Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN M ASYARAKA T DALAM KAITANNYA

DENGAN
PELAYANAN KEBIDANAN

DOS EN PENG AMP U : ERN AWA TI,


SST. ,M.K ES.,M .KEB
Anggota Kelompok 3 :
1. Hanifah Salimatul Hidayah
2. Harista Sari Qoriah
3. Ika Widyastutik
4. Iluh Ayu Sekarini
5. Intan Pandini
6. Maycindy Astuti
7. Meinanda Putri Khazanah
8. Melania Fitri
9. Merlinda Rachmawati
10.Nabila Dewayaning Indira
Kelompok kami akan
mempresentasikan mengenai..

1. Evaluasi kebijakan
pelayanan kesehatan
2. Reformasi sistem
kesehatan
3. kesehatan pada kelompok
masyarakat bawah
1. Evaluasi Kebijakan pelayanan kesehatan
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menetapkan
bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap penduduk.
Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak
memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara
bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat
bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu

Lanjutan....

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau


secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan bahkan oleh
masyarakat (Azwar, 1996).
Dalam upaya mewujudkan status kesehatan masyarakat yang optimal serta
menjamin kualitas pelayanan dasar dibidang kesehatan, maka pemerintah
menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
714/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota. Standarisasi Pelayanan Minimal selanjutnya
disebut SPM Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan Daerah Kabupaten/Kota.
lanjutan...

Yang menjadi landasan pelaksanaan kebijakan program


Jaminan Kesehatan Nasional adalah Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dan Peraturan
Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
(Kemenkes RI, 2015). Adanya pemberlakuan kebijakan
tersebut juga memberikan manfaat nyata yaitu dapat
meningkatkan akses penduduk miskin terhadap puskesmas
dikarenkan tidak adanya
hambatan biaya pengobatan.

2. SISTEM REFORMASI KESEHATAN

PENDAHULUAN....

Pandemi COVID-19 menunjukkan Sistem Kesehatan Nasional


masih lemah untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang
terjadi. Hal ini membuat berbagai negara menerapkan agenda
reformasi kesehatan dimana pendekatan reformasi
kesehatan ini merupakan bentuk upaya penguatan sistem
kesehatan. Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas akan menambahkan
penguatan sektor kesehatan pada Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2021. Penguatan dilakukan dengan reformasi beberapa
komponen yang sudah ada dalam sistem kesehatan di
Indonesia.

Reformasi
ditekankan pada
8 are

Reformasi ditekankan pada 8 area yaitu,


pendidikan dan penempatan tenaga kesehatan,
penguatan puskesmas, peningkatan kualitas
rumah sakit dan pelayanan kesehatan DPTK,
kemandirian farmasi dan alat kesehatan,
ketahanan kesehatan, pengendalian penyakit dan
imunisasi, pembiayaan kesehatan, serta teknologi
informasi dan pemberdayaan masyarakat.

1 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk


3. Kesehatan Pada
miskin di Indonesia pada 2013 mencapai 28,07 juta jiwa.
Masyarakat Kelompok Keterjangkauan masyarakat miskin dalam mengakses
Bawah pelayanan kesehatan sangat rendah akibat mahalnya
biaya dan jauhnya letak pelayanan kesehatan sehingga
mereka lebih memilih menggunakan pengobatan alternatif
atau tradisional.

2 Namun, Kesenjangan spasial bukanlah faktor utama


penghambat aksesibilitas masyarakat miskin pada
pelayanan kesehatan. Akses masyarakat miskin terhadap
pelayanan kesehatan masih sering terkendala oleh faktor
internal dan eksternal masyarakat.
Faktor Internal :

1. Kurangnya kesadaran warga miskin untuk berperilaku


hidup sehat,
2. Kurangnya minat warga miskin untuk berobat ke
puskesmas,
3. Kurangnya pemahaman tentang manfaat kartu askeskin,
4. kurangnya partisipasi warga miskin dalam kegiatan
pelayanan kesehatan.

Faktor Eksternal :

a. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan


b. Kurangnya kualitas tenaga kesehatan,
c. Kurangnya mutu pelayanan kesehatan;
d. Penempatan tenaga kesehatan yang tidak sesuai
dengan situasi di lapangan;
e. Kurangnya sistem informasi kesehatan;
f.Terbatasnya alokasi anggaran kesehatan;
g. Terbatasnya fasilitas penunjang layanan kesehatan.
Semua faktor tersebut mempengaruhi akses pelayanan
kesehatan yang diterima warga miskin.

Persoalan rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan


disebabkan tidak hanya oleh hambatan berupa urusan administratif yang
rumit, tingginya biaya, kesenjangan spasial, diskriminasi dan masalah-
masalah lain yang muncul baik karena faktor internal maupun eksternal.
Pelayanan kesehatan pun tidak terdistribusi secara merata. Sudah
seharusnya pemerintah mempertimbangkan potensi institusi-institusi di
masyarakat untuk dilibatkan dalam setiap kebijakan pembangunan
kesehatan mulai dari perumusan kebijakan, penerapan, pemantauan dan
evaluasi.
Kesimpulan..

Kehidupan masyarakat yang semakin kompleks


menuntut adanya pelayanan yang semakin
berkualitas termasuk dalam hal pelayanan
kesehatan. Semakin bertambahnya tahun dan di era
yang lebih maju pelayanan kesehatan pun terus di
evaluasi agar dapat memberikann pelayanan yang
memuaskan kepada masyarakat tidak hanya pada
kalangan atas namun pada semua kalangan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai