Anda di halaman 1dari 81

TUGAS RESUME

MATA KULIAH MANAJEMEN PEMBANGUNAN

NAMA : EKO SUSANTO

NIM : 190100706811

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmat

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan resume dengan materi Manajemen Pembangunan.

Resume ini diambil dari berbagai jurnal yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Pembangunan.

Penulis menyadari dalam proses tugas mata kuliah Manajemen Pembangunan dalam

membuat resume ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

berterimakasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Pembangunan bapak Dr.M.

Syamsudin,M.Si. yang telah berkenan membimbing dalam proses pembelajaran dan

penugasan.

Penulis menyadari dalam proses pembuatan tugas resume mata kuliah Manajemen

Pembangunan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu diharapkan pembaca dapat

memberikat kritik maupun saran yang membangun guna menyempurnakan tugas resume ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

TANGGAPAN JURNAL ................................................................................................... 1

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 7

LAMPIRAN ........................................................................................................................ 8

iii
TANGGAPAN JURNAL

A. Jurnal yang berjudul “Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan kota” yang

disusun oleh Budiman widodo dan Winarti, Tahun Jurnal 2020. Jurnal tersebut

dilampirkan pada Lampiran 1.

Tanggapan ; Berdasarkan jurnal yang diambil terdapat beberapa masalah yang

dihadapi seperti kurangnya kerjasama antara perbatasan kota dengan kabupaten dalam

mendasain tata ruang yang baik dan sesuai dengan keadaan kota tersebut dan sering

sekali terjadi ketidaksingkronan tata ruang yang memang sering terjadi di

perbatasankota (tepian kota). Oleh sebab itu perlu adanya komunikasi dan kerjasama

yang baik bagi pemerintah yang menangani mengenai penataan desain tata ruang kota

agar tidak terjadi masalah. Kekosongan penataan tata ruang di daerah perbatasan

nampak jelas tidak adanya desain pembangunan yang berkelanjutan. Peran negara

dalam hal perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata guna lahan menjadi

berkurang. Kondisi demikian dimanfaatkan swasta untuk mengembangkan konsep

bisnisnya. Perkembangan daerah perbatasan (tepian kota) banyak diwarnai oleh

tumbuhnya permukiman baru berupa perumahan maupun pusat-pusat kawasan bisnis,

restoran, hotel yang banyak memanfaatkan lahan di daerah perbatasan karena

pertimbangan masih tersedia lahan yang murah, aksesibilitas dengan kota yang mudah

dengan infrastruktur yang memadai dan proses perijinan lebih mudah dibandingkan

dengan kota. Fenomena tumbuhnya kawasan perumahan dan jasa hampir merata

dijumpai di daerah-daerah perbatasan kota dengan kabupaten. Pemerintah haru

melaluka pertimbangan dan memikirkan secara matang dalam penataan kota agar

berjalan sesuai fungsinya seperti yang katakan oleh Soegiharto (1993), dalam hal

pemekaran kota akan terjadi suatu perluasan wilayah kota sebagai usaha

1
mengimbangi pertumbuhan kota. Perkara wilayah kota harus benar benar

dipertimbangkan berdasarkan perhitungan serta kriteria yang tepat serta tetap dalam

rangkaian kebijaksaan yang akan memberikan fungsi dan peranan kota sebagai pusat

pengembangan dari hiterlendnya lebih luas. Dengan berpedoman pada kebijakan

umum tersebut maka suatu usaha perluasan wilayah kota itu sendiri sebagai suatu

enklave.

B. Jurnal yang berjudul ‘’Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis

Penelitian & Pengembangan dan Desain & Inovasi ‘’ yang disusun oleh Heri

Saksono. Jurnal tersebut dilampirkan pada Lampiran 2.

Tanggapan ; Pada jurnal ini Manajemen pembangunan semestinya mampu

mengoptimalkan modal pembangunan disuatu wilayah dan mengelolanya untuk

mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik. Akan tetapi belum seluruh pemangku

kepentingan pembangunan memiliki pemahaman dan berkemampuan mengelola

modal pembangunan di wilayahnya. Pada umumnya, pengelolaan perencanaan

pembangunan daerah masih bersifat konvensional dan belum menjadikan hasil

penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi sebagai acuannya. Beragam modal

pembangunan yang dimiliki senantiasa dihadapkan pada keterbatasan dan kendala

dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sayangnya, belum semua agenda

pembangunan didasarkan pada hasil kelitbangan yang mencakup penelitian dan

pengembangan disertai desain dan inovasi. Keadaan ini sejatinya menjadi peluang

bagi pemda dalam menyusun strategi yang tepat berbasis kelitbangan demi

pengelolaan pembangunan dimasing-masing daerah. Disisi lain, peringkat dan

status penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi

Tenggara dalam kurun waktu 2016-2017 memiliki capaian kinerja yang sangat

fluktuatif.

2
C. Jurnal yang berjudul ‘’Strategi Prioritas Untuk Mewujudkan Pembangunan

Berkelanjutan Di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung Provinsi Dki Jakarta Dengan

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ‘’yang disusun oleh Afni Nooraini dan

Afif Syarifudin Yahya, jurnal volume 5. Jurnal tersebut dilampirkan pada Lampiran

3.

Tanggapan; Pada jurnal tersebut membahas mengenai pembangunan dikawasana

industri Pulogadung dan kepadatan penduduk yang berada disekitarnya oleh sebab itu

perlu sangan difikirkan lagi dalam pembangunan yang akan dilakukan dikawasan

industri tersebut seperti yang kita ketahui berdasarkan jurnal kepadatan penduduk

disekitar wilayah tersebut sudah sangat besar. Hal yang harus dilakukan terutama

pemerintah dalam melakukan pembangunan jangka panjang maupun pendek yaitu

harus berkomitmenbaik pemerintah, masyarakat dan lingkungan industri dalam

mendukung pembangunan dan juga anggaran dari pemerintah yang mencukupi untuk

proses pembangunan tersebut. Diharapkan ada lembaga yang memang mengawasi

pembangunan yang akan dilakukan dengan memperhatikan lingkungna sekitas

masyarakat dan perekonomiannya juga sehingga pembangunan yang dilakukan itu

dapat membantu lebih meningkatkan perekonomian masyarakat diwilayah industri

tersebut sehingga. Pembangunan yang dapat dilakukan yaitu membangun suatu

kawasan tempat tinggal bagi masyarakat yang berada dikawasan kumuh sehingga

dapat tertata dengan baik dikarenakan kawasan pulogadung merupakan kawasan

industri agar dapat tertata rapi dan mengurangi kepadatan penduduk yang tersebar

terpisah-pisah.

3
D. Jurnal yang berjudul ‘’ Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan

Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,

Propinsi Sumatra Selatan ‘’ jurnal volume 1 no 1. Jurnal tersebut terlampir pada

Lampiran 4.

Tanggapan; Berdasarkan jurnal tersebut mengenai manajemen implementasi

pembangunan Masjid tersebut dalam Pengabdian masyarakat belum sepenuhnya

mampu mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan, tetapi kegiatan penyuluhan

ini telah memberikan kontribusi positif bagi upaya Implementasikan Ilmu Manajemen

khusunya penerapan K3 dalam Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya Abdul

Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan.

Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,

Propinsi Sumatra Selatan pada prinsifnya telah menerapkan K3 (Keselamatan,

Kesehatan dan Kesehatan Kerja) yang disebut Komitmen QPASS di pembanguna

masjid raya abdul kadim namun pada penerapan belum dilakukan secara baik dan

benar. sehingga belum terlibat hasilnya. penerapan Sistem Reward dan Punishment

sudah berjalan tetapi belum berjalan dengan baik. Pembangunan Masjid Raya Abdul

Kadim pada dassrnya sudah menerpakan organisasi K3 (Keselamatan, Kesehatan dan

Kesehatan Kerja) tetapi pelaksnaan di lapangan belum efektif dengan baik terlihat

hanya sekedar memenuhi peraturan pekerja tidak mengetahui peran serta tujuan P2K3

sehingga kinerja organisasi proyek belum memberikan pengaruh dan manfaat pada

pekerja proyek. Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan Pembangunan

Masjid Raya Abdul Kadim, pelaksanaan komunikasi dan informasi K3 (Keselamatan,

Kesehatan dan Kesehatan Kerja) namun belum melaksanakan secara baik disebabkan

kurangnya tenaga HSE Officer karena faktor target waktupekerjaan. walau demikian

memilki hasil yang efektif dengan kepatuhan para pekerja.

4
E. Jurnal yang berjudul ‘’ Manajemen Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam

Mewujudkan Good Governance ‘’ yang disusun oleh Sri Riris Sugiyarti. Jurnal

tersebut terlampir dalam Lampiran 5.

Tanggapan; Pembangunan di Indonesia sudah dilakukan sejak kemerdekaan dimulai

dari pembangunan politik sosial yang difokuskan pembangunan politik sosial untuk

mencpai negara yang berdaulat namun belakangan ini pembangunan lebih mengarah

ke politik bukan kepada rakyatnya dan lingkungnnya terkadang pembangunan

menjadi ajang unjuk diri politik bagi oknum tertentu sedangkan Menurut

Dwijowijoto, (2003) pembangunan seharusnya dimunculkan sebagai isu manajemen

bukan isu politik semata, pembangunan yang dipahami dalam makna manajemen

berarti bahwa terjadi proses value creation yang berkelanjutan.Pembangunan harus

dilakukan dengan manajemen yang baik, karena manajemen yang baik membuat

organisasi berfungsi secara optimal. Dalam konsep besarnya manajemen merupakan

urutan pekerjaan yang metodologis, sekuensial dan dapat dibenarkan secara keilmuan.

Manajemen adalah sistem yang mengarahkan kumpulan manusia menuju tujuan

bersama yang baik bagi dirinya maupun orang lain. Manajemen adalah disiplin untuk

membangun tim. Tanpa adanya tim, individu-individu yang ada berusaha mencapai

tujuan pribadi. Manajemen adalah pembelajaran. Tanpa pembelajaran dan sistem

hanya bekerja untuk hari ini karena tidak ada kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan yang terjadi dimasa depan. Oleh karena itu manajemen adalah

inovasi. Konsistensi penyelenggaraan pembangunan tidak berarti identik dengan

kekakuan, tetapi justru menekankan disiplin. Salah satu disiplin yang diperlukan

untuk mempertahankan momentum pembangunan adalah disiplin berinovasi. Satu hal

yang menjadi prasyarat keberhasilan pembangunan adalah adanya kejelasan Visi dn

Misi. Setiap negara harus mempunyai visi karena akan memberikan kejelasan bagi

5
manajemen pengelola negara mengenai apa yang ingin dituju dan kondisi apa yang

ingin dicapai. Ketidakjelasan visi menyebabkan arah pembangunan selalu

berubahubah dan tidak berkesinambungan. Di samping itu, setiap negara juga

memerlukan kejelasan misi sebagai alasan mengapa keberadaan organisasi negara

tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

Nooraini, Afni dan Afif Syarifudin Yahya. 2018. Strategi Prioritas Untuk Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan Di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung Provinsi
Dki Jakarta Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Volume 5 (1).
Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui
file:///C:/Users/IKA/Downloads/481-Article%20Text-1224-1-10-20190521.pdf.

Saksono, Herie. 2020. Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian &
Pengembangan Dan Desain & Inovasi.Volume 14 Nomor 2. Diakses pada tanggal
15 Januari 2022 melalui http://jkpjournal.kalselprov.go.id.

Sunardi, Nardi dkk.2019. Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan Pembangunan


Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin, Propinsi
Sumatra Selatan. Volume 1 Nomor 1. Diakses pada tanggal 15 Januari 2022
melalui http://openjournal.unpam.ac.id.

Sugiyarti, Sri Riris. Manajemen Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Mewujudkan Good
Governance. Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui
https://media.neliti.com.

Widodo, Budiwati. Winarti. 2020. Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota.
Volume 2 (1). Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui http://journal.co.id.

7
LAMPIRAN 1

8
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

MANAJEMEN PEMBANGUNAN DESA DAERAH PERBATASAN KOTA


1Budiman Widodo, 2Winarti
Pengutipan: Widodo, Budiman & Winarti. (2020), Manajemen Pembangunan Desa Daerah
Perbatasan Kota, Public Administration Journal of Research, 2 (1), 40-51.
1
Program Pasca Sarjana Universitas Surakarta
2
FISIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Email: Budimanwidodo5@gmail.com
(Submitted: 10-01-2019 , Revised: 25-02-2019, Accepted: 10-10-2019)

ABSTRAK
Desa Yang berbatasan dengan kota akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
desa yang lain, aktivitas penduduk desa ini lebih berorientasi ke kota terdekat dari pada pusat
kota kabupaten, baik aktivitas sosial, ekonomi, maupun budaya. Konsep manajemen
pembangunan yang diterapkan cenderung membiarkan perkembangan desa bergerak secara
bebas tanpa adanya perencanaan pembangunan yang ditetapkan melaui rencana umum tata
ruang kota (RUTRK). Kebijakan yang dilakukan menjadikan desa sebagai daerah penyangga
perkembangan kota terdekat, dengan mengorbankan daerah pertanian. Tujuan penelitian ini
adalah mencari model manajemen pembangunan daerah perbatasan dengan konsep
pembangunan terintegrasi antar daerah menjadi alternatif, untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan yang bersifat ego sektoral. Untuk itu perlu adanya pemikiran baru dalam
peningkatan serta penggalangan kerjasama pembangunan antar daerah melaui konsep
“Regional Management”. Adapun metode yang digunakan adalah dengan metode analisis
kualitatif melalui interview mendalam dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan,
bahwa terjadi konflik kepentingan antara pemerintah kota dan kabupaten yang berakibat pada
tidak terintregasinya pembangunan di daerah sub urban.
Kata Kunci : Manajemen Pembangunan, Desa Perbatasan, Manajemen Daerah.

VILLAGE DEVELOPMENT MANAGEMENT OF REGION CITY BORDERLAND

ABSTRACT
The villages bordering the city will have different characteristics from other villages,
the activities of the villagers are more oriented to the nearest town than the center of the
regency city, both social, economic, and cultural activities. The applied development
management concept tends to allow village development to move freely without the
development planning determined through the general urban spatial plan (RUTRK). The policy
is to make the village a buffer zone for the development of the nearest town, at the expense of
the agricultural area. The purpose of this study is to find a model for developing border
management with the concept of integrated development between regions as an alternative, to
avoid conflict of interests that are sectoral egos. For this reason, there is a need for new ideas
in promoting and promoting inter-regional development cooperation through the concept of
"Regional Management". The method used is a qualitative analysis method through in-depth
interviews and secondary data. The results of this study indicate, that there is a conflict of
interest between the city and district governments which results in integrated development in
sub-urban areas.
Keywords: Development Management, Border Village, Regional Management.

40
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

1. PENDAHULUAN
Problem di daerah perbatasan kota dengan kabupaten adalah tidak adanya kerjasama
yang integral antara satu kota dengan kabupaten yang berbatasan satu sama lainnya, dalam
mendesain tata ruangnya. Permasalahan penataan ruang di perbatasan seringkali diketemukan
tidak memiliki kesinkronisasian masing-masing daerah yang bersangkutan.
Fenomena ketidaksinkronnya penataan ruang di perbatasan kota dengan kabupaten
terjadi di daerah tepian kota (sub urban). Kota biasanya mempunyai perbatasan dengan wilayah
kabupaten sekitarnya yang notabenya adalah daerah pertanian. Problem perkotaan di dominasi
oleh keterbatasan lahan yang berakibat pada tingginya harga tanah perkotaan. Kondisi
demikian mendorong penduduk bergeser ke wilayah tepian kota, akhirnya mendesak lahan
pertanian di daerah sekitarnya. Desain penataan ruang di kabupaten tidak menyentuh hingga ke
wilayah pedesaan. Dalam konsep penataan ruang kabupaten melalui rencana detail tata ruang
kota hanya sampai pada tingkat ibu kota kecamatan. Akhirnya daerah tepian kota yang
merupakan daerah perbatasan dengan kota bergerak liar, tanpa konsep penataan ruang yang
jelas.
Kekosongan penataan tata ruang di daerah perbatasan nampak jelas tidak adanya desain
pembangunan yang berkelanjutan. Peran negara dalam hal perencanaan pemanfaatan dan
pengendalian tata guna lahan menjadi berkurang. Kondisi demikian dimanfaatkan swasta untuk
mengembangkan konsep bisnisnya. Perkembangan daerah perbatasan (tepian kota) banyak
diwarnai oleh tumbuhnya permukiman baru berupa perumahan maupun pusat-pusat kawasan
bisnis, restoran, hotel yang banyak memanfaatkan lahan di daerah perbatasan karena
pertimbangan masih tersedia lahan yang murah, aksesibilitas dengan kota yang mudah dengan
infrastruktur yang memadai dan proses perijinan lebih mudah dibandingkan dengan kota.
Fenomena tumbuhnya kawasan perumahan dan jasa hampir merata dijumpai di daerah-daerah
perbatasan kota dengan kabupaten.
Letak geografis yang strategis adalah perbatasan kota dengan desa yang secara
administratif termasuk wilayah kabupaten disekitarnya merupakan alasan yang logis, dimana
masyarakat cenderung bergerak ke arah area ini (Sub urban). Pergerakan penduduk dari Kota
ke Desa dilandasi untuk mencari tempat pemukiman yang relatif terjangkau baik dari sisi jarak
maupun harga tanah, sedangkan pergerakan penduduk dari Desa perbatasan ke Kota adalah
sebagai komuter untuk mencari nafkah atau bekerja ke Kota. Dari segi kependudukkan para
komuter tidak membebani wilayah kota karena tidak bermukim di Kota.

41
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

Kondisi demikian mengharuskan para pembuat kebijakan di dua wilayah (Kota dan
Kabupaten) melakukan sinergitas agar kepentingan kedua wilayah tersebut dapat
terakomondasi. Di satu sisi tumbuhnya pemukiman di area subur dan tidak menggeser fungsi
lahan pertanian, di sisi lain area ini dapat sebagai pusat pertumbuhan kawasan ekonomi dalam
skala Desa atau Kecamatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di area ini.
Realita menyamakan persepsi diantara kedua pejabat pembuat kebijakan tidaklah mudah karena
penerima mamfaat dari pertumbuhan di area ini lebih di nikmati oleh Pemerintah Kota dalam
hal mengurangi beban kepadatan penduduk. Dilihat dari sisi Pemerintah Kabupaten ada
kecenderungan membiarkan area ini. Hal ini ditandai tidak adanya rencana detail tata ruang
yang mengatur sampai di Kecamatan.
Regulasi yang menjembatani kepentingan dua pemerintahan Kota dan Kabupaten
mendesak untuk dibuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya benturan kepentingan.
Regulasi yang mengakomondasi dua kepentingan wilayah Kota dan Kabupaten tidaklah
mudah, sekarang yang muncul adalah kepentingan yang bersifat ego sektoral. Dietz (1998:11)
mengemukakan konflik-konflik agraria meliputi 3 dimensi, pertama menyangkut siapa yang
dapat memiliki, menggunakan dan mengelola, kedua siapa yang dapat mengontrol akses atas
sumber-sumber agraria, dan ketiga siapa yang memperoleh mamfaat darinya.
Konflik kepentingan yang muncul di lokasi penelitian (Kab Karanganyar bagian barat
berbatasan dengan Kota Solo bagian barat) adalah Kecamatn Colomadu Kab Karanganyar
adalah area pertanian produktif beralih fungsi non pertanian seperti perumahan, hotel,
perkantoran dan kawasan bisnis, padahal pemerintah Kabupaten Karanganyar menetapkan
wilayah ini sebagai area pertanian sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Pemerintah Kabupaten Karanganyar memiliki 22.700 Ha lahan pertanian dan 747,24 Ha ada di
Kecamatan Colomadu yang merupakan sentra produksi beras, hingga upaya untuk
mempertahankan lahan pertanian menjadi arah kebijakan Pemkab Karanganyar dalam upaya
menjaga ketahanan pangan nasional.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Pengembangan Kota
Perluasan kota atau pemekaran kota merupakan suatu kebijakan yang dirancang untuk
mengatasi masalah pembangunan dan pertumbuhan penduduk kota yang diatur dalam UU No.
5 Th 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah Pasal 4 Ayat 3, menyebutkan bahwa usaha
penyesuaian batas administrasi daerah kota dalam kaitanya dengan pengembangan jangka

42
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

panjang dimungkinkan dengan tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah, perubahan


nama dan pemindahan ibu kota.
Pesatnya pertumbuhan penduduk dikota akan mendesak lahan sekitarnya atau daerah
tepian kota yang mayoritas adalah daerah lahan pertanian produktif. Hasil penelitian Soegiharto
(1993) tentang pengaruh perkembangan kota terhadap mutasi Tata Guna Lahan di Yogyakarta
menemukan bahwa pertumbuhan penduduk kota yang pesat didorong oleh tingkat urbanisasi
yang tinggi, serta adanya perbedaan penggunaan lahan yang besar antara wilayah perkotaan
dan perdesaan. Hal tersebut menyebabkan permintaan lahan perkotaan semakin meningkat.
Karena luas lahan tetap, maka sebagai alternatif penduduk menyebar ke daerah pinggiran kota.
Kecenderungan pola penyebaran seperti ini adalah wajar mengingat harga lahan diluar kota
jauh lebih murah bila dibandingkan dengan lahan di perkotaan, sehingga memungkinkan
mendapatkan bidang lahan yang lebih luas. Akibat daerah-daerah pinggiran kota terdebut
terjadi perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi lahan pemukiman.
Ketersediaan lahan untuk pemukiman menjadi masalah yang sangat krusial mengingat
keterbasan lahan, padahal pertumbuhan penduduk di perkotaan idealnya harus diimbangi
dengan daya tampung permukiman. Tetapi bila melihat proporsi penduduk kota yang terus
bertambah, kemampuan daya tampung permukiman tidak bisa mengimbangi, data yang
diketengahkan oleh Eko Budiharjo menunjukkan, bahwa pada tahun 1390 an penduduk kota
hanya 15 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Satu dekade kemudian penduduk kota sudah
mencapai 20 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Selanjutnya data dari BPS menunjukkan
perkotaan menjadi 30 persen pada tahun 1990an dan diperkiraan menjadi 40 persen pada tahun
2000 an. (BPS:2000)
Konsekwensi dari pesatnya penduduk perkotaan menuntut ketersediaan tempat tinggal
dan fasilitas kota beserta kebutuhan sarana dan prasarana lainnya, akan tetapi ketersediaan
perumahan sebagai sarana permukiman menjadi yang paling utama. Pembangunan permukiman
akan menjadi penyumbang paling besar terhadap berkurangnya lahan pertanian. Hasil
penelitian Joko Pramono (2005 : 110) tentang Evaluasi Kebijakan Pembangunan Kawasan
Perumahan di Desa Gumpang Kecamatan Kartosuro Kabupaten Sukoharjo menunjukkan,
implikasi dibangunnya kawasan perumahan Gumpang Baru di Kecamatan Kartosuro
Kabupaten Sukoharjo dibutuhkanlahan 57.001 m² yang menggunakan lahan pertanian
produktif. Ditambah lagi permasalahan bahwa secara Administratif telah terjadi pelanggaran
oleh pengembang (developer) mengenai batas maksimal yang boleh diijinkan untuk areal

43
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

permukiman yakni seharusnya 60 persen tetapi realitanya menggunakan sebesar 68 persen


lahan yang tersedia untuk kaveling.
Bertambahnya kegiatan penduduk di kota yang dipicu oleh meningkatkan jumlah
penduduk maupun tuntutan hidup telah mengakibatkan volume dan frekwensi kegiatan
penduduk bertambah. Kekurangan untuk memenuhi kebutuhan menjadi problema di sebagian
besar kota-kota di Indonesia, yakni menyangkut keterbatasan akan ruang terbuka yang
jumlahnya amat sedikit di wilayah perkotaan. Oleh sebab itu pembangunan di kota dengan
strategi intensifikasi fungsi maupun membangun secara vertikal menjadi pilihan. Namun
strategi ini belum lah cukup efektif untuk mengimbangi aktivitas penduduk di kota. Alternatif
lain bagi sementara penduduk yang tidak mampu menjangkau, mengalihkan perhatiannya di
bagian daerah pinggiran kota yang ketersediaan lahan masih banyak.
Kebijakan pengembangan kota yang ditempuh oleh kota-kota dalam usaha mengatasi
keterbatasan lahan adalah dengan ekstensifikasi yakni melalui pemekaran kota, yang sudah di
upayakan sejak tahun 70an, dampak dari kebijakan ini adalah terdesaknya daerah pinggiran
kota yang peruntukannya adalah daerah pertanian sehingga pemekaran kota hanya melihat satu
sisi keuntungan dari perkotaan tanpa memikirkan daerah yang menjadi obyek pengembangan
kota apalagi secara administrasi berada diluar wilayah kota pengembangan.
Menurut Soegiharto (1993), dalam hal pemekaran kota akan terjadi suatu perluasan
wilayah kota sebagai usaha mengimbangi pertumbuhan kota. Perkara wilayah kota harus benar-
benar dipertimbangkan berdasarkan perhitungan serta kriteria yang tepat serta tetap dalam
rangkaian kebijaksaan yang akan memberikan fungsi dan peranan kota sebagai pusat
pengembangan dari hiterlendnya lebih luas. Dengan berpedoman pada kebijakan umum
tersebut maka suatu usaha perluasan wilayah kota itu sendiri sebagai suatu enklave. Mustain,
(2007)
Konsekuensi dari perkembangan kota yang cenderung businessoriented adalah
mendesak daerah permukiman dan institusi sektor yang berpotensi kuat akan merebut lokasi
strategis dan sektor yang berpotensi lemah akan terdesak ke lokasi yang derajat aksesbilitasnya
jauh lebih rendah dan kurang bernilai ekonomi. Burges (Yunus; 2000:5-6) dalam sebuah
teorinya mengemukakan sebuah contoh kasus kota Chicago, bahwa kota telah berkembang
demikian pesatnya, dengan teori konsentrasinya ia membagi menjadi wilayah menjadi 5 zone
dengan titik konsentrasi pada Central District Busines (CDB) dimana CDB merupakan pusat
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik dalam suatu kota sehingga pada zona ini terdapat
bangunan utama untuk kegiatan sosial, ekonomi, dan politik.

44
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

Terdapat hubungan anatar nilai lahan (Land Value) dengan jarak kota. Hubungan yang
dimaksud dapat berupa harga terhadap suatu lahan, tentu saja terdapat perbedaan harga yang
signifikan antara lahan di kota dengan di pedesaan. Realitas menunjukkan bahwa terjadi
pergeseran harga yang sangat tinggi pada kawasan yang berlokasi pada tepian kota (sub urban).
Hal ini terjadi karena perkembangan kota yang secara alami tidak mampu menyediakan
fasilitas bagi aktivitas perekonomian penduduknya, maka perkembangan kota akan bergerak ke
arah wilayah di sekitarnya hingga akan menaikkan posisi tawar harga tanah bagi kawasan
tepian kota dan akan merubah pola penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Hal ini
tentu saja memerlukan pemikiran ulang bagi daerah yang mempunyai lokasi berbatasan
langsung dengan kota sebagai Daerah Pusat Konsentrasi Bisnis. Pertanyaannya apakah daerah
yang terkena imbas dari perkembangan kota akan tetap mempertahankan sebagai daerah
pertanian produktif melalui cara pengaturan yang ketat terhadap alih fungsi lahan atau
membiarkan kawasan tersebut berubah menjadi daerah non pertanian seperti permukiman,
pusat perbelanjaan, industri yang tentu saja akan merubah RUTRK/RDRTK yang ada.
Dari permasalahan tersebut akan memunculkan konflik kepentingan antara tetap
sebagai lahan pertanian produktif atau kawasan bisnis. Mensikapi fenomena yang dilematis
tersebut diperlukan sebuah kebijakan (policy) yang dapat mengantisipasi dengan peraturan
yang flexibel, sebab bagaimanapun juga kita harus memperhitungkan untung dan ruginya (cost
and benefit). Konsekuensi dari perkembangan kota bagi kawasan tepian kota merupakan
sesuatu yang logis dan alamiah.
William Alonso (1971) mengatakan bahwa nilai lahan dan penggunaannya ditentukan
oleh harga sewa (beli) akan menaikkan harga tanah bagi wilayah tepian kota bila dibandingkan
dengan penggunaan lahan untuk pertanian dengan demikian penggunaan lahan apakah untuk
pertanian atau bisnis tergantung pada penawaran harga yang paling tinggi, selanjutnya tingkat
harga akan menentukan penggunaan lahan itu sendiri artinya harganya harus dibayarkan untuk
sebuah lahan secara ekonomis harus menghasilkan out-put yang tinggi pula. Pertanyaannya
adalah lahan bernilai ekonomis tinggi bila digunakan sebagai lahan pertanian apakah mampu
menghasilkan sesuai dengan dibayarkan, bila jawaban tidak maka penggunaan lahan akan
beralih fungsi bisnis atau industri yang mampu membeli tanah dengan harga tinggi.
Sinclair membagi nilai lahan ke dalam dua tipe yang berbeda yaitu nilai lahan pertanian
(Agricultural Lan Values) dan nilai lahan Spekulatif (Speculative Land Value). Nilai lahan
spekulatif adalah nilai lahan yang muncul pada areal sebagai akibat adanya derajad antisipasi
terhadap perluasdan fisik kota yang meningkat pada areal yang bersangkutan sehingga

45
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

penentuan besarnya nilai selalu dikaitkan dengan kepentingan non agraris. Karena gejala
perluasan kota dianggap sebagai sesuatu yang berjalan terus, walau lambat namun pasti maka
para petani mempunyai penilaian, bahwa nilai lahan pertaniannya semakin mendekati lahan
kota semakin mneurun, sedangkan nilai spekulasinya makin tinggi. Makin dekat dengan daerah
telah dibangun (built up area) makin awal pula daerah pertanian yang bersangkutan berubah
menjadi lahan non pertanian.Faktor inilah yang mengakibatkan penurunan "agricultural land
values". Kondisi ini mungkin terjadi pada daerah perkotaan yang tidak dipengaruhi oleh Boal
(1970:85) " Mengatakan campur tangan pemerintah dalam hal ini dengan diterapkannya "Land
Use Control"(pembatasan -pembatasan tentang penggunaan lahan) khususnya konservasi lahan
pertanian ke non pertanian dengan program penentu zona zona pertanian atau distrik distrik
pertanian dan sejenisnya. Distribusi nilai lahan akan mengalami perubahan pada daerah tertentu
di "Urban fringe area" dimana pembatasan penggunaan lahan diberlakukan akan
menghilangkan atau setidaknya mengurangi spekulasi terhadap lahan tersebut. Hal ini wajar,
karena dengan diberlakukannya peraturan-peraturan tersebut pada daerah yang bersangkutan
hampir sama sekali tidak ada konversi lahan pertanian ke non pertanian atau pembangunan
struktur-struktur kekotaan, padahal "spekulative value" hanya muncul dimana derajat antisipasi
terhadap tranformasi ke ruangan menjadi besar. Justru pada daerah terkena "Land Use Control"
akan muncul nilai penggunaan lahan pertanian baru yang menggantikan "speculative value",
karena pada sebagian lahan di daerah pinggiran kota yang tidak terkena "Land Use Control"
malah terjadi peningkatan "spekulative value", karena pada daerah tersebut memang diarahkan
untuk perkembangan areal kekotaan dan pada waktu yang sama kehilangan nilai
agriculturalnya. Lahan pertanian yang ada sudah mengalami tekanan perkembangan lahan
kekotaan. Kepastian penggunaan lahan kekotaan ini juga terlihat pada daerah perkotaan itu
sendiri, sehingga beberapa bagian daerah yang sudah jelas peruntukannya akan meningkatkan
nilai spekulatifnya, makin dekat dengan pusat kota ternyata nilai spekulatifnya makin
meningkat.
"Land Use Control" merupakan salah satu bentuk alat control(intervensi), pemerintah
untuk mengatur daerah yang dipandang potensial untuk lahan potensial (produktif) bila tidak
menghendaki wilayahnya berubah menjadi lahan non pertanian, sedangkan berubah menjadi
area non pertanian tidak memberikan kontribusi secara ekonomis atau bahkan mengacaukan
Rencana Untuk Tata Ruang Kota (RUTRK-RDTRK) yang mempunyai visi yang jelas bagi
pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan (suistainable). Meskipun banyak ditemui
kendala yang datang khususnya dari para "spekulan tanah" yang secara alamiah tidak dapat

46
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

dipisahkan dari perkembangan areal fisik lahan perkotaan ke daerah pinggiran, dengan makin
banyaknya muncul gejala merembetnya lahan perkotaan ke arah daerah daerah perkotaan di
sekitarnya telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan petani pemilik lahan yang ada
bersifat mendua (mangro) antara mempertahankan lahan pertanian atau mengubah lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian atau menjual lahan pertanian hal ini dikarenakan :
1. Terdapat gangguan terhadap usaha taninya.
2. Terdapat "tekanan pembangunan" terhadap lahan pertanian.
3. Terdapat teror harga yangb jual lebih tinggi daripada hasil pertanian.
Tekanan yang disebabkan oleh pembangunan di kota ternyata berpengaruh terhadap
sikap mental petani, behkan merupakan sikap mental mereka dari petani murni yang relatif pola
hidupnya sederhana menjadi petani yang bergaya hidup kota sehingga akan semakin berat
menanggung beban hidup dan akhirnya menjual lahan pertanian atau bahkan bertindak sebagai
"Spekulan lahan" dengan menukar lahan pertanian di areal tepian kota ke lahan pertanian yang
jauh dari kota dengan luas yang lebih besar.

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


INFORMASI
FAKTOR PENGEMBANGAN KESIMPULAN
BIROKRAT PETANI
/PENGUSAHA
Faktor Lokasi I. KECAMATAN COLOMADU Strategis - Berhimpitan Dari ketiga
dengan informan yaitu
Strategis / peruntukan perumahan
Cocok untuk Birokrat, pengem-
- Perumahan perumahan karena - Petani generasi
bang dan petani
dekat dengan Solo penerus enggan
- Gudang menggarap menunjukkan
bebas polusi dapat lahan faktor letak lokasi
- Pariwisata
meningkatkan PAD. pertanian, peruntukkan peng-
- Pertanian karena faktor gunaan tanah lebih
Dari ke 4 peruntukkan tersebut Pandangan mereka keahlian, cocok untuk Non
diatas perumahan menempati terhadap Rencana tenaga, dan pertanian, sehingga
rangking paling itnggi dan paling Tata Ruang Kota waktu
RUTRK kurang
banyak terjadi perubahan fungsi sebaiknya pertanian - Lebih
mendapatkan
adalah kawasan pertanian, yang dicarikan menggantungk
pandangannya terhadap RUTRK an secara dukungan dari
tempat pengganti finansial kalau ketiga elemen
yang ada, tidak mempersalahkan,
lahan pertanian/ sawah berubah dijual tersebut diatas.
fungsi asal tidak menyalahi - Berkurangnya
peruntukan seperti peternakan, pasokan air - Perubahan status/
industri, dan sebagainya ygmasih karena pengeringan
dalam batas ketentuan seperti banyaknya dimungkinkan
tersebut diatas yaitu utuk gudang, perumahan karena embrio
pariwisata dan perumahan yang membuat sudah terbentuk
sumur pompa - Terdapat timpang
II. KABUPATEN KARANGANYAR - Meraja lelanya tindih antara
- Rekomendasi perubahan status/ hama walang BPN dengan
pengeringan atas dasar sangit, wereng Perda tentang

47
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

pertimbangan bahwa embrio sudah karena IPPT


terbentuk tidak dapat menghalangi banyaknya
apabila persyaratan sudah lampu
terpenuhi, keputusan yang diambil penerangan Kawasan
bersifat flexibel karena tidak adanya perumahan dan Colomadu bukan
ketegasan peraturan kawasan itu jalan-jalan kawasan lidung
boleh atau tidak digunakan untuk - Kenaikan biaya tetapi sebagai
kawasan tertentu, istilah yang produksi dan kawasan budidaya
digunakan adalah potensi yang terbatasnya hal ini sangat
berarti belum pasti. Disamping itu tenaga/buruh menyulitkan
terdapat ambivalensi dengan Perda tani pengaturan
tentang Ijin Peruntukkan penggunaan tanah.
Penggunaan Tanah (IPPT) yang Dilain pihak Bupati
diketuai Bupati Karanganyar
menyatakan bahwa
III. PEMKAB KARANGANYAR lahan sawah di
- Sebagai pengendali pemanfaatan Colomadu sebagai
lahan dan kawasan tertentu. daerah resapan.
Pengendalian dan penataan ruang
didasarkan pada dua kriteria yaitu
:
1. Pola ruang dibagi menjadi
a. Kawasan lindung
b. Budidaya
2. Struktur ruang seperti jalan,
perkantoran, pasar dan
sebagainya.
Kawasan lindung peruntukkannya
dilindungi oleh peraturan Bupati
seperti cagar budaya, daerah
resapan, sedang budidaya untuk
kegiatan penunjang
perekoNomian, industri dan
sebagainya.
Peran BAPPEDA, BPN, Camat dan Kades, Pengembang dan Petani bersifat Tekanan dari
Strategis Kantor Pelayanan terpadu pengusaha mangro untuk berbagai kelompok
Kelompok mempunyai posisi lahan pertanian Strategis tidak
- Dilandasi semangat kepentingan tawar yang tinggi dan atau kawasan menguntungkan
sektoral koordinasi menjadi lemah menentukan karena bisnis, pilihan terhadap
ketika tidak adanya leading sektor
dukungan dana kuat adalah implementasi
para pejabat cenderung
mementingkan sektor makro yakni finansial dan prospek menjual tanah RUTRK yang ada.
pertumbuhan ekonomi. usaha yang bagus sawahnya karena
sehingga membuat tergiur harga
harga tanah tinggi, tinggi petani
karena nilai dalam posisi lebih
ekoNomis lahan menekan
untuk pemukiman kebijakan
yang makin mahal RUTRK sebagai
berbading terbalik kawasan hijau,
dengan hasil olahan karena partisipasi
lahan, sehingga yang rendah.
pemilik sawah tergiur
melepas lahannya.

Sumber Daya Pengetahuan tentang RUTRK sangat Kemampuan lebih Keterbatasan Komitmen
Manusia kurang, kemampuan mengimplemen- berorientasi atau SDM secara terhadap RUTRK
tasikan rendah jumlah personil hanya fokus pada teknis internal, yang ada sangat
ditingkat Kecamatan ke atas (jumlah pembangunan kurangnya tenaga rendah
terbatas dibandingkan area yang harus perumahan sampai untuk implementasi
dikover) seperti dalam pengurusan ijin pamasaran dalam mengerjakan RUTRK terkendala
pengeringan, IPPT, IMB, Petugas tidak menarik minat lahan pertanian, faktor SDM,
penghuni. buruh tani dan meliputi

48
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

atau jarang turun ke lapangan Pengetahuan adanya sebagainya. Rata- pengetahuan,


RUTRK rendah. rata petani tidak jumlah dan skill
memahami
RUTRK yang ada

Koordinasi Terdapat beberapa instansi yang Secara teknis Hanya Dinas Tidak adanya
menangani atau berkaitan dengan pengembang dalam Pertanian melalui Leading sektor
pengendalian perubahan peruntukkan mengurus ijin PPL dan yang berperan
lahan seperti BPN, KPT, dan BPPEDA, pengeringan, IPPT kelompok tani mengkoordinasikan
untuk urusan ijinpengeringan, IPPT dan dan IMB dapat yang melakukan berbagai peraturan
IMB. dengan mudah sosialisasi yang ada sehingga
dilakukan, karena peruntukkan RUTRK menjadi
prosedur dan lahan pertanian. tidak efektif.
persyaratan mereka
dapat memenuhinya

Komunikasi Disamping komunikasi internal antar Interprestasi Terbatasnya Frekuensi


instansi terkait melalui rapat pengembang sosialisasi kepada komunikasi untuk
koordinasi, dibutuhkan komunikasi terhadap kawasan masyarakat mensosialisasikan
eksternal yang intens kepada stake lahan pertanian yang (petani) RUTRK sangat
holder dan masyarakat. Jarang sekali diperuntukkan menjadikan rendah sehingga
dilakukan komunikasi ini, baik lewat sebagai kawasan petani tidak pemahaman
media cetak, elektronik, spnduk atau hijau sangat flexibel mengetahui terhadap RUTRK
brosur-brosur. Sehingga pemahaman karena adanya adanya RUTRK sangat minim dan
masyarakat sangat minim. toleransi yang lebih yang ada. menimbulkan
dari pengambil interprestasi yang
kebijakan sehingga berbeda.
dalam
implementasinya
dilapangan dimana
toleransi hanya 4%
dari keseluruhan
lahan yang ada,
prakteknya mencapai
10% lebih, hal ini
dikarenakan tidak
adanya komunikasi
dua arah antara
pengambil kebijakan
dengan pengembang.

Pengawasan - Ada tiga alat yang dapat digunakan Semua prosedur dan - Prosedur dan Pengawasan lewat
sebagai pengawasan yang bersifat persyaratan telah persyaratan beberapa perijinan
preventif yaitu : dipenuhi ijin cukup efektif,
perubahan namun hanya
2. Ijin pengeringan/ perubahan status bersifat formal
status yang dikeluarkan oleh dipenuhi tidak ada usaha
BPN.
mencegah
3. Ijin Peruntukkan Penggunaan
Tanah (IPPT) yang dikeluarkan terjadinya
oleh Bupati. perubahan status
4. Ijin Mendirikan Bangunan lahan pertanian
(IMB) yang dikeluarkan oleh yang tidak
Bupati atau pejabat yang terkendali.
Pengemabng telah
ditunjuk.
- Pengawasan yang lain adalah mendapatkan IPPT - Petani
dan IMB - Hasil laporan
monitoring yang dilakukan oleh sudah monitoring tidak
BAPPEDA dengan membuat tidak ada tindak lanjut
laporan kepada Bupati setiap akhir bertangg (Follow up) dari
Tahun.

49
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020

- Pengawasan yang bersifat represif ung Bupati.


yaitu adanya pelanggaran atau jawab - Payung hukum
belum diurusnya IMB akan terhadap tidak tegas
dikenakan tindakan hukum pada karena tidak
perubaha
palanggarannya. menyebut tidak
n status boleh dialih
tanah. fungsikan untuk
peruntukkan lain
bukan kawasan
lindung tetapi
termasuk
kawasan yang
dapat
dibudidayakan

5. KESIMPULAN
Dasar hukum dibuatnya RUTRK-RDTRK 1991-2012 Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar telah sesuai dengan peraturan hukum diatasnya yakni memperhatikan faktor
wilayah kebijakan dari segi : potensi, kebijakan umum perencanaan kebijakan , fungsi khusus
lokasi. Dalam pelaksanaannya sebuah kebijakan dibutuhkan dukungan agar kebijakan dalam
implementasikan untuk itu perlu dikawal sampai sejauh mana implementasinya dapat
dilakukan. Dibutuhkan pihak dapat menjalankan fungsinya seperti :
a. BPN : Memperketat ijin pengeringan
b. BAPPEDA : Memonitoring terjadinya penyimpanan atas dasar laporan dari Kecamatan
c. CAMAT : Melaporkan bila terjadi penyimpangan selaku penguasa wilayah kepada Bupati
d. DPU : Perintah menghentikan berdirinya bangunan yang tidak memenuhi persyaratan
atau menyalahi aturan
e. KPT : Kantor Pelayanan terpadu melakukan seleksi administrasi persyaratan
Disamping itu dukungan dari masyarakat yang berupa aspek faktor-faktor sosial sebagai
penentu keberhasilan sebuah kebijakan perlu mendapatkan porsi perhatian hasil penelitian
menunjukkan kurangnya sentuhan pendekatan sosial menyebabkan rendahnya partisipasi
sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Alonso, W, 1964. Location and Land Use, Cambridge. Haward University Press
Boal, F, W, 1970.Urban Grouth and Land Value Pattern, Goverment Influence, in Profesional
Geographers. 22, PP 79-82
BPS: 2000
Mustain, 2007, Petani Vs Negara, Gerakan Petani Melawan Hegemoni Negara, Ar-Ruzzmedia,
Yogyakarta.

50
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota

Pramono, J, 2005 Evaluasi Kebijakan Pembangunan Kawasan Perumahan. Thesis Program


Pascasarjana-UNS, Surakarta.
Soegiharto, 1993, Pengaruh Perkembangan Kota terhadap Mutasi Tata Guna Lahan di
Yogyakarta.
Yunus. S, 2000, Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar Offset, Yoyakarta.

51
LAMPIRAN 2
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
ISSN 2085-6091

MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS


PENELITIAN & PENGEMBANGAN DAN DESAIN & INOVASI

(REGIONAL DEVELOPMENT PLANNING MANAGEMENT BASED ON


RESEARCH & DEVELOPMENT AND DESIGN & INNOVATION)

Herie Saksono
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri
Jl. Kramat Raya No. 132, Senen, Jakarta Pusat, Indonesia
e-mail: herie.saksono26@gmail.com

Diserahkan: 8/122019; Diperbaiki: 21/12/2019; Disetujui: 28/12/2019

Abstrak

Manajemen pembangunan semestinya mampu mengoptimalkan modal


pembangunan di suatu wilayah dan mengelolanya untuk mewujudkan kesejahteraan
yang lebih baik. Akan tetapi belum seluruh pemangku kepentingan pembangunan
memiliki pemahaman dan berkemampuan mengelola modal pembangunan di
wilayahnya. Pada umumnya, pengelolaan perencanaan pembangunan daerah masih
bersifat konvensional dan belum menjadikan hasil penelitian, pengembangan,
desain, dan inovasi sebagai acuannya. Melalui studi ini diharapkan diperoleh model
ideal pengelolaan pembangunan daerah. Studi ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan analisis deskriptif. Terdapat tujuh (7) aspek yang dianalisis dari
seluruh kabupaten/kota di wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa penting bagi setiap
pemerintah daerah kabupaten/kota untuk mengelola perencanaan dan pembangunan
di daerahnya berbasis penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi (research-
based planning & research-based development). Direkomendasikan agar pemerintah
daerah mengedepankan mekanisme perencanaan yang mengacu kepada hasil
penelitian, pengembangan, desain, dan inovasi dalam membangun daerahnya.
Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintahaan daerah dan masyarakat semakin merasakan manfaatnya.

Kata Kunci: Manajemen, Pembangunan Daerah, Penelitian & Pengembangan, dan


Desain & Inovasi.

Abstract

Development management should be able to optimize development capital in an area


and manage it to realize better welfare. Unfortunately, not all development
stakeholders have the understanding and ability to manage development capital in
their region. In general, management of regional development planning is still
conventional and has not made the results of research, development, design, and
innovation as a reference. This condition certainly becomes very contrasting when
faced with the digital era as the impact of the rapid advancement of science and
technology accompanied by the dominance of millennia with its high curiosity and
prioritizes research, development, design, and innovation as its work and
performance. What is the ideal form of regional development management? This
study uses a qualitative approach with descriptive analysis. The aim is to be able to
describe the importance of managing development capital based on research,
development, design, and innovation. There are seven (7) aspects analyzed from all
regencies/cities in the administrative region of Southeast Sulawesi Province.
Through the results of the analysis it was concluded that it was important for each

213
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

district / city government to manage planning and development in the region based
on research, development, design, and innovation (research-based planning &
research-based development). It is recommended that regional governments
prioritize planning mechanisms that refer to the results of research, development,
design, and innovation in building their regions. Thus, it is hoped that it can improve
the performance of regional government administration and the community will
increasingly feel the benefits.

Keywords: Management, Regional Development, Research & Development, and


Design & Innovation.

suatu wilayah terdapat keragaman


PENDAHULUAN
penduduk yang menjalani kehidupannya
Provinsi Sulawesi Tenggara telah secara tersebar diberbagai wilayah
memasuki lustrum kesebelas semenjak daratan maupun pulau-pulau. Wilayah,
ditetapkan sebagai Daerah Otonom penduduk, dan ekosistem lingkungan
Tingkat I berdasarkan Peraturan serta nilai-nilai kehidupannya menyatu
Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi modal dasar bagi
(Perppu) Nomor 2 Tahun 1964 Tentang terselenggaranya pemerintahan maupun
Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi pembangunan di daerah. Modal
Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi pembangunan tersebut mencakup 6
Tenggara dengan Mengubah Undang- (enam) jenis, yakni: a) modal
Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 kewilayahan (territorial capital); b)
Tentang Pembentukan Daerah Tingkat I modal manusia (human capital); c)
Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah modal sosial (social capital); d) modal
Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara budaya (cultural capital); e) modal
yang ditetapkan dan diundangkan pada lingkungan (environment capital); dan f)
tanggal 13 Februari 1964. Secara modal ekonomi (economic capital).
geografis, Provinsi Sulawesi Tenggara Permasalahan timbul ketika tidak
memiliki luas wilayah 148.140 km2, semua pelaku pembangunan menyadari
yang terdiri atas: wilayah daratan seluas pentingnya mengelola modal
38.140 km2 dan wilayah laut seluas pembangunan tersebut secara
110.000 km2. Melalui perbedaan kondisi kolaboratif, komprehensif, integratif, dan
kewilayahan tersebut, Provinsi Sulawesi professional. Keadaan ini
Tenggara memiliki panjang garis pantai memungkinkan terjadinya tarik-menarik
yang mencapai 1.740 km dengan 651 kepentingan diantara para pemilik modal
pulau. Hanya 361 pulau yang telah diberi itu sendiri, para pelaku usaha, birokrat
nama, sedangkan 290 pulau belum selaku penyelenggara pemerintahan, dan
memiliki nama. Namun, dari keseluruhan bahkan para penumpang gratis (free
pulau tersebut, hanya 86 pulau yang riders) yang berupaya memanfaatkan
memiliki penghuni. barang-barang publik maupun faktor
Pada awalnya, Provinsi Sulawesi produksinya secara optimal tanpa
Tenggara terdiri atas 4 (empat) berkontribusi dalam mengakselerasi
kabupaten, yakni: a) Buton; b) Kendari; pembangunan. Disinilah pentingnya
c) Kolaka; dan d) Muna. Melalui proses memasukkan unsur penelitian,
pemekaran wilayah, ditetapkan beberapa pengembangan, desain, dan inovasi
daerah otonom baru setingkat dalam pembangunan. Pemahaman
kabupaten/kota, sehingga jumlah daerah terhadap penelitian, pengembangan,
otonom kabupaten/kota di wilayah desain, dan inovasi menjadi tolok ukur
administrasi pemerintahan Provinsi keberhasilan penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara menjadi 15 (lima pembangunan di daerah. Beberapa
belas) kabupaten dan 2 (dua) kota. pengertian/definisi dari para pakar
Pengelolaan pembangunan daerah dan/atau institusi yang memiliki
menjadi semakin kompleks ketika di kompetensi disajikan dalam Tabel 1.

214
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

Tabel 1. Pengertian Penelitian & Pengembangan dan Desain & Inovasi (R&D dan D&I)
N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)

1. Proses bertanya- Proses atau langkah- Pemecahan masalah Kemampuan untuk


menjawab langkah untuk yang menyuarakan menerapkan kreativitas
berkenaan dengan mengembangkan budaya zamannya. dalam rangka
fakta-fakta empiris suatu produk baru memecahkan persoalan
(Ikatan Akhli Desain
dalam suatu atau dan peluang untuk
Indonesia (IADI)
kerangka berpikir menyempurnakan meningkatkan dan
dalam Sachari &
konseptual dan/atau produk yang telah memperkaya
Sunarya 2000)
logis. ada yang dapat kehidupan.
dipertanggungjawabk
(Malamassam (Hadiyati 2012)
an
2009))
(Hendratama,
Musadad and S 2019)
2. Pendekatan Aplikasi sistematis Kegiatan kreatif yang Ppenerapan produk
sistematis untuk dari pengetahuan atau bertujuan baru atau yang
menghasilkan pemahaman, membangun ditingkatkan secara
pengetahuan baru, diarahkan pada keanekaragaman signifikan (baik atau
dapat melibatkan produksi bahan yang bentuk kualitas layanan), atau proses,
sains baru dan bermanfaat, (multi-faceted metode pemasaran
penggunaan sains perangkat, dan sistem object), proses, baru, atau metode
lama untuk atau metode, layanan dan organisasi baru dalam
menghasilkan termasuk desain, sistemnya dalam praktik bisnis,
produk baru, yang pengembangan dan seluruh siklus organisasi tempat kerja
terkadang sulit peningkatan prioritas, kehidupan dan atau hubungan
untuk menentukan serta proses baru merupakan faktor eksternal
kapan penelitian untuk memenuhi yang membangun
(OECD 2015)
berakhir dan persyaratan tertentu. kegiatan inovasi
pengembangan pemanusiaan
(Saputra and Faizah
dimulai. teknologi, dinamika
2017)
budaya dan
(Celikel 2009)
perubahan ekonomi
(ICSID 2012)
3. Penelitian Dasar: Penelitian dan Merancang sebuah Tindakan
pekerjaan Pengembangan desain untuk memperkenalkan
eksperimental atau Eksperimental menghasilkan suatu sesuatu yang baru, ide
teoretis yang (R&D): terdiri dari desain (Design is to baru, perangkat atau
dilakukan terutama pekerjaan kreatif dan design a design to proses yang lebih
untuk memperoleh sistematis yang produce a design), efektif. Istilah
pengetahuan baru dilakukan untuk merupakan salah satu “Inovasi” dan
tentang dasar-dasar meningkatkan stok karakteristik dasar “Penemuan” memiliki
yang mendasari pengetahuan – dari menjadi manusia, definisi yang sama:
fenomena dan fakta termasuk dan merupakan proses kompleks
yang dapat diamati, pengetahuan umat penentu penting penciptaan, distribusi,
tanpa aplikasi atau manusia, budaya dan kualitas hidup penggunaan inovasi,
penggunaan masyarakat – dan manusia. Desain tidak yang berfokus pada
tertentu dalam untuk merancang hanya tentang pertumbuhan efisiensi
pandangan. aplikasi baru dari keputusan awal atau dan pengembangan
pengetahuan yang konsep oleh desainer, kegiatan inovatif.
tersedia. tetapi juga tentang (Manuylenko 2015)
bagaimana ini

215
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
diterapkan dan
Penelitian Pengembangan
dengan cara apa kita
Terapan: Eksperimental
dapat mengevaluasi
investigasi asli yang adalah pekerjaan
efek atau manfaatnya.
dilakukan untuk sistematis, mengacu
memperoleh pada pengetahuan (Heskett 2002)
pengetahuan baru, yang diperoleh dari
diarahkan terutama penelitian dan
ke arah tujuan atau pengalaman praktis
tujuan yang spesifik dan menghasilkan
dan praktis. pengetahuan
tambahan, yang
(OECD 2015)
diarahkan untuk
menghasilkan produk
atau proses baru atau
untuk meningkatkan
produk atau proses
yang ada.
(OECD 2015)
4. Pencarian Terjemahan dari Desain Industri Memulai atau
pengetahuan temuan-temuan adalah proses memperkenalkan
melalui metode penelitian atau penyelesaian masalah sesuatu yang baru:
obyektif dan pengetahuan lain ke strategis yang hasil produk dan proses
sistematis untuk dalam rencana atau mendorong inovasi, baru, berfokus pada
menemukan solusi desain untuk produk membangun penciptaan gagasan
bagi suatu masalah. atau proses baru atau kesuksesan bisnis, baru, yang akan
untuk perbaikan yang dan mengarah pada diimplementasikan ke
(Kothari 2004)
signifikan terhadap kualitas hidup yang dalam produk baru
produk atau proses lebih baik melalui dan/atau proses baru.
yang sudah ada, baik produk, sistem,
(Hartini 2012)
untuk dijual atau layanan, dan
digunakan, mencakup pengalaman yang
formulasi konseptual, inovatif.
desain, dan pengujian
(WDO 2017)
alternatiF produk,
konstruksi prototipe,
dan pengoperasian
pilot plant.
(Carmichael,
Whittington and
Graham 2007)
5. Kegiatan yang Kegiatan untuk Desain Industri Kegiatan penelitian,
dilakukan menurut peningkatan manfaat adalah suatu kreasi pengembangan, dan/
metodologi ilmiah dan daya dukung tentang bentuk atau perekayasaan yang
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan konfigurasi, atau bertujuan
data dan informasi teknologi yang telah komposisi garis atau mengembangkan
yang berkaitan terbukti kebenaran warna, atau garis dan penerapan praktis nilai
dengan pemahaman dan keamanannya warna, atau gabungan dan konteks ilmu
tentang fenomena untuk meningkatkan dari padanya yang pengetahuan yang baru,
alam dan/atau fungsi dan manfaat berbentuk tiga atau cara baru untuk
sosial, pembuktian ilmu pengetahuan dan dimensi atau dua menerapkan ilmu
kebenaran atau teknologi. dimensi yang pengetahuan dan
ketidakbenaran memberikan kesan teknologi yang telah

216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
suatu asumsi estetis dan dapat ada ke dalam produk
(UU No. 11 Tahun
dan/atau hipotesis diwujudkan dalam atau proses produksi.
2019
dan penarikan pola tiga dimensi atau
Tentang Sistem (Permenristek Dikti
kesimpulan ilmiah. dua dimensi serta
Nasional Ilmu No. 24 Tahun 2019
dapat dipakai untuk
(UU No. 11 Tahun Pengetahuan dan Tentang Manajemen
menghasilkan suatu
2019 Teknologi, Pasal 1 Inovasi Perguruan
produk, barang
Tentang Sistem Angka 7) Tinggi, Pasal 1 Angka
komoditas industri,
Nasional Ilmu 1)
atau kerajinan tangan.
Pengetahuan dan
Inovasi Daerah adalah
Teknologi, Pasal 1 ( UU No. 31 Tahun
semua bentuk
Angka 6) 2000 tentang Desain
pembaharuan dalam
Industri, Pasal 1
penyelenggaraan
Angka 1)
Pemerintahan Daerah.
(PP No. 1 Tahun
(PP No. 38 Tahun
2005 tentang
2017 tentang Inovasi
Pelaksanaan Undang-
Daerah, Pasal 1 Angka
Undang Nomor 31
1)
Tahun 2000 Tentang
Desain Industri, Pasal
1 Angka 1)
Sumber: Berbagai Sumber. Data Diolah. 2019.

Secara spesifik, desain memiliki mempunyai makna: ‘melakukan


keterkaitan erat dengan perencanaan. kegiatan/aktivitas/proses untuk
Desain adalah perencanaan itu sendiri. menghasilkan suatu desain.
Sebab, desain menjadi alat (tools) untuk Penyelenggaraan pembangunan
merencanakan (to plan) sebagaimana daerah selalu diawali aktivitas penelitian
hasil studi Ralph (2010:162) dalam dan pengembangan. Studi yang
disertasinya yang mengutip pernyataan dilakukan Kurniawansyah (2014:2608)
FitzGerald and FitzGerald (1987): semakin mengukuhkannya. Kegiatan
“design means to map out, to plan, or to perencanaan pembangunan pada
arrange the parts into a whole which dasarnya merupakan kegiatan
satisfies the objectives involved.” riset/penelitian, karena proses
Konteks ini semakin relevan seiring pelaksanaannya akan banyak
pernyataan lugas Palgunadi (2007) yang menggunakan metode-metode riset,
menegaskan bahwa jika istilah ‘desain’ mulai dari teknik pengumpulan data,
maknanya adalah ‘rencana’, maka analisis data, hingga studi
‘rencana’ adalah bendanya (benda yang lapangan/kelayakan dalam rangka
dihasilkan dalam proses perencanaan). mendapatkan data-data akurat, baik yang
Kegiatannya disebut ’merencana’ atau dilakukan secara
‘merencanakan’. Pelaksananya disebut konseptual/dokumentasi maupun
‘perencana’, sedangkan segala sesuatu eksperimental. Perencanaan
yang berkaitan erat dengan proses pembangunan tidak hanya dilakukan di
pelaksanaan pembuatan suatu rencana, atas meja, tanpa melihat realita di
disebut ‘perencanaan’. Jadi kata lapagan. Hal tersebut sejalan dengan
‘mendisain’ mempunyai pengertian yang hasil studi Hidayat (2017:274) yang
secara umum setara dengan ‘merencana, mengungkapkan bahwa perencanaan
merancang, rancang bangun, atau pembangunan daerah (PPD) akan
merekayasa, yang artinya setara dengan membentuk 3 (tiga) hal pokok, yakni: a)
istilah ‘to design’ atau ‘designing’ perencanaan komunitas; b) menyangkut
(Bahasa Inggris). Istilah mendesain

217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

suatu area (daerah); dan c) sumber daya ekonomi dapat mengembangkan


yang ada di dalamya. momentum mandirinya sendiri.
Dalam studi ini, perencanaan Studi ini berupaya mengurai
pembangunan diartikan sebagai proses pentingnya aktivitas perencanaan
yang rinci, runut, sekuen, terstruktur, pembangunan daerah yang idealnya
sistematis, komprehensif, dan ilmiah didasarkan pada hasil-hasil penelitian
untuk menyusun program/kegiatan dan pengembangan disertai sentuhan
sesuai tujuan yang tepat demi desain dan inovasi. Pemadupadanan
keberkelanjutan pembangunan suatu aktivitas penelitian dan pengembangan
daerah dalam kurun waktu tertentu serta dengan desain dan inovasi menjadi
ditetapkan melalui kerangka keniscayaan yang harus dilakukan dalam
regulasi/kebijakan. Secara operasional, merencanakan dan melaksanakan
perenanaan pembangunan daerah pembangunan di era industri 4.0 dengan
merupakan legitimasi penyaluran para pelaku dan penerima manfaatnya
aspirasi masyarakat sekaligus penetapan yang telah beranjak menjadi masyarakat
kebijakan afirmatif demi 5.0. Sinergitas ini memungkinkan
terselenggaranya pembangunan secara aktivitas pembangunan menjadi lebih
inklusif di daerah. Hal ini penting untuk dinamis dan berkelanjutan (dynamic
menentukan prioritas program/kegiatan, sustainability), sehingga terjadi
penetapan locus & focus, perencana dan akselerasi pembangunan yang semakin
pelaku pembangunan, waktu inklusif dan berkualitas untuk
pelaksanaan, dan pengalokasian menjadikan kehidupan manusia semakin
anggaran pembangunan. Artinya, baik dan lebih bermakna.
perencanaan pembangunan harus
METODE PENELITIAN
berpedoman pada arah kebijakan yang
terukur, terencana, dan dilakukan oleh Kajian ini menggunakan
para pemangku kepentingan secara pendekatan kualitatif-deskriptif. Data
profesional dengan tolok ukur waktu yang digunakan adalah data sekunder dari
yang telah ditentukan. Dalam konteks ini, berbagai sumber yang diperoleh melalui
perencanaan pembangunan mencakup penelusuran dalam jaringan (internet
pula kegiatan supervisi dan evaluasi browsing). Basis data/ informasi berasal
terhadap seluruh aspek dan tahapan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
pembangunan beserta pengelolaan Sulawesi Tenggara dan berbagai sumber
risikonya (risk management) secara lainnya. Penggalian data/informasi
komprehensif. dilakukan sembari menyiapkan
Bagaimana keterkaitan penelitian, pembahasan daya saing daerah pada
pengembangan, dan akumulasi modal medio Juni 2019.
manusia? Blackburn, dkk. (2000) Mengacu pada prinsip Parsimoni
melakukan penelitian diawal tahun dengan memerhatikan sejumlah
milenial. Menjadi penting bagi kita untuk keterbatasan dan ketiadaan data yang
menyimak pesan dasar dari model yang akan digunakan secara sekuen dan
dihasilkannya, yakni: yang terutama bagi konsisten, maka dipilih tujuh (7) aspek
pertumbuhan dan perkembangan adalah yang menjadi fokus analisis dalam
akumulasi keterampilan dan pengetahuan penyelenggaraan pemerintahan dan
warga negara; tanpa ini, persaingan untuk pembangunan di setiap kabupaten/kota.
ketersediaan modal manusia semakin Ketujuh aspek tersebut adalah: 1) luas
meningkat. Pertumbuhan dalam sumber wilayah; 2) orbitasi wilayah; 3) jumlah
daya manusia meningkatkan efisiensi penduduk; 4) jumlah pegawai negeri sipil
manufaktur dan memperluas daerah (PNSD); 5) peringkat dan status
kemungkinan untuk kegiatan inovatif. kinerja; 6) indeks pembangunan manusia
Dengan demikian, insentif untuk terus (IPM); dan 7) pendapatan asli daerah
berinovasi harus dipertahankan agar (PAD).
Data sekunder yang mencakup

218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

jumlah penduduk, jumlah PNSD, Tenggara pada umumnya memiliki


peringkat dan status kinerja, IPM, dan wilayah laut. Keadaan ini tentunya sangat
PAD dikumpulkan secara runtut dalam menguntungkan baik dari sisi
kurun waktu dua (2) tahun, yakni: 2016 aksesibilitas pembangunan maupun
dan 2017. Pemilihan atas kedua tahun konektivitas antarwilayahnya. Hanya satu
tersebut memertimbangkan ketersediaan daerah kabupaten yang wilayahnya
data secara konsisten. Proses analisis tertutup/ terkunci atau lebih dikenal
data/ informasi dilakukan menurut sebagai landlock region. Daerah tersebut
tahapan analisis data kualitatif Miles and adalah Kabupaten Kolaka Timur.
Huberman (1994) yang mencakup tiga Pemahaman terhadap konsep
(3) tahapan sekuensis, yakni: i) reduksi kewilayahan (territorial) menjadi penting
data (data reduction); ii) penyajian data dalam penataan pola pikir, pola sikap, dan
(data display); dan iii) penarikan pola tindak dalam formulasi strategi,
kesimpulan dan verifikasi (conclusion prosesi perencanaan, pengelolaan
drawing/verification). pembangunan, dan penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam upaya menemukan bentuk
Pembahasan mengenai manajemen ideal pengelolaan pembangunan daerah,
pembangunan daerah difokuskan kepada dilakukan pencermatan terhadap tujuh (7)
3 (tiga) pokok bahasan yang saling aspek yang diasumsikan
terkait, yaitu: 1) dinamika dan merepresentasikan kondisi
problematika kewilayahan; 2) kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pemerintahan daerah; dan 3) peran R&D pembangunan di daerah. Data dianalisis
dan D&I dalam pembangunan daerah. menjadi pokok bahasan yang berfokus
Dalam konteks Indonesia, harus diakui mengurai hal terkait kondisi kewilayahan
jika masih banyak pihak yang cenderung dan penduduknya, yang merefleksikan
mengabaikan, meremehkan, bahkan tidak modal kewilayahan (territorial capital)
acuh terhadap eksistensi R&D dan D&I dan modal manusia (human capital) yang
dan perannya sebagai katalisator mencakup 4 (empat) aspek, yakni: a) luas
pembangunan. wilayah; b) orbitasi antarwilayah; c)
Dinamika dan Problematika jumlah penduduk; dan d) jumlah pegawai
Kewilayahan negeri sipil daerah (PNSD) beserta
rasionya terhadap penduduk di setiap
Berdasarkan perspektif teritorial, kabupaten/kota, yang disajikan pada
kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tabel 2 berikut,

219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

Tabel 2. Kondisi Kewilayahan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Tenggara


Jarak Rasio
Luas Wilayah Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah PNSD*)
Kabupaten/ Kota Ke IK PNSD:
No (Km2)
(Usia) Prov. Pend.
(% Luas)
(Km)
2016 2017 (%) 2016 2017 (%) 2017
Kabupaten
1. 1 Buton (60) 1.212,99 (3,19) 247,64 99.352 100.440 1,10 3.527 2.955 -16,22 2,94
2. 2 Muna (60) 1.922,16 (5,05) 107,43 215.442 218.680 1,50 7.336 5.993 -18,31 2,74
3. 3 Konawe (60) 4.435,28 (11,65) 55,40 238.067 244.324 2,63 7.465 6.466 -13,38 2,65
4. 4 Kolaka (60) 3.283,59 (8,63) 172,00 246.918 251.520 1,86 5.628 4.754 -15,53 1,89
5. 5 Konawe Selatan 5.779,47 (15,18) 81,53 299.928 304.214 1,43 6.580 6.043 -8,16 1,99
(16)
6. 6 Bombana (16) 3.001,00 (7,88) 163,40 170.020 175.497 3,22 3.900 3.450 -11,54 1,97
7. 7 Wakatobi (16) 559,54 (1,47) 310,64 95.209 95.386 0,19 3.567 3.087 -13,46 3,24
8. 8 Kolaka Utara (16) 3.391,67 (8,91) 309,05 142.614 144.681 1,45 3.700 3.389 -8,41 2,34
9. Buton Utara (12) 1.864,91 (4,90) - 61.124 62.088 1,58 2.649 2.275 -14,12 3,66
10. Konawe Utara 5.101,76 (13,40) - 59.673 60.884 2,03 2.954 2.623 -11,21 4,31
(12)
11. Kolaka Timur (7) 3,634,74 (9,55) - 125.859 128.154 1,82 2.263 2.062 -8,88 1,61
12. Konawe 867,58 (2,28) - 32.307 33.212 2,80 1.163 1.030 -11,44 3,10
Kepulauan (6)
13. Muna Barat (5) 1.022,89 (2,69) - 78.476 79.649 1,49 1.618 1.437 -11,19 1,80
14. Buton Tengah (5) 958,31 (2,52) - 90.159 91.099 1,04 1.564 1.625 3,90 1,78
15. Buton Selatan (5) 509,92 (1,34) - 78.218 79.053 1,07 1.794 1.682 -6,24 2,13
Kota
16. Kendari (24) 300,89 (0,79) 0,00 359.371 370.728 3,16 8.008 6.470 -19,21 1,75
17. Baubau (18) 221,00 (0,58) 207,16 158.271 162.780 2,85 5.039 4.146 -17,72 2,55
Pemda Prov. - - - 7.017 13.878 97,78
Sultra (55)
Sulawesi 38.067,70 (100) - 2.551.008 2.602.389 2,01 75.772 73.365 -3,18 2,82
Tenggara
Sumber: Provinsi Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2018. BPS Kota Baubau. Data Diolah. 2019.
Keterangan: PNSD = Pegawai Negeri Sipil Daerah (Orang); Rasio PNSD Terhadap Jumlah
Penduduk pada Tahun 2017.
ditemukan data jarak tempuh dari/ke
Data pada Tabel 2 menunjukkan
7(tujuh) wilayah kabupaten lainnya.
bahwa Kabupaten Konawe Selatan
Pesatnya kemajuan teknologi di era
merupakan wilayah administrasi
digital menuntut kecepatan, ketepatan, dan
pemerintahan terluas yang mencapai
kualitas atas pelayanan masyarakat. Tingkat
5.779,47 km2 atau setara dengan 15,18%
keberhasilan pemda dalam penyelenggaraan
dari total luas wilayah Provinsi Sulawesi
layanan publik kemudian diukur dengan
Tenggara. Sementara Kota Baubau menjadi
indeks kepuasan masyarakat (IKM).
wilayah administrasi pemerintahan yang
Penerima manfaat atas penyelenggaraan
memiliki luas wilayah pemerintahan terkecil
layanan publik (public beneficiaries) dalam
atau hanya 0,58%. Luasnya wilayah
konteks ini adalah penduduk. Sebagaimana
Kabupaten Konawe Selatan ternyata
ketentuan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang
memberi keuntungan tersendiri, karena
(UU) Nomor 23 Tahun 2006 tentang
secara orbitasi jaraknya hanya 81,53 km
Administrasi Kependudukan, yang
dari/ke ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara
dimaksud dengan penduduk adalah warga
di Kota Kendari. Keadaan ini sangat kontras
negara indonesia dan orang asing yang
dengan jarak tempuh dari Kota Baubau yang
bertempat tinggal di Indonesia. Dalam hal
mencapai 207,16 km. Begitu pula dengan
ini adalah mereka yang menetap/bermukim
orbitasi Kabupaten Wakatobi yang jaraknya
dalam wilayah administrasi pemerintahan
mencapai 310,64 km dari ibukota Provinsi
kabupaten/kota di suatu provinsi. Seiring
Sulawesi Tenggara. Selain itu, tidak

216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

dengan pemberian layanan kepada menyebabkan jumlah penduduk Kota


penduduk, Pemerintah melalui Undang- Kendari semakin bertambah. Pada tahun
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang 2017 jumlah penduduk Kota Kendari
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 mencapai 370.728 jiwa atau sebesar 14,25%
Tahun 2006 Tentang Administrasi dari jumlah penduduk Sulawesi Tenggara,
Kependudukan telah membagi kewenangan sehingga menjadikan Kota Kendari
dalam penyelenggaraan administrasi berpenduduk terbanyak di Provinsi
kependudukan. Secara khusus terdapat Sulawesi Tenggara. Sementara itu, di
fungsi koordinasi penyelenggaraan Kabupaten Konawe Kepulauan sebagai
administrasi kependudukan yang hasil pemekaran dari Kabuapten Konawe
diselenggarakan bersama-sama (konkuren), justru memiliki penduduk paling sedikit.
baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Kabupaten Konawe Kepulauan hanya
Dalam ketentuan Pasal 7 UU Nomor 24 memiliki sekira 33.212 penduduk atau
Tahun 2014 ditegaskan bahwa pemerintah hanya 1,28% dari total penduduk Provinsi
kabupaten/kota berkewajiban dan Sulawesi Tenggara.
bertanggung jawab menyelenggarakan Keunikan kewilayahan terdapat di
urusan administrasi kependudukan, yang Kabupaten Kolaka Timur yang memiliki
dilakukan oleh bupati/walikota dengan luas wilayah sebesar 3,634,74 km2 atau
kewenangan meliputi: a) koordinasi mencapai 9,55% dari luas wilayah Provinsi
penyelenggaraan administrasi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Kolaka
kependudukan; b) pembentukan instansi Timur adalah satu-satunya landlock region
pelaksana yang tugas dan fungsinya di di Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam
bidang administrasi kependudukan; c) keterkurungannya (landlock) karena tidak
pengaturan teknis penyelenggaraan memiliki wilayah laut, ditemukan pula
administrasi kependudukan sesuai dengan kelangkaan jumlah aparatur sipil negara
ketentuan peraturan perundang-undangan; (ASN) dengan status pegawai negeri sipil
d) pembinaan dan sosialisasi daerah (PNSD) yang bertugas
penyelenggaraan administrasi menyelenggarakan layanan publik. Bila
kependudukan; e) pelaksanaan kegiatan PNSD sebagai pelayan masyarakat
pelayanan masyarakat di bidang disandingkan dengan penduduknya yang
administrasi kependudukan; f) penugasan mencapai 128.154 jiwa pada 2017, maka
kepada desa untuk menyelenggarakan persentase jumlah PNSD terhadap jumlah
sebagian urusan administrasi kependudukan penduduk memiliki rasio 1 : 1,61%. Hal ini
berdasarkan asas tugas pembantuan; g) berarti bahwa pelayanan terhadap 100 orang
penyajian data kependudukan berskala penduduk di Kabupaten Kolaka Timur
kabupaten/kota berasal dari data diberikan hanya oleh satu (1) orang atau dua
kependudukan yang telah dikonsolidasikan (2) orang pegawai saja. Kondisi ini tentu
dan dibersihkan oleh kementerian yang berpengaruh terhadap kecepatan pelayanan,
bertanggung jawab dalam urusan kualitas layanan, dan bahkan tingkat
pemerintahan dalam negeri; dan h) kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan
koordinasi pengawasan atas layanan publik. Keadaan ini berada jauh
penyelenggaraan administrasi dibawah rasio jumlah PNS dalam skala
kependudukan. Hal ini dimaksudkan agar nasional. Berdasarkan data Kementerian
peran setiap pemda lebih optimal dalam Pendayagunaan Aparatur Negara dan
penyediaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi rasio jumlah PNS
layanan publik bagi penduduk di masing- terhadap jumlah penduduk mencapai 1,7 %
masing wilayahnya. (Rakhmawanto 2016). Hal sebaliknya
Mengacu pada ketersediaan dan terjadi di Kabupaten Konawe Utara, dimana
kualitas layanan publik di setiap daerah, pemberian layanan publik dilakukan oleh
hingga saat ini Kota Kendari sebagai empat (4) orang PNSD untuk setiap seratus
ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara masih (100) orang penduduk Konawe Utara.
menjadi idola bagi para pendatang untuk Artinya, satu (1) orang PNSD melayani 25
menetap dan/ atau bekerja. Kondisi ini penduduk. Kondisi ini relatif lebih baik

217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

karena akan memengaruhi tingkat kepuasan Kinerja Pemerintahan Daerah


masyarakat atas perhatian, kecepatan, dan
Dalam upaya melaksanakan ketentuan
mutu layanan yang diberikan PNSD
Pasal 27 ayat (2) dan ayat (5) Peraturan
Kabupaten Konawe Utara. Meskipun
Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2008
demikian, pelayanan publik di Provinsi
tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara rata-rata hanya
Pemerintahan Daerah (EPPD), maka pada
dilakukan oleh dua (2) orang sampai dengan
setiap awal tahun berjalan Kementerian
tiga (3) orang PNSD terhadap 100 orang
Dalam Negeri melakukan penilaian atas
penduduk.
kinerja penyelenggaraan pemerintahan
Patut diakui, semenjak 2017 hampir
daerah. Penilaian berbasis kluster
seluruh kabupaten/kota mengalami
kewilayahan, yakni: provinsi, kabupaten,
penurunan jumlah PNSD dibandingkan
dan kota. Hasil penilaian selanjutnya
dengan jumlah PNSD pada tahun
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam
sebelumnya (2016). Secara akumulatif,
Negeri tentang Peringkat dan Status Kinerja
jumlah PNSD yang bekerja di pemda
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota mengalami pengurangan
Secara Nasional.
sebesar 3,18% pada 2017. Penurunan
Seiring dengan itu, Badan Pusat
terbesar atas jumlah PNSD terjadi di Kota
Statistik (BPS) secara rutin juga melakukan
Kendari yang mencapai 19,21%, sedangkan
pengukuran kemajuan pembangunan
penurunan terkecil terjadi di Kabupaten
manusia. Pembangunan manusia
Konawe Selatan (8,16%). Dinamika PNSD
merupakan refleksi dari seluruh aktivitas
secara kontroversial terjadi di Pemda
pembangunan di suatu wilayah yang diukur
Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana terjadi
melalui pendekatan tiga (3) dimensi dasar,
kenaikan secara drastis. Bila pada 2016
yaitu: i) umur panjang dan sehat; ii)
PNSD Pemda Provinsi Sulawesi Tenggara
pengetahuan; dan iii) penghidupan yang
hanya berkisar 7.017 orang, maka pada
layak. Hasilnya berupa satu nilai tunggal
2017 mengalami kenaikan sebesar 97,78%,
yang dikenal sebagai Indeks Pembangunan
sehingga jumlahnya menjadi 13.878
Manusia atau disingkat IPM. Dalam studi
pegawai.
ini, IPM disajikan menurut kabupaten/kota
Keadaan ini perlu mendapat
di Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuannya
perhatian dan solusi. Secara administrasi
untuk mengetahui kondisi terkini dinamika
kependudukan, pemda Provinsi Sulawesi
pembangunan manusia baik berupa
Tenggara tidak menyelenggarakan dan
pencapaian, posisi, maupun disparitas
memberi layanan publik secara langsung,
antardaerah. Hal ini dimaksudkan agar
karena keberadaan penduduk menjadi
setiap pemda mampu menyusun
domain masing-masing pemda
perencanaan ideal yang benar-benar
kabupaten/kota. Disisi lain, sekalipun
diperlukan untuk meningkatkan kinerja
jumlah penduduk, luas wilayah, kondisi
pembangunan melalui peningkatan
geografis (daratan dan kepulauan), faktor
kapasitas dasar penduduk.
kesulitan alam, dan berbagai aspek lain
Dalam upaya mengetahui kemandirian
dapat dijadikan bahan pertimbangan, namun
keuangan pemda, dilakukan analisis atas
bila PNSD Pemda Provinsi Sulawesi
kemampuan perolehan pendapatan asli
Tenggara dapat diredistribusi secara merata
daerah (PAD) yang berhasil dihimpun setiap
kepada setiap pemda kabupaten/kota, maka
tahun. Kemampuan pemda memperoleh dan
akan terjadi penambahan jumlah PNSD
meningkatkan PAD merupakan aspek
yang memberi layanan terhadap 100
penting agar pemda tidak tergantung secara
penduduk di setiap daerah. Dampaknya,
finansial pada kemampuan keuangan
pemberian layanan di masing-masing
Pemerintah (Pusat) yang dialokasikan
kabupaten/kota semakin cepat dan lebih
melalui distribusi dana transfer daerah.
berkualitas.
Dinamika terhadap kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah
(peringkat dan status), kemajuan

218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan manusia (IPM), dan


perolehan PAD disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kinerja Pemerintah Daerah Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi


Tenggara
Peringkat & Status Pendapatan Asli Daerah (PAD)
N Kabupaten/Kota IPM**)
Kinerja*) (Juta Rupiah)***)
o (Usia)
2016 2017 2016 2017 (%) 2016 2017 (%)
Kabupaten
1. 1 Buton (60) 191 - ST 236 - T 63,69 64,47 1,22 39.141,77 48.262,95 23,30
2. 2 Muna (60) 391 - S 300 - T 66,96 67,61 0,97 39.775,36 81.248,09 104,27
3. 3 Konawe (60) 213 - T - 69,84 70,24 0,57 57.702,18 97.586,84 69,12
4. 4 Kolaka (60) 145 - ST 153 - T 71,12 71,46 0,48 72.205,07 122.419,73 69,54
5. 5 Konawe Selatan 365 - T 209 - T 66,97 67,23 0,39 48.028,70 102.590,87 113,60
(16)
6. 6 Bombana (16) 266 - T 168 - T 64,02 64,49 0,73 31.274,21 54.510,47 74,30
7. 7 Wakatobi (16) 87 - ST 161 - T 67,50 67,99 0,73 25.029,15 46.657,11 86,41
8. 8 Kolaka Utara 168 - ST 207 - T 67,60 67,77 0,25 40.246,18 55.454,85 37,79
(16)
9. Buton Utara (12) 305 - T 139 - T 65,95 66,40 0,68 12.828,35 26.049,22 103,06
10. Konawe Utara 279 - T 318 - T 67,20 67,71 0,76 14.806,65 21.690,02 46,49
(12)
11. Kolaka Timur - - 63,60 64,55 1,49 15.510,55 34.381,36 121,66
(7)
12. Konawe - - 62,56 63,44 1,41 9.717,84 11.900,65 22,46
Kepulauan (6)
13. Muna Barat (5) - - 62,57 63,43 1,37 18.475,06 21.802,89 18,01
14. Buton Tengah - - 62,56 62,82 0,42 11.183,16 30.336,04 171,27
(5)
15. Buton Selatan - - 62,55 63,20 1,04 7.666,53 6.557,48 -14,47
(5)
Kota
16. Kendari (24) 69 - T 93 - S 81,66 81,83 0,21 179.062,77 218.340,63 21,94
17. Baubau (18) 58 - T 33 - ST 73,99 74,14 0,20 69.322,98 106.399,88 53,48
Pemda Prov. 21 - T 26 - T - - - 756.302,66 806.304,24 6,61
Sultra (55)
Sulawesi - - 69,31 69,86 0,79 1.448.279,17 1.892.493,32 30,67
Tenggara
Sumber:
*) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100-53 Tahun 2018 Tentang Peringkat dan Status
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional. Kementerian Dalam
Negeri; dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840 Tahun 2018 Tentang Penetapan
Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara Nasional Tahun
2017. Kementerian Dalam Negeri;
ST = Sangat Tinggi; T = Tinggi; S = Sedang
**) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2016 dan IPM Tahun 2017. BPS;
***) Statistik Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara 2018. BPS Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Seluruh data diolah kembali (2019)
Kelima kabupaten tersebut adalah: a)
Mencermati data pada Tabel 3, terdapat
Kolaka Timur; b) Konawe Kepulauan; c)
5 (lima) kabupaten di Provinsi Sulawesi
Muna Barat; d) Buton Tengah; dan e) Buton
Tenggara yang tidak mendapat hasil
Selatan. Kemungkinan hal ini terjadi karena
penilaian kinerja dan penetapan status atas
kelima kabupaten tersebut belum
penyelenggaraan pemerintahan daerahnya.
menyampaikan laporan dan borang EPPD

219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Pemerintahan Daerah Secara Nasional
Terlepas dari berbagai hal yang Tahun 2017, tertanggal 31 Desember 2018.
melatarbelakanginya, mengingat kejadian Ditetapkan bahwa Kabupaten Konawe
ini terjadi dalam kurun waktu dua (2) tahun Utara mengalami penurun peringkat dari
berturut-turut (2016 & 2017), maka tahun sebelumnya (2016) yang berada
diperlukan perhatian khusus pemda Provinsi diposisi ke-279 dengan status kinerja tinggi
Sulawesi Tenggara untuk melakukan (T), menurun drastis sebesar 39 poin
supervisi, bimbingan teknis, dan bahkan menjadi peringkat ke-318 sekalipun masih
pendampingan. Diharapkan pada berstatus kinerja tinggi (T). Sementara itu,
pengukuran dan penilaian penyelenggaraan Kota Baubau berhasil meraih prestasi
pemerintahan daerah tahun 2018, kelima kinerja yang luar biasa atau meningkat 25
kabupaten tersebut berhasil memeroleh hasil poin dan menjadi peringkat ke-33 dari 93
kinerja dan statusnya. kota diseluruh Indonesia. Hal sebaliknya
Secara spesifik, ditemukan hal yang terjadi dengan peringkat dan status kinerja
sangat mencolok terjadi pada 5 (lima) Kota Kendari yang menurun 24 poin dari
kabupaten dan 2 (dua) kota di Provinsi peringkat ke-69 dengan status tinggi (T)
Sulawesi Tenggara. Terdapat perbedaan pada 2016 berubah menjadi peringkat ke-93
yang sangat tajam atas hasil pengukuran dan dengan status sedang (S) pada 2017.
penilaian yang diperoleh atas ketiga aspek Menurunnya peringkat dan status yang
selama kurun waktu studi. Kelima dialami oleh beberapa pemerintah daerah
kabupaten dan dua kota tersebut adalah: a) diakibatkan oleh berbagai hal. Disebutkan
Muna; b) Konawe Utara; c) Kolaka Timur; dalam Diktum Kesepuluh Keputusan
d) Buton Tengah; dan e) Buton Selatan, Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840
serta kota: a) Kendari; dan b) Baubau. Tahun 2018 bahwa pengurangan skor
Berdasarkan Keputusan Menteri dikarenakan: a) Kepala Daerah/Wakil
Dalam Negeri Nomor 100-53 Tahun 2018 Kepala Daerahnya ditetapkan menjadi
Tentang Peringkat dan Status Kinerja tersangka tindak pidana korupsi per tanggal
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1 April 2017 baik yang sudah maupun
Secara Nasional yang ditetapkan pada 1 belum mendapat putusan pengadilan tetap
Januari 2018 terdapat 33 provinsi dari 34 (inkracht); b) tidak mentaati peraturan
provinsi, 397 kabupaten dari 415 kabupaten, perundang-undangan; c) tidak patuh
dan 93 kota dari 93 kota di seluruh Indonesia terhadap kebijakan Pemerintah; dan d)
yang berhasil dinilai dan diberikan status melakukan pelanggaran hukum
kinerjanya atas evaluasi penyelenggaraan pidana/perdata.
pemerintahan daerah tahun 2016. Dalam Dalam perspektif pembangunan
konteks ini, Kabupaten Muna berada pada manusia yang ditunjukkan oleh angka IPM,
peringkat ketujuh dari dasar atau berada ditemukan bahwa pada tahun 2016 situasi
diposisi ke-391 dari 397 kabupaten dengan pembangunan manusia di Kabupaten Buton
status kinerja sedang (S). Sementara Kota Selatan masih relatif rendah sebagaimana
Baubau berhasil meraih status kinerja tinggi diindikasikan oleh angka IPM yang berhasil
(T) dan berada pada peringkat ke-58, dicapainya, yakni hanya sebesar 62,55;
sedangkan Kota Kendari berada pada sedangkan Kota Kendari mengalami
peringkat ke-69 dari 93 kota di seluruh pembangunan manusia tertinggi di Provinsi
Indonesia. Sulawesi Tenggara (81,66). Perubahan
Selanjutnya, terdapat 33 provinsi dari pembangunan manusia terjadi pada tahun
34 provinsi, 396 kabupaten dari 415 2017, dimana Kabupaten Buton Selatan
kabupaten, dan 93 kota dari 93 kota di berhasil mengalami perubahan angka IPM
seluruh Indonesia yang ditetapkan peringkat dengan peningkatan sebesar 1,04%.
dan status kinerjanya pada tahun 2017 Sebaliknya, pada 2017 di Kabupaten Buton
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Tengah hanya terjadi pertumbuhan
Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840 kemajuan pembangunan manusia sebesar
Tahun 2018 Tentang Penetapan Peringkat 0,42%, sehingga menjadikan Kabupaten
dan Status Kinerja Penyelenggaraan Buton Tengah lebih tertinggal dari sisi

220
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan manusianya dan berada pada yang mengalami pertumbuhan negatif atau
level terbawah di Provinsi Sulawesi menurun sebesar 14,47%. Artinya, pada
Tenggara dengan angka IPM sebesar 62,82. 2016 pemda Kabupaten Buton Selatan dapat
Mengamati perubahan angka IPM tersebut, mengumpulkan PAD sebesar Rp. 7.666,53
pertumbuhan tertinggi berhasil dicapai juta, namun pada 2017 justru PAD yang
Kabupaten Kolaka Timur dengan laju berhasil dihimpun sangat sedikit, yakni
pertumbuhan 1,49%, sedangkan laju hanya sebesar Rp. 6.557,48 juta.
pertumbuhan angka IPM Kota Baubau Selama kurun waktu 2016-2017,
hanya sebesar 0,20% dan menjadi yang Kota Kendari tetap menjadi kolektor PAD
terkecil di Provinsi Sulawesi Tenggara terbesar di wilayah Provinsi Sulawesi
dalam kurun waktu 2016-2017. Merangkum Tenggara, yakni sebesar Rp. 179.662,77 juta
hasil kinerja pembangunan manusia 2017, (2016) dan meningkat menjadi Rp.
ditemukan adanya tigabelas (13) kabupaten 218.340,63 juta (2017). Namun, laju
yang memiliki angka IPM dibawah rata-rata pertumbuhan PAD di Kota Kendari hanya
angka IPM Provinsi Sulawesi Tenggara berkisar 21,94%. Berbeda halnya dengan
(69,86). Ketigabelas kabupaten tersebut perolehan PAD di Kabupaten Buton
adalah: i) Buton; ii) Muna; iii) Konawe Tengah. Sekalipun perolehan PAD pada
Selatan; iv) Bombana; v) Wakatobi; vi) 2016 hanya berkisar Rp, 11.183,16 juta dan
Kolaka Utara; vii) Buton Utara; viii) pada 2017 menjadi sebesar Rp. 30.336,04
Konawe Utara; ix) Kolaka Timur; x) juta, namun laju pertumbuhannya cukup
Konawe Kepulauan; xi) Muna Barat; xii) fantastis karena mencapai 171,27%.
Buton Tengah; dan xiii) Buton Selatan. Berdasarkan dinamika
Bagaimana pun juga hasil penetapan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
peringkat dan status kinerja, perkembangan ada, nampak bahwa masing-masing pemda
pembangunan manusia (IPM), dan provinsi maupun kabupaten/kota harus lebih
kemampuan memeroleh dan meningkatkan mendasarkan tata kelola perencanaan
PAD mengindikasikan eksistensi, soliditas, pembangunannya pada hasil-hasil penelitian
dan kapasitas aparatur pemda dalam dan pengembangan, serta desain, dan
merencanakan program/kegiatan serta inovasi. Optimasi pemanfaatan tata kelola
kemampuan mengelolanya agar tercipta perencanan pembangunan berbasis
akselerasi mencapai visi dan misi kelitbangan atau RBP (research-based
pembangunan yang telah ditetapkan dalam planning) akan menghasilkan
dokumen perencanaan pembangunan program/kebijakan pembangunan yang
daerah berupa Rencana Pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan mampu
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). mengakselerasi pencapaian visi-misi pemda
Dalam perspektif kemandirian dalam peningkatan kinerja penyelenggaraan
keuangan daerah, dilakukan analisis kondisi pemerintahan daerah, mewujudkan
PAD dalam kurun waktu 2016-2017. pembangunan manusia yang lebih baik, dan
Kemandirian keuangan daerah merupakan menciptakan daerah yang berkecukupan
representasi kemampuan dan kegigihan bahkan mandiri secara finansial.
pemda dalam menghimpun, mengelola
Peran R&D dan D&I dalam
potensi keuangan, meningkatkan PAD, dan
Pembangunan Daerah
memanfaatkannya untuk kepentingan
masyarakat dan keberlanjutan pemerintahan Perencanaan pembangunan daerah
dan pembangunan. Dalam konteks ini, tidak berdiri sendiri dalam suatu ruang
hanya terdapat tiga (3) pemda hampa, melainkan terintegrasi dengan
kabupaten/kota yang mencolok. Ketiganya berbagai aspek lainnya yang saling
adalah: i) Kabupaten Buton Selatan; ii) melengkapi, terkait dalam suatu sistem, dan
Kabupaten Buton Tengah; dan iii) Kota membentuk ekosistem. Dalam pokok
Kendari. Dalam kurun waktu dua (2) tahun, bahasan awal telah diurai keterkaitan antara
Kabupaten Buton Selatan menjadi satu- kondisi geografis suatu daerah yang
satunya pemda di wilayah administrasi mencerminkan karakteristik wilayah dengan
pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara populasi dan laju pertumbuhannya sebagai

221
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

refleksi kehidupan masyarakat dan Luasnya wilayah Provinsi Sulawesi


dinamikanya. Selain itu, keberadaan Tenggara, kondisi geografis daratan, laut,
birokrasi pemerintahan yang digambarkan dan antarpulau, serta sebaran penduduk
melalui eksistensi dan pertumbuhan PNSD yang tidak merata menjadi penyebab
menjadi faktor penentu keberhasilan ketimpangan, baik antara wilayah perkotaan
implementasi perencanaan dan aktualisasi dengan wilayah perdesaan, antarprovinsi,
pembangunan di daerah. Secara manajerial, antarkabupaten, maupun antara kota dengan
kapasitas PNSD menjadi kekuatan kabupaten. Keadaan ini menjadi salah satu
pendorong dalam mengelola sumber daya, penyebab mengapa pembangunan di
faktor produksi, dan modal pembangunan wilayah ibukota provinsi, ibukota
daerah. kabupaten/kota, dan ibukota kecamatan
Manajemen perencanaan menjadi cenderung lebih maju dibandingkan dengan
semakin komprehensif ketika memasukkan di wilayah perdesaan. Karena berbagai
unsur desain untuk melengkapi R&D dan sumber daya pembangunan masih
inovasi yang sudah terlebih dulu popular. terkonsentrasi di pusat-pusat pembangunan
Dalam konteks ini, desain merupakan dan/atau ibukota pemerintahan tersebut.
totalitas dinamika kegiatan yang berawal Pemanfaatan R&D dan D&I
dari perancangan, tata kelola, dan proses, dimaksudkan untuk mengetahui secara pasti
hingga terwujudnya suatu karya yang apakah suatu daerah masih berpotensi
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dikembangkan atau justru sebaliknya telah
bernilai komersial, dan memiliki mencapai titik optimum, sehingga
kemanfaatan atas berbagai hal ihwal yang diperlukan terobosan agar diperoleh nilai
menyertainya. Kehadiran desain tambah untuk kehidupan yang lebih baik
menciptakan kolaborasi dan terkadang sembari mereduksi risiko yang
kompetisi untuk mengembangkan ditimbulkannya. Manajemen perencanaan
komersialisasi produk desain itu sendiri, dan pembangunan daerah yang berbasis R&D
bahkan meningkatkan pertumbuhan dan D&I memberi beberapa manfaat
diberbagai bidang. Desain menjadi lintas sebagai berikut: a) kepastian dalam
disiplin ilmu yang mengalami penetapan arah kebijakan pembangunan
perkembangan dari waktu ke waktu. dengan hasil yang lebih berkualitas; b)
Karenanya, desain mutlak disertakan dan kejelasan orientasi pengembangan daerah
disatukan dengan R&D dan Inovasi sebagai baik dalam jangka pendek, jangka
dasar perencanaan pembangunan daerah menengah, dan jangka panjang; c)
yang lebih ideal dan implementatif sesuai ketersediaan terobosan pembangunan yang
kebutuhan para pemangku kepentingan dan lebih inovatif; d) meningkatnya kualitas
masyarakat yang dilayaninya. kebijakan pembangunan; e) pengembangan
Pentingnya R&D dan D&I sebagai kapasitas sumber daya manusia dan peluang
basis formulasi rencana maupun aktualisasi penciptaan modal manusia; f) menyatakan
pembangunan di daerah seringkali skala prioritas berdasarkan kebutuhan dan
menimbulkan kontroversi. Sebagian besar sesuai kondisi senyatanya; g) kecepatan
aparatur sipil negara (ASN) masih melihat pembangunan untuk mengembangkan
R&D DAN D&I hanya sebagai wacana. Hal daerah terpencil dan mereduksi kemiskinan;
ini karena persepsi yang menganggap h) mendapatkan opsi yang terbaik dan target
bahwa R&D DAN D&I tidak menarik dan yang prospektif; i) fokus dalam pencapaian
bahkan tidak urgen, sehingga dijadikan opsi target yang lebih jelas; j) tersedianya
terakhir dalam pemilihan instrumen parameter dan standar pengukuran
fasilitasi program/kegiatan pemerintahan keberhasilan pembangunan; k) terciptanya
daerah. Disisi lain, para pengelola pembangunan inklusif, dinamis, dan
pembangunan daerah pada umumnya belum berkelanjutan; l) ketepatan dan kecepatan
terbiasa menggunakan hasil kelitbangan dalam memobilisasi sumber daya terbaik
sebagai basis dalam penyusunan termasuk pemanfaatan bantuan luar negeri;
perencanaan pembangunan di daerah. m) ketepatan distribusi sumber daya untuk
menghasilkan nilai tambah; n)

222
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pengembangan pasar dan menjamin teknologi, pertukaran gagasan, dan


kepastian antisipasi kegagalan pasar; o) konsultasi yang berkaitan dengan
terjaminnya pelaksanaan manajemen risiko pembangunan daerah. R&D dan D&I
perencanaan dan pembangunan daerah; p) menjadi fungsi analisis perencanaan
efisiensi waktu, energi, dan berbagai sumber pembangunan daerah untuk menemukan
daya lainnya; dan q) menstimulasi multi solusi permasalahan atas isu-isu aktual yang
pihak diberbagai sektor untuk berkontribusi menjadi prioritas penanganan pada
dalam pembangunan; kesempatan pertama.
Prinsip dasar pelaksanaan R&D dan Adanya ketimpangan pembangunan
D&I yang mengutamakan kolaborasi dan manusia, khususnya antarwilayah
kerjasama multi pihak menghadirkan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi
pendekatan partisipatif dalam Tenggara, merupakan hasil penelitian dan
pembangunan, sehingga mewujudkan pengembangan. Karenanya, menjadi faktor
pembangunan yang lebih inklusif. Sebab, penarik (demand factor) yang
melalui R&D dan D&I perencanaan mengharuskan para pengambil keputusan
pembangunan lebih mampu (decision maker) segera menetapkan model
mengakomodasi dan mengadopsi perencanaan berbasis kelitbangan (R&D
pendekatan pembangunan baik top down dan D&I). Penyelenggaraan perencanaan
maupun bottom up dengan skala prioritas, pembangunan yang mengacu pada hasil
strategi, tahapan yang tepat, dan R&D dan D&I diyakini mampu mereduksi
pelaksanaannya yang berbasiskan hasil berbagai persoalan ketimpangan capaian
(result-based plan). pembangunan manusia yang terjadi
Hanya melalui R&D dan D&I dapat ditigabelas kabupaten. Pengimplementasian
disatukannya berbagai unsur perencana R&D dan D&I dalam perancangan
maupun pelaksana pembangunan dari pembangunan daerah memerlukan
berbagai sektor dalam suatu kolaborasi komitmen kuat para kepala daerah dan
multi-pihak. Kolaborasi multi-pihak kepala perangkat daerah, terutama dalam
memudahkan koordinasi, konsultasi, dan perancangan dan formulasi strategi
komunikasi antaraktor pembangunan dalam pembangunan di masing-masing daerah.
perumusan/penyiapan rancangan
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
pembangunan daerah. Koordinasi multi-
pihak semakin intensif karena keterlibatan Simpulan
sektor publik, sektor swasta, masyarakat, Dinamika dan problematika
dan mitra pembangunan yang berkenaan kewilayahan merupakan bagian dari
dengan agenda pembangunan daerah. R&D penyelenggaraan pemerintahan daerah
dan D&I juga memiliki metode akurat untuk yang dialami oleh semua strata
melakukan pemantauan dan evaluasi pemerintahan daerah diseluruh Indonesia.
program/kegiatan pembangunan beserta Pada hakekatnya, seluruh pemda
persetujuan/amandemennya. berdasarkan kewenangan yang dimilikinya
R&D dan D&I memudahkan proses senantiasa berupaya memberikan
eksplorasi dan alokasi sumber daya untuk pelayanan yang terbaik untuk
pembangunan sosio-ekonomi termasuk masyarakatnya. Beragam modal
pemantauan dan mengevaluasi rencana, pembangunan yang dimiliki senantiasa
kebijakan, dan program/kegiatan dihadapkan pada keterbatasan dan kendala
pembangunan. Metode dan pendekatan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
perencanaan pembangunan berbasis R&D Sayangnya, belum semua agenda
dan D&I memfasilitasi implementasi pembangunan didasarkan pada hasil
kebijakan dan program pembangunan kelitbangan yang mencakup penelitian dan
secara tepat dan berkualitas. Selain itu, pengembangan disertai desain dan inovasi.
penerapan prosedur R&D dan D&I yang Keadaan ini sejatinya menjadi peluang
ketat dengan standar yang tinggi akan bagi pemda dalam menyusun strategi yang
menghasilkan pola acu (platform) bagi tepat berbasis kelitbangan demi
terselenggaranya transfer pengetahuan, alih

223
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

pengelolaan pembangunan dimasing- manusia (human resources) menjadi


masing daerah. Disisi lain, peringkat dan modal manusia (human capital) yang
status penyelenggaraan pemerintahan profesional, memiliki kapasitas dan
daerah kabupaten/kota di Provinsi kuriositas dalam penyelenggaraan
Sulawesi Tenggara dalam kurun waktu penelitian dan pengembangan, membuat
2016-2017 memiliki capaian kinerja yang desain, dan berani berinovasi demi
sangat fluktuatif. Seiring dengan itu, akselerasi pembangunan yang berkualitas
kemajuan pembangunan manusia di daerah.
diseluruh kabupaten/kota telah Selanjutnya, kepada 13 kabupaten
menunjukkan peningkatan yang cukup yang memiliki angka IPM dibawah rata-
berarti. Namun demikian, dinamika rata angka IPM Provinsi Sulawesi
capaian dan kemajuan tersebut belum Tenggara, yakni: a) Buton; b) Muna; c)
sepenuhnya diimbangi kemandirian Konawe Selatan; d) Bombana; e)
keuangan dimasing-masing pemda Wakatobi; f) Kolaka Utara; g) Buton
kabupaten/kota, sehingga dibutuhkan Utara; h) Konawe Utara; i) Kolaka Timur;
pembinaan dan pengawasan yang lebih j) Konawe Kepulauan; k) Muna Barat; l)
intensif dari pemda Provinsi Sulawesi Buton Tengah; dan m) Buton Selatan
Tenggara terutama melalui perencanaan dihimbau lebih mengedepankan aktivitas
pembangunan yang berbasis penelitian, kelitbangannya dan mengimplementasikan
pengembangan, desain, dan inovasi. perencanaan berbasis kelitbangan
(research-based planning) dengan cara
Rekomendasi
mengaktifkan unit pengelola kelitbangan
Studi ini memberi rekomendasi dalam perencanaan pembangunan daerah
kepada Pemerintah Daerah (pemda) melalui optimasi aktivitas R&D dan D&I
Provinsi Sulawesi Tenggara dan kepada secara kolaboratif.
Pemerintah Daerah dari 13 (tigabelas) Selain itu, demi mencapai ketepatan
pemda yang memiliki angka IPM dibawah pentingnya R&D dan D&I dalam
rata-rata angka IPM Provinsi Sulawesi manajemen perencanaan pembangunan di
Tenggara. Menjadi lebih ideal ketika daerah, masih diperlukan sejumlah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara aktivitas yang terkait dengan pengukuran,
dapat: 1) menugaskan perangkat daerah penilaian, dan analisis yang tentunya dapat
yang memiliki tugas dan fungsi menghadirkan lebih banyak bukti.
perencanaan pembangunan daerah dalam Validitas atas setiap asumsi yang dibangun
hal ini Badan Perencanaan Pembangunan patut pula diajukan melalui sejumlah
Daerah (Bappeda) Provinsi Sulawesi pertanyaan empiris. Pada akhirnya,
Tenggara untuk berkolaborasi dan menjadi resolusi bagi kita sekalian untuk
mengikutsertakan Badan Penelitian dan melanjutkan penelitian dimasa depan dan
Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi berkomitmen mengimplementasikan
Sulawesi Tenggara dalam perumusan model perencanaan pembangunan daerah
perencanaan berbasis kelitbangan berbasis kelitbangan (research-based
(research-based planning) dan secara planning).
mutualistis melaksanakan pembangunan
UCAPAN TERIMA KASIH
daerah yang berbasis kelitbangan
(research-based development); 2) Penulis menyampaikan apresiasi dan
melakukan pembinaan dan pengawasan terima kasih kepada Dr. Ir. Sukanto
secara lebih intensif kepada pemda Toding, MSP., MA., Kepala Badan
kabupaten/kota untuk lebih meningkatkan Penelitian dan Pengembangan Daerah
kinerja penyelenggaraan pemerintahan (BPPD) Provinsi Sulawesi Tenggara, Dra.
daerah, pembangunan manusia, dan Zubaida Muchlisin, dan seluruh pejabat
kemandirian keuangan daerah; dan 3) beserta staf BPPD Provinsi Sulawesi
melakukan investasi manusia (human Tenggara yang telah berkenan berbagi
investment) secara massif yang dimulai data/informasi dan memberi kesempatan
dari PNSD untuk merubah sumberdaya berkolaborasi dalam mengaktualisasikan

224
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226

pembangunan berbasis kelitbangan untuk Hendratama, Ozi, Arif Musadad, dan Leo
meningkatkan daya saing daerah Provinsi Agung S. 2019. “Model
Sulawesi Tenggara. Pembelajaran Berbasis Arsip
Ketransmigrasian Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Meningkatkan Kemampuan
Blackburn, Keith, Victor T. Y Hung, dan Eksplanasi Sejarah Siswa SMAN 1
Alberto F Pozzolo. 2000. “Research Bangunrejo Lampung Tengah.”
Development and Human Capital Historika 22 (1) 41 - 47.
Accumulation.” Journal of
Heskett, John. 2002. Design: A Very Short
Macroeconomics 22 (2) 189 - 206.
Introduction. Oxford University
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. 2018. Press. New York: Oxford
Sulawesi Tenggara Dalam Angka - University Press Inc.
Southeast Sulawesi in Figures 2018.
Hidayat, Taufik. 2017. “Penerapan
Kendari: BPS Provinsi Sulawesi
Kriteria Reesi Sebagai Assessment
Tenggara.
Tools Monitoring dan Evaluasi
Bram, Palgunadi. 2007. Disain Produk 1: Perencanaan Pembangunan Daerah
Disain, Disainer, dan Proyek Di Indonesia.” Jurnal Kelitbangan -
Disain. Bandung: Penerbit ITB. Inovasi Pembangunan 05 (03) 266 -
Budianto, Imam. 2019. Winstarlink. 281.
Diakses January 20, 2019. ICSID. 2012. Definition of Design.
https://winstarlink.com/apakah- Diakses January 20, 2019.
indonesia-sudah-siap-dengan-era- https://web.archive.org/web/20090
digital/. 903040817/http://www.icsid.org/ab
Carmichael, D. R, O Ray Whittington, dan out/about/articles31.htm.
Lynford Graham. 2007. Kothari, C R. 2004. Research
Accountants’ Handbook. Volume Methodology: Methods &
Two: Financial Accounting and Techniques. New Delhi, India: New
General Topics. Eleventh Edition. Age International Limited.
New Jersey, USA: John Wiley &
Kurniawansyah, Helmi. 2014. “Peran
Sons, Inc., Hoboken.
Perencanaan Dalam Pembangunan
Celikel, Asli Tuncay. 2009. Factors Jalan Pada Dinas Bina Marga dan
Affecting Research and Pengairan Kota Samarinda. .” e-
Development (R&D) Collaboration Journal Ilmu Pemerintahan 2 (3)
of Multinational Enterprises 2605 - 2615.
(MNEs) and Their Local Partner
Malamassam, Daud. 2009. Modul
Firms: A Case Study of Turkish
Pembelajaran Mata Kuliah
Automotive Industry. Dissertation,
Metodologi Penelitian. Makassar:
Contemporary Management ISIK
Program Studi Kehutanan Fakultas
University.
Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Hadiyati, Ernani. 2012. “Kreativitas dan
Manuylenko, Viktoriya Valeryevna,
Inovasi Pengaruhnya Terhadap
Andrey Aleksandrovich
Pemasaran Kewirausahaan Pada
Mishchenko, Olga Borisovna
Usaha Kecil.” Jurnal Inovasi dan
Bigday, Yekaterina Leonidovna
Kewirausahaan 1 (3) 135 - 151.
Putrenok, dan Anna Valeryevna
Hartini, Sri. 2012. “Peran Inovasi: Savtsova. 2015. “A Comprehensive
Pengembangan Kualitas Produk dan Definition of the Concept of
Kinerja Bisnis.” Jurnal Manajemen Innovation in Russian and
dan Kewirausahaan 14 (1) 82 - 88. International Science.”
International Journal of Economics

225
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono

and Financial Issues 5 (4) 1029 - Activities. Third Edition. Paris:


1037. OECD Publishing.
Miles, Matthew B, dan A Michael Organizationn, World Design. 2017.
Huberman. 1994. Qualitative Data Definition of Industrial Design.
Analysis: An Expanded Sourcebook. Diakses January 20, 2019.
Second Edition. California, USA: http://wdo.org/about/definition/.
SAGE Publications, Inc.
Rakhmawanto, Ajib. 2016. Rasionalisasi
Neufeldt, Victoria, dan David G Guralnik. Kebutuhan dan Distribusi PNS
1991. Webster’s New World Nasional. Civil Apparatus Policy
Dictionary of American English. Brief. Nomor: 002-Desember 2016.
Third College Edition. New York: Policy Brief, Badan Kepegawaian
Prentice Hall General Reference. Negara.
OECD. 2015. Frascati Manual 2015: Ralph, David Paul. 2010. Fundamentals of
Guidelines for Collecting and Software Design Science. Thesis,
Reporting Data on Research and Vancouver: The University of
Experimental Development, The British Colombia.
Measurement of Scientific,
Saputra, Henry Januar, dan Nur Isti Faizah.
Technological and Innovation
2017. “Pengembangan Bahan Ajar
Activities. Paris: OECD Publishing.
Untuk Menumbuhkan Nilai
OECD. 2005. Oslo Manual: Guidelines for Karakter Peduli Lingkungan Pada
Collecting and Interpreting Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.”
Innovation Data, The Measurement Profesi Pendidikan Sekolah Dasar 4
of Scientific and Technological (1) 62 - 74.

226
LAMPIRAN 3
STRATEGI PRIORITAS UNTUK MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI SEKITAR
KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG PROVINSI DKI JAKARTA
DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Oleh:
Afni Nooraini dan Afif Syarifudin Yahya
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail: noorainiafni@gmail.com

Abstract
Development is an important factor in the administration of government, especially in
the regions. Good development must consider the balance between economic, social
and environmental, which is referred to as sustainable development. Development in
the Pulogadung Industrial Area has not fulfilled the element of sustainable develop-
ment. There are strategies by SWOT analysis to realize sustainable development in the
pulogadung industrial area are Intensifying supervision of industrial activities; Encour-
age and facilitate community-based environmental education; Providing training to em-
ployees; Socializing environmentally friendly waste management to the public; Holding
regular coordination with other areas to minimize urbanization; Tightening enforcement
against companies that violate the rules; Encourage stakeholders to care for the envi-
ronment; and Doing the physical and inner guidance to the public.
The method used in this research is qualitative descriptive with quantitative data us-
age. The data used are primary data and secondary data. Informants and respondents
involved in this study amounted to 81 people who are environmental experts, environ-
mental law enforcement officers, Pulogadung Industrial Zone and society. The tech-
nique of collecting data through interviews, observation, documentation and question-
naires were analyzed using triangulation techniques and Analytical Hierarchy Process
(AHP). The research instrument is the researcher himself.
The conclusion of this research are: The Priority Strategy of the Local Government of
DKI Jakarta To Realize Sustainable Development Around the Pulogadung Industrial
Area which was analyzed using Expert Choice 11 is Tightening law enforcement against
companies that violate the rules with a weight of 0.226 and a consistency index value of
0.03 which means that the assessment of the experts is consistent. Recommendations for
this research are: Law enforcement needs to be tightened again by adding law enforce-
ment personnel/ staff and adding environmental complaints posts.
Keywords: priority strategy, sustainable development, pulogadung industrial estate

PENDAHULUAN penuh dari masyarakat, swasta dan


pemerintah. Pemerintah (baik di pusat

S ebuah negara akan berjalan tidak


seimbang jika tidak ada dukungan
maupun di daerah) sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari negara menjadi

59
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

aktor utama dalam melayani segala kali dicetuskan dalam Komisi Bruntland.
kebutuhan masyarakat. Beberapa tugas Dalam Brundtland Commission Report
pokok dan fungsi yang dimiliki pemerintah yang berjudul Our Common Future,
menurut Ryaas Rasyid ada tiga fungsi, “Suistanable development is defined as
yakni pelayanan (service), pemberdayaan development that meet the needs of the
(empowerment) dan pembangunan present without compromising the ability
(development). Pelayanan akan of future generations to meet their own
membuahkan keadilan, pemberdayaan needs”.2 Sikap dan perilaku manusia saat ini
akan mendorong kemandirian, dan akan berpengaruh terhadap kelanggengan
pembangunan akan menciptakan alam yang terjadi di masa yang akan datang.
kemakmuran dalam masyarakat.1 Ketiga Jika fenomena alam sifatnya positif, maka
fungsi tersebut harus dijalankan bersama- manusia yang hidup di masa lalu telah
melindungi kelanggengan alam, akan
sama dengan baik dan berkesinambungan
tetapi jika fenomena alam bersifat negatif,
agar roda penyelenggaraan pemerintahan
maka kemungkinan besar effort manusia
dapat terus berputar.
di zaman lampau dalam menyelamatkan
Pembangunan merupakan salah satu alam masih sedikit, kurang atau bahkan
tugas primer dalam pemerintahan, karena tidak ada sama sekali.
masih banyak yang harus dibenahi baik
Pemerintah telah membuat kebijakan
yang sifatnya fisik (jalan, irigasi, dan
yang mendukung pembangunan
sebagainya) maupun non fisik (sumber
berkelanjutan yaitu Undang-Undang
daya manusia) khususnya bagi daerah-
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
daerah di Indonesia.
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Pembangunan pada zaman dahulu Lingkungan Hidup, yang sebelumnya
kurang memperdulikan keseimbangan diatur dalam Undang-Undang Nomor
lingkungan sehingga banyak lingkungan 32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
yang rusak akibat dari pembangunan Lingkungan Hidup. Bahkan, Undang-
yang dilakukan baik oleh pemerintah Undang tersebut berasas pada Undang-
maupun swasta. Pemerintah saat ini mulai Undang Dasar 1945 yang didalamnya
menyadari pentingnya kesehatan dari membahas poin-poin terkait pembangunan
lingkungan sebagai salah satu unsur yang berkelanjutan, yaitu:
akan mendapatkan dampak dari pesatnya
Perekonomian nasional diseleng­
pembangunan-pembangunan yang ada di
garakan berdasar atas demokrasi ekonomi
sekitarnya.
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
Pembangunan yang dalam pelak­ berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
sanaannya mengutamakan adanya lingkungan, kemandirian, serta dengan
keselarasan dalam bidang ekonomi,
sosial serta lingkungan dinamakan Surna T. Djajadiningrat, “Population and
2
pembangunan berkelanjutan yang pertama Development for a Suistanable Future”, paper
presented in the Seminar “World Without Borders:
Policy Options for Growth and Suistanability in
1 Muhammad, Muhammad Ryaas Rasyid, Makna East Asia and the Pacific, conducted by Society
Pemerintahan, Tinjauan dari segi Etika dan for International Development East Asia and the
Kepemimpinan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, Pacific Regional Conference, Jakarta, Yogyakarta,
2000, hlm 59 Bali, July 18-22, 1990, hlm 3

60
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

menjaga keseimbangan kemajuan dan Kawasan industri menjadi salah


kesatuan ekonomi nasional.3 satu sumber devisa bagi pemerintah
Setiap orang berhak atas jaminan sosial pusat dan daerah serta memberikan
yang memungkinkan pengembangan trickle down effect kepada masyarakat..
dirinya secara utuh sebagai manusia yang Kawasan industri pertama, terbesar dan
bermartabat.4 tertua di Indonesia didirikan pada tahun
1973 dikenal dengan Kawasan Industri
Setiap orang berhak hidup sejahtera Pulogadung atau Jakarta Industrial
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan Estate Pulogadung (PT.JIEP/Persero).9
mendapatkan lingkungan hidup yang PT.JIEP ini disahkan oleh Gubernur DKI
baik dan sehat serta berhak memperoleh Jakarta, Ali Sadikin pada tanggal 26 Juni
pelayanan kesehatan.5 1973. Saham dari perusahaan ini 50%
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dimiliki Kementerian BUMN dan 50%
sebagai Ibukota Negara mendukung milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Undang-Undang tersebut dengan membuat Kawasan industri ini memiliki sekitar 375
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 perusahaan.
tentang Rencana Pembangunan Jangka Kawasan Industri Pulogadung terletak
Panjang Daerah Tahun 2005-2025 di Kelurahan Jatinegara dan Kelurahan
dengan salah satu asas yang diusungnya Rawa Terate Kecamatan Cakung Kota
yaitu berkelanjutan dan berwawasan Administrasi Jakarta Timur. Kelurahan
lingkungan.6 Hanya saja implementasi Jatinegara adalah salah satu kelurahan di
kebijakan ini belum sepenuhnya dijalankan Kecamatan Cakung yang hampir semua
dengan benar sehingga belum efektif, wilayahnya (11 RW dari 14 RW) berada di
faktanya pencemaran lingkungan7 (udara, pinggiran Kawasan Industri Pulogadung
air dan tanah) dan berbagai kerusakan (sekitar 398,15 Ha). Kelurahan Rawa
lingkungan8 lainnya masih terjadi. Terate adalah salah satu kelurahan di
Kecamatan Cakung yang memiliki 6 RW
3 Undang-Undang Dasar 1945, pasal 33 ayat (4) dan lebih dari setengah luas wilayahnya
4 Ibid, pasal 28H ayat (3) (sekitar 187 Ha) untuk sektor perindustrian.
5 Ibid, ayat (1)
6 Lihat dalam pasal 2 ayat (1) huruf j dan huruf k
Adanya kegiatan industri yang dikelola
7 Lihat Undang-Undang Nomor 32 Tahun oleh PT.JIEP di lingkungan Kelurahan
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Jatinegara maupun di Kelurahan Rawa
Lingkungan Hidup, pasal 1 ayat (15),
“Pencemaran lingkungan hidup adalah ukuran
Terate ini telah menimbulkan beberapa
batas perubahan sifat fisik, kimia, dan/atau permasalahan dan belum mampu
hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang mewujudkan visi dan misi Pemerintah
oleh lingkungan hidup untuk dapat tetap
melestarikan fungsinya”.
8 Beberapa persoalan aktual dan menjadi 9 Berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 1
perhatian masyarakat, diantaranya mengenai b.3/2/35/69 pada 20 Mei 1969, maka batas-
banjir, kebakaran lahan/hutan, bencana asap, batas Kawasan Industri Pulogadung mencakup
global warming, kerusakan lahan akibat 425 hektar; melalui Keputusan Gubernur No.
pertambangan. Diakses dari http://www.menlh. 424 pada 29 April 1981 dan revisi Keputusan
go.id/review-laporan-kerusakan-lingkungan- No.519 pada 14 Maret 1988 dengan tambahan
dan-perubahan-iklim-tahun-2013-sebagai- luas sebesar 183 hektar. Diakses dari http://
bahan-penyusunan-rpjmn-tahun-2015-2019/, 1 jiep.co.id/profil-kip/profil-kawasan/, 24 Maret
Maret 2015, pukul 19.27 2015, pukul 22.17

61
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

Provinsi DKI Jakarta10 dan visi PT.JIEP11. jiwa, tahun 2013 yaitu 100.362 jiwa, tahun
Munculnya permasalahan ini menjadi 2014 yaitu 97.093 jiwa dan tahun 2015
bukti bahwa pemerintah daerah belum yaitu 94.885 jiwa. Hal ini juga disebabkan
melakukan koordinasi dan pengawasan angka kelahiran tinggi yaitu tahun 2011
dengan baik kepada PT. JIEP sebagai berjumlah 711 jiwa, tahun 2012 berjumlah
pengelola. 790 jiwa, tahun 2013 berjumlah 1.603 jiwa
Beberapa permasalahan yang dan tahun 2014 berjumlah 1.832 jiwa)13;
terdapat di Kelurahan Jatinegara dalam masih terdapat kemiskinan (Dilihat dari
menciptakan pembangunan berkelanjutan data keluarga pra sejahtera tahun 2015
di pinggiran kawasan industri antara yang berjumlah 3.797 KK)14; terjadinya
lain tingginya tingkat urbanisasi (Tahun pencemaran air dan udara;15 tingginya
2011 berjumlah 1.023 jiwa, tahun 2012 kerawanan sosial (tawuran)16 dan
berjumlah 1.319, tahun 2013 berjumlah kriminalitas (Daerah rawan kriminalitas
1.740 jiwa dan tahun 2014 berjumlah terletak di RW 01 dan RW 11. Kriminalitas
2.008 jiwa)12, tingginya kepadatan pada tahun 2014 berjumlah 18 kali dan
penduduk (Jumlah Penduduk tahun 2011 tahun 2015, 23 kali terjadi yang terdiri
yaitu 99.592 jiwa, tahun 2012 yaitu 99.799 dari tawuran, perampokan, kebakaran,
unjuk rasa dan pembunuhan);17 terdapat
10 Visi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta permukiman kumuh (Berdasarkan hasil
Tahun 2013-2017 adalah: “Jakarta Baru, kota wawancara dengan Pak Bambang,
modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian
yang layak dan manusiawi, memilikii masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan
yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan Jatinegara terdapat di RW 05 dan RW
yang berorientasi pada pelayanan publik”. 12)18; terdapat daerah rawan kebakaran19;
Misinya sebagai berikut: (1) Mewujudkan Jakarta
sebagai kota modern yang tertata rapi serta dan permasalahan lainnya. Sedangkan
konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
(2) Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas
dari masalah-masalah menahun seperti macet, 13 Ibid
banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain; 14 Ibid
(3) Menjamin ketersediaan hunian dan ruang 15 Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak
publik yang layak serta terjangkau bagi warga Bambang selaku Kasi Kesejahteraan Masyarakat
kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan pada tanggal 30 Maret 2015, pukul 11.25.
yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan Beliau mengatakan bahwa pencemaran air ini
yang berkualitas secara gratis selama 12 tahun disebabkan oleh bahan-bahan buangan yang
untuk warga Jakarta; (4) Membangun budaya tidak disaring terlebih dahulu, seperti contohnya
masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga pemotongan ayam yang paling berperan dalam
sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara menimbulkan pencemaran air.
kota; dan (5) Membangun pemerintahan 16 Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak
yang bersih dan transparan serta berorientasi Bambang, beliau mengatakan bahwa kerawanan
pada pelayanan publik. Diakses dari http:// sosial yaitu tawuran pemuda-pemuda di
beritajakarta.com/statistics/visimisi_gubernur, sepanjang rel kereta api di RT 08. Tawuran
tanggal 9 Mei 2015, pukul 22.17 ini meresahkan warga karena pelaku tawuran
11 Visinya yakni “Menjadi Pengembang dan juga menjarah barang-barang warga bahkan
Pengelola yang Berstandar Internasional di pernah sampai mencuri uang warga senilai Rp
Bidang Kawasan Terpadu Untuk Industri, Bisnis, 15.000.000,-.
Properti, Logistik, yang Mandiri dan Bernilai 17 Laporan tahunan Kelurahan Jatinegara Tahun
Tambah Tinggi Serta Berwawasan Lingkungan”. 2014 dan 2015
Diakses dari http://jiep.co.id/, 10 April 2015, 18 Dapat dilihat di Tabel 1.6
pukul 10.28 19 Daerah yang rawan kebakaran yaitu terletak di
12 Statistik Penduduk Tingkat Kelurahan Jatinegara Kawasan Industri Pulogadung (PT.JIEP). Lihat
Tahun 2011-2014 Tabel 1.7

62
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

permasalahan di Kelurahan Rawa Terate Jatinegara berjumlah 868 KK atau 3735


dalam menciptakan pembangunan jiwa. Di Kelurahan Rawa Terate terdapat 11
berkelanjutan khususnya dengan kondisi RT rawan banjir, sedangkan di Kelurahan
di pinggiran kawasan industri diantaranya Jatinegara hanya 2 RT yang rawan banjir.25
masih adanya kawasan permukiman Di Kelurahan Rawa Terate terdapat 5
kumuh;20 masih cukup tingginya angka daerah rawan kebakaran, sedangkan di
kemiskinan;21 tingginya gelombang Kelurahan Jatinegara terdapat 2 RT rawan
urbanisasi; masih terdapat beberapa titik kebakaran.
daerah rawan banjir meskipun telah dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
lubang biopori/resapan ± 761 biopori dan Pemerintah Daerah Jakarta Timur
(Daerah rawan genangan air dan banjir sudah menunjukkan keseriusannya
yaitu di RT 015 dan RT 016 RW 04, RT dalam menyukseskan pembangunan
001 dan RT 010 RW 05)22; Masih terdapat berkelanjutan di sekitar Kawasan Industri
kawasan rawan kebakaran;23 terdapat Pulogadung yang peneliti jelaskan melalui
pencemaran air (Pada Bulan September analisis SWOT dari Freddy Rangkuti,
2012, daerah yang melebihi standar baku meliputi:
mutu Mangan (Mn) normal 0,5 mg/L yaitu
1. Kekuatan (Strengths), terdiri dari:
di Kelurahan Rawa terate dengan nilai
Komitmen Pemerintah Daerah
1,19 mg/L), tanah (oleh limbah domestik)
Dalam Mewujudkan Pembangunan
dan udara; dan permasalahan lainnya.
Berkelanjutan di Pemerintah Provinsi
Jumlah warga miskin di Kelurahan DKI Jakarta; Ketersediaan Sumber
Rawa Terate mengalami kenaikan dari Daya Finansial dan fisik yang
tahun 2011-2012 berjumlah 329 jiwa, memadai; dan Koordinasi yang baik
sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 antar SKPD di Pemerintah Daerah
mengalami penurunan berjumlah 137 DKI Jakarta.
jiwa.24
2. Kelemahan (Weaknesses), terdiri
Kelurahan Rawa Terate memiliki dari Rendahnya Kuantitas Sumber
rumah kumuh, daerah kawasan banjir Daya Manusia yang ahli; Kurangnya
dan daerah kawasan kebakaran yang penegakan terhadap kebijakan
lebih banyak (4 RW) dibandingkan terkait pembangunan berkelanjutan
dengan Kelurahan Jatinegara (1 RW). dan Belum terciptanya pengelolaan
Jumlah penduduk yang tinggal di sampah yang ramah lingkungan
permukiman kumuh di Kelurahan Rawa
3. Peluang, terdiri dari Terbukanya
Terate berjumlah 4.124 KK atau 11.883
lapangan pekerjaan; Pengawasan
jiwa, sedangkan penduduk yang tinggal
terhadap kegiatan industri lebih
di permukiman kumuh di Kelurahan
mudah; dan Perkembangan Ilmu
20 Lihat Tabel 1.7 Pengetahuan dan Teknologi
21 Lihat Tabel 1.6
22 Diakses dari http://www.Rawaterate.
4. Tantangan, terdiri dari: Peningkatan
net/?page=Gambaran.Umum, 17 Maret 2015, Urbanisasi; Penurunan Kualitas
pukul 06.56 lingkungan hidup; Kualitas kesehatan
23 Lihat Tabel 1.7
24 Laporan hasil kegiatan Oktober 2014 Pemerintah
Kelurahan Rawa Terate Kecamatan Cakung 25 BPS DKI Jakarta Tahun 2013

63
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

masyarakat menurun; Perusahaan Rumusan masalah dalam penelitian


tidak taat aturan; dan Peningkatan ini, yaitu, Apa strategi prioritas untuk
kerawanan sosial dan kriminalitas mewujudkan pembangunan berkelanjutan
Beberapa strategi yang dihasilkan di sekitar Kawasan Industri Pulogadung
sebagai implikasi persilangan antara dengan metode Analytical Hierarchy
faktor internal dan faktor eksternal untuk Process?
mewujudkan pembangunan berkelanjutan
di sekitar Kawasan Industri Pulogadung LANDASAN TEORI
yaitu: Konsep Strategi
1. Mengintensifkan pengawasan
Alfred Chandler menyebutkan
terhadap kegiatan industri;
strategi, “the determination of long-term
2. Mendorong dan memfasilitasi goals of an enterprise and the adoption
masyarakat dalam pendidikan berbasis of courses of action and the allocation of
lingkungan; resources necessary for carrying out these
3. Memberikan pelatihan kepada goals”.26 Peneliti memaknai definisi di
pegawai sesuai bidangnya masing- atas bahwa mengadopsi tindakan-tindakan
masing; yang menguntungkan perusahaan dan
4. Mensosialisasikan pengelolaan pengalokasian berbagai sumber daya
sampah ramah lingkungan kepada menjadi salah satu penentu dan penunjang
masyarakat; ketercapaian tujuan jangka panjang dari
suatu perusahaan. Sedangkan strategi
5. Mengadakan koordinasi secara rutin oleh Kenneth Andrews diartikan sebagai
dengan daerah lain dalam rangka “the pattern of objectives, purposes or
meminimalisir urbanisasi; goals, and the major policies and plans
6. Memperketat penegakan hukum for achieving these goals stated in such
terhadap perusahaan yang melanggar a way as to define what business the
aturan; company is in or should be in and the kind
7. Mendorong stakeholder untuk peduli of company it is or should be”.27 Seluruh
lingkungan; perencanaan (tujuan, kebijakan) terhadap
organisasi merupakan penggambaran
8. Menegakkan seluruh kebijakan terkait
bentuk perusahaan yang akan dijalankan
pembangunan berkelanjutan;
saat ini atau di masa mendatang.
9. Melakukan pembinaan fisik dan
Ireland dkk menyatakan bahwa a
batiniah kepada masyarakat.
strategy is an integrated and coordinated
Dengan memperhatikan fakta-fakta set of commitments and actions designed
yang telah diuraikan di atas, maka peneliti to exploit core competencies and gain a
tertarik untuk melakukan research tentang competitive advantage.28 Strategi menjadi
“Strategi Prioritas Untuk Mewujudkan 26 Ismail, Op.cit., hlm 25
Pembangunan Berkelanjutan di Kawasan 27 Ibid
Industri Pulogadung dengan metode 28 R. Duane Ireland, Robert E. Hoskisson & Michael
A. Hitt, The Management of Strategy-Concept and
Analytical Hierarchy Process” pada Cases, South Western: Cengange Learning, 2008,
Pemerintah Daerah DKI Jakarta. p.4

64
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

satu perpaduan antara sinkronisasi the rational and the intuitive to select
seluruh kegiatan dan tanggung jawab the best from a number of alternatives
seluruh pegawai dalam organisasi untuk evaluated with respect to several
menggali kelebihan-kelebihan yang dapat criteria. In this process, the decision
disaingkan dengan organisasi lain. Jadi maker carries out simple pairwise
kegiatan satu dengan yang lain seyogianya comparison judgments which are then
ada keharmonisasian dan perlu tercipta used to develop overall priorities for
juga sense of belonging semua pegawai ranking the alternatives. The AHP
dalam melaksanakan tugas-tugasnya demi both allows for inconsistency in the
mewujudkan visi yang telah ditetapkan judgments and provides a means to
dalam organisasi. improve consistency.29
Pada dasarnya yang dimaksud strategi The analytical Hierarchy Process
bagi organisasi swasta maupun organisasi is a general theory of measurement.
publik adalah rencana dengan skala besar It is used to derive ratio scales
yang berorientasi jangkauan jauh ke depan from both discrete and continuous
dan ditetapkan sematang mungkin oleh paired comparisons in multilevel
internal organisasi agar mereka dapat hierarchic structures. The AHP has a
berinteraksi secara efektif dan intensif special concern with departure from
dengan lingkungannya dalam kondisi consistency and the measurement of
persaingan yang kesemuanya diarahkan this departure, and with dependence
pada optimalisasi pencapaian tujuan dan within and between the groups of
berbagai target organisasi yang berkaitan. elements of its structure. It has found
its widest applications in multicriteria
Konsep Analytical Hierarchy Process decision making, in planning and
(AHP) resource allocation, and in conflict
resolution.30
Analytical Hierarchy Process
atau proses hirarki analitik ini diciptakan AHP dapat dikatakan pengukuran
oleh Thomas L. Saaty, seorang pakar karena di dalamnya terdapat kegiatan
matematika dari Universittas Pittsburg, membandingkan antar pilihan strategi-
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Pada strategi yang telah ada berdasarkan
umumnya AHP dirancang untuk menyaring parameter-parameter yang telah ditetapkan
secara rasional tanggapan orang yang bersama dalam suatu organisasi kemudian
terkait erat dengan suatu permasalahan pilihan-pilihan tersebut dilakukan
melalui prosedur yang dibentuk untuk penjumlahan dan menghasilkan urutan
sampai pada skala 25 preferensi diantara strategi dari nilai tertinggi sampai terendah.
beragam alternatif. AHP menjadi suatu Dengan kegiatan ini, akan didapat strategi
pendekatan analisis yang dipakai yang sangat tepat untuk dapat diterapkan
untuk mengambil suatu keputusan dari pada organisasi. Dengan kata lain, AHP
permasalahan-permasalahan yang pelik.
29 Thomas L. Saaty & Luis G. Vargas, Models,
The Analytic Hierarchy Process Methods, Concepts & Applications of the Analytic
Hierarchy Process, Second Edition, New York:
(AHP) is a basic approach to decision Springer, 2012, hlm 1
making. It is designed to cope with both 30 Ibid, hlm 3

65
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

sebenarnya mempermudah organisasi validity of the rank and value of the


dalam pengambilan keputusan/kebijakan outcome and their dependence on the
tertentu ataupun dalam penyelesaian suatu structure and its extension.34
masalah. Dengan AHP, proses keputusan
kompleks dapat diuraikan menjadi Tabel 1
keputusan-keputusan lebih kecil yang The Fundamental Scale
dapat ditangani dengan mudah.31 Intensity
Prinsip kerja AHP adalah of Impor- Definition Explanation
tance
penyederhanaan suatu persoalan kompleks
1 Equal importance Two activities
yang tidak terstruktur, stratejik, dan contribute
dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta equally to the
menata dalam suatu hierarki. Kemudian objective
tingkat kepentingan setiap variabel diberi 2 Weak
nilai numerik secara subjektif tentang 3 Moderate impor- Experience
arti penting variabel tersebut secara tance and judgment
relatif dibandingkan dengan variabel slightly favor
one activity
yang lain. Dari berbagai pertimbangan over another
tersebut kemudian dilakukan sintesa
4 Moderate plus
untuk menetapkan variabel yang
5 Strong importance Experience
memiliki prioritas tinggi dan berperan and judgment
untuk mempengaruhi hasil pada sistem strongly favor
tersebut.32 one activity
over another
The seven pillars of the AHP are:
6 Strong plus
(1) Ratio scales, proportionality,
7 Very strong or An activity is
and normalized ratio scales; (2) demonstrated favored very
Reciprocal paired comparisons; importance strongly over
(3) Sensitivity of the principal right another; its
eigenvector; (4) Homogeneity and dominance
clustering; (5) Synthesis that can be demonstrated
in practice
extended to dependence and feedback;
8 Very, very strong
(6) Rank preservation and reversal;
9 Extreme impor- The evidence
and (7) Group judgments.33 tance favoring one
There are four axioms in the AHP. activity over
Briefly and informally they are another is of
the highest
concerned with the reciprocal relation,
possible order
comparison of homogeneous elements, of affirmation
hierarchic and systems dependence Recipro- If activity i has one
and with expectations about the cals of the above

31 Marimin, Teknik dan Aplikasi Pengambilan


Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta: Grasindo,
2004, hlm 77
32 Ibid, hlm 76
33 Thomas, Op.cit., hlm 24-25 34 Ibid, hlm 4

66
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

of above nonzero numbers dalam definisi ekonomi, sosial, politik,


assigned to it when atau hukum. Perubahan alami ditentukan
compared with oleh siapa yang berperan dalam perubahan
activity j, then j has itu.36
the reciprocal val-
ue when compared Development is any and all kinds of
with i activities or processes that increase
Rationals Ratios arising from If consisten- the capacity of people or the
the scale cy were to environment to meet human needs or
be forced by
obtaining n
improve the quality of human life. The
numerical product of development is people who
values to span are healthy, well-nourished, clothed,
the matrix and housed; enganged in productive
Sumber: Saaty35 work for which they are well-trained;
and able to enjoy the leisure and
Dari skala banding di atas, angka 2, recreation we all need. Development
4, 6 dan 8 memberikan gambaran bahwa is a complex of activities, some with
nilai tersebut berada di antara nilai yang social, some with economic objectives,
diapitnya. Hal ini memberikan kemudahan some based on material resources,
kepada responden dalam melakukan suatu some on intellectual resources, all
penilaian terhadap kuesioner AHP. enabling people to reach their full
Peneliti menggunakan Analytical potential and enjoy a good life.37
Hierarchy Process (AHP) untuk membuat Pembangunan diartikan sebagai
perbandingan terhadap strategi-strategi peningkatan kemampuan orang untuk
yang telah dihasilkan dari analisis SWOT, mempengaruhi masa depannya.
kemudian dilakukan pengukuran sampai Demikianlah, disini tercakup pengertian
akhirnya muncul srategi mana yang “menjadi” (being) dan “mengerjakan”
paling diprioritaskan/yang terbaik sampai (doing).38 Memang diperlukan adanya
pada strategi yang kurang diutamakan satu gerakan besar dari pemerintah agar
oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta dapat mengurangi terjadinya perampasan,
untuk dilaksanakan agar pembangunan ketidakadilan, kesengsaraan, dan berbagai
berkelanjutan di sekitar Kawasan Industri istilah lainnya yang menunjukkan
Pulogadung dapat berjalan secara efektif. keterbelakangan atau ketertinggalan di
dalam masyarakat. Hal ini memerlukan
Konsep Pembangunan kerja sama yang kuat antar stakeholders
agar gerakan tadi dapat tepat sasaran,
Pembangunan secara sederhana
diartikan sebagai suatu perubahan tingkat
36 Randy R. Wrihatnolo & Riant Nugroho D,
kesejahteraan secara terukur dan alami. Manajemen Pembangunan Indonesia, Jakarta:
Perubahan tingkat kesejahteraan ditentukan Elex Media Komputindo, 2006, hlm 10
oleh dimensi dari definisi ekonomi, sosial, 37 IUCN-The World Conservation Union, edited
by Thaddeus C.Trzyna, A Sustainable World,
politik, atau hukum. Perubahan terukur Defining and Measuring Sustainable Development,
ditentukan oleh dimensi perubahan itu North America: International Center for the
Environment and Public Policy, 1939, p.28
35 Ibid, hlm 6 38 Rusyanto, Op.cit, hlm 21

67
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

sehingga aktivitas-aktivitas yang lingkungan yang dikenal dengan Deklarasi


memarginalkan kelompok-kelompok Stockholm.41 Di konferensi itulah untuk
tertentu dapat dikurangi. pertama kalinya secara luas perwakilan
Pembangunan merupakan proses warga dunia menekankan perlunya
multidimensi yang mencakup perubahan- memperhitungkan aspek lingkungan pada
perubahan penting dalam struktur sosial, program-program pembangunan yang
sikap-sikap rakyat dan lembaga-lembaga selama ini dijalankan.42 Disini negara-
nasional, dan juga akselerasi pertumbuhan negara maju dan berkembang mulai
ekonomi, pengurangan kesenjangan menyadari bahwa alam membutuhkan
(inequality), dan pemberantasan perhatian yang sama atau bahkan melebihi
kemiskinan absolut.39 Multidimensi disini aspek lain. Dengan adanya isu lingkungan
diinterpretasikan sebagai keseluruhan ini, negara tentunya membutuhkan biaya
aspek yang terkait dengan pembangunan yang cukup banyak dalam setiap tindakan
yaitu ekonomi, politik, sosial, budaya, yang dilakukan pemerintah. Sebagian
dan aspek lainnya. Lewat pembangunan, delegasi negara berkembang bahkan
prospeknya yaitu terjadi peningkatan ke curiga bahwa isu lingkungan adalah akal-
arah yang lebih baik terhadap aspek-aspek akalan negara maju untuk menghindar
yang disebutkan tadi. dari tuntutan agar negara maju membantu
negara berkembang dengan menyumbang
Pembangunan biasanya didefinisikan sebesar 0,7% dari GDP mereka untuk
sebagai, “rangkaian usaha mewujudkan negara berkembang.43
pertumbuhan dan perubahan secara
terencana dan sadar yang ditempuh oleh Dua puluh tahun selepas konferensi
suatu negara bangsa menuju modernitas Stockholm, PBB menyelenggarakan
dalam rangka pembinaan bangsa konferensi tentang Lingkungan dan
(nation-building).40
Menurut peneliti, Pembangunan (United Nations Conference
pembangunan dapat dikatakan sebagai on Environment and Development,
keseluruhan upaya yang dilakukan UNCED) di Rio de Janeiro, Brasil, pada
baik oleh pemerintah sendiri maupun tanggal 3 sampai 14 Juni 1992, disebut
bekerjasama dengan pihak lain (swasta/ dengan KTT Rio (Konferensi Tingkat
lembaga-lembaga tertentu) untuk Tinggi Bumi di Rio)/The Earth Summit.
memberikan perubahan pada masyarakat.
41 Konferensi ini diselenggarakan oleh PBB tanggal
5-16 Juni 1972, bertujuan untuk merundingkan
Konsep Pembangunan Berkelanjutan isu-isu penting mengenai lingkungan hidup.
(Sustainable Development) Konferensi ini umumnya disingkat menjadi
UNCHE 1972 (United Nations Conference on
Pada tahun 1972, Perserikatan Human Environment, 1972). Konferensi ini
Bangsa-Bangsa (PBB) pertama kali dihadiri oleh 113 negara, 21 organisasi PBB,
16 organisasi antar pemerintah dan 258 LSM
mengadakan sebuah pertemuan yang (NGOs) dari berbagai negara.
membahas tentang masalah-masalah 42 Iwan J.Azis, Lydia M.Napitupulu, dkk.,
Pembangunan Berkelanjutan – Peran dan
Kontribusi Emil Salim, Jakarta: KPG, 2010, hlm 1
39 Michael Todaro, Economic Development in The 43 Emil Salim, “Preface: Looking Back to Move
Third World, London: Longmans, 1977, hlm 62 Forward”, Dalam Budi P. Resosudarmo (ed.), The
40 Sondang P Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: Politics and Economics of Indonesia’s Natural
PT Bumi Aksara, 2008, hlm 4 Resources, Singapura: ISEAS, 2005, hlm xxi-xxv

68
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

KTT Rio merupakan suatu respon yang sangat esensial untuk penduduk miskin
ditunjukkan negara di seluruh dunia bagi dan perlu diprioritaskan. Kedua, konsep
perkembangan masalah lingkungan yang tentang keterbatasan atau limitation dari
semakin kronis setelah adanya Konferensi kemampuan lingkungan untuk memenuhi
Stockholm. kebutuhan generasi sekarang dan yang
Sejarah berdirinya pembangunan akan datang.47
berkelanjutan diawali dengan terbentuknya Dr. Emil Salim (1990) dalam
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan makalahnya berjudul “Sustainable
Pembangunan (World Commission on Development: An Indonesian Perspective”
Environment and Development, WCED) menyebutkan bahwa konsep pembangunan
yang lebih dikenal dengan Komisi berkelanjutan menempatkan pembangunan
Brundtland.44 At that time, the UN General dalam perspektif jangka panjang (a
Assembly realized that there was a heavy longer term perspective). Konsep
deterioration of the human environment tersebut menuntut adanya solidaritas
and natural resources. To rally countries to antar generasi. Dalam konteks Indonesia,
work and pursue suistanable development pembangunan berkelanjutan ditujukan
together, the UN decided to establish the untuk mengurangi kemiskinan dan juga
Brundtland Commission.45 Kemudian mengeliminasi kerusakan sumber daya
Komisi ini menggulirkan konsep alam dan lingkungan.48
pembangunan berkelanjutan, “sustainable
development is development that meets the Konsep Kawasan Industri
needs of the present without comprimising
Kawasan industri (Industrial Zone)
the ability of future generations to meet
adalah kawasan khusus untuk kegiatan
their own needs”.46 Ada dua kunci konsep
industri pengolahan atau manufaktur;
utama dari definisi tersebut. Pertama,
kawasan ini dilengkapi dengan prasarana,
konsep tentang kebutuhan atau needs yang
sarana/fasilitas penunjang yang disediakan
oleh perusahaan kawasan industri.
44 Komisi ini dilaksanakan pada tahun 1987, Pemberian izin lokasi suatu kawasan
yang diketuai oleh Ny.Gro Harlem Brundtland,
mantan Perdana Menteri Norwegia, kemudian
industri oleh pemda setempat.49
selanjutnya komisi ini dikenal dengan Komisi Merencanakan pembangunan kawasan
Bruntland. Komisi ini bertujuan untuk
menganalisis dan memberi saran bagi proses Industri memang perlu memperhatikan
pembangunan berkelanjutan. Komisi ini resmi hal-hal tertentu, salah satunya yakni
dibubarkan pada bulan Desember 1987 setelah ketepatan dalam menentukan tempat.
laporannya terhimpun dalam buku Our Common
Future. Komisi ini terdiri dari 9 orang mewakili Tempat yang diperuntukkan bagi kawasan
negara maju dan 14 orang mewakili negara industri seyogianya didirikan di tempat
berkembang. Salah seorang anggotanya adalah yang tidak terlalu jauh dari kota, tetapi
Emil Salim sebagai perwakilan dari Indonesia,
yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri cukup jauh dari permukiman warga. Pada
Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
45 Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/ 47 Gro Harlem Bruntland, Our Common Future.
Brundtland_Commission, 6 Februari 2015, pukul The World Commission on Environment
10.18 and Development, Oxford, New York: Oxford
46 Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan- University Press, 1987, hlm 43
Perencanaan Pembangunan, Yogyakarta: Gadjah 48 Sudharto, Op.cit., hlm 2
Mada University Press, 2012, hlm 2 49 Ibid, hlm 59

69
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

tataran lokal, antara kawasan pemukiman Seksi Industri Manufaktur dan Agro pada
dengan kawasan industri juga merupakan Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi
dua zona yang tidak kompatibel, sehingga DKI Jakarta, Kasubbid. Pengawasan dan
umumnya diperlukan pemisahan zona Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada
penggunaan lahan yang tidak kompatibel Kantor Pengelola Lingkungan Hidup Jakarta
tersebut.50 Kedua zona tersebut menurut Timur dan Pejabat Pengawas Lingkungan
peneliti kurang tepat jika berada dalam Hidup Daerah pada Kantor Pengelola
lingkup yang berdekatan, karena para Lingkungan Hidup Jakarta Timur.
pemegang industri sebagian besar Teknik pengumpulan data yang
kurang memperhitungkan dampak digunakan peneliti yaitu semistructure
negatif dari aktivitas yang dilakukan interview, structured observation,
terhadap kehidupan masyarakat di sekitar dokumentasi dan angket tertutup. Kredibilitas
kawasan tersebut serta pasti ada kegiatan- data diuji peneliti dengan menggunakan
kegiatan yang sedikitnya memberikan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
ketidaknyaman (misalnya suara mesin
yang mengganggu/berisik atau asap dari Instrumen penelitian dalam
pengolahan produk yang menimbulkan penelitian ini adalah peneliti sendiri
bau tak sedap dan membuat sesak). dengan menggunakan bantuan pedoman
Perlu adanya kesepakatan/kebijakan wawancara, pedoman observasi, pedoman
yang mengatur terkait jarak minimal dari dokumentasi dan kuesioner.
area industri dengan perumahan atau
permukiman warga. PEMBAHASAN
Strategi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
METODE PENELITIAN dan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta
Dalam penelitian ini, metode Timur untuk mewujudkan pembangunan
penelitian yang digunakan oleh peneliti berkelanjutan di sekitar Kawasan Industri
adalah kualitatif deskriptif (karena ingin in- Pulogadung telah dirumuskan menggunakan
depth interview) dengan penggunaan data analisis SWOT dari Freddy Rangkuti dan
kuantitatif, yang diukur melalui statistik telah menghasilkan 9 strategi yang telah
deskriptif dan kemudian dinarasikan. penulis uraikan dalam bab pendahuluan.
Penelitian ini menggunakan teknik AHP Akan tetapi, karena adanya keterbatasan
dari Thomas L. Saaty. sumber daya baik sumber daya manusianya
maupun anggaran/dana, maka dibutuhkan
Data yang digunakan dalam penelitian strategi yang lebih utama untuk dilaksanakan
ini terdiri dari data primer dan data sekunder. demi terwujudnya tujuan yang diinginkan
Peneliti menggunakan snowball sampling tadi. Dari hasil analisis SWOT sebetulnya
dengan 13 orang informan dan 3 orang dapat diketahui strategi mana yang nantinya
responden dalam kuesioner Analytical perlu untuk diprioritaskan oleh Pemerintah
Hierarchy Process (AHP) yaitu Kepala DKI Jakarta. Akan tetapi, peneliti disini
juga meminta penilaian para expert dalam
50 Sumbangan Baja, Perencanaan Tata Guna Lahan menentukan skala prioritas kepentingan/
Dalam Pengembangan Wilayah: Pendekatan urgensi penanganan dengan menggunakan
Spasial & Apliikasinya, Yogyakarta: ANDI, 2012,
hlm 82 analisis Analytical Hierarchy Process.

70
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

Struktur elemen Analytical Hierarchy Tabel 2


Process (AHP) ini berisi tujuan (pada Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
tingkat 1), kriteria (pada tingkat 2) No Unsur Bob- Rat- Bob- Komen-
dan kriteria (pada tingkat 3). Peneliti ot ing ot X tar
menggunakan kriteria atau pencapaian Rat-
ing
pembangunan berkelanjutan menurut
Kekuatan
Murdiyarso, yakni harus menunjang 1 (Strenght) 0,21 3,1 0,65 Pertah-
terjadinya pertumbuhan ekonomi Komitmen ankan
(economic growth), harus meningkatkan Pemerintah dan ting-
kesejahteraan sosial (social welfare) dan Daerah katkan
memperhatikan kelestarian lingkungan 2 DKI Jakarta 0,19 2,9 0,55
dalam
(environmental integrity).51 3 mewujud- 0,19 3,2 0,61 Opti-
Untuk menghitung strategi prioritas kan pem- malkan
ini, peneliti membuat kuesioner dengan 111 bangunan sesuai
berkelanju- prioritas
pertanyaan yang terdiri dari 3 pertanyaan tan Hubun-
untuk menentukan kriteria yang dominan, gan baik
36 pertanyaan untuk menentukan Keterse-
alternatif strategi yang dikaitkan dengan diaan ang-
3 kriteria diatasnyaa yang peneliti pakai garan yang
memadai
dalam penelitian ini. Pertanyaan tersebut Koordinasi
membandingkan antara kriteria yang satu yang baik
dengan kriteria lain untuk mendapatkan antar SKPD
kriteria prioritas dan alternatif strategi di Pemerin-
tah Daerah
yang satu dengan alternatif strategi lain
DKI Jakarta
yang berfokus pada kriteria tadi.
Kelemahan
Expert yang digunakan peneliti disini 1 (Weakness- 0,15 2,0 0,30 Perlu
berjumlah 3 orang yaitu Kepala Seksi es) training
Industri Manufaktur dan Agro, Kepala 2 Rendahnya 0,14 2,0 0,28
kuantitas Penin-
Subbidang Pengawasan dan Pengendalian 3 Sumber dakan
Pencemaran Lingkungan dan Pejabat Daya Ma- 0,12 1,9 0,23 diper-
Pengawas Lingkungan Hidup Daerah, nusia yang ketat
karena mereka cukup mewakili dan ahli Perlu
Kurangnya per-
ahli di bidangnya serta berkenan untuk
penegakan baikan
membantu peneliti. Dalam menetapkan dan kebijakan system
menghitung prioritas strategi ini, peneliti terkait Pem-
menggunakan aplikasi Expert Choice 11. bangunan
Berkelan-
Peneliti gambarkan dalam bentuk jutan
tabel IFAS dan EFAS perhitungan antar Pengelolaan
faktor internal dan eksternal di bawah ini: limbah be-
lum ramah
lingkungan
51 Daniel Murdiyarso, CDM: Mekanisme
Total 1,00 2,62
Pembangunan Bersih, Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2003, hal 140 Sumber: Hasil analisis data Tahun 2011-2015

71
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

Tabel 3
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)

No Unsur Bobot Rating Bobot X Komentar


Rating
Peluang (Opportunity)
1 Terbukanya lapangan pekerjaan 0,11 3,2 0,35 Manfaatkan
Pengawasan terhadap kegiatan
2 industri lebih mudah 0,11 3,1 0,34 Intensifkan

3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan 0,14 3,1 0,43 Kuasai dan


dan Teknologi terapkan
Ancaman (Threats)
1 Peningkatan urbanisasi 0,12 2,1 0,25 Waspadai
2 Kualitas lingkungan hidup menurun 0,10 1,9 0,19 Benahi
bersama
3 Kualitas kesehatan masyarakat 0,11 1,9 0,21
menurun Minimalisir
4 Perusahaan tidak taat aturan 0,10 2,0 0,20
5 Kerawanan sosial dan kriminalitas 0,11 1,8 0,20 Perketat
tinggi Perhatikan
Total 1,00 2,17

Sumber: Hasil analisis data Tahun 2011-2015

Dari perhitungan di atas,


Dari perhitungan di atas,akan didapat
akan didapat perpotongan
perpotongan hasil
hasil IFaS IFASsebagai
dan EFaS dan EFAS sebagai
berikut:
berikut:
Opportunity
Titik Potong
{(2,62);(2,17)

(2,17)
Weaknesses

Strenght

(2,62)

Threats

Gambar 1
Gambar
Diagram Analisis 1
SWoT
Diagram Analisis SWOT
Pada dasarnya, dari perpotongan skor IFaS dan EFaS ini dapat diketahui posisi
Pemerintah Provinsi DKI bersama Pemerintah Kota Jakarta Timur dalam mewujudkan
72 pembangunan berkelanjutan di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung berada dimana, yaitu
berada di kuadran 1 yang mendukung strategi agresif (yakni menggunakan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan seluruh peluang yang dimiliki/strategi So).
akan tetapi, ada perbedaan hasil dalam menentukan strategi prioritas dari analisis
peneliti dengan menggunakan analisis SwoT dan aHP. Jika perhitungan dari SwoT
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung

Level 1: Pertumbuhan ekonomi Kesejahteraan Sosial Kelestarian Lingkungan


Kriteria
0,126 0,242 0,631

Level 2:
alternatif

Mengintensif Mendorong Memberikan Mensosialisasi Mengadakan Memperketat Mendorong Menegakkan Melakukan


kan dan pelatihan kan pengelolaan koordinasi penegakan stakeholder seluruh pembinaan
pengawasan memfasilitasi kepada sampah ramah secara rutin hukum untuk peduli kebijakan fisik dan
terhadap masyarakat pegawai lingkungan dengan daerah terhadap lingkungan terkait batiniah
kegiatan dalam sesuai kepada lain dalam perusahaan pembangunan kepada
industri pendidikan bidangnya masyarakat rangka yang berkelanjutan masyarakat
berbasis masing- meminimalisir melanggar
lingkungan masing urbanisasi aturan

0,102 0,226 0,085 0,160 0,067


0,135 0,094 0,075 0,057

Gambar 2
Hierarki AHP Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 2 di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung

Hierarki AHP Strategi Pembangunan Berkelanjutan di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung

73
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

18
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

Pada dasarnya, dari perpotongan Tabel 4


skor IFAS dan EFAS ini dapat diketahui Hasil Pengolahan Kriteria AHP dengan
posisi Pemerintah Provinsi DKI bersama Expert Choice 11
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan
Pemerintah Kota Jakarta Timur dalam di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung
mewujudkan pembangunan berkelanjutan
Level Definisi Bobot
di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung
I Kriteria
berada dimana, yaitu berada di kuadran 1
Pertumbuhan Ekonomi 0,126
yang mendukung strategi agresif (yakni
Kesejahteraan Sosial 0,242
menggunakan seluruh kekuatan untuk
Kelestarian Lingkungan 0,631
memanfaatkan seluruh peluang yang
dimiliki/strategi SO). Sumber: Hasil olahan peneliti terhadap Analisis
Akan tetapi, ada perbedaan hasil Kriteria Pembangunan Berkelanjutan
dengan kuesioner AHP yang di
dalam menentukan strategi prioritas dari combined
analisis peneliti dengan menggunakan
analisis SWOT dan AHP. Jika perhitungan Berdasarkan tabel di atas, dapat
dari SWOT menghasilkan strategi dijelaskan tingkat kepentingan/prioritas
prioritas SO (strategi yang menggunakan terhadap kriteria yaitu sebagai berikut:
seluruh kekuatan untuk memanfaatkan 1. Kriteria prioritas pertama adalah keles­
peluang-peluang yang dimiliki oleh tarian lingkungan dengan bobot sebe-
pemerintah daerah), sedangkan dari sar 0,631. Hal ini menunjukkan bahwa
perhitungan analisis AHP dihasilkan rekapitulasi pendapat expert mengang-
gap bahwa kriteria yang terpenting
strategi ST (strategi yang menggunakan
dalam pembangunan berkelanjutan di
seluruh kekuatan yang dimiliki untuk
sekitar Kawasan Industri Pulogadung
mencegah berbagai ancaman yang dapat adalah kelestarian lingkungan.
menghambat). Menurut peneliti hal ini
2. Kriteria prioritas kedua adalah
wajar terjadi, yaitu dihasilkan output
kesejahteraan sosial dengan bobot
yang berbeda karena alat analisis yang sebesar 0,242. Artinya, bahwa expert
digunakan pun berbeda. Dan peneliti disini menempatkan kriteria kesejahteraan
lebih memilih untuk menggunakan hasil sosial di posisi kedua setelah
dari analisis AHP karena lebih akurat dan kelestarian lingkungan.
kredible sebab penilaian yang dilakukan 3. Kriteria prioritas ketiga atau terakhir
langsung dari para ahli. Peneliti gambarkan adalah pertumbuhan ekonomi
hierarki AHP yang telah terbentuk dalam dengaan bobot sebesar 0,126.
penelitian ini, sebagaimana tampak pada Pertumbuhan ekonomi dinilai oleh
gambar 2 di muka. expert sebagai kriteria paling akhir
dalam mewujudkan pembangunan
Berdasarkan gambar 2, bobot hasil
berkelanjutan setelah kelestarian
pengolahan Expert Choice 11 dapat
lingkungan dan kesejahteraan sosial.
dikelompokkan menurut kriteria dan
strategi alternatif yang ditampilkan Bobot hasil pengolahan alternatif
sebagai berikut: strategi dengan Expert Choice 11 setelah

74
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

di combine dari para expert dapat Berdasarkan tabel di atas, dapat


dikelompokkan sebagai berikut: dijelaskan tingkat kepentingan/prioritas
terhadap kriteria yaitu sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Pengolahan Alternatif Strategi AHP 1. Strategi prioritas pertama, yaitu
dengan Expert Choice 11
Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di memperketat penegakan hukum
Sekitar Kawasan Industri Pulogadung terhadap perusahaan yang melanggar
Level Definisi Bobot aturan dengan bobot 0,226. Penegakan
II Strategi hukum diperlukan sebagai upaya
1. Mengintensifkan 0,135
untuk menertibkan para pelaku usaha
pengawasan terhadap agar mentaati berbagai peraturan
kegiatan industri yang ditetapkan Pemerintah dan
2. Mendorong dan mem- 0,094 Pemerintah DKI Jakarta dalam rangka
fasilitasi masyarakat meminimalisir pelanggaran atau
dalam pendidikan penyimpangan yang dapat terjadi
berbasis lingkungan
dan berakibat pada warga masyarakat
3. Memberikan pelati- 0,075
han kepada pegawai
sekitar.
sesuai bidangnya 2. Strategi prioritas kedua, yaitu
masing-masing menegakkan seluruh kebijakan terkait
4. Mensosialisasikan 0,102 pembangunan berkelanjutan dengan
pengelolaan sampah
bobot 0,160. Kebijakan-kebijakan
ramah lingkungan
kepada masyarakat pembangunan berkelanjutan yang
5. Mengadakan koordina- 0,057 telah ada wajib untuk ditaati agar
si secara rutin dengan pembangunan yang dilakukan baik
daerah lain dalam oleh pemerintah maupun swasta tidak
rangka meminimalisir merugikan lingkungan.
urbanisasi
6. Memperketat penega- 0,226
3. Strategi prioritas ketiga, yaitu
kan hukum terhadap Mengintensifkan pengawasan
perusahaan yang terhadap kegiatan industri dengan
melanggar aturan bobot 0,135. Pengawasan yang
7. Mendorong stake- 0,085 dilakukan pemerintah kepada
holder untuk peduli perusahaan di Kawasan Industri
lingkungan
Pulogadung perlu dilakukan lebih
8. Menegakkan seluruh 0,160
kebijakan terkait
sering karena kawasan ini memiliki
pembangunan berke- perusahaan yang cukup banyak dan
lanjutan dari hasil pengawasan yang telah
9. Melakukan pembinaan 0,067 dilakukan sebelumnya cukup banyak
fisik dan batiniah kepa- perusahaan yang melanggar aturan.
da masyarakat
4. Strategi prioritas keempat, yaitu
Sumber: Hasil olahan peneliti terhadap analisis mensosialisasikan pengelolaan
alternatif strategi Pembangunan sampah ramah lingkungan kepada
Berkelanjutan dengan kuesioner AHP masyarakat dengan bobot 0,102.
yang di combined Pengelolaan sampah ramah

75
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

lingkungan sebaiknya disosialisasikan tingkat kriminalitas, sehingga anak-


dan digalakkan kepada warga agar anak muda lebih banyak diarahkan
dapat mengurangi beban pemerintah pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya
dalam mengelola sampah di DKI positif.
Jakarta serta lingkungan lebih terjaga. 9. Strategi prioritas kesembilan, yaitu
5. Strategi prioritas kelima, yaitu Mengadakan koordinasi secara rutin
mendorong dan memfasilitasi dengan daerah lain dalam rangka
masyarakat dalam pendidikan meminimalisir urbanisasi dengan
berbasis lingkungan dengan bobot bobot sebesar 0,057. Koordinasi
sebesar 0,094. Pendidikan berbasis dengan daerah lain disini khususnya
lingkungan selayaknya diberikan dengan daerah pinggiran Jakarta agar
kepada masyarakat sejak usia dini membicarakan langkah-langkah tepat
agar masyarakat memiliki budaya yang harus diambil agar mengurangi
hidup bersih dan sehat. para urban datang ke Jakarta.
6. Strategi prioritas keenam, yaitu Strategi prioritas yang telah dilakukan
mendorong stakeholder untuk peduli penilaian oleh para expert diatas memiliki
lingkungan dengan bobot 0,085. nilai indeks konsistensi 0,03. Artinya jika
Dalam menjaga lingkungan diperlukan nilai indeks konsistensi kurang dari 0,1
kerjasama antar stakeholder yakni (< 0,1) maka hal ini menunjukkan bahwa
pemerintah, swasta dan masyarakat. penilaian dari para expert yang dipilih
Jika hanya salah satu saja yang peduli, konsisten, memuaskan dan dapat diterima.
maka hasil yang didapat tidak akan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
maksimal. Oleh sebab itu, jika ingin penilaian expert yang dipilih oleh peneliti
lingkungan tetap terjaga perlu kiranya dalam penelitian ini untuk menentukan
kontribusi dari masing-masing strategi prioritas dalam mewujudkan
stakeholder tadi. pembangunan berkelanjutan di sekitar
Kawasan Industri Pulogadung dengan
7. Strategi prioritas ketujuh, yaitu
metode Analytical Hierarchy Process
memberikan pelatihan kepada
adalah konsisten.
pegawai sesuai bidangnya masing-
masing dengan bobot sebesar 0,075.
Pegawai yang ahli di bidangnya sangat KESIMPULAN DAN SARAN
dibutuhkan di Pemerintah Provinsi Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Strategi Prioritas Pemerintah Daerah
Jakarta Timur dalam meningkatkan Khusus Ibukota Jakarta Untuk Mewujudkan
kegiatan pengawasan. Pembangunan Berkelanjutan di Sekitar
8. Strategi prioritas kedelapan, yaitu Kawasan Industri Pulogadung dengan
melakukan pembinaan fisik dan metode Analytical Hierarchy Process
batiniah kepada masyarakat dengan (AHP) yang dianalisis menggunakan
bobot sebesar 0,067. Pembinaan fisik Expert Choice 11 yaitu Memperketat
(olahraga) dan batiniah (kegiatan penegakkan hukum terhadap perusahaan
keagamaan) kepada masyarakat perlu yang melanggar aturan dengan bobot
dilakukan dalam rangka mengurangi 0,226 dan nilai indeks konsistensinya 0,03

76
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)

yang berarti bahwa penilaian para expert Dimensi Lingkungan-Perencanaan


adalah konsisten. Pembangunan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Rekomendasi yang peneliti berikan
IUCN-The World Conservation Union, 1995,
dalam penelitian ini adalah penegakkan
A Sustainable World, Defining and
hukum perlu diperketat kembali dengan Measuring Sustainable Development,
cara melakukan penambahan personel/ North America: International Center
pegawai penegak hukum dan penambahan for the Environment and Public
posko pengaduan lingkungan hidup. Policy.
Penambahan personel/pegawai pene­ Rasyid, Muhammad Ryaas. 2000. Makna
gak hukum ini sangat dibutuhkan agar Pemerintahan, Tinjauan dari segi
tindak lanjut dari hasil pengawasan yang Etika dan Kepemimpinan. Jakarta:
dilakukan PPLHD dapat segera ditangani Mutiara Sumber Widya
dan tidak membutuhkan waktu lama. Resosudarmo, Budi P (ed.), 2005, The Politics
Kemudian posko pengaduan lingkungan and Economics of Indonesia’s
Natural Resources, Singapura:
hidup perlu ditambah juga karena baru
ISEAS.
ada di BPLHD Provinsi saja, sedangkan
di Kabupaten dan Kota Administratif di Siagian, Sondang P., 2008, Manajemen
Stratejik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
DKI Jakarta belum ada. Penambahan ini
dilakukan agar memudahkan masyarakat Solihin, Ismail, 2012, Manajemen Strategik,
Bandung: Erlangga.
dalam menyampaikan laporan sekaligus
membantu pemerintah dalam mengawasi Tjokrowinoto, Moeljarto, 2007, Pembangunan:
Dilema dan Tantangan, Yogyakarta:
kegiatan-kegiatan industri yang beroperasi
Pustaka Pelajar Offset.
di Kawasan Industri Pulogadung.
Todaro, Michael, 1977, Economic
Development in The Third World,
DAFTAR PUSTAKA London: Longmans.

Buku Peraturan Perundang-Undangan


Adisasmita, Raharjo, 2010, Pembangunan Undang-Undang Dasar 1945
Kawasan dan Tata Ruang,
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Yogyakarta: Graha Ilmu.
tentang Perlindungan dan Penge­
Azis, Iwan J., Lydia M.Napitupulu, dkk., lolaan Lingkungan Hidup
2010, Pembangunan Berkelanjutan-
Peran dan Kontribusi Emil Salim,
Jakarta: KPG. Website
Baja, Sumbangan, 2012, Perencanaan Tata www.menlh.go.id
Guna Lahan Dalam Pengembangan http://jiep.co.id/profil-kip/profil-kawasan/
Wilayah: Pendekatan Spasial & http://www.Rawaterate.net/
Apliikasinya, Yogyakarta: ANDI.
Bruntland, Gro Harlem, 1987, Our Common
Future. The World Commission on Lain-Lain
Environment and Development, Djajadiningrat, Surna T., 1990, “Population
Oxford, New York: Oxford University and Development for a Suistanable
Press.Hadi, Sudharto P, 2012, Future”, paper presented in the

77
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78

Seminar “World Without Borders: International Development East Asia


Policy Options for Growth and and the Pacific Regional Conference,
Suistanability in East Asia and the Jakarta, Yogyakarta, Bali, July 18-22.
Pacific, conducted by Society for

78
LAMPIRAN 4
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

Vol. 1 • No. 1 • Oktober 2019


Pege (Hal.) : 37 – 46
ISSN (online) : 2686-5858
ISSN (print) : 2686-1712
© LPPM Universitas Pamulang
JL.Surya Kencana No.1 Pamulang, Tangerang Selatan – Banten
website. : Telp. (021) 7412566, Fax (021) 7412491
http://www.openjournal.unpam.ac.id/index.php/JAMH Email : humanis.unpam@gmail.com

Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan Pembangunan


Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan.
Implementation of Management Science in Achieving the Construction of the Abdul
Kadim Grand Mosque, Ar-Rohim Foundation, Kab. Musi Banyuasin, Propinsi
Sumatra Selatan.
Nardi Sunardi1, Rosa Lesmana2, Muliahadi Tumanggor3, A. Kadim4
1-3
Universitas Pamulang, email : dosen01030@unpam.ac.id
4
Universitas Persada Indonesia YAI, email : sak_kadim@yahoo.com

Abstrak. Pengabdian ini berjudul Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan


Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin, Propinsi
Sumatra Selatan. Tujuan umum dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
Memberikan pelatihan dan pengetahuan secara praktis ilmu manajemen dalam pengelolaan K3
dalam pembangunan proyek masjid raya abdul kadim. Metode yang digunakan adalah metode
survey dan penyampaian materi secara langsung serta simulasi dan diskusi mengenai
manajemen, Pentinggnya K3 dalam pembangunan. Kesimpulan dari pengabdian kepada
masyakat ini adalah proyek telah menerapkan kebijakan K3 yang disebut Komitmen QPASS di
proyek namun penerapan belum dilakukan secara optimal. secara struktural telah menerapkan
organisasi. Implementasi Ilmu Manajemen belum berjalan secara optimal dalam menerapkan
komunikasi dan informasi. proyek telah melaksanakan atau menerapkan pelatihan tetapi belum
sesuai dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja. belum optimalnya menerapan pengawasan
K3.
Kata Kunci: Implementasi Ilmu Manajemen; Penerapan K3; Pembangunan Masjid Raya Abdul
Kadim

Abstract. This service is titled Implementation of Management Science in Achieving the


Construction of the Abdul Kadim Grand Mosque, Ar-Rohim Foundation, Kab. Musi Banyuasin,
South Sumatra Province. The general objective of this community service activity is to provide
training and practical knowledge of management science in the management of OSH in the
construction of the Grand Abdul Kadim Mosque project. The method used is a survey method and
direct delivery of material as well as simulations and discussions about management, the
importance of HSE in development. The conclusion from this community service is that the project
has implemented a HSE policy called the QPASS Commitment in the project but the application
has not been carried out optimally. structurally implemented organization. The implementation of
Management Science has not run optimally in implementing communication and information. the
project has implemented or implemented training but has not been in line with efforts to prevent
occupational accidents. not yet optimal in applying HSE supervision.

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 37


Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858
Keywords: Implementation of Management Science; HSE; Construction of the Abdul Kadim Grand
Mosque

PENDAHULUAN ini dapat disimpulkan beberapa faktor


penyebab terjadi kecelakaan baik yang telah
Semakin berkembang IPTEK (Ilmu menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka
Pengetahuan dan Teknologi) dewasa ini, disebabkan tidak dilibatkan tenaga ahli
mengakibatkan semakin ketat kompetisi teknik konstruksi dan penggunaan metoda
dalam segala bidang baik, bisnis. pelaksanaan yang tepat, lemahnya
Perkembangan ilmu pengetahuan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi di
teknologi bagaikan mata pisau disatu sisi lapangan, belum sepenuhnya melaksanakan
telah memberikan dampak yang positif peraturan-peraturan menyangkut K3 yang
namun disisi lain dapat berdampak negatif telah ada, lemahnya pengawasan
bagi manusia. penyelenggaraan K3, kurang memadainya
Dalam melakukan kegiatan baik dalam kualitas dan kuantitas
pekerjaan suatu proyek di Indonesia secara ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD),
umum yang perlu di perhatikan adalah faktor lingkungan sosial ekonomi dan
perlindungan pekerja terutama mengenai K3 budaya pekerja dan kurang disiplinnya para
yaitu Keselamatan, Kebersihan dan tenaga kerja didalam mematuhi ketentuan
Kesehatan Kerja masih sering terabaikan mengenai K3, antara lain pemakaian APD
terutama pada pelaksanaan pekerjaan kecelakaan kerja”.
bidang pekerjaan umum dengan konstruksi .Kegiatan PKM ini dimaksudkan
bangunan sederhana dan pekerjaan lainnya, untuk meningkatkan ilmu manajemen
oleh karena ditunjukkan dengan masih mengenai pentinggnya Keselamatan dan
besarnya angka kecelakaan kerja pada Kesehatan Kerja (K3).
penyelenggara pekerjaan konstruksi, untuk Penelitian ini dibuat dari hasil
tenaga kerja di sektor jasa konstruksi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
mencakup sekitar 7-8% dari jumlah tenaga (PKM) yang dilakukan oleh beberapa dosen
kerja diseluruh sektor, dan menyumbang dari Fakultas Ekonomi program studi
6.45% dari PDB di Indonesia. “Sektor jasa Manajemen, Universitas Pamulang.
konstruksi bangunan adalah salah satu Kegiatan ini merupakan bentuk keterlibatan
sektor yang paling berisiko terhadap perguruan tinggi dosen dan mahasiwa dalam
kecelakaan kerja, disamping sektor lannya. melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi ini Hasil dari Pengabdian Kepada
yang mencapai sekitar 4.5 juta orang, 53% Masyarakat ini diharapkan bukan hanya
diantaranya hanya mengenyam pendidikan sekedar kegiatan tetapi kedepan akan terus
sampai dengan tingkat Sekolah Dasar, ada kegiatan-kegiatan di bidang Manajemen
bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini lainnya yang membutuhkan tambahan ilmu
belum pernah mendapatkan pendidikan pengetahuan dan wawasan sehingga
formal apapun” (Iman Kurniawan Wicaksono kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
dan Moses L. Singgih, 2011). (PKM) ini terus berkelanjutan. Kegiatan PKM
Menurut teori efek domino H.W ini dimaksudkan untuk meningkatkan
Heinrich juga bahwa “kontribusi terbesar pengetahuan, keterampilan dan memotivasi
penyebab kasus kecelakaan kerja adalah mahasiswa mengenai pengertian, konsep
berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu dasar, hakekat, proses manajemen antara
sebesar 88%, sedangkan 10% lainnya lain, perencanaan, pengendalian,
adalah dari faktor ketidaklayakan properti / pengontrolan dan pengevaluasian sehingga
aset/ barang dan 2% faktor lain-lain” (Ilma terbentuk motiasi belajar yang baik.
Adzim, Hebbie, 2013). “Hasil evaluasi dari Berdasarkan masalah tersebut,
kejadian-kejadian kecelakaan kerja selama dirasakan perlu diadakan kegiatan yang
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 38
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

dapat memberikan manfaat kepada pengabdian kepada masyarakat ini adalah


mahasiswa Rumah Gemilang memberikan Memberikan pelatihan dan pengetahuan
ilmu pengetahuan dan wawasan . Lokasi secara praktis ilmu manajemen dan bisnis.
yang dijadikan tempat kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat (PKM) adalah Yayasan METODE PELAKSANAAN
Ar-Rohim, Desa Epil, Kec. Lais, Kab. Musi
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan Metode kegiatan ini berupa pelatihan
Perumusan masalah adalah : kepada beberapa pekerja dan pengurus
1. Bagaimana melatih ilmu manajemen yayasan yang berhubungan dengan ilmu
dalam kegiatan pembangunan masjid manajemen proyek, K3, SDM, keuangan,
raya abdul kadim untuk menumbuhkkan dan marketing. Setelah diberi pelatihan,
motivasi kerja? selanjutnya mereka dibimbing dalam praktek
2. Bagaimana menerapkan ilmu manajemen nyata, diharapkan pekerja dapat termotivasi
dalam kegiatan pembangunan masjid dan bekerja sesuai prrosedu kerja. Berikut
raya abdul kadim untuk menumbuhkkan ini adalah tahapan pelatihan dan
minat kerja? pendampingan yang dilakukan
3. Bagaimana membudayakan semangat,
sikap, perilaku kretaifitas pekerja dan Tahap Persiapan
pengurus yayasan? Tahap persiapan yang dilakukan
4. Bagaimana membudayakan dalam meliputi :
penerapan K3 pada pekeja dan pengurus a. Survei awal, pada tahap ini dilakukan
yayasan? survei di dua tempat yaitu survei ke
Tujuan PKM Ini adakah lokasi Yayasan Arrohim
1. Melatih ilmu manajemen dalam kegiatan b. Pemantapan dan penentuan lokasi dan
pembangunan masjid raya abdul kadim sasaran. Setelah survei maka
untuk menumbuhkkan motivasi kerja. ditentukan lokasi pelaksanaan dan
2. Menerapkan ilmu manajemen dalam sasaran peserta kegiatan.
kegiatan pembangunan masjid raya abdul c. Penyusunan bahan/materi pelatihan
kadim untuk menumbuhkkan minat kerja. yang meliputi: Slide dan makalah untuk
3. Membudayakan semangat, sikap, kegiatan pelatihan ilmu manajemen.
perilaku kretaifitas pekerja dan pengurus
yayasan. 1. Tahap Pelaksanaan Pelatihan
4. Membudayakan dalam penerapan K3 Tahap Pelaksanaan Pelatihan akan
pada pekeja dan pengurus yayasan. diberikan penjelasan tentang ilmu
manajemen, sesi ini menitik-beratkan pada
Berdasarkan masalah tersebut, pemberian penjelasan mengenai bagaimana
dirasakan perlu diadakan kegiatan yang memanage mutu, waktu, keuangan, K3
dapat memberikan manfaat kepada Yayasan (keselamatan, kesehatan dan kebersihan)
Ar-Rohim, Desa Epil, Kec. Lais, Kab. Musi dan lain – lain
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan untuk
memberikan pengetahuan di bidang 2. Tahap Pelatihan
Manajemen dan Bisnis. Berdasarkan latar Untuk melaksanakan kegiatan
belakang tersebut, kami dari Tim Program tersebut digunakan beberapa metode
Pengabdian Masyarakat (PKM) Universitas pelatihan, yaitu :
Pamulang (UNPAM) menggambil judul PKM:
“Implementasi Ilmu Manajemen dalam a. Metode Ceramah
Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya Metode ceramah dipilih untuk
Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. memberikan penjelasan tentang ilmu
Musi Banyuasin, Propinsi Sumatra manajemen
Selatan”. Tujuan umum dari kegiatan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 39
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

selayaknya kehadiran perguruan tinggi agar


b. Metode Tanya Jawab dapat benar-benar dirasakan manfaatnya
Metode tanya jawab sangat penting oleh masyarakat.
bagi para peserta pelatihan. Metode ini Pertama kali kami melakukan survey
memungkinkan para siswa menggali lokasi yang akan dijadikan tempat untuk
pengetahuan sebanyak-banyaknya pengabdian kepada masyarakat di Yayasan
tentang ilmu manajemen Ar-Rohim, Desa Epil, Kec. Lais, Kab. Musi
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan.
c. Metode Simulasi Kemudian dilanjutkan dengan pengajuan
Metode simulasi ini diberikan kepada proposal pengabdian kepada masyarakat
para masyarakat, pekerja sebagai peserta dengan judul “Implementasi Ilmu Manajemen
dalam untuk memberikan kesempatan dalam Mewujudkan Pembangunan Masjid
untuk mempraktekkan materi yang Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab.
diperoleh. Musi Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan”.
Setelah proposal disetujui, kami melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN persiapan materi dan bahan untuk pelatihan
yang akan digunakan dalam kegiatan ini.
Pra Kegiatan Persiapan ini dilakukan agar masyarakat dan
Kegiatan pengabdian kepada pekerja dapat dengan mudah memahami
masyarakat yang diselenggarakan di materi yang berikan pemateri PKM.
Yayasan Ar-Rohim, Desa Epil, Kec. Lais, Melihat kondisi potensi
Kab. Musi Banyuasin, Propinsi Sumatra pengangguran sebagian besar adalah
Selatan berjalan dengan baik dan lancar kalangan muda maka diperlukan
yang diselenggarakan oleh Tim Dosen pengetahuan wawasan kepada para
Universitas Pamulang Tangerang. pemuda mengenai wawasan manajemen
Universitas Pamulang (UNPAM) merupakan bisnis.
kampus yang berdiri di bawah naungan Pemuda mempunyai kreatifitas tinggi
Yayasan Sasmita Jaya yang beralamat di Jl. namun mereka awam dengan pengelolaan
Surya Kencana No. 1 Pamulang. sebuah usaha karena tidak memahami
Universitas Pamulang dalam manajemen bisnis. Mereka kurang
melaukan kegiatan pengabdian kepada memahami mengenai perencanaan sebuah
masyarakat melakukan berbagai kerjasama bisnis, membuat organisasi bisnis yang
dengan berbagai pihak dalam rangka efektif dan efisien, mengarahkan orang-
pengembangan ilmu, institusi, teknologi dan orang yang terlibat dalam bisnis dan
seni dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma melakukan pengawasan bisnisnya.
Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Tujuan bisnis yang utama adalah
Penelitian dan Pengabdian. Universitas mencari keuntungan dan tentunya
pamulang sudah mempunyai jaringan keberhasilan dalam usahanya termasuk
dengan berbagai lembaga lain yakni pengusaan informasi (Uin Ahidin, dkk :
pemerintah pusat, pemerintah propinsi, 2018), penguasaan sumber-sumber
pemerintah kabupaten, dunia usaha, swasta termasuk sumber daya alam (Ali
maupun dengan masyarakat. Maddinsyah, dkk : 2018) dan sumber
Meskipun lokasi kampus Unpam sumber lainnya agar bisnisnya berjalan
berada di provinsi Banten tidak menghalangi lancer.
untuk melaksanakan pengabdian kepada
masyarakat di Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Manajemen Proyek dalam Pembangunan
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan, maka Masjid Raya Abdul Kadim Sekayu
sudah menjadi kewajiban bagi perguruan Manajemen proyek dalam
tinggi untuk ikut serta membantu berbagai Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim
persoalan yang dihadapi masyarakat. Sudah Sekayu mempunyai peran yang sangat
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 40
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

utama sehingga tujuan proyek yang suatu tim kerja; j. berorientasi kepada
dikerjakan dapat tercapai dengan lancer dan konsumen dan pemilik.
baik, serta mutu yang baik pula, dengan
waktu yang tepat dan biaya yang bisa Pentingnya Sistem Manajemen K3 dalam
menyesuaikan dengan dana yang disiapkan Industri Konstruksi
sebelumnya sehingga secara pelaksanaan Tim dosen telah melakukan
pembangunan masjid raya abdul kadim investigasi di lapangan dan bertemu dengan
dapat berjalan dengan baik akan membawa pihak terkait dan diperoleh informasi bahwa
baik pula pada kegiatan pengabdian dan dalam pembangunan proyek pembangunan
masayakat Desa Epil keseluruhan (multiplier masjid raya abdul kadi murang
effect). pembanguna suatu proyek pada memperhatikan K3 selain badaimana
prinsipnya mengandung resiko kerja yang manajemen pembangun tersebut sehingga
cukup besar. Dengan demikian di dalam perlu di bahas yaitu pentingnya Sistem
proyek. Ini berarti bahwa manajemen proyek Manajemen K3 dalam bagian dari
pembangnan masjid abdul kadim sekayu manajemen proyek dalam Pembangunan
memegang peranan yang teramat penting, Masjid Raya Abdul Kadim Sekayu.
agar risiko cukup besar tersebut dapat Pembangunan proyek Masjid Raya
diminimalisasi atau bahkan dihindarkan, abdul kadim pada prinsipnya berisiko
sehingga tujuan dalam pembangunan yang sehingga perlu kiranya penerapan K3
diinginkan dapat tercapai dengan berjalan (keselamatan, kesehatan dan kebersihan).
prosyek sampai selesai dengan tidak ada Pekerja Pembangunan Masjid Raya Abdul
keselakaan kerja. dalam hal ini pekerja Kadim Sekayu. terlibat dalam banyak
hasrus selalu berhati hati dalam bekerja. aktifitas pekerjaan yang dapat
Akibatnya diperlukan kehati-hatian serta menghadapkan mereka dengan bahaya
kecermatan yang matang dalam menangani yang patal, seperti jatuh dari atap,
proyekpembangunan masjid raya abdul kecelakaan kerja, terkena peralatan
kadim tersebut. Ini berarti manajemen konstruksi berat, listrik, debu silika, dan
proyek memegang peranan penting supaya asbes dan lain lain. sehinggga pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik. Suatu pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja
pembanguna masjid khususnya masjid raya yang serisus. Untuk itu penerapan Sistem
abdul kadim selalu memiliki spesifikasi dan Manajemen K3 dalam pembangunan masjid
ciri-ciri tersendiri, dengan perbedaan pada raya abdul kadim sangatlah penting.
masing-masing pembanguna masjid di Keselamatan, Kebersihan dan
Indonesia atau di seluruh dunia, maka akan Kesehatan Kerja (K3) dengan pengertian
berbeda pula cara pengelolaannya, hal ini pemberian perlindungan kepada setiap
menunjukkan bahwa manajemen proyek orang (tukang) yang berada di tempat kerja,
merupakan pemegang peranan yang sangat yang berhubungan dengan pemindahan
penting. ada Terdapat sepuluh prinsip bahan baku, penggunaan peralatan kerja
manajemen proyek. Ada sepuluh prinsip konstruksi, proses produksi dan lingkungan
manajemen proyek tersebut yaitu: a. sekitar tempat kerja. Kegiatan pelasanaan
menggambarkan focus tujuan suatu proyek; pekerjaaan konstruksi merupakan unsur
b. penghargaan terhadap suatu kegiatan penting dalam pembangunan yang
produksi; c. tercakup fungsi organisasi; d. dalampelaksanaan kegiatan pekerjaan
selalu mengikuti perubahan teknologi; e. tersebut menimbulkan berbagai dampak
bias pengendalian dan perencanaan yang tidak dinginkan sepeti yang
terhadap semua aktivitas; f. kemandirian menyangkut aspek keselamatan dan
sumber daya, dan responsibilitas; g. kesehatan kerja dan lain lain.
interaksi mutu, waktu, anggaran, dan Dengan adanya K3 suatu
kualitas kerja; h. menjaankan proses fungsi perusahaan yang bergerak di bidang kerja
organisasi; i. saling bekerja sama dalam konstruksi khusunya dalam pembangunan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 41
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

Masjid Raya Abdul Kadim harus mempunyai terintegrasi dan juga mencegah dan
SMK3 yaitu Sistem Manajemen mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun akibat kerja dengan melibatkan manajemen,
bagian dari sistem manajemen secara masyarakat, pekerja atau buruh.
keseluruhan yaitu meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, SMK3 berperan sebagai konsultan
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber penghubung pelaksanaan PP 50 tahun 2012
daya yang dibutuhkan sebagai di perusahaan pembangunan Masjid Raya
pengembangan penerapan pelaksanan, Abdul Kadim sebelum dilaksanakan audit
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan SMK3. Agar penerapan SMK3 berdasarkan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja PP 50 tahun 2012 berjalan sesuai rencana
guna terciptanya tempat kerja yang aman, yaitu efektif, maka secara periodik perlu
selamat, efisien dan produktif dengan mutu dilakukan efektivitasnya melalui audit
yang baik. internal. Dari hasil audit SMK3 oleh team
Kesuksesan program SMK3 (Sistem pengabdian kepada masyarakat ini dapat
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap
Kerja) pada proyek pembangunan Masjid tentang status mutu pelaksanaan SMK3
Raya Abdul Kadim tidak lepas dari peran yang selanjutnya dapat digunakan untuk
berbagai pihak yang saling terlibat, perbaikan yang berkelanjutan dalam
berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim.
seharusnya menjadi pertimbangan utama
dalam pelak-sanaan pembangunan proyek Pelaksanaan Kebijakan K3 Pembangunan
pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim Masjid Raya Abdul Kadim Sekayu.
yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh Salah satu wujud komitmen yang
manajemen dari berbagai pihak yang terkait diterapkan dalam Pembangunan Masjid
didalamnya. Berbagai pihak mempunyai Raya Abdul Kadim Sekayu dalam upaya
tanggung jawab bersama yang saling mencegah resiko kerja yaitu sudah ada
mendukung untuk keberhasilan dalam peraturan tertulis ini yang disebut dengan
menyelesaikan pembangunan Masjid Raya QPASS. Komitmen ini sangat penting dalam
Abdul Kadim yang ditandai dengan evaluasi keberjalanan program K3 yang dibentuk
positif dari pelaksanaan program untuk mencegah kecelakaan kerja, dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. melakukan penetapan kebijakan di proyek
Di Indonesia ada beberapa pedoman perusahaan merupakan salah satu upaya
dalam penerapan SMK3 Konstruksi salah dalam memenuhi peraturan perundang-
satunya adalah PP No 50 tahun 2012. undangan dimana hal ini merupakan salah
Peraturan tersebut berisi tentang peraturan satu upaya dalam mencegah risiko
SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan, kecelakaan kerja.
Kebersihan dan Kesehatan pekerja (K3) di Pembangunan Masjid Raya Abdul
pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Kadim telah menerapkan kebijakan K3
khususnya pekerja yang menjalankan (Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan
pembangunan konstruksi adalah masalah Kerja) di proyek walaupun penerapan belum
Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan dilakukan secara optimal. Manajemen
Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih Proyek telah menerapkan sistem reward dan
selalu sering terabaikan. funishment merupakan bentuk reaksi dari
Dalam PP No 50 tahun 2012 pemimpin untuk menjaga dan meningkatkan
penerapan pelaksanaan SMK3 adalah kinerja karyawan hal ini untuk memotivasi
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pekerja untuk berkomitmen. Sejalan dengan
pekerja dalam perlindungan keselamatan, hasil penelitian dari Mungki Primesty Sistem
kenersihan dan kesehatan kerja yang reward dan punishment berpengaruh positif
terencana, terukur, terstruktur, dan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 42
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

dengan komitmen pekerja walaupun masih Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
ada kendala dalam pelaksanaanya. Propinsi Sumatra Selatan
Pembekalan yang diberikan oleh tim
Pelaksanaan Organisasi Keselamatan, PKM adalah pemberian wawasan mengenai
Kesehatan dan Kesehatan Kerja (K3) Ilmu Manajemen khususnya K3 dalam
Pada pelaksanaan PP 50 tahun 2012 Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya
pekasana pembangunan wajib membentuk Abdul Kadim dan padat karya untuk
Panitia Pembina Keselamatan dan menciptakan lapangan kerja dan pada
Kesehatan Kerja yang biasa diketahui akhirnya dapat mengurangi pengangguran
P2K38 . dalam memenuhi PP 50 tahun 2012 secara siqnifikan.
tersebut manajemen proyek pembangunan Pembekalan oleh Tim PKM meliputi
Masjid Raya Abdul Kadim telah membentuk materi Manajemen, K3, Pengelolaan
struktur P2K3 dan sudah tersedia struktur Keuangan, Teknik Konstruksi, dan Simulasi
organisasi P2K3 secara aplikatifnya tetapi serta Tanya jawab.
pelaksanaannya belum berjalan dengan baik .
dan benar itu juga hanya sekedar
pemenuhan kewajiban Undang-undang dan
belum tahu peran masing masing dari P2K3
dan berpengaruh pada kinerja organisasi
dalam menerapkan fungsi P2K3 sehingga
minimnya pengaruh dari peran P2K3
tersebut.

Penerapan Komunikasi dan Informasi K3


Manajemen pembangunan Masjid
Raya Abdul Kadim telah menerapakan
komunikasi secara verbal dan Non-verbal
yaitu dengan pemasangan rambu Gambar 1 : Ketua Pengabdi Dr. Nardi
Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan Sunardi Sedang Memberikan Pembekalan
Kerja (K3) dan poster K3 (Keselamatan,
Kesehatan dan Kesehatan Kerja) dan secara Gambar 1 menunjukkan bahwa Tim
verbal manajemen proyek pembangunan PKM sedang memberikan materi mengenai
Masjid Raya Abdul Kadim telah menerapkan pengelolaan keuangan dalam bisnis sesuai
Toolbox Meeting yaitu komunikasi kelompok bidang kelilmuan masing-masing maka Dr.
yaitu Safety Morning dan komunikasi Nardi Sunardi diberikan tugas
personal Safety Induction namun penerapan menyampaikan materi mengenai
toolbox meeting belum dilakukan secara baik pentinggnya K3 dalam Implementasi Ilmu
dan benar. pada hasil wawancara Manajemen.
didapatkan terkendala pekerja yang sudah Pembekalan mengenai Implementasi
terbiasa tanpa menggunakan alat Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan
keselamatan, sulitnya meminta waktu para Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
pekerja karena dikejar oleh target waktu Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
pengerjaan dan jumlah pekerja yang terlalu Propinsi Sumatra Selatan ini diberikan agar
banyak. (Noviastuti, Ekawati,, & Kurniawan , penerpan K3 damam pekerjaan berjalan
2018 ) dengan baik dan benar.
.
Upaya Pemberian Ilmu Manajemen Penerapan Pendampingan dan Pelatihan
khususnya K3 dalam Mewujudkan K3 (Keselamatan, Kesehatan dan
Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Kesehatan Kerja).

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 43


Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

Persyaratan SMK3 wajib jika dilakukan pengawasan yang lebih


dilaksanakan oleh pelaksana Pembangunan efektif.
Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-
Rohim, Kab. Musi Banyuasin, Propinsi
Sumatra Selatan untuk menyediakan
sumber daya manusia yang mempunyai
kualifikasi dan menyediakan prasarana dan
sarana yang memadai dalam pelaksnaaan
K3. Manajemen proyek pembangunan
masjid raya abdul kadim telah melaksanakan
pelatihan dan pendampingan dengan
mengadakan pelatihan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja (P3K2) di
Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Gambar 2 : Penyerahan plakat dan Foto
Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin, Bersama Tim PKM (Dosen & Mahasiswa)
Propinsi Sumatra Selatan. Hal ini sesuai
dengan hasil kajian dalam pengabdian
kepada masyarakat dalam pengabdian ini
yang terdapat pendokumentasian pelatihan
dan absen peserta serta peneliti yang turut
terlibat dalam kegiatan pelatihan, namun hal
ini belum sesuai dengan tujuan upaya
mencegah kecelakaan kerja dimana
pelatihan P3K2 sebagai salah satu upaya
dalam menjamin keselamatan pekerja
adalah dengan meningkatkan kemampuan
pekerja dan selutuh komponen dalam
berjalannya pembangunan proyek tersebut Gambar 3 : Foto Bersama Tim PKM
untuk menanggulangi dan mengurangi (Dosen & Mahasiswa)
dampak risiko yang lebih parah apbila terjadi
kecelakaan. Pada PP 50 pengidentifikasian KESIMPULAN
kompetensi kerja yang digunakan pada
setiap tingkatan manajemen proyek dalam Pengabdian masyarakat ini belum
menyelenggarakan kegiatan pelatihan yang sepenuhnya mampu mencapai tujuan sesuai
dibutuhkan. terdapat 3 jenis pelatihan dengan yang ditetapkan, tetapi kegiatan
dimana terdapat pelatihan induksi, pelatihan penyuluhan ini telah memberikan kontribusi
khusus dan pelatihan yang umum. pelatihan positif bagi upaya Implementasikan Ilmu
khusus lebih menyesuaikan dengan Manajemen khusunya penerapan K3 dalam
keutuhan para pekerja dalam pekerjaannya Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya
masing-masing. Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi
Banyuasin, Propinsi Sumatra Selatan yaitu:
Pelaksanaan Pengawasan K3 1. Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
(Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
Kerja). Propinsi Sumatra Selatan pada prinsifnya
Pelaksanaan Pengawasan yang
telah menerapkan K3 (Keselamatan,
berjalan efektif serta impilakasi pada pekerja
sehingga akan segan dan takut untuk Kesehatan dan Kesehatan Kerja) yang
melakukan pelanggaran sehingga perasaan disebut Komitmen QPASS di
aman yang didapatkan oleh seluruh pekerja pembanguna masjid raya abdul kadim
namun pada penerapan belum dilakukan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 44
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

secara baik dan benar. sehingga belum pekerjaan. walau demikian memilki hasil
terlibat hasilnya. penerapan Sistem yang efektif dengan kepatuhan para
Reward dan Punishment sudah berjalan pekerja.
tetapi belum berjalan dengan baik.
4. Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
2. Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim sudah melaksanakan dan menerapkan
pada dassrnya sudah menerpakan pelatihan dalam pendampngan
organisasi K3 (Keselamatan, Kesehatan pengabidan ini tetapi belum sesuai
dan Kesehatan Kerja) tetapi pelaksnaan harapan dalam upaya pencegahan
di lapangan belum efektif dengan baik kecelakaan kerja di lapangan.
terlihat hanya sekedar memenuhi
peraturan pekerja tidak mengetahui peran 5. Pembangunan Masjid Raya Abdul
serta tujuan P2K3 sehingga kinerja Kadim, pada dasarnya sudah
organisasi proyek belum memberikan menerapkan pengawasan tetapi
pengaruh dan manfaat pada pekerja pengawasan belum dijalankan dengan
proyek. baik dan benar disebabkan dipengaruhi
oleh jumlah pegawai dan pekerja, target
3. Implementasi Ilmu Manajemen dalam waktu pelaksanaan pengerjaan dan
Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya lemah pengawasan dari dinas terkait
Abdul Kadim, pelaksanaan komunikasi pada wilayah pembangunan
dan informasi K3 (Keselamatan, Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
Kesehatan dan Kesehatan Kerja) namun Sekayu .
belum melaksanakan secara baik
disebabkan kurangnya tenaga HSE
Officer karena faktor target waktu

DAFTAR PUSTAKA

Ahidin, U., Handayani, R., & Suraya, A. (2018). “Penyuluhan Manajemen Informasi Dengan
Mempertahankan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suku Baduy”. Jurnal
Pengabdian Dharma Laksana, 1(1).

Aisyah, S. (2013). “Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi Kasus Masjid Taqwa
Muhammadiyah Padang)”. Jurnal Syari’ah.

Boedijono, Wicaksono, G., & Puspita, Y. (2019). “Efektifitas Pengelolaan Dana Desa Untuk
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bondowoso”.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 9 - 20.

Dewi, R. P., & Arnandi, W. (2019). Peningkatan Produktivitas Peternak Itik Melalui
Penerapan Mesin Penetas Telur. JPPM Vol. 3 No. 2, 193-196.

Maddinsyah, A. M., Kustini, E., & Syakhrial, S. (2018). Penyuluhan Manajemen


Pemanfaatan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Perekonomian Keluarga
Kampung Ciboleger Lebak-Banten. Jurnal Pengabdian Dharma Laksana, 1(1).
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 45
Jurnal Abdi Masyarakat

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis


ISSN (print) : 2686-1712 & ISSN (online) : 2686-5858

Mashur. (2017). “Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Terpadu (Lempermadu)


Berbasis Masjid Dalam Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Rakyat Di Nusa
Tenggara Barat”. Jurnal Sangkareang Mataram, Volume 3, No.1,, 28-33.

Noviastuti, T. K., Ekawati,, & Kurniawan , B. ( 2018 ). “Analisis Upaya Penerapan


Manajemen K3 Dalam Mencegah Kecelakaan Kerja Di Proyek Pembangunan
Fasilitas Penunjang Bandara Oleh Pt.X (Studi Kasus Di Proyek Pembangunan
Bandara Di Jawa Tengah)”. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 648-653.

Sukirno, S. (2002). “Teori Mkro Ekonomi”. Jakarta: Rajawali Press.

Trevis, C. S. (2009). “Modern Managerial Concept and Skills” 11th. England:: Person
international Edition 2009.

Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 46


LAMPIRAN 5
MANAJEMEN SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN DALAM
MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

Sri Riris Sugiyarti


Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Slamet Riyadi Surakarta

ABSTRACT
One of main causes for multicrisis in Indonesia are mismanagement
and moral hazard problem in every sektors. Political situation and
economy is a two sides which linked each other. So far, executives in
government mostly see politics and economy as the effort to gain power
for individuals or groups, fully ignoring the essential task for manager to
maintain the country using good management principles which will
enable to rise sustainable value of creation.

Keywords: Good governance, political paradigm, management


paradigm, economic development.

PENDAHULUAN PERSOALAN PEMBANGUNAN


Dewasa ini pembangunan lebih EKONOMI
banyak dipahami sebagai sebuah momen Pembangunan di Indonesia sebe-
politis dan historis daripada manajemen, narnya sudah dimulai sejak kemerdeka-
walaupun harus dipahami dari dua as- an, yang dimulai dari pembangunan
pek, secara politik dan secara manaje- politik-sosial dengan memfokuskan pada
men, nampaknya pembangunan lebih ba-ngunan politik sosial yang kuat guna
menarik jika dipahami sebagai sebuah menciptakan negara yang berdaulat un-
praktik politik daripada praktik manaje- tuk kemudian mampu meletakkan dasar
men. Kenyataan inilah yang membuat pembangunan ekonomi. Pembangunan
pembangunan di negara-negara berkem- ekonomi sendiri baru memperoleh ben-
bang termasuk Indonesia sebagai tuknya sesudah tahun 1970, yaitu pada
development of the underdeveloped. masa Orde Baru. Namun dalam perjalan-
Yang dibangun adalah keterbelakangan- annya pembangunan Indonesia membawa
nya padahal seharusnya yang dibangun keberhasilan dan sekaligus kegagalan.
adalah rakyat dan negara. Guru manaje- Sampai awal tahun 1997 pertumbuhan
men Peter F Drucker setuju dengan ekonomi Indonesia masih optimis 8%,
pepatah yang populer di Amerika Latin dan menjadi contoh keberhasilan pemba-
“there is never underdeveloped country, ngunan. Namun krisis monoter mulai
there is always undermanaged country”. pertengahan tahun 1997 telah mencipta-
Sebenarnya tidak ada negeri yang terbe- kan suasana chaos yang melembaga
lakang, yang ada adalah negara yang yang masih terasa hingga hari ini.
tidak dimanajemeni dengan baik. Oleh Ketidakberhasilan pembangunan
karena itu tulisan ini mencoba mencari pra krisis, pada masa Orde Lama dan
alternatif pendekatan pembangunan Orde Baru maupun pasca krisis menyi-
secara komprehensif dan berkelanjutan. sakan paling tidak ada tiga persoalan

Manajemen sebagai Paradigma Pembangunan dalam Mewujudkan ... (Riris Sugiyarti) 17


yaitu: jumlah pengangguran yang tinggi, saan selalu tunggal, serta diperebutkan
peningkatan kemiskinan dan rendahnya di antara kelompok-kelompok politik
pendapatan masyarakat. Ketiga masalah yang saling bersaing satu sama lain.
tersebut melilit seperti lingkaran setan Setelah krisis ekonomi tahun 1997 dan
penyebab mandeknya kondisi ekonomi berlanjut dengan krisis multidimensi
bangsa. yang melanda Indonesia pembangunan
Berdasarkan data dari Badan Pusat demokrasi di Indonesia berjalan cukup
Statistik tahun 2010 menyebutkan jum- baik. Pemilihan umum sebagai cerminan
lah pengangguran 7,41%, jumlah pendu- demokrasi telah berjalan lebih demokra-
duk miskin 31,02 juta (13,33%) dan ini tis, walaupun mungkin belum mendapat-
menyebabkan tingkat pendapatan ma- kan pemimpin yang mampu untuk me-
syarakat menjadi rendah, yang berakibat mecahkan permasalahan bangsa.
kualitas hidup menurun, hal ini disebab- Ketidakberhasilan pembangunan
kan ketidakseimbangan antara jumlah disebabkan karena pemahaman paradig-
lapangan pekerjaan yang tersedia de- ma politik yang menganggap politik
ngan jumlah pencari kerja. Banyaknya identik dengan kekuasaan. Kekuasaan
TKI ke luar negeri mengindikasikan dalam politik dianggap mempunyai ruh
bahwa pemerintah tidak bisa menyedia- tunggal, dan di negara berkembang
kan lapangan pekerjaan yang memadai. sering disebut “zero sum game“. Kalau
Uraian diatas menunjukkan bahwa yang satu menang yang lain harus kalah.
bahwa negara belum dimanajemen de- Kalau yang satu mau berhasil yang lain
ngan baik, kita sering gagal dalam mem- perlu menghambat. Akibatnya pemba-
bangun atau gagal mempertahankan ke- ngunan menjadi tidak berkesinambung-
sinanbungan keberhasilan pembangun- an karena ganti penguasa ganti peratur-
an, oleh karena itu dekontruksi ke depan an. Peraturan adalah bukti kekuasaan
adalah mewujudkan good governance dan kekuasaan adalah inti dari politik.
untuk mencapai visi yang telah ditetap- Dalam manajemen, segala sesuatu
kan. Untuk itu diperlukan paradigma dilihat sebagai sebuah upaya untuk
pembangunan yang dapat mengatasi mengoptimalkan asset yang ada, terma-
kelemahan periode sebelumnya. suk asset yang diberikan oleh meneje-
men sebelumnya. Ruh paradigma mana-
PARADIGMA POLITIK DAN PA- jemen dalam pembangunan adalah kon-
RADIGMA MANAJEMEN tinyuitas. Di Amerika Serikat misalnya,
Permasalahan yang rumit sebagai- apakah yang menang Partai Republik
mana diuraikan di atas dapat disederha- atau Partai Demokrat pembangunan
nakan dan kemudian dipecahkan dengan yang dilakukan berlangsung dalam
melihat pembangunan negara ke depan sebuah kontinum. Demikian juga di
tidak semata-mata dari perspektif politik Australia apakah yang menang Partai
tetapi harus dengan perspektif manaje- Buruh atau Partai Liberal pembangunan
en. Perbedaan pokok antara perspektif tetap berkelanjutan. Hal ini terjadi
politik dan perspektif manajemen karena pendekatan yang dilakukan
(Dwijowijoto, 2003) adalah terletak pa- adalah pendekatan politik masuk dalam
da ruh dari masing-masing. Politik lebih paradigma manajemen (Dwijowijoto,
berkenaan dengan kekuasaan dan kekua- 2003). Sebaliknya disebagian negara

18 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, April 2011 : 17 – 22


berkembang kegagalan dalam memba- baik atau minimal mengkapitalisasi asset
ngun bukan semata-mata karena gagal produktif yang ditinggalkan pendahulu-
membangun itu sendiri, tetapi lebih ka- nya, tentunya pemerintahan yang baru
rena kegagalan mempertahankan kesi- juga harus menghilangkan sisi-sisi kele-
nambungan keberhasilan pembangunan. mahan pemerintahan sebelumnya.
Kegagalan itu dikarenakan oleh cara Pembangunan harus dilakukan
memahami pembangunan yang lebih dengan manajemen yang baik, karena
dominan dari perspektif politik sebagai manajemen yang baik membuat organi-
strugle of power, sudut pandang seperti sasi berfungsi secara optimal. Dalam
ini mengandung dua konsekuensi: konsep besarnya manajemen merupakan
1. Mereka yang sedang duduk di ke- urutan pekerjaan yang metodologis,
kuasaan akan berusaha bertahan se- sekuensial dan dapat dibenarkan secara
lama mungkin dalam rangka mem- keilmuan. Manajemen adalah sistem
pertahankan keberhasilan pemba- yang mengarahkan kumpulan manusia
ngunan. menuju tujuan bersama yang baik bagi
2. Mereka yang menggantikan sebagai dirinya maupun orang lain. Manajemen
penguasa baru akan menumbangkan adalah disiplin untuk membangun tim.
bangunan yang sudah diciptakan Tanpa adanya tim, individu-individu
penguasa sebelumnya. yang ada berusaha mencapai tujuan
Menurut Dwijowijoto, (2003) pribadi. Manajemen adalah pembelajar-
pembangunan seharusnya dimunculkan an. Tanpa pembelajaran dan sistem
sebagai isu manajemen bukan isu politik hanya bekerja untuk hari ini karena tidak
semata, pembangunan yang dipahami ada kemampuan untuk menyesuaikan
dalam makna manajemen berarti bahwa diri dengan perubahan yang terjadi di-
terjadi proses value creation yang berke- masa depan. Oleh karena itu manajemen
lanjutan. Pendekatan manajemen juga adalah inovasi. Konsistensi penyeleng-
berarti mementingkan kerjasama tim, garaan pembangunan tidak berarti
baik pada tingkat administrasi publik identik dengan kekakuan, tetapi justru
melibatkan eksekutif dan legislatif serta menekankan disiplin. Salah satu disiplin
perangkat pendukung di daerah. Kerja- yang diperlukan untuk mempertahankan
sama tingkat kebangsaan melibatkan momentum pembangunan adalah disi-
negara (administrasi publik) dan masya- plin berinovasi.
rakat, baik lembaga bisnis maupun lem- Sebagaimana praktik manajemen
baga nirlaba, baik ditingkat nasional strategis dalam organisasi swasta, kon-
maupun ditingkat lokal Hasil akhir dari sistensi penyelenggaraan pembangunan
proses kerja sama tim adalah kemanfaat- negara yang berkelanjutan hendaknya
annya bagi rakyat sebagai “pemegang selalu dimulai dari visi dan misi, dilan-
saham” atau pemegang kedaulatan. jutkan dengan strategi, kemudian dite-
Pembangunan yang berkelanjutan ruskan implementasi dan setiap tahapan
berarti bahwa siapapun nanti yang men- selalu dilakukan pengendalian, dan
jadi penguasa baru tugas pertama bukan ujungnya diakhiri dengan pengawasan.
asal membongkar kembali bangunan Untuk kemudian masuk ke proses peren-
yang telah dibuat pendahulunya melain- canaan kembali membentuk daur yang
kan melanjutkan pondasi yang sudah berkesinambungan.

Manajemen sebagai Paradigma Pembangunan dalam Mewujudkan ... (Riris Sugiyarti) 19


VISI, MISI dan STRATEGI selama satu periode kepemimpinan
PEMBANGUNAN MENUJU GOOD nasional, yang disesuaikan dengan
GOVERNANCE tantangan dan kebutuhan yang harus
Satu hal yang menjadi prasyarat dijangkau dalam lima tahun ke depan.
keberhasilan pembangunan adalah ada- Misi setiap negara adalah mencip-
nya kejelasan Visi dn Misi. Setiap nega- takan kesejahteraan bagi rakyatnya.
ra harus mempunyai visi karena akan Untuk Indonesia hal itu tertuang dalam
memberikan kejelasan bagi manajemen pembukaan UUD 1945, yaitu melin-
pengelola negara mengenai apa yang dungi segenap bangsa Indonesia dan
ingin dituju dan kondisi apa yang ingin seluruh tumpah darah Indonesia dan
dicapai. Ketidakjelasan visi menyebab- untuk memajukan kesejahteraan umum,
kan arah pembangunan selalu berubah- mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ubah dan tidak berkesinambungan. Di ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
samping itu, setiap negara juga memer- berdasarkan atas kemerdekaan, perda-
lukan kejelasan misi sebagai alasan maian abadi dan keadilan sosial. Dalam
mengapa keberadaan organisasi negara konteks kekinian, maka misi pemba-
tersebut. ngunan disempurnakan lagi dengan
Visi Indonesiam masa depan terle- mencermati kondisi objektif dalam ma-
tak pada kesepakatan kehidupan ber- syarakat yaitu adanya kesenjangan seba-
bangsa dan bernegara. Visi dari pemba- gai tantangan pembangunan. Oleh kare-
ngunan adalah terwujudnya masyarakat na itu secara lebih fokus, misi pemba-
yang maju, mandiri, sejahtera, adil dan ngunan Indonesia adalah menanggulangi
setia kepada Pancasila dan UUD 1945. kesenjangan, mempersiapkan kompeten-
Dalam kontek kekinian, agar Visi terse- si global dan menjaga kesinambungan
but sesuai dengan paradigma dan pende- hidup bangsa dengan pembangunan
katan pembangunan maka visi tersebut untuk rakyat, dilaksanakan oleh rakyat
perlu dirumuskan dan dijadikan dasar sesuai aspirasi yang tumbuh dari rakyat.
kebijakan dan strategi jaringan pemba- Dari sisi manajemen, dalam pelak-
ngunan dan pertumbuhan kawasan. De- sanaan misi negara perlu dilakukan pemi-
ngan dasar tersebut rumusan visi yang lihan strategi yang tepat. Strategi yang
ditawarkan dibidang pembangunan dipilih hendaknya berlandaskan pada ke-
ekonomi adalah terwujudnya pertum- sinambungan dari sukses pembangunan
buhan dan pemerataan pembangunan yang telah di raih. Pertama strategi pem-
yang didukung oleh kekuatan perekono- bangunan ekonomi harus diselenggara-
mian kawasan, kehandalan jaringan kan atas azas kesamaan hak dari seluruh
kawasan-kawasan pembangunan dan warga negara untuk melakukan akses
pertumbuhan serta kemampuan mana- terhadap sumber daya ekonomi. Sehing-
jerial yang berdaya saing. ga kekuatan ekonomi tidak hanya berada
Visi mempunyai jangka waktu pada sejumlah kecil kelompok ekonomi
yang boleh dikatakan tak terbatas , kare- raksasa. Kedua strategi pembangunan
na sifat dari kemajuan, kemakmuran dan ekonomi hendaknya mempertautkan
kemandirian, kesejahteraan dan keadilan antara sektor yang ditopang oleh sumber
bersifat relatif, tergantung pada waktu. daya alam seperti pertanian, kehutanan,
Oleh karena itu perlu disusun pula visi perkebunan, kelauatan, peternakan dan

20 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, April 2011 : 17 – 22


pertambangan dengan sumber daya yang 6. Equity, setiap masyarakat memiliki
didukung oleh kemodernan atau sektor kesempatan yang sama untuk mem-
industri baik manufaktur maupun jasa. peroleh kesejahteraan dan keadilan.
Berarti pembangunan sektor industri mo- 7. Efficiensi and Effectiveness,
dern harus berjalan seiring dengan pem- pengelolaan sumber daya publik
bangunan sektor pertanian, kehutanan, dilakukan secara berdaya guna
perkebunan dan lain-lain. Hal ini berarti (efisien) dan berhasil guna (efektif).
bahwa pembangunan ekonomi tetap ha- 8. Accountability, pertanggungjawaban
rus menekankan kepada keseimbangan kepada publik atas setiap aktifitas
antara pertumbuhan dan pemerataan. yang dilakukan.
Kemudian apabila strategi yang 9. Strategie vision, penyelenggaraan
telah dipilih, langkah berikutnya strategi pemerintah dan masyarakat harus
tersebut diimplementasikan dalam rang- memiliki visi jauh ke depan
ka mencapai visi yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2002).
secara efektif dan efisien. Efektivitas Karena dengan dasar prinsip-
dan efisien tersebut bisa dicapai apabila prinsip good governance itu pihak-pihak
negara dikelola dengan mendasarkan yang berkepentingan akan selalu mem-
pada prinsip-prinsip good governance. pertanyakan secara kristis pelaksanaan
Prinsip-prinsip good governance menu- pembangunan. Misalnya: apakah organi-
rut UNDP meliputi: sasi telah disusun sesuai dengan misi
1. Participation: keterlibatan masya- yang diembannya dan sesuai dengan visi
rakat dalam pembuatan keputusan yang telah dirumuskan? Pertanyaan
baik langsung maupun tidak lang- lainnya, apakah penyelenggaraan negara
sung melalui lembaga perwakilan dapat dipertanggungjawabkan secara
yang dapat menyalurkan aspirasi- sosial, politik, ekonomi maupun moral?
nya. Partisipasi tersebut dibangun Dengan pertanyaan-pertanyaan seperti
atas dasar kebebasan berasosiasi dan itu maka setiap pejabat negara merasa
berbicara serta berpartisipasi secara selalu dikontrol dan diawasi oleh berba-
kontruktif. gai pihak dalam melaksanakan pemba-
2. Rule of law, karangka hukum yang ngunan. Mereka tidak hanya bertanggung
adil dan dilaksanakan tanpa pandang jawab secara politik dan formal konstitu-
bulu. sional tetapi bertanggung jawab secara
3. Transparency, tranparansi dibangun sosial dan moral. Rambu-rambu sema-
atas dasar kebebasan memperoleh cam itu akan menghasilkan daya preven-
informasi yang berkaitan dengan tif terhadap penyimpangan yang diaki-
kepentingan publik secara langsung batkan kelemahan perangkat peraturan.
dapat diperoleh oleh mereka yang Prinsip-prinsip good governance
membutuhkan. paling tidak bisa dipakai sebagai acuan
4. Responsiveness, lembaga-lembaga bagi pemerintah dan rakyatnya agar
publik harus cepat dan tanggap pembangunan bermanfaat sepenuhnya
dalam melayani stakeholder. untuk mensejahterakan rakyat. Prinsip
5. Consensus orientation, berorentasi tersebut juga masih relevan diterapkan
pada kepentingan masyarakat yang pada sektor swasta baik yang berorentasi
lebih luas. laba maupun nirlaba dengan istilah good

Manajemen sebagai Paradigma Pembangunan dalam Mewujudkan ... (Riris Sugiyarti) 21


corporate governance, maka good go- nerapkan good governance secara baik.
vernance juga harus mengimplementasi- Untuk itu diperlukan perubahan para-
kan fungsi-fungsi manajemen seperti: digma pembangunan dari pendekatan
planning, organizing, leading dan perspektif politik semata menjadi pen-
controlling. Dalam pelaksanaan good dekatan dari perspektif manajemen. Da-
governance controlling atau pengendali- lam hal ini manajemen tidak dipahami
an tidak boleh diabaikan. Pengendalian sebagai suatu yang teknis, tetapi sebagai
dalam hal ini adalah memastikan sejauh paradigma manajemen merupaka suatu
mana implementasi good governance yang filosofis. Paradigma manajemen
dapat dijalankan. Penerapan good go- lebih menjamin adanya keberlanjutan
vernance kepada pemerintah adalah iba- pembangunan yang berorentasi kesejah-
rat masyarakat memastikan bahwa man- teraan rakyat. Penerapan prinsip-prinsip
dat, wewenang, hak dan kewajibannya good governance harus terus-menerus
telah dipenuhi dengan sebaik-baiknya. ditingkatkan.
Jadi arah ke depan dari good governance
adalah membangun pemerintahan yang DAFTAR PUSTAKA
profesional, yaitu pemerintah yang dike- Dwidjowijoto, Riant Nugroho, 2003,
lola oleh mereka yang mempunyai ilmu, Reinventing Pembangunan, Menata
pengetahuan dan pengalaman, yang Ulang Paradigma Pembangunan
mampu mentranfer ilmu, pengetahuan untuk Membangun Indonesia Baru
dan pengalaman menjadi skill dan dalam Dengan Keunggulan Global,
melaksanakannya berlandaskan etika Jakarta: Elex Media komputindo
dan moralitas yang tinggi. Mardiasmo 2002, Otonomi dan Manaje-
Untuk menuju pemerintahan se- men Keuangan Daerah, Yogyakarta:
perti itu bukanlah paradigma politik se- Andi Offset.
bagai paradigma yang melandasi pemba- Berita Resmi Statistik No. 33/05/Th.
ngunan tetapi seharusnya paradigma XIII, 10 Mei 2010.
manajemen yang seharusnya digunakan Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Unisia No. 53/
sebagai landasan pembangunan. Dimasa XXVII/III/2004.
mendatang hanya negara bangsa yang
memiliki organisasi dan manajemen
yang efektiflah yang akan dapat meme-
nangkan persaingan, karena hanya de-
ngan manajemen (dimulai dari pemerin-
tah) yang efektif yang mampu mengha-
silkan kebijakan publik yang efektif
dalam membangun iklim the efektif cul-
ture bagi organisasi publik itu sendiri,
maupun organisasi bisnis dan nirlaba.

KESIMPULAN
Agar pelaksanaan pembangunan
berdampak pada peningkatan kesejah-
teraan rakyat maka pemerintah bisa me-

22 Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, April 2011 : 17 – 22

Anda mungkin juga menyukai