Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UAJIAN UAS PELAYANAN KEBIDANAN DALAM

SISTIMPELAYANAN KESEHATAN.
NAMA: SHINTYA OKTAVIANI, AMD.KEB
NIM :221015201230
1. Bagaimana menurut ibu sistem pelayanan kesehatan yang tidak merata dimana tingkat
mortalitas dan mordibitas warga dengan tingkat ekonomi rendah (bawah) cendrung lebih
tinggi dari warga dengan tingkat ekonomi tinggi (atas)? Apa upaya pemerintah untuk hal ini?
2. Jelaskan faktor determinan dalam kesehatan menurut bloom !
3. Jelaskan dari segi apa sajakah penilaian kualitas pelayanan kesehatan di indonesia dapat
ditinjau?
4. Jelaskan peran bidan dalam pelayanan kesehatan primer ¡ (Jangan lupa tentang CoC ya
bu?!
5. Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan bidan dalam tindakan rujukan! Bagaimana peran
bidan?
Jawab :
1. mortalitas adalah kematian penduduk di suatu daerah
Morbiditas adalah keadaan menderita suatu penyakit Sistem pelayanan kesehatan seharusnya
diberikan secara merata tidak memandang latar belakang pasien apakah kalangan mampu
atau kalangan tidak mampu, namun fenomena bahwa keluarga yang kurang mampu biasanya
kurang mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama dengan keluarga yang mampu adalah
dengan adanya tingkat -tingkat pelayanan kesehatan, mulai dari kelas III, kelas II, Kelas I
bahkan VIP dan VVIP.
Bagi keluarga kurang mampu tingkat mortalitas atau kematian karena sakit lebih tinggi
karena biasanya pelayanan kesehatan bukan kebutuhan utama, selagi keluarga masih bisa
berdiri dan berbicara biasanya belum dibawa untuk berobat ke pelayanan kesehatan, sehingga
pertolongan terhadap penyakit yang diderita terlambat dan menyebabkan kematian.
Bagi keluarga yang kurang mampu morbiditas atau kesakitan lebih banyak terjadi karena
asupan makanan yang seadanya tidak memenuhi kebutuhan tubuh untuk tetap sehat, bekerja
terlalu keras dan terlalu lama untuk memenuhi kebutuhan keluarga, jarang mendapatkan
hiburan atau liburan, tidak ada cek kesehatan rutin dan pemanfaatan layanan kesehatan
lainnya karena setiap hari hanya sibuk dengan upaya pemenuhan kebutuhan primer keluarga.
Upaya yang harus dilakukan pemerintah adalah UHC (Universal Health Coverage) yaitu
program yang memastikan masyarakat memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan tanpa harus mengahadapi kesulitan finansial. Semua masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sama tanpa memandang kelas apa yang harus diterima masyarakat
tersebut.
UHC juga merupakan sistem penjaminan kesehatan yang memastikan setiap warga dalam
populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif, bermutu dengan biaya terjangkau.
Kabupaten pasaman barat sudah melaksanakan UHC sejak Tahun 2023 ini, namun masih
belum 100%, masih memerlukan BPJS mandiri untuk menutupi kekurangan dana program
UHC, sehingga kelas pelayanan masih tetap dibedakan. Semoga untuk kedepannya kelas
pelayanan kesehatan dapat dihilangkan supaya hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan dapat dipenuhi bagi semua masyarakat.
2. Gaya hidup (life Style) atau perilaku, memegang peran penting terhadap status kesehatan.
Kebiasaan, tindakan atau aktivitas yang tidak sehat tentu merujuk pada suatu penyakit. Untuk
itu setiap gaya hidup sehat harus selalu dipromosikan, seperti PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat)
• Keturunan, Faktor ini adalah faktor yang sulit untuk diintervensi.
Sebab masalah atau penyakit tersebut bersifat hereditas atau dikenal dengan istilah genetik,
untuk faktor ini yang dapat dilakukan hanya pencegahan terhadap kekambuhannya saja.
Selain bersifat genetik, keturunan juga menjadi contoh dalam pola hidup, orang tua yang suka
makanan tidak sehat dan mengidap penyakit maka anaknya yang juga mengikuti pola hidup
seperti orangtuanya juga akan mengidap penyakit yang sama.
• Lingkungan atau environtment memegang peran besar dalam kesehatan. Faktor ini dapat
dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan fisik seperti sarana prasarana dan sanitasi lingkungan,
sedangkan lingkungan non fisik meliputi sosial, ekonomi, politik, budaya.
Lingkungan yang sehat akan membuat masyarakat sekitarnya sehat juga.
• Sistem Pelayanan Kesehatan, juga memegang peran dalam status kesehatan masyarakat.
Ketersediaan pelayanan kesehatan yang terjangkau, kecukupan alat dan obat-obatan,
kompetensi tenaga kesehatan menjadi faktor penting. Setiap sistem pelayanan kesehatan yang
baik dan teratur tentu akan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik juga
3. sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara pelayanan kesehatan. Dari sisi
pemakai, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat
memenuhi kebutuhan, diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu,
tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembang atau
meluasnya penyakit.
 Dari sisi penyelenggara, penilaian mutu pelayanan dapat dilakukan dengan menilai
kemampuan rumah sakit dan atau petugasnya dan membandingkannya dengan standar yang
ada. Para petugas dapat dinilai tingkat pendidikannya, pengalaman kerjanya, serta
pengetahuan yang dimiliknya. Sementara itu, rumah sakit sendiri dinilai dari segi bangunan
fisiknya, administrasi organisasi dan manajernya, kualifikasi sumber daya manusia yang
tersedia, dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat itu.
 Dari aspek teknik, dapat dilakukan penilaian tiga komponen yaitu struktur, proses dan
hasil. Komponen struktur menilai keadaan fasilitas yang ada, keadaan bangunan fisik,
struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit, dan lain-lain. Komponen proses menilai apa
yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan pasiennya. Komponen hasil menilai hasil yang
dicapai dari pelayanan kesehatan yang diberikan.
4. - Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
- Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka
sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan / layanan bersama klien.
- Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal
- Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien /keluarga
- Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
- Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien /
keluarga
- Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan
pelayanan keluargaberencana
- Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
dan wanitadalam masa klimakterium serta menopause
5. Persiapan – persiapan yang Harus Di perhatikan dalam Melakukan Rujukan
Jenjang pelayanan kesehatan adalah :
Tingkat Desa
Tingkat Masyarakat
Fasilitas pelayanan kesehatan Profesional Tingkat I
Fasilitas Pelayanan kesehatan Profesional Tingkat II
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Profesional Tingkat III
Untuk mengingat hal-hal penting dalam melakukan rujukan dapat digunakan istilah
“BAKSOKU”
- Bidan, petugas yang melakukan rujukan apakah ada perawat, atau dokter dalam
rujukan kolaborasi
- Alat : persiapan alat untuk membantu apabila ada Tindakan segera (Partus set,
oksigen, infus, dll)
- Keluarga : Siapa yang mendampingi dalam rujukan mis : suami, orang tua dll
- Surat : informen konsen, kartu jkn,
- Obat : Oksitoksin, betadin dll
- Kendaraan : mobil, sepeda motor dll
- Uang
Peran Bidan :
1) mengkaji adanya penyulit dan keadaan kegawat daruratan (response time)
2) menentukan atau menerima diagnose (koordinasi)
3) memberikan pertolongan pertama pada kasus rujukan (Tindakan kolaboratif)
4) mengirim klien untuk intervensi lebih lanjut (jawaban rujukan)
5) membuat catatan dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai