NIM : 190100706811
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmat
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan resume dengan materi Manajemen Pembangunan.
Resume ini diambil dari berbagai jurnal yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pembangunan.
Penulis menyadari dalam proses tugas mata kuliah Manajemen Pembangunan dalam
membuat resume ini tidak akan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
penugasan.
Penulis menyadari dalam proses pembuatan tugas resume mata kuliah Manajemen
Pembangunan ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu diharapkan pembaca dapat
memberikat kritik maupun saran yang membangun guna menyempurnakan tugas resume ini.
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 8
iii
TANGGAPAN JURNAL
A. Jurnal yang berjudul “Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan kota” yang
disusun oleh Budiman widodo dan Winarti, Tahun Jurnal 2020. Jurnal tersebut
dihadapi seperti kurangnya kerjasama antara perbatasan kota dengan kabupaten dalam
mendasain tata ruang yang baik dan sesuai dengan keadaan kota tersebut dan sering
perbatasankota (tepian kota). Oleh sebab itu perlu adanya komunikasi dan kerjasama
yang baik bagi pemerintah yang menangani mengenai penataan desain tata ruang kota
agar tidak terjadi masalah. Kekosongan penataan tata ruang di daerah perbatasan
nampak jelas tidak adanya desain pembangunan yang berkelanjutan. Peran negara
dalam hal perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata guna lahan menjadi
pertimbangan masih tersedia lahan yang murah, aksesibilitas dengan kota yang mudah
dengan infrastruktur yang memadai dan proses perijinan lebih mudah dibandingkan
dengan kota. Fenomena tumbuhnya kawasan perumahan dan jasa hampir merata
melaluka pertimbangan dan memikirkan secara matang dalam penataan kota agar
berjalan sesuai fungsinya seperti yang katakan oleh Soegiharto (1993), dalam hal
pemekaran kota akan terjadi suatu perluasan wilayah kota sebagai usaha
1
mengimbangi pertumbuhan kota. Perkara wilayah kota harus benar benar
dipertimbangkan berdasarkan perhitungan serta kriteria yang tepat serta tetap dalam
rangkaian kebijaksaan yang akan memberikan fungsi dan peranan kota sebagai pusat
umum tersebut maka suatu usaha perluasan wilayah kota itu sendiri sebagai suatu
enklave.
Penelitian & Pengembangan dan Desain & Inovasi ‘’ yang disusun oleh Heri
mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik. Akan tetapi belum seluruh pemangku
pengembangan disertai desain dan inovasi. Keadaan ini sejatinya menjadi peluang
bagi pemda dalam menyusun strategi yang tepat berbasis kelitbangan demi
Tenggara dalam kurun waktu 2016-2017 memiliki capaian kinerja yang sangat
fluktuatif.
2
C. Jurnal yang berjudul ‘’Strategi Prioritas Untuk Mewujudkan Pembangunan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ‘’yang disusun oleh Afni Nooraini dan
Afif Syarifudin Yahya, jurnal volume 5. Jurnal tersebut dilampirkan pada Lampiran
3.
industri Pulogadung dan kepadatan penduduk yang berada disekitarnya oleh sebab itu
perlu sangan difikirkan lagi dalam pembangunan yang akan dilakukan dikawasan
industri tersebut seperti yang kita ketahui berdasarkan jurnal kepadatan penduduk
disekitar wilayah tersebut sudah sangat besar. Hal yang harus dilakukan terutama
mendukung pembangunan dan juga anggaran dari pemerintah yang mencukupi untuk
kawasan tempat tinggal bagi masyarakat yang berada dikawasan kumuh sehingga
industri agar dapat tertata rapi dan mengurangi kepadatan penduduk yang tersebar
terpisah-pisah.
3
D. Jurnal yang berjudul ‘’ Implementasi Ilmu Manajemen dalam Mewujudkan
Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
Lampiran 4.
mampu mencapai tujuan sesuai dengan yang ditetapkan, tetapi kegiatan penyuluhan
ini telah memberikan kontribusi positif bagi upaya Implementasikan Ilmu Manajemen
Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
masjid raya abdul kadim namun pada penerapan belum dilakukan secara baik dan
benar. sehingga belum terlibat hasilnya. penerapan Sistem Reward dan Punishment
sudah berjalan tetapi belum berjalan dengan baik. Pembangunan Masjid Raya Abdul
Kesehatan Kerja) tetapi pelaksnaan di lapangan belum efektif dengan baik terlihat
hanya sekedar memenuhi peraturan pekerja tidak mengetahui peran serta tujuan P2K3
sehingga kinerja organisasi proyek belum memberikan pengaruh dan manfaat pada
Kesehatan dan Kesehatan Kerja) namun belum melaksanakan secara baik disebabkan
kurangnya tenaga HSE Officer karena faktor target waktupekerjaan. walau demikian
4
E. Jurnal yang berjudul ‘’ Manajemen Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam
Mewujudkan Good Governance ‘’ yang disusun oleh Sri Riris Sugiyarti. Jurnal
dari pembangunan politik sosial yang difokuskan pembangunan politik sosial untuk
mencpai negara yang berdaulat namun belakangan ini pembangunan lebih mengarah
menjadi ajang unjuk diri politik bagi oknum tertentu sedangkan Menurut
bukan isu politik semata, pembangunan yang dipahami dalam makna manajemen
dilakukan dengan manajemen yang baik, karena manajemen yang baik membuat
urutan pekerjaan yang metodologis, sekuensial dan dapat dibenarkan secara keilmuan.
bersama yang baik bagi dirinya maupun orang lain. Manajemen adalah disiplin untuk
membangun tim. Tanpa adanya tim, individu-individu yang ada berusaha mencapai
hanya bekerja untuk hari ini karena tidak ada kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi dimasa depan. Oleh karena itu manajemen adalah
kekakuan, tetapi justru menekankan disiplin. Salah satu disiplin yang diperlukan
Misi. Setiap negara harus mempunyai visi karena akan memberikan kejelasan bagi
5
manajemen pengelola negara mengenai apa yang ingin dituju dan kondisi apa yang
tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA
Nooraini, Afni dan Afif Syarifudin Yahya. 2018. Strategi Prioritas Untuk Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan Di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung Provinsi
Dki Jakarta Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Volume 5 (1).
Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui
file:///C:/Users/IKA/Downloads/481-Article%20Text-1224-1-10-20190521.pdf.
Saksono, Herie. 2020. Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian &
Pengembangan Dan Desain & Inovasi.Volume 14 Nomor 2. Diakses pada tanggal
15 Januari 2022 melalui http://jkpjournal.kalselprov.go.id.
Sugiyarti, Sri Riris. Manajemen Sebagai Paradigma Pembangunan Dalam Mewujudkan Good
Governance. Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui
https://media.neliti.com.
Widodo, Budiwati. Winarti. 2020. Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota.
Volume 2 (1). Diakses pada tanggal 15 Januari 2022 melalui http://journal.co.id.
7
LAMPIRAN 1
8
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
ABSTRAK
Desa Yang berbatasan dengan kota akan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
desa yang lain, aktivitas penduduk desa ini lebih berorientasi ke kota terdekat dari pada pusat
kota kabupaten, baik aktivitas sosial, ekonomi, maupun budaya. Konsep manajemen
pembangunan yang diterapkan cenderung membiarkan perkembangan desa bergerak secara
bebas tanpa adanya perencanaan pembangunan yang ditetapkan melaui rencana umum tata
ruang kota (RUTRK). Kebijakan yang dilakukan menjadikan desa sebagai daerah penyangga
perkembangan kota terdekat, dengan mengorbankan daerah pertanian. Tujuan penelitian ini
adalah mencari model manajemen pembangunan daerah perbatasan dengan konsep
pembangunan terintegrasi antar daerah menjadi alternatif, untuk menghindari terjadinya konflik
kepentingan yang bersifat ego sektoral. Untuk itu perlu adanya pemikiran baru dalam
peningkatan serta penggalangan kerjasama pembangunan antar daerah melaui konsep
“Regional Management”. Adapun metode yang digunakan adalah dengan metode analisis
kualitatif melalui interview mendalam dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan,
bahwa terjadi konflik kepentingan antara pemerintah kota dan kabupaten yang berakibat pada
tidak terintregasinya pembangunan di daerah sub urban.
Kata Kunci : Manajemen Pembangunan, Desa Perbatasan, Manajemen Daerah.
