Anda di halaman 1dari 35

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PUSKESMAS KELURAHAN SUNGAI


MIAI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA
BANJARMASIN

PROPOSAL
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS FISIP
UNIVERSITAS BANJARMASIN

Oleh:

ANISA

NIM. 17120142

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD


ARSYAD AL-BANJARI
BANJARMASIN
2021
ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PUSKESMAS KELURAHAN SUNGAI

MIAI KECAMATAN BANJARMASIN UTARA KOTA

BANJARMASIN

Oleh

ANISA

NPM:17120142

Permasalahan dalam penelitian ini bagaimana implementasi pembangunan

infrastruktur puskesmas di kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin utara kota

banjarmasin dan apakah factor pengahambat pembangunan infarstruktur dan upaya

apa yang dilakukan untuk mengatasinya.

Penelitian ini bertujuan untuk; mendiskripsikan implementasi pembangunan

infrastruktur puskesmas kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin utara kota

banjaramsin dan mengetahui faktor-faktor apa saja penghambat berjalannya

implementasi pembangunan dan upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di kelurahan sungai miai kecamatan

banjarmasin utara kota banjarmasin

i
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kulitatif dengan jenis penelitian

deskriptif yang menggambarkan terhadap objek penelitian melalui dan Teknik

pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

ii
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan rasa tulus iklas dan Bahagia atas

terselesainya penulisan proposal penelitian skripsi ini, dan sekaligus salah satu

proses akhir belajar di Universitas Islam Klimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary

Banjarmasin jurusan Administrasi Publik.

Tujuan penulisan proposal penelitian ini terutama untuk menempuh salah

satu syarat yang di wajibkan oleh Fakultas Ilmu sosial dan Politik Jurusan

Administrasi Publik, untuk dapat menyelesaikanstudi S1 tersebut.

Penusis menyakini bahwa penulisan/penyusunan karya ini masih terdapat

banyak kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran-saran yang sifatnya mengarah kepada

perbaikan sehingga karya ini dapat memenuhi kesempurnaanya.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Fokus Penelitian ............................................................................. 4

1.4 tujuan penelitian.............................................................................. 5

1.5 manfaat penelitian ........................................................................... 5

1.6 Definisi Operasional ....................................................................... 6

1.7 Sistematika Penulisam ................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................... 8

2.1 Implementasi Kebijakan ................................................................ 8

2.2 Otonomi Daerah.............................................................................. 14

2.3 Pembangunan Daerah .................................................................... 15

2.4 Infrastruktur .................................................................................... 18

2.5 Pembangunan Infrastruktur ............................................................ 19

2.6 pembangunan puskesmas................................................................ 21

2.7 penelitian terdahulu ........................................................................ 22

iv
2.8 Konsep Operasional ....................................................................... 24

2.9 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ........................................... 26

3.1 Jenis Pendekatan Penelitian ........................................................... 26

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 26

3.3 Data Dan Sumber Data ................................................................... 26

3.3.1 Data Promer .......................................................................... 26

3.3.2 Data Sekunder ...................................................................... 27

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 27

3.5 Analisis Data .................................................................................. 28

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang

lain,daerah yang satu dengan daerah lain, negara satu dengan negara lain.

Penting bagi kita untuk dapat memiliki definisi yang sama dalam mengartikan

pembangunan. Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang

terus menerus pada Gross Domestic product atau Produk Domestic Broto suatu

negara. Untuk daerah, makna pembangunan yang tradisional difokuskan pada

peningkatan produk domestic regional broto suatu provinsi, kabupaten, atau

kota.

Namun muncul kemudian sebuah alternatif definisi pembangunan ekonomi

yang lebih menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan per

kapita). Definisi ini menekankan pada kemampuan suatu negara untuk

meningkatkan ouput yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk

Pembangunan adalah upaya perbaikan secara terencana. Pembangunan

infrastruktur yaitu bagian dari pembangunan nasional, oleh karena itu

pembangunan infrastruktur mempunyai peran yang penting dalam

memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. salah satu tujuan dari setiap

negara-negara berkembang mempunyai komitmen dan orientasi terhadap

pembangunan.

1
Pembangunan di buat untuk seluruh masyarakat, dengan demikian

pelaksanaannya menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.

Pembangunan di daerah- daerah bukanlah terfokus dalam satu bidang saja, akan

tetapi harus seimbang, serasi dan mencangkup segala bidang.

Dalam UU 23 tahun 2014, tentang pemerintah daerah dan peraturan

pemerintah nomor 17 tahun 2018 tentang kecamatan, kecamatan adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintah negara kesatuan republik Indonesia undang-undang

ini juga mengisyaratkan kepada pemerintah pusat untuk mengakui kewenangan

yang dimiliki lokal tetap berjalan dengan baik.(UU Otonomi Daerah 32/2014).

Keterangan dalam UU 23 tahun 2014 diatas kecamatan sebagai suatu

organisasi pemerintah yang secara politis memilii kewenangan tertentu

mengurus dan mengatur warga dan komunitasnnya. Dengan itu desa memiliki

peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemerintah Nasional

secara luas. Desa menjadi garda terdepan menggapai keberhasilan dari segala

urusan dan program dari pemerintah. Hal ini juga sejalan apabila dikaitkan

dengan komposisi penduduk Indonesia menurut sensus terkhir pada tahun 2010

bahwa sekitar 50,21% penduduk Indonesia saat ini masih betempat tinggal di

Kawasan pemukiman pedesan. Maka menjadi sangat logis apabila

pembangunan di tingkat kecamatan menjadi prioritas utama bagi kesuksesan

pembangunan nasional.

2
Lembaga- Lembaga masyarakat di kelurahan sungai miai kecamatan

banjarmasin utara kota banjarmasin terdiri atas Lembaga formal dan Lembaga

non formal. Lembaga masyarakat yang bersifat formal adalah Lembaga yang

didirikan oleh pemerintah dan mungkin di biayai oleh pemerintah (pusat,

daerah, dan desa). Sedangkan Lembaga non formal ialah Lembaga yang

dibentuk oleh masyarakat, berdasarkan inisiatif masyarakat sendiri atau

kelompok warga tertentu dan pembiayaan atau dananya di peroleh melalui hasil

swadaya masyarkat yang bersangkutan.

Demi efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah kecamatan,

pemerintah kecamatan harus didukung dengan tata usaha yang benar. Tata

usaha adalah kegiatan mencatat semua proses penyelenggaraan pemerintah

kecamatan yang di sebut dengan administrasi kecamatan. Jadi administrasi

kecamatan adalah keseluruhan proses kegitan pencatatan data dan informasi

mengenai penyelenggaraan pemerintah di kecamatan pada buku administrasi

kecamatan. administrasi kecamtan sangat penting bagi kegiatan

penyelenggaraan pemerintah. Penyelanggaraan kecamtan akan berjalan lancar

manakala di dukung oleh sistem tata usaha( administrai) yang benar, rapi, dan

tertip. Sistem adminitrasi yang benar, rapi dan tertip akan memberikan data dan

informasi yang mudah di pahami dan sistematis yang berguna untuk

pengambilan keputusan, pembuatan rencana, kontrol kegiatan, evaluasi,

komunikasi dan informasi baik kedalam maupun keluar organisasi.

Berdasarkan dalam pasal 18 undang-undang no 6 tahun 2014 tentang

pembangunan desa, pelaksanaan pembangunan, pembangunan desa merupakan

3
bagian integral dari pembangunan nasional dengan demikian pembagunan desa

mempunyai peranan dan bagian yang tidak terpisahkan serta memberikan

konstribusi terhadap pembangunan daerah dan nasional. Perencanaan program

pembngunan di susun serta partisipasif dalam ketentuan ini pihak terkait dalam

penyusunan pelaksanaan program pembangunan infrastrukutur yang di

dalamnya peran masyarakat juga harus ikut di sertakan.

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis implemntasi program

pembangunan infrastruktur puskesmas kelurahan sungai miai kecamatan

banjarmasin utara kota banjarmasin”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian menetapkan beberapa

rumusan masalah diantaranya yiatu :

a. Bagaimana implementasi pembangunan infrastruktur puskesmas di

kelurahan sungai miai ?

b. Apakah faktor penghambat pembangunan infrastruktur puskesmas dan

upaya apa yang dilakukan untuk mengatasinya ?

1.3 Fokus penelitian

Dalam penelitian ini agar dapat dilakukan secara focus dan berkaitan

dengan “ Analisis implementasi program pembangunan infrastruktur

puskesmas kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin utara kota

banjarmsin”.

4
1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mendiskripsikan implementasi pembangunan infrastruktur puskemas

di kelurahan sungai miai kecamatan Banjarmasin utara kota banjarmasin

b. Untuk mengetahui Factor-faktor penghambat berjalannya implementasi

pembangunan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasinya

1.5 manfaat penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna untuk hal-hal berikut

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

pemasukan sebagai sumbangan penelitian bagi pengembang ilmu

pengetahuan sosial dan ilmu politik, khususnya ilmu Administrasi

Publik

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuhan tentang

implementasi di kelurahan kertak hanyar dan memberi wawasan

tersendiri bagi pembaca mau pun penulis serta diharapkan agar dapat

dijadikan referensi bagi peneliti lainnya.

3. Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan

program S1 jurusan Ilmu Adminitrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan

Politik Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Banajarmasin.

5
1.6 Definisi Operasional

Pembangunan infrastruktur adalah pembangunan nasional dan roda

penggerak pertumbuhan ekonomi, oleh sebab itu pembangunan infrastruktur

yaitu sebagai suatu pembangun sebuah Kawasan. Infrastruktur merupakan

sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan,bangunan Gedung dan

fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi dasar manusia baik

kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Kebutuhan sosial adalah

kebutuhan Bersama semua masyarakat seperti contoh lapangan sepak bola,

kelas, jalan raya, angkutan umum, dan sebagainya.

Puskesmas

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan ini secara keseluruhan yang mana terdiri dari 6 bab

dengan sistematika penulisam sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah,

signifikasi atau kegunaan penelitian, definisi operasional, kajian Pustaka,

sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

6
Dalam telaah pustaka ini berisikan landasan teori-teori atau konsep yang

melandasi dari penelitian sehingga dapat mendukung dari penelitian yang akan

di lakukan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis pendekatan penelitian, lokasi penelitian,

data dan sumber data, Teknik pengumpulan data, analisis data.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 implementasi kebijakan

Kebijakan berasal dari kata policy secara umum istilah policy digunakan

untuk menunjukkan perilaku dari beberapa “ actor “ seperti pejabat pemerintah, satu

kelompok agen pemerintah, atau beberapa “ actor “ lapangan tertentu . sebagaimana

yang kita telah ketahui, kebijakan dapat kita jumpai dalam setiap pemerintah , baik

pada level intenasional , nasional, maupun local.

Berikut beberapa pendapat tentang kebijakan (policy) diantara lain :

1. Menurut Harold D.Lasswell dan Abraham Kaplan adalah policy sebagai “a

projected of goals, values, and pratices”( suatu program pencapaian tujuan-

tujuan nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah).

2. Menurut Amara Raksasataya yaitu kebijakan sebagai suatu taktik dan

strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan oleh karena itu,suatu

kebijakan memuat tiga elemen, yaitu:

• Identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai

• Taktik dan strategi

• Penyedian berbagai input untuk memungkinakan pelaksanaan

secara nyata dari taktik dan strategi.

3. Menurut friedrich menyatakan policy sebagai serangkaian kegiatan yang

diusulkan oleh seorang kelompok atau pemerintah di antara satu lingkungan

8
tertentu yang memberikan hambatan dan kesempatan dimana kebijakan

diusulkan untuk memanfaatkan dan mengatasi masalah dalam upaya untuk

mencapai satu tujuan atau merealisasikan satu sasaran tujuan.

Menurut Grindle berpendapat bahwa implementasi kebijakan, prosesnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tujuan kerja Kegiatan- kegiatan Hasil akhir

Program dan proyek Implementasi dipengaruhi d. dampaknya


oleh : terhadap
yang dirancang masyarakat;
1. konteks (isi) kerja :
perorangan
a. jenis manfaat
maupun kelompok
yang diperoleh
e. tingkat perubahan
b. jangkauan
perubahan
c. letak
pengambilan
keputusan

Pengaruh keberhasilan 2. konteks


implementasi :
a. kekuasaan,
kepentingan, strategi
b. ciri-ciri kelembagaan
c. konsisten dan daya
tangkap

Sedangkan implementasi adalah suatu Tindakan atau pelaksanaan sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Impelmentasi apabila

perencana sudah dianggap tepat. Secara sederhana implemntasi dapat diartikan

pelaksana atau penerapan.

9
Menurut Robert Nakamura dan frank Smallwod hal- hal yang berhubungan

dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi

msalah dan kemudian menerjemahkan kedalam sebuah keputusan yang bersifat

khusus (Tangkilisan,2003:17)

Sedangkan menurut jones (1996) yaitu menganalisis masalah implementsai

kebijakan dengan mendasarkan pada konsepsi kegiatan-kegiatan

fungsional.menurut jones ada tiga kegiatan utama yang paling penting dalam

mengambil keputusan adalah :

1. penafsiran adalah merupakan kegiatan yang mengartikan makna

program kedalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi adalah unit atau wadah untuk menempatkan program

kedalam tujuan dan sasaran kebijakan.

3. Penerapan adalah yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi

pelayanan,upah dan lain-lainnya.

(tangkilisn,2003:18)

Menurut George Edward III dalam Widodo (2010:96) terdapat 4 faktor yang

mempengaruihi keberhasilan dan kegagalan implementasi kebijakan antara lain

yaitu:

1. komunikasi

menurut Edward III Widodo (2010:97), komunikasi yaitu dapat

diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada

kemunikin. Informasi mengenai kebijakan public perlu disampaikan kepada

10
pelaku kebijakan agar dapat mengetahui apa yang harus mereka persiapkan

dan lakukan untuk menjalankan kebijakan tersebut sehingga dapat terwujud

dan tepat sasaran. Dalam komunikasi ada beberapa dimensi diatara lain

a. Dimensi tranmisi yaitu menghendaki agar kebijakan public

disampaikan tidak hanya disampaikan kepada pelaksana

(implementors) kebijaka tetapi juga disampaikan kepada

kelompok sasaran kebijkan yang berkepentingan baik langsung

maupun tidak langsung.

b. Dimensi kejelasan (clarity) yaitu menghendaki agar kebijakan

yang ditramisiskan kepada pelaksana, target grup dan pihak lain

yang berkepentingan sehingga diantara mereka mengetahui apa

yang menjadi tujuan, sasaran, serta substansi dari kebijakan

public terebut sehingga masing- masing akan mengetahui apa

yang di persiapkan serta dilaksanakan untuk mensuskeskan

kebijakan tersebut secara efektif dan efisien.

c. Dimensi konsistensi (consistency) diperlukan agar kebijakan

diambil tidak salaht idak simpang siur sehingga

membingungkan pelaksana kebijakan, target grup dan pihak-

pihak yang berkepentingan.

2. Sumber daya

Menurut Edward III dalam Widodo ( 2010; 98), yaitu bahwa factor

sumber daya mempunyai peran penting dalam implementasi kebijakan.

11
Sumber daya tersebut meliputi sumber daya manusia, anggaran, peralatan,

dan sumber daya kewenangan.

a. Sumber daya anggaran

Menurtu Edward III sumber daya anggaran akan

memepengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan.

Walaupun di samping itu program tidak dilaksanakan

dengan optimal, keterbatasan anggaran menyebabkan

disposisi para pelaku kebijakan.

b. Sumber daya peralatan

Sarana yang digunakan untuk operasional pelaksanaan

kebijakan meliputi Gedung, tanah dan semuanya akan

memudahkan dalam memberikan arahan dalam pelaksanaan

kebijakan.

c. Sumber daya kewengan

Edward III dalam Widodo (2010;103) menyatakan

bahwa kewenangan yang cukup untuk membuat keputusan

sendiri yang dimilik oleh suatu lembaga akan mempengaruhi

Lembaga itu dalam melaksanakan suatu kebijakan.

Kewenangan menjadi penting Ketika di hadapkan suatu

masalah dan mengharuskan untuk segera di selesaikan

dengan suatu keputusan secara cepat dan tepat.

3. Disposisi

12
Menurut Edward III dalam Widodo (2010; 104) yaitu kemampuan

keinginan dan kecenderungan para prilaku kebijakan untuk melaksanakan

kebijakan secara sungguh- sungguh sehingga apa yang nejadi tujuan kebijakan

dapat terwujud. Berikut factor yang menjadi perhatian mengenai diposisi dalam

implementasi kebijakan yaitu :

a. Pengangkatan birokrasi

Disposisi atau sikap pelaksana akan menimbukan

hambatan- hambatan yang nyata terhadap pelaksanaan

kebijakan bila personel yang ada tidak melaksakan

kebijakan yang diinginkan oleh pejabat- pejabat yang

lebih diatas.

b. Insentif

Merupakan salah satu Teknik yang disarankan untuk

mengatsi masalah sikap para pelaksana kebijakan dengan

memanipulasi insentif. Pada dasarnya orang bergerak

berdasarkan kepentingan dirinya sendiri, maka

memanifulsi insentif oleh para pembuat kebijakan

mempengaruhi tidakan para pelaksana kebijakan.

4. Struktur birokrasi

Menurut Edward III Winarno (2005: 150) tedapat dua kraraktersitik

utama dari birokrasi yani : standar operasional (sop) dan

fragmentasi.

13
a. Standar operasional procedur (sop) yaitu perkembangan dari

tuntutan internal akan kepastian waktu, sumberdaya serta

kebutuhan penyeragaman dalam organisasi yang kompleks dan

luas.

b. Fragmentasi yaitu merupakan penyebaran tanggung jawab suatu

kebijakan kepada beberapa pelaksana kebijakan yang berbeda

sehingga memerlukan koordinasi

2.2 otonomi daerah

Sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-

Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah. Adanya desentralisasi yang di maksud

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah pusat

kepada daerah otonom. Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Pendelegasian

kewenangan di tinjau dari visi implementasi praktis di daerah dapat disederhanakan

menjadi tiga kelompok besar, yaitu pendelegasian kewenangan politik,

pendelegasian kewenangan urusan daerah, pendelegasian kewenangan pengelolaan

keuangan.

Otonomi adalah penyerahan urusan pemerintah kepada pemerintah daerah

yang bersifat operasional dalam rangka sistem birokrasi pemerintah. Tujuan yang

hendak dicapai dalam penyerahan tugas ini antara lain menumbuh kembangkan

14
daerah dalam berbagai bidang, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,

menumbuhkan kemandirian daerah, dan meningkatkan daya saing daerah dalam

proses pertumbuhan

Otonimi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Nomor 22 Tahun 1999

Kelebihan adanya otonomi daerah pemerintah provinsi, kabupaten, kota mampu

melihat kebutuhan yang mendasar pada daerahnya untuk menjadi prioritas

pembangunan. Ukuran keberhasilan otonomi daerah adalah terwujudnya kehidupan

yang lebih baik adil dalam memperoleh penghasilan/ pendapatan terlindungnya dari

segala ganggua, dan tercipta rasa aman serta lingkungan hidup yang lebih nyaman

2.3 pembangunan daerah

Pembangunan daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan seluruh

komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk

suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan

merangsang pengembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

(blakely,1989)

Menurut W.W.Rostow, seorang ekonom Amerika Serikat, menjadi bapak teori

pembangunan dan pertumbuhan

15
Dalam pembangunan ekonomi daerah peran pemerintah dapat mencakup peran-

peran wirausaha (entrepreneur), coordinator, fasilitator, dan simulator ( blakely,

1989;78-81) berikut masing -masing peran.

1. Wirausaha

Sebagai wirausaha, pemerintah daerah bertanggung jawan untuk

menjalankan suatu usaha bisnis. Pemerintah daerah dapat menanfaatkan potensi

tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis.

2. Koordinator

Pemeintah daerah dapat bertindah sebgai coordinator untuk menetapkan

kebijakan atau mengusulkan strategi- straegi bagi pembangunan di daerahnya.

Lebih jauh lagi, peran coordinator pemerintah dalam pembangunan ekonomi

dapat melibatkan keolompok-kelompok masyarakat dalam mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi-informasi ekonomi seperti tingkat ketersediaan

pekerjaan, Angkatan kerja, penganguran, dan jumlah perusahaan.

3. Fasilitator

Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan memlalui

perbaikan lingkungan perilaku di daerahnya. Peran ini dapat meliputi

efesiensi proses pembangunan, perbaikamn prosedur perencanaan dan

penetapan peraturan.

4. Stimulator

16
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan

pengembangan usaha melalui Tindakan-tindakan khusus yang akan

memepengaruihi perusahan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan

menjaga agar perusahaan-perusahaan yang ada tetap berada di daerah

tersebut.

Pembangunan merupakan usaha atau rangkaian kegiatan usaha

pertumbuhan dan perubahan yang terencana dan dilaksanakan secara sadar

oleh negara serta pemerintah dalam rangka pembinaan bangsa.

Pembangunan harus direncanakan secara baik yang berarti pembangunan

harus di perhatiakan agar tercapai tujuan pembangunan nasional

(sondang,p. siagian 2010).

Definisi dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

pembangunan merupakan upaya nasional.penyelenggara kegiatan

pembangunan bukan tugas dan tanggung jawab pemerintah atau pun apparat

saja tetapi seluruh jajaran walaupun kita akui bahwa peran utama tetap

pemerintah yang dominan. Dalam penyelenggaran kegiatan pembangunan

di suatu bangsa atau negara tidak ada warga masyarakat yang hanya

berperan sebagai penonton semua harus berperan sebagai pemain.

17
2.4 Infrastruktur

Infrastruktur adalah sebuah system fasilitas public yang bersifat

fundamental di tunjukan kepada masyarakat khalayak ramai untuk melayani

dan memudahkan msayarakat (Hudson,1997)

Secara umum infrastruktur yaitu segala struktur yang berwujud fisik

yang digunakan untuk membantu keberhasilan masyarakat dan

meningkatkan inifiensi dan aktifitas masyarakat dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur di bangun untuk meningkatkan

pertumbuhan eonomi dan penghemat biaya transfortasi. Dalam dunia fisik ,

terminologi infrastruktur merujuk pada keperluan public, seperti jalan,

jembatan, listrik, dan pembuangan air. Infrastruktur memiliki beberapa

krakteristik tertentu yaitu :

1. Digunakan secara Bersama oleh banyak pengguna yang lebih luas

ketimbang struktur yang didudukinya.

2. lebih statis dan permanen ketimbang struktur-struktur yang

didukungnya.

3. Terkadang terhubung secara fisik ke struktur yang di dukungnya.

Sedangkan secara teknis infrastruktur mengacu pada system

fisik yang menyediakan transportasi, bangunan dan fasilitas public yang

dirancang dalam system sehingga memebrikan pelayanan public yang

penting.

18
2.5 pembangunan infrastruktur

Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “rangkayan usaha

mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang

ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dan sadar yang ditempuh

oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa

(nation-bulding)

Definisi sederhana pembangunan di atas akan muncul kepermukaan paling sedikit

tujuh ide pokok:

Perama: pembangunan merupakan suatu proses, berarti pembangunan merupakan

rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-

tahap yang satu pihak besifat indefenden akan tetapi di pihak lain merupak “bagian”

dari suatu yang bersifat tanpa akhir (never ending)

Kedua: pembangunan merupakan upaya yang secara sadar ditetapkan sebagai

sesuatu untuk dilaksanakan.

Ketiga: pembangunan dilakukan secara terecana, baik dalam arti jangka Panjang,

Jangka sedang, mau pun jangka pendek.

Keempat: rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan

Kelima: pembangunan mengarah kepada modernitas, modernitas disini antara lain

sebagai cara hidup yang baru dan lebih baik dari pada sebelumnya.

Keenam: modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan

per definisi bersifat multidimensial. artinya modernitas tersebut mencakup seluruh

19
segi kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu bidang politik, ekonomi, sosial

budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Ketujuh: semua hal yang telah disinggung di atas di tujukan kepada usaha

pembinaan bangsa sehingga negara bangsa yang bersangkutan semakin kukuh

fondasinya dan semakin mantap keberadaannya sehingga menjadi negara bangsa

yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain didunia.

Pembangunan infarstuktur merupakan rangkaian atas beberapa

pemangunan fisik yang masing-masing lainya saling ketergantungan dan juga untu

kemasalahan dan kemakmuran rakyat menjadi prioritas dalam pembangunan di

desa ataupu di daerah. Hal ini sesuai denga napa yang diinginkan oleh otonomi

daerah itu sendiri yang menginginkan pembangunan lebih baik tiap daerah yang

ada di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur adalah rangakain usaha perubahan yang

dilakukan untuk membangun prasarana atau segala sesuatu yang membantu

terselenggaranya suatu proses pembangunan. (sondang P.Siagian 2005).

Infrastruktur sebagai sistem yang memilii peran penting terhadap perubahan

kemakmuran terhadap perkembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan infarstruktur sangat penting sebagai sistem mediator antara sistem

ekonomi sosial dan tatanan kehidupan manusia dan lingkungan agar harmonisasi

terjaga dalam arti infarstruktur tidak kekurangan (berdampak pada manusia). Tapi

juga tidak berlebihan tanpa perhitungan daya dukung lingkungan alam. Oleh karena

20
itu infrastrukut yang baik akan mendorong terciptanya stabilitas sebagai aspek

dalam masyarakat gunan menunjang laju pembangunan nasional.

2.6 pembangunan puskesmas

Puskesmas adalah fasilitator pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan

upaya Kesehatan masyarakat dan uapaya Kesehatan perseorangan tingkat

pertama.puskesmas berperan dalam pembangunan Kesehatan di wilayahnya

dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat

(kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat). Dalam melaksanakan fungsiny,

puskesmass berkewajiban melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai

tujuan pembangunan Kesehatan diwilayah kerjanya dan terwujudnya kecamatn

sehat.

Pembangunan Kesehatan sebagai kometmen nasional dapat dilihat pada

pasal 3 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, seperti

berikut:“pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.”

21
2.7 penelitian terdahulu

Dalam kajian Pustaka ini akan kita bahas tentang hasil penelitian terdahulu

yang memiliki isu atau relevensi dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian

terdahulu dirasa penting karena kita dapat membandingakan untuk mencari apakah

terdapat persamaan atauperbedaan dengan penelitian dahulu yang tidak terlepas

dari masalah pembangunan infrastruktur.

Berdasarkan hasil penelitian, menurut eko Fernando (2019) dengan judul

“Analisis pelaksanaan program pembangunan infrastruktur sungai tarab kabupaten

tanah datar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan pembangunan

infrstruktur di kecamatan sungai tarab kabupaten tanah datar dan untuk mengetahui

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program pembangunan di kecamatan

sungai tarab kabupaten tanah datar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

lapangan yang memberikan gambaran mengenai Analisis pelaksanaan program

pembangunan infrastruktur di kecamatan sungai tarab, kabupaten tanah datar.

Teknik pengumpulan data menggunakan Teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi dari hasil penelitian menggambarkan bahwa melihat dari beberapa

indikator yang pertama adalah pembangunan infrastruktur yang dapat di simpulkan

bahwa program pembangunan infrastruktur di kecamatan sungai tarab kabupaten

tanah datar ini belum berjalan sengan baik karna di sebabka oleh kurangnya

tersedianya dana operasional sehingga dalam perjalanan pembangunan belum dapat

maksimal dalam pembangunan yang harus lebih baik ditingkatkan lagi.

22
Kemudian menurut hasil penelitian 1. Yonatan 2. Nur fitriyah 3. Antonius

margono (2014) dengan judul “implementasi pembangunan infrastruktur dalam

menunjang kelancaran pelayanan pada masyarakat di kecamatan mentarang

kabupaten malianu”. Tujuan pebeltian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menganalisis implementasi pembangunan infrastruktur dalam menunjang

kelancaran pelyanan public di kecamatan mentarang kabupaten malinau focus

penelitian yang ditetapkan meliputi: pembangunan jalan, pembangunan jembatan,

pembangunan sarana prasarana Kesehatan, pembangunan dibidang sarana

Pendidikan, pembangunan dibidang ekonomi. Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan bahawa pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di

kecamtan mentarang kabupaten malinau melalui program Gerakan pembangunan

desa mandiri telah mengalami perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat

di daerah terebut.

Menurut hasil penelitian 1. Kus winarno 2. Mubasysyir 3. Deni kurniadi

sunjaya (2013) dengan judul “evaluasi kebijakan pembangunan puskesmas

pembantu di provinsi Kalimantan tengah.” Tujuan penelitian ini secara umum untuk

mengetahui bagaimana proses perumusan dan implementasi kebijakan

pembangunan puskesmas pembantu yang menggunakan dana APBD I di provinsi

Kalimantan tengah. Dari hasil penelitian pembangunan puskesmas di provinsi

kalteng merupakan realisasi dari peraturan darah provinsi kalteng nomor 12 dan 13

tahun 2005 tentang RPJPD dan RPJMD. Masalah-masalah yang terjadi dalam

pelaksanaan adalah 1.) monitoring 2.) rekanan tidak melapor 3.) lokasi sangat jauh

4.) satuan harga tidak sama 5.) pemenuhan tenaga 6.) peralatan tidak sesuai dengan

23
tenaga. Evaluasi dilaksanakan, hanya menyangkut masalah kemajuan fisik. Secara

umum terjadi peningkatan alokasi dana DAK di masing-masing kabupaten atau

kota.

2.8 konsep operasional

Konsep operasional variabel penelitian pembangunan infrastruktur

puskemsas di kecamatan Banjarmasin utara kota banjarmasin

Variable Indicator Subindikator

• Pelaksanaan • Pihak yang terlibat

• Hambatan-hambatan

dalam pelaksanaan

• Jangka waktu • Berapa lama

Pelaksanaan pelaksanaan

Pelaksanaan program • Jangka pendek dan


Pembangunan Jangka Panjang
Infrastruktur
• sasaran yang • Keberhasilan atau

Ingin dicapai Target dari

Pembangunan

• Kepuasan masyarakat

• Pengawasan • penaggung jawab

24
• Sistem pengawasan

Sumber: undang- undang no 6 tahun 2014

2.9 kerangka pemikiran

Dalam beberapa pendapat telah di kemukakan pada landasan teori di atas

maka kerangka pemikiran akan di sesuaikan dengan gambaran sebagai berikut :

Pelaksanaan program pembangunan

infarstrukutr

1. Pelaksanaan

2. Jangka waktu pelaksanaan

3. Sasaran yang ingin dicapai

4. pengawasan

Peningkatan kesejahteraan

Masayarakat

Sumber :undang- undang no 6 tahun 2014

25
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Pendekatan penelitian

Adapun Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian deskriptif menurut sugiono Definisi dari penelitian deskriftif

yaitu merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberi gambaran yang

lebih detail mengenai analisis implementasi program pembangunan

infrastruktur puskemas kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin utara

kota banjarmasin.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan objek lokasi penelitian

penulis adalah Kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin utara kota

banjarmasin,Dinas Kesehatan provinsi Kalimantan selatan.

3.3 Data dan sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

3.3.1. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh atau di kumpulkan oleh

orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang

memerlukannya. Data primer juga disebut data asli atau data baru.

26
Sumber data baru pada penelitian ini di peroleh kegiatan wawancara,

angket, dan observasi.

3.3.2. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data dimana penulis memperoleh

informasi, keterangan- keterangan yang bersumber dari dokumen,

laporan arsip yang di dapat dari pihak terkait. Data tersebut di ambil dari

Lembaga atau instansi terkait yaitu di kecamatan banjarmasin utara kota

banajarmasin dan Dinas Kesehatan provinsi Kalimantan selatan.

3.4 Teknik pengumpulan Data

Untuk melaksanakan penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan

maka peneliti harus mencari data, informasi dan keterangan-

keterangan berdasarkan fakta- fakta yang terjadi di lapangan atau di

lokasi penelitian. Adapun Teknik pengumpulan data yang penulis

gunakan adalah

1. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dan

informasi yang dibutuhkan melalui dialog langsung secara lisan sebagai

responden yang dianggap perlu dengan berpedoman pada daftar

pertanyaan yang telah di sediakan.

2. observasi

27
observasi yaitu penulis melakukan pengamatan langsung secara

langsung di lapangan untuk mendapatkan data yang khas dan erat

hubungan dengan penelitian.

3. dokumentasi

dokumentasi yaitu cara pengumpulan data dari dokumen yang tersimpan

pada lokasi penelitian.

3.5 Analisis Data

Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

penelitian kualitatif dengan melalui metode pengumpulan data yaitu secara

primer yaitu melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kemudian

kedua secara sekunder yaitu kajian Pustaka melalui buku jurnal dan situs

internet terkait dengan judul penelitian.sedangkan penelitian deskriftif

adalah merupakan penelitian yang dilakukan untuk memberi gambaran

yang cukup detail mengenai analisis implementasi pembangunan

infrastruktur puskesmas di kelurahan sungai miai kecamatan banjarmasin

utara kota banjarmasin.

28
29

Anda mungkin juga menyukai