Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

PERSPEKTIF KEPERAWATAN DENGAN KASUS

DOSEN PEMBIMBING :

Ibu Ns.Ririn Sri Handayani,M.Kep.,Sp,Kep.MB

Disusun Oleh :

Nama : :RYAN ADITYA

Nim : 2114401086

Kelas : Reguler 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


STUDI KASUS

Seorang pasien laki-laki usia 19 tahun dibawa ke RS oleh perawat dari Puskesmas
karena kecelakaan dan mengalami fraktur femur. dokter menyarankan pasien dilakukan
tindakan operasi dan dipasang plat screw namun keluarga menolak dan menginginkan pasien
pulang paksa untuk dibawa ke sangkal Putung. perawat membaca hasil radiologi pasien
tersebut mengalami fraktur incomplete tertutup. pasien menggunakan BPJS Mandiri untuk
biaya pengobatannya.

Kerjakan tugas di bawah ini berdasarkan kasus diatas :

1. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan rujukan di era BPJS ?


Jelaskan alur rujukan pasien mulai dari faskes pertama hingga RS tipe A

JAWABAN

Isu kesetaraan (equity) masih menjadi masalah dalam pelaksanaan JKN. Prinsip
kesetaraan secara umum menyatakan bahwa layanan kesehatan harus memenuhi kebutuhan
kesehatan individu, sehingga individu yang memiliki kebutuhan lebih besar harus mengakses
lebih banyak layanan (ekuitas vertikal), tetapi harus ada akses yang sama untuk kebutuhan
yang sama (ekuitas horizontal). Dengan kata lain, kebutuhan merupakan faktor penentu
keadilan dalam distribusi layanan kesehatan (Goddard & Smith, 2001). Kesetaraan juga
berarti keadilan atau keadilan sosial, yaitu konsep etis yang didasarkan pada prinsip keadilan
distributive yang juga dihubungkan dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam kesehatan
secara luas didefinisikan sebagai ketiadaan kesenjangan sosial. Untuk keperluan
operasionalisasi dan pengukuran, kesetaraan dalam kesehatan dapat didefinisikan sebagai
ketiadaan disparitas sistematis dalam kesehatan (atau dalam determinan sosial kesehatan)
antara kelompok sosial yang memiliki tingkat keuntungan atau kerugian sosial mendasar
yang berbeda — yaitu, berbeda posisi dalam hierarki sosial. Ketidaksetaraan dalam kesehatan
secara sistematis menempatkan kelompok-kelompok orang yang secara sosial kurang
beruntung (misalnya, karena menjadi miskin, perempuan, dan/ atau anggota kelompok ras,
etnis, atau agama yang tercabut haknya) pada kerugian lebih lanjut berkenaan dengan
kesehatan mereka; kesehatan sangat penting untuk kesejahteraan dan untuk mengatasi efek
lain dari kerugian sosial (Braveman & Gruskin, 2003).

Tiga Tingkatan Penting dalam Pelayanan BPJS adalah : Jika sakit, fasilitas kesehatan mana
pun bebas kita datangi. Mulai dari rumah sakit, puskesmas,sampai klinik.
Di dalam asuransi kesehatan swasta tidak mengenal adanya rujukan. Namun, aturannya,
bukan berarti Anda bebas memilih fasilitas kesehatan. Anda perlu mengetahui apakah
perusahaan asuransi punya kerja sama dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit) tersebut atau
tidak. Sementara BPJS Kesehatan mempunyai sistem yang berbeda. Layanan kesehatan yang
diberikan terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

-Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Faskes I): tempat pelayanan kesehatan pertama yang
didatangi pasien BPJS yang ingin berobat, seperti puskesmas, klinik, atau dokter umum.
Disebut juga Faskes Primer.

-Fasilitas Kesehatan Tingkat Kedua (Faskes II): tempat pelayanan kesehatan lanjutan setelah
mendapat rujukan dari Faskes I yang spesialistis yang dilakukan dokter spesialis atau dokter
gigi spesialis.

-Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL): tempat pelayanan kesehatan lanjutan


terakhir kalau Faskes II tak sanggup menangani, seperti klinik utama atau yang setara, rumah
sakit umum, dan rumah sakit khusus.

Sistem Rujukan Bertujuan untuk Memudahkan Pemberian Layanan Pembagian Faskes


tersebut memiliki tujuan agar pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang. Dalam
praktiknya, pelayanan Faskes II hanya akan diberikan atas dasar rujukan yang diberikan
Faskes I. Begitu juga untuk layanan FKRTL baru akan diberikan atas dasar rujukan dari
Faskes II.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi SBAR? jika anda sebagai perawat
yang merujuk pasien tersebut Bagaimana pelaksanaannya? Tuliskan apa yang akan
anda sampaikan kepada perawat/dokter yang menerima pasien di RS rujukan?

JAWABAN:

Komunikasi SBAR merupakan teknik komunikasi yang memberikan urutan logis,


terorganisir dan meningkatkan proses komunikasi untuk memastikan keselamatan pasien.

Komunikasi SBAR adalah alat yang efektif untuk semua bentuk konsultasi dan overan (
handoffs). SBAR juga merupakan kerangka acuan dalam laporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera.

SBAR : SITUATION ( kondisi terkini yang terjadi pada pasien)


BACKGROUND (informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)

ASSESSMENT (hasil pengkajian kondisi pasien yang terkini)

RECOMMENDATION ( apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini)

PELAKSANAANNYA:

Yg harus saya lakukan sebagai perawat ialah karena pada pasien kasus di atas menggunakan

BPJS maka akan melakukan recredentialing terhadap kinerja fasilitas kesehatan tersebut dan

dapat berdampak pada kelanjutan kerjasama. Pelayanan rujukan dapat dilakukan secara

horizontal. Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
dalam

satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas contohnya seperti kasus di atas.

Lalu kami sebagai perawat ialah menghubungi RS rujukan yang akan dituju atau bekerja
sama dengan RS rujukan tersebut.

YANG AKAN DISAMPAIKAN KEPADA PERAWAT/ DOKTER IALAH:

Contoh Percakapan SBAR

Perawat : Assalamualaikum, mohon maaf mengganggu waktunya. Apa benar ini dengan
dokter Ina?

Dokter : Waalaikumsalam, iya benar

Perawat : Dr. Ina, saya menelpon karena ada pasien Tn. A, nomor pasien 787878, mengalami

fraktur freamur.

Perawat : Pasien di diagnosa mengalami fraktur incomplete tertutup setelah dilakukan


radiologi.

Dokter : Tolong lakukan oprasi dan pasangkan plat screw

Perawat : Baik dokter, tetapi keluarga pasien menolak dan menginginkan pasien pulang paksa
untuk dibawa ke sangkal putung.

Dokter : Nah, tolong beri pemahaman kepada keluarganya tentang pengertian fraktur
incomplrte

tertutup dan jelaskan juga Tindakan pemasangan plat screw.

Perawat : Baik dok, saya akan memberikan pemahaman kepada keluarga pasien. Tetapi kalau

keluarga pasien tetap menolak bagaimana ya dok?

Dokter : Tidak apa-apa Sus kita tidak berhak untuk memaksa klien dan keluarganya.
Setidaknyakita sudah memberikan pemahaman kepada klien dan keluarganya Sus.

Perawat : Baik dok, terimakasih atas waktunya, assalamualaikum

Dokter: Waalaikumsalam.

3. Jika anda sebagai perawat ruang rawat yang menghadapi pasien tersebut dan
keluarganya, prinsip etika profesi apa saja yang akan anda terapkan dan jelaskan
bagaimana pelaksanaannya?

JAWABAN

Menerapkan prinsip Autonomy, yaitu didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu

berpikir logis dan membuat keputusannya sendiri sehingga perawat haruslah menghormati

kemandirian klien. Pelaksanaannya: Apapun kemauan dan keputusan klien, kita sebagai
perawat harus menghargainya.

Anda mungkin juga menyukai