Anda di halaman 1dari 6

PERAN PEMERINTAH DALAM SISTEM KEBIJAKAN

Tujuan pembangunan kesehatan dapat diwujudkan melalui kebijakan kesehatan yang berfungsi
sebagai pedoman dan arah setiap upaya kesehatan guna memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Berhasil atau tidaknya Kebijakan kesehatan
sangat ditentukan pada tahap implementasi, yang melibatkan banyak pihak seperti individu,
organisasi (pemerintah atau swasta) maupun masyarakat.
Pemerintah maupun swasta merupakan komponen penting dalam kebijakan kesehatan
Indonesia. Kedua elemen tersebut saling mewarnai dalam setiap tahap pembuatan dan
implementasi kebijakan. Hanya saja pemerintah merupakan titik sentral dan lebih dominan
dalam kebijakan kesehatan dibandingkan sektor swasta, artinya pemerintah memainkan peran
sentral dalam pengalokasian sumber-sumber daya di antara berbagai skala prioritas bidang
kesehatan dan memiliki peran mengatur aktivitas-aktivitas bidang kesehatan.
Latar belakang yang mendasari pemerintah menjadi peran sentral dan primer serta
bertanggungjawab dalam kebijakan kesehatan, yaitu : pertama banyaknya tenaga kesehatan
melakukan praktik mandiri tanpa izin, dan sering terjadinya mall praktik. Kedua menurunnya
kualitas pelayanan kesehatan dan semakin banyaknya Komplain masyarakat atas pelayanan
kesehatan. Ketiga belum meratanya distribusi tenaga kesehatan sampai pada tingkat pedesaan.
Keempat belum optimalnya fasilitas-fsilitas pelayanan kesehatan ditingkat pedesaan Kelima
layanan kesehatan belum dimanfaatkan secara optimal karena faktor pembiayaan belum
dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh provider maupun user, keenam kekuatan monopoli
diciptakan oleh professional medis, perusahaan obat-obatan, dan rumah sakit tertentu,
menyebabkan pembiayaan tinggi. Ketujuh, semakin banyaknya institusi layanan kesehatan
disektor swasta, sehingga memungkinkan tenaga kesehatan untuk bekerja di tempat-tempat yang
mendatangkan keuntungan lebih besar. Kedelapan kesenjangan informasi antara konsumen dan
penyedia, dimana konsumen berada dalam posisi dirugikan dan penyedia dalam hal ini swasta
berada di dalam posisi yang kuat untuk mengambil keuntungan dari ketidakseimbangan tersebut.
Untuk menyikapi kondisi tersebut, pemerintah mengambil langkah, guna mengatasi masalah
tersebut melalui peran strategis. Peran pemerintah sebagai titik sentral dan dominan dalam sektor
kesehatan sekarang ini ada tiga yaitu : sebagai regulator, pemberi dana dan pelaksana kegiatan.
Peran Pemerintah sebagai Regulator dan penetap kebijakan pelayanan Kesehatan dapat
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di Pemerintah Pusat melalui Sistem Kesehatan Nasional
di Tingkat Indonesia dan Sistem Kesehatan Daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sebagai contoh adalah penetapan Kebijakan/Regulasi oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 1)
penetapan Standar Pelayanan Minimal yang berisi Indikator-indikator Pelayanan Kesehatan dan
oleh daerah di buat Standar Pelayanan Minimal daerah sesuai kebutuhan dan kondisi daerah
masing-masing dan dan menetapkan Sistim Informasi Kesehatan guna meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan mengantisipasi Komplain masyarakat atas pelayanan kesehatan yang
diberikan. 2) Menetapkan kebijakan tentang sertifikasi, registrasi dan lisensi tenaga kesehatan,
serta praktik kedokteran guna menghindari terjadinya tenaga kesehatan yang praktik mandiri
tanpa izin, dan terjadinya mall praktik.
Peran pemerintah sebagai pemberi sumber pembiayaan dilakukan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pembiyaan Sektor Kesehatan dari Pemerintah Pusat yaitu bersumber dari
APBN yang dibagi menjadi Dana Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus, Dana Dekonsentrasi
yaitu dana yang membiayai sektor Kesehatan di tingkat Pusat dan di tingkat provinsi, sedangkan
Dana Alokasi Khusus adalah dana APBN yang membiayai sektor Kesehatan di tingkat
Kabupaten/Kota. Sedang pembiayaan pada sektor Kesehatan oleh Pemerintah Daerah (Provinsi
dan Kabupaten/Kota) bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU). Untuk mengamankan peran
tersebut pemerintah membuat suatu kebijakan tentang standar pembiayaan yang bertujuan untuk
menghindari terjadinya persaingan pembiayaan dan monopoli pembiayaan kesehatan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Bantuan pembiayaan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah
pusat maupun daerah diwujudkan dalam sebuah kebijakan berupa JAMKESDA/JAMKESNAS
Peran Pemerintah Sebagai Pelaksana dilakukan melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah berupa rumah sakit Pusat maupun daerah, dan Puskesmas. Pelayanan Kesehatan
terhadap masyarakat tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah tapi dilaksanakan juga oleh swasta
untuk itu Pemerintah sebagai pelaksana perlu mencipatakan sistem Manajeman Pelayanan
Kesehatan yang baik.
KETERLIBATAN PEMERINTAH DALAM REFORMASI SEKTOR KESEHATAN
Peran yang dilakukan pemerintah dalam sektor kesehatan sekarang ini telah berhasil
meningkatkan derajad kesehatan masayarakat cukup bermakna, walaupun masih dijumpai
berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan
hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajad kesehatan yang masih
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam
pembangunan kesehatan.
Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengauh
terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua,
temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, tantangan global sebagai akibat dari
kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat,
perubahan lingkungan. Kelima, Demokratisasi.
Reformasi di bidang kesehatan ditandai dengan adanya perubahan pemahaman terhadap
paradigma konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang
determinan penyebab penyakit yang telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan
yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu paradigma sehat merupakan upaya untuk
lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model
pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat
untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pemerintah memiliki langkah strategis dan peran
mendasar dengan memberdayakan peran serta masyarakat secara langsung melalui proses
revitalisasi puskesmas guna menjawab arah kebijakan pembangunan kesehatan yang
mengutamakan promotif dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Selain itu desentralisasi merupakan kesempatan untuk melakukan reformasi di sektor kesehatan,
tetapi sekaligus merupakan tantangan baru bagi sektor kesehatan. Pemerintah daerah berperan
penting dalam pemberian pelayanan kesehatan. Alokasi pendanaan kesehatan oleh pemerintah
daerah meningkat dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk sektor
kesehatan sampai 10 %. Secara teoritis, pergeseran ini memungkinkan terjadinya pelayanan
kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan lokal, walaupun dilain pihak efisiensi dengan
mempertimbangkan skala ekonomi cenderung terabaikan. Pada kenyataannya sebagian besar
dana pemerintah daerah lebih banyak dialokasikan untuk membayar gaji pegawai dan membiayai
pelayanan bersifat kuratif, yang berdampak pada menurunnya pelayanan public goods yang
ditandai oleh menurunnya cakupan berbagai pelayanan preventif dan promotif.
Peran pemerintah dalam reformasi sektor kesehatan dan untuk mengantisipasi rendahnya
pelayanan public goods dapat menetapkan sebuah kebijakan tentang pengalokasian dana
langsung ke tingkat kabupaten/kota bahkan sampai ke tingkat puskesmas melalui koordinasi
langsung dengan dinas kesehatan provinsi. Selain itu seyogyanya pemerintah juga memfokuskan
pada pemanfaatan dana untuk mengatasi kegagalan pasar dan pemerataan pelayanan kesehatan.
SEKTOR PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM KEBIJAKAN KESEHATAN
Tujuan pembangunan kesehatan dapat dipercepat pencapaiannya apabila pemerintah dan sektor
swasta berkolaborasi secara sinergis dalam pelayanan kesehatan maupun pembiayaan kesehatan
guna meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Pemerintah seyogyanya tidak berkompetisi
dengan sektor swasta dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pemerintah sebaiknya menarik
diri dari pelayanan individual goods di daerah-daerah dengan pelayanan sektor swasta yang
memadai. Tetapi pemerintah juga harus mempercepat implementasi sistem regulasi yang
berbasis kompetensi untuk menjamin kualitas pelayanan kepada masyarakat, sehingga
masyarakat tidak memilih berobat ke praktik swasta.
Bukan hanya pelayanan kesehatan saja, tetapi dalam hal pendanaan kesehatan, pemerintah juga
perlu menggandeng sektor swasta untuk membantu mengatasi masalah pembiayaan kesehatan di
negara kita. Upaya yang sudah dilakukan pemerintah adalah menggandeng Bank Dunia untuk
mewujudkan reformasi kesehatan.
Tiga dari empat proyek yang sudah didanai oleh Bank Dunia di sektor kesehatan yaitu proyek
kesehatan provinsi (Provincial Health Project/PHP) yang bertujuan untuk meningkatkan derajad
kesehatan dengan meningkatkan kapasitas kabupaten, provinsi dan pusat dalam manajemen
sektor kesehatan di era disentralisasi. Disamping itu Bank Dunia juga melakukan berbagai
pekerjaan analitik disektor kesehatan untuk meningkatkan pengertian akan berbagai maslah
kesehatan yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai