan agar kami mampu menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami dari kelompok 10 mengucapkan terimakasih.
Hormat Kami
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................
1.2 TUJUAN..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
2.1 BAHASA DAERAH PAPUA.........................................................................
2.2 ADAT ISTIADAT PAPUA............................................................................
2.3 AGAMA DI PAPUA.......................................................................................
2.4 BUDAYA YANG MENINGKATKAN KESEHATAN.................................
2.5 BUDAYA YANG MENURUNKAN KESEHATAN.....................................
2.6 RESTRUKTURISASI BUDAYA...................................................................
BAB III..................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................
3.2 LATIHAN SOAL............................................................................................
3.3 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Papua adalah sebuah provinsi yang terletak di paling timur Indonesia. Provinsi ini
merupakan provinsi yang masih kental dan kaya akan kesenian dan kebudayaan
yang ada di provinsi tersebut, provinsi ini memiliki berbagai suku seperti suku
asmat yang mendiamin provinsi tersebut, dengan masyarakat yang sangat
menjunjung tinggi kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah mereka. Kesenian
dan kebudayaan yang ada di daerah ini sangat menarik, dan unik. Papua memiliki
banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian dan kebudayaan
tersebut sangat unik dan menarik.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang
ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam
berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya.
Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-
masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat
yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada
di Papua. Berikut beberapa contoh Bahasa yang ada di papua:Bahasa
Abinomn, Bahasa Abun,, Bahasa Aghu, Bahasa Aikwakai, Bahasa Airoran,
Bahasa Airo, Bahasa Ambai, Bahasa Amber, Bahasa Amberbaken, Bahasa
Anasi, dll.
Upacara adat tanam sasi adalah upacara adat kematian yang berkembang
di daerah Kabupaten Merauke dan dilaksanakan oleh suku Marind atau
suku Marind-Anim. Suku Marind berada di wilayah dataran luas di Papua
Barat.
Seperti halnya upacara bakar batu, upacara tanam sasi juga memiliki
filosofi atau arti khusus bagi penduduk suku Marind. Makna yang
tersimpan dalam upacara tanam sasi adalah sebagai berikut ini.
Upacara adat Papua yang cukup dikenal adalah upacara kematian oleh
Suku Asmat. Masyarakat Suku Asmat, biasanya tidak mengubur mayat
dari anggota suku yang telah meninggal dunia. Mereka biasanya
meletakan mayat tersebut di atas perahu lesung dengan dibekali sagu, lalu
mayat tersebut dibiarkan mengalir ke laut membiarkan mayat tersebut
berada di atas anyaman bambu hingga akhirnya membusuk.
Upacara adat Papua yang satu ini dinilai cukup ekstrim. Upacara adat
Nasu Palek merupakan sebuah tradisi mengiris telinga yang dilakukan
oleh masyarakat dari Suku Dani. Tradisi Nasu Palek dilakukan sebagai
wujud dari rasa duka cita atau sedih ketika ada seorang anggota keluarga
yang meninggal dunia. Bagi masyarakat Suku Dani, setiap irisan telinga
yang berkurang adalah sebuah bentuk penghormatan pada ibu, ayah dan
saudara yang meninggal dunia.
Upacara adat ini masih berhubungan dengan upacara adat Nasu Palek,
bahkan upacara adat ini cukup dikenal karena dinilai ekstrim. Bedanya
dengan upacara adat Nasu Palek, upacara adat Iki Palek merupakan
upacara potong jari. Upacara potong jari akan dilaksanakan ketika ada
salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia. Tujuannya sama
seperti upacara adat Nasu Palek, yaitu sebagai wujud kesedihan atau duka
cita atas kepergian anggota keluarga. Tradisi ini dilakukan, karena
menurut masyarakat Suku Dani menangis saja tidak cukup untuk mewakili
rasa sedih yang dirasakan oleh seseorang.
Sumber: Kompas.id
Padahal hamil dan melahirkan pada umur muda berisiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan juga kurang dilakukan karena malu, kurang pengetahuan dan
ketidakmampuan ekonomi. Persoalan lain kemudian muncul seperti asupan gizi
kurang, anemia ibu hamil, berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi. masa kehamilan, masalah yang dihadapi terkait penyiapan
kebutuhan keluarga dan berkebun menjadi tanggung jawab perempuan. Itu
menyebabkan perempuan hamil kurang mempunyai waktu memeriksakan
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan lebih memilih dan percaya ke dukun, sehingga
jika ada permasalahan kehamilan menjadi sulit terdeteksi.
Di masa persalinan, ada masalah berupa pantangan membuka bagian tubuh yang
dianggap pribadi di hadapan orang luar yakni petugas kesehatan, dan untuk
memotong tali pusar bayi harus menunggu orang yang dituakan.
Persoalan lain adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berdampak
terhadap kesehatan ifisik dan mental pada ibu dan anak. Kemudian, posisi
perempuan dalam keluarga kurang mempunyai hak dalam pengambilan keputusan
sehingga perempuan kurang mempunyai akses dan kontrol terhadap kesehatan diri
dan anaknya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk akulturasi yang terjadi dalam masyarakat yang tinggal di Papua Barat,
yakni akulturasi budaya antara penduduk lokal dan pendatang yang dipengaruhi
oleh perilaku sosial meliputi: subtitusi, sinkretisme, adisi, originasi, dekulturasi dan
penolakan. Bentuk akulturasi substitusi dapat dilihat dari akulturasi dalam hal
penggunaan pakaian adat yang biasanya digunakan sehari-hari, kini hanya
digunakan dalam hal tertentu saja dan penggunaan benda adat seperti gong yang
dulu juga digunakan untuk mengabarkan berita duka, kini hanya digunakan sebagai
pelengkap dalam adat kumpul harta. Bentuk akulturasi lain, yakni originasi juga
terdapat dalam proses akulturasi yang diteliti. Beberapa diantaranya mulai menjadi
kebiasaan yang dilakukan oleh penduduk lokal. Bentuk originasi ini terjadi
dikarenakan tradisi lama yang tidak memungkinkan untuk dilakukan seiring dengan
perkembangan jaman dan pengetahuan agama (seperti perang suku). Sementara
yang lain terjadi karena adanya pengetahuan baru terkait agama dan kemudian
menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan dalam masyarakat (seperti tahlilan dan
peringatan kematian atau 40 hari, 100 hari dan seterusnya).
Latihan soal!
DAFTAR PUSTAKA
https://www.antaranews.com/berita/1758681/lipi-pemanfaatan-layanan-
kesehatan-di-papua-barat-terkendala-adat
https://www.suaranewspapua.com/2020/06/20/beragam-kebudayaan-pulau-
papua/
https://www.gramedia.com/literasi/upacara-adat-papua/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/23/mayoritas-penduduk-
papua-beragama-kristen-pada-2021
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4626082/masih-ada-wanita-
melahirkan-di-hutan-indeks-kesehatan-papua-paling-rendah
https://dokumen.tips/documents/isi-makalah-transkultural-budaya-
papua.html?page=8