ABSTRACT
The villages bordering the city will have different characteristics from other villages,
the activities of the villagers are more oriented to the nearest town than the center of the
regency city, both social, economic, and cultural activities. The applied development
management concept tends to allow village development to move freely without the
development planning determined through the general urban spatial plan (RUTRK). The policy
is to make the village a buffer zone for the development of the nearest town, at the expense of
the agricultural area. The purpose of this study is to find a model for developing border
management with the concept of integrated development between regions as an alternative, to
avoid conflict of interests that are sectoral egos. For this reason, there is a need for new ideas
in promoting and promoting inter-regional development cooperation through the concept of
"Regional Management". The method used is a qualitative analysis method through in-depth
interviews and secondary data. The results of this study indicate, that there is a conflict of
interest between the city and district governments which results in integrated development in
sub-urban areas.
Keywords: Development Management, Border Village, Regional Management.
40
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
1. PENDAHULUAN
Problem di daerah perbatasan kota dengan kabupaten adalah tidak adanya kerjasama
yang integral antara satu kota dengan kabupaten yang berbatasan satu sama lainnya, dalam
mendesain tata ruangnya. Permasalahan penataan ruang di perbatasan seringkali diketemukan
tidak memiliki kesinkronisasian masing-masing daerah yang bersangkutan.
Fenomena ketidaksinkronnya penataan ruang di perbatasan kota dengan kabupaten
terjadi di daerah tepian kota (sub urban). Kota biasanya mempunyai perbatasan dengan wilayah
kabupaten sekitarnya yang notabenya adalah daerah pertanian. Problem perkotaan di dominasi
oleh keterbatasan lahan yang berakibat pada tingginya harga tanah perkotaan. Kondisi
demikian mendorong penduduk bergeser ke wilayah tepian kota, akhirnya mendesak lahan
pertanian di daerah sekitarnya. Desain penataan ruang di kabupaten tidak menyentuh hingga ke
wilayah pedesaan. Dalam konsep penataan ruang kabupaten melalui rencana detail tata ruang
kota hanya sampai pada tingkat ibu kota kecamatan. Akhirnya daerah tepian kota yang
merupakan daerah perbatasan dengan kota bergerak liar, tanpa konsep penataan ruang yang
jelas.
Kekosongan penataan tata ruang di daerah perbatasan nampak jelas tidak adanya desain
pembangunan yang berkelanjutan. Peran negara dalam hal perencanaan pemanfaatan dan
pengendalian tata guna lahan menjadi berkurang. Kondisi demikian dimanfaatkan swasta untuk
mengembangkan konsep bisnisnya. Perkembangan daerah perbatasan (tepian kota) banyak
diwarnai oleh tumbuhnya permukiman baru berupa perumahan maupun pusat-pusat kawasan
bisnis, restoran, hotel yang banyak memanfaatkan lahan di daerah perbatasan karena
pertimbangan masih tersedia lahan yang murah, aksesibilitas dengan kota yang mudah dengan
infrastruktur yang memadai dan proses perijinan lebih mudah dibandingkan dengan kota.
Fenomena tumbuhnya kawasan perumahan dan jasa hampir merata dijumpai di daerah-daerah
perbatasan kota dengan kabupaten.
Letak geografis yang strategis adalah perbatasan kota dengan desa yang secara
administratif termasuk wilayah kabupaten disekitarnya merupakan alasan yang logis, dimana
masyarakat cenderung bergerak ke arah area ini (Sub urban). Pergerakan penduduk dari Kota
ke Desa dilandasi untuk mencari tempat pemukiman yang relatif terjangkau baik dari sisi jarak
maupun harga tanah, sedangkan pergerakan penduduk dari Desa perbatasan ke Kota adalah
sebagai komuter untuk mencari nafkah atau bekerja ke Kota. Dari segi kependudukkan para
komuter tidak membebani wilayah kota karena tidak bermukim di Kota.
41
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
Kondisi demikian mengharuskan para pembuat kebijakan di dua wilayah (Kota dan
Kabupaten) melakukan sinergitas agar kepentingan kedua wilayah tersebut dapat
terakomondasi. Di satu sisi tumbuhnya pemukiman di area subur dan tidak menggeser fungsi
lahan pertanian, di sisi lain area ini dapat sebagai pusat pertumbuhan kawasan ekonomi dalam
skala Desa atau Kecamatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di area ini.
Realita menyamakan persepsi diantara kedua pejabat pembuat kebijakan tidaklah mudah karena
penerima mamfaat dari pertumbuhan di area ini lebih di nikmati oleh Pemerintah Kota dalam
hal mengurangi beban kepadatan penduduk. Dilihat dari sisi Pemerintah Kabupaten ada
kecenderungan membiarkan area ini. Hal ini ditandai tidak adanya rencana detail tata ruang
yang mengatur sampai di Kecamatan.
Regulasi yang menjembatani kepentingan dua pemerintahan Kota dan Kabupaten
mendesak untuk dibuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya benturan kepentingan.
Regulasi yang mengakomondasi dua kepentingan wilayah Kota dan Kabupaten tidaklah
mudah, sekarang yang muncul adalah kepentingan yang bersifat ego sektoral. Dietz (1998:11)
mengemukakan konflik-konflik agraria meliputi 3 dimensi, pertama menyangkut siapa yang
dapat memiliki, menggunakan dan mengelola, kedua siapa yang dapat mengontrol akses atas
sumber-sumber agraria, dan ketiga siapa yang memperoleh mamfaat darinya.
Konflik kepentingan yang muncul di lokasi penelitian (Kab Karanganyar bagian barat
berbatasan dengan Kota Solo bagian barat) adalah Kecamatn Colomadu Kab Karanganyar
adalah area pertanian produktif beralih fungsi non pertanian seperti perumahan, hotel,
perkantoran dan kawasan bisnis, padahal pemerintah Kabupaten Karanganyar menetapkan
wilayah ini sebagai area pertanian sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK).
Pemerintah Kabupaten Karanganyar memiliki 22.700 Ha lahan pertanian dan 747,24 Ha ada di
Kecamatan Colomadu yang merupakan sentra produksi beras, hingga upaya untuk
mempertahankan lahan pertanian menjadi arah kebijakan Pemkab Karanganyar dalam upaya
menjaga ketahanan pangan nasional.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kebijakan Pengembangan Kota
Perluasan kota atau pemekaran kota merupakan suatu kebijakan yang dirancang untuk
mengatasi masalah pembangunan dan pertumbuhan penduduk kota yang diatur dalam UU No.
5 Th 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah Pasal 4 Ayat 3, menyebutkan bahwa usaha
penyesuaian batas administrasi daerah kota dalam kaitanya dengan pengembangan jangka
42
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
43
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
44
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
Terdapat hubungan anatar nilai lahan (Land Value) dengan jarak kota. Hubungan yang
dimaksud dapat berupa harga terhadap suatu lahan, tentu saja terdapat perbedaan harga yang
signifikan antara lahan di kota dengan di pedesaan. Realitas menunjukkan bahwa terjadi
pergeseran harga yang sangat tinggi pada kawasan yang berlokasi pada tepian kota (sub urban).
Hal ini terjadi karena perkembangan kota yang secara alami tidak mampu menyediakan
fasilitas bagi aktivitas perekonomian penduduknya, maka perkembangan kota akan bergerak ke
arah wilayah di sekitarnya hingga akan menaikkan posisi tawar harga tanah bagi kawasan
tepian kota dan akan merubah pola penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian. Hal ini
tentu saja memerlukan pemikiran ulang bagi daerah yang mempunyai lokasi berbatasan
langsung dengan kota sebagai Daerah Pusat Konsentrasi Bisnis. Pertanyaannya apakah daerah
yang terkena imbas dari perkembangan kota akan tetap mempertahankan sebagai daerah
pertanian produktif melalui cara pengaturan yang ketat terhadap alih fungsi lahan atau
membiarkan kawasan tersebut berubah menjadi daerah non pertanian seperti permukiman,
pusat perbelanjaan, industri yang tentu saja akan merubah RUTRK/RDRTK yang ada.
Dari permasalahan tersebut akan memunculkan konflik kepentingan antara tetap
sebagai lahan pertanian produktif atau kawasan bisnis. Mensikapi fenomena yang dilematis
tersebut diperlukan sebuah kebijakan (policy) yang dapat mengantisipasi dengan peraturan
yang flexibel, sebab bagaimanapun juga kita harus memperhitungkan untung dan ruginya (cost
and benefit). Konsekuensi dari perkembangan kota bagi kawasan tepian kota merupakan
sesuatu yang logis dan alamiah.
William Alonso (1971) mengatakan bahwa nilai lahan dan penggunaannya ditentukan
oleh harga sewa (beli) akan menaikkan harga tanah bagi wilayah tepian kota bila dibandingkan
dengan penggunaan lahan untuk pertanian dengan demikian penggunaan lahan apakah untuk
pertanian atau bisnis tergantung pada penawaran harga yang paling tinggi, selanjutnya tingkat
harga akan menentukan penggunaan lahan itu sendiri artinya harganya harus dibayarkan untuk
sebuah lahan secara ekonomis harus menghasilkan out-put yang tinggi pula. Pertanyaannya
adalah lahan bernilai ekonomis tinggi bila digunakan sebagai lahan pertanian apakah mampu
menghasilkan sesuai dengan dibayarkan, bila jawaban tidak maka penggunaan lahan akan
beralih fungsi bisnis atau industri yang mampu membeli tanah dengan harga tinggi.
Sinclair membagi nilai lahan ke dalam dua tipe yang berbeda yaitu nilai lahan pertanian
(Agricultural Lan Values) dan nilai lahan Spekulatif (Speculative Land Value). Nilai lahan
spekulatif adalah nilai lahan yang muncul pada areal sebagai akibat adanya derajad antisipasi
terhadap perluasdan fisik kota yang meningkat pada areal yang bersangkutan sehingga
45
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
penentuan besarnya nilai selalu dikaitkan dengan kepentingan non agraris. Karena gejala
perluasan kota dianggap sebagai sesuatu yang berjalan terus, walau lambat namun pasti maka
para petani mempunyai penilaian, bahwa nilai lahan pertaniannya semakin mendekati lahan
kota semakin mneurun, sedangkan nilai spekulasinya makin tinggi. Makin dekat dengan daerah
telah dibangun (built up area) makin awal pula daerah pertanian yang bersangkutan berubah
menjadi lahan non pertanian.Faktor inilah yang mengakibatkan penurunan "agricultural land
values". Kondisi ini mungkin terjadi pada daerah perkotaan yang tidak dipengaruhi oleh Boal
(1970:85) " Mengatakan campur tangan pemerintah dalam hal ini dengan diterapkannya "Land
Use Control"(pembatasan -pembatasan tentang penggunaan lahan) khususnya konservasi lahan
pertanian ke non pertanian dengan program penentu zona zona pertanian atau distrik distrik
pertanian dan sejenisnya. Distribusi nilai lahan akan mengalami perubahan pada daerah tertentu
di "Urban fringe area" dimana pembatasan penggunaan lahan diberlakukan akan
menghilangkan atau setidaknya mengurangi spekulasi terhadap lahan tersebut. Hal ini wajar,
karena dengan diberlakukannya peraturan-peraturan tersebut pada daerah yang bersangkutan
hampir sama sekali tidak ada konversi lahan pertanian ke non pertanian atau pembangunan
struktur-struktur kekotaan, padahal "spekulative value" hanya muncul dimana derajat antisipasi
terhadap tranformasi ke ruangan menjadi besar. Justru pada daerah terkena "Land Use Control"
akan muncul nilai penggunaan lahan pertanian baru yang menggantikan "speculative value",
karena pada sebagian lahan di daerah pinggiran kota yang tidak terkena "Land Use Control"
malah terjadi peningkatan "spekulative value", karena pada daerah tersebut memang diarahkan
untuk perkembangan areal kekotaan dan pada waktu yang sama kehilangan nilai
agriculturalnya. Lahan pertanian yang ada sudah mengalami tekanan perkembangan lahan
kekotaan. Kepastian penggunaan lahan kekotaan ini juga terlihat pada daerah perkotaan itu
sendiri, sehingga beberapa bagian daerah yang sudah jelas peruntukannya akan meningkatkan
nilai spekulatifnya, makin dekat dengan pusat kota ternyata nilai spekulatifnya makin
meningkat.
"Land Use Control" merupakan salah satu bentuk alat control(intervensi), pemerintah
untuk mengatur daerah yang dipandang potensial untuk lahan potensial (produktif) bila tidak
menghendaki wilayahnya berubah menjadi lahan non pertanian, sedangkan berubah menjadi
area non pertanian tidak memberikan kontribusi secara ekonomis atau bahkan mengacaukan
Rencana Untuk Tata Ruang Kota (RUTRK-RDTRK) yang mempunyai visi yang jelas bagi
pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan (suistainable). Meskipun banyak ditemui
kendala yang datang khususnya dari para "spekulan tanah" yang secara alamiah tidak dapat
46
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
dipisahkan dari perkembangan areal fisik lahan perkotaan ke daerah pinggiran, dengan makin
banyaknya muncul gejala merembetnya lahan perkotaan ke arah daerah daerah perkotaan di
sekitarnya telah menimbulkan dampak terhadap kehidupan petani pemilik lahan yang ada
bersifat mendua (mangro) antara mempertahankan lahan pertanian atau mengubah lahan
pertanian menjadi lahan non pertanian atau menjual lahan pertanian hal ini dikarenakan :
1. Terdapat gangguan terhadap usaha taninya.
2. Terdapat "tekanan pembangunan" terhadap lahan pertanian.
3. Terdapat teror harga yangb jual lebih tinggi daripada hasil pertanian.
Tekanan yang disebabkan oleh pembangunan di kota ternyata berpengaruh terhadap
sikap mental petani, behkan merupakan sikap mental mereka dari petani murni yang relatif pola
hidupnya sederhana menjadi petani yang bergaya hidup kota sehingga akan semakin berat
menanggung beban hidup dan akhirnya menjual lahan pertanian atau bahkan bertindak sebagai
"Spekulan lahan" dengan menukar lahan pertanian di areal tepian kota ke lahan pertanian yang
jauh dari kota dengan luas yang lebih besar.
3. METODE PENELITIAN
47
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
Sumber Daya Pengetahuan tentang RUTRK sangat Kemampuan lebih Keterbatasan Komitmen
Manusia kurang, kemampuan mengimplemen- berorientasi atau SDM secara terhadap RUTRK
tasikan rendah jumlah personil hanya fokus pada teknis internal, yang ada sangat
ditingkat Kecamatan ke atas (jumlah pembangunan kurangnya tenaga rendah
terbatas dibandingkan area yang harus perumahan sampai untuk implementasi
dikover) seperti dalam pengurusan ijin pamasaran dalam mengerjakan RUTRK terkendala
pengeringan, IPPT, IMB, Petugas tidak menarik minat lahan pertanian, faktor SDM,
penghuni. buruh tani dan meliputi
48
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
Koordinasi Terdapat beberapa instansi yang Secara teknis Hanya Dinas Tidak adanya
menangani atau berkaitan dengan pengembang dalam Pertanian melalui Leading sektor
pengendalian perubahan peruntukkan mengurus ijin PPL dan yang berperan
lahan seperti BPN, KPT, dan BPPEDA, pengeringan, IPPT kelompok tani mengkoordinasikan
untuk urusan ijinpengeringan, IPPT dan dan IMB dapat yang melakukan berbagai peraturan
IMB. dengan mudah sosialisasi yang ada sehingga
dilakukan, karena peruntukkan RUTRK menjadi
prosedur dan lahan pertanian. tidak efektif.
persyaratan mereka
dapat memenuhinya
Pengawasan - Ada tiga alat yang dapat digunakan Semua prosedur dan - Prosedur dan Pengawasan lewat
sebagai pengawasan yang bersifat persyaratan telah persyaratan beberapa perijinan
preventif yaitu : dipenuhi ijin cukup efektif,
perubahan namun hanya
2. Ijin pengeringan/ perubahan status bersifat formal
status yang dikeluarkan oleh dipenuhi tidak ada usaha
BPN.
mencegah
3. Ijin Peruntukkan Penggunaan
Tanah (IPPT) yang dikeluarkan terjadinya
oleh Bupati. perubahan status
4. Ijin Mendirikan Bangunan lahan pertanian
(IMB) yang dikeluarkan oleh yang tidak
Bupati atau pejabat yang terkendali.
Pengemabng telah
ditunjuk.
- Pengawasan yang lain adalah mendapatkan IPPT - Petani
dan IMB - Hasil laporan
monitoring yang dilakukan oleh sudah monitoring tidak
BAPPEDA dengan membuat tidak ada tindak lanjut
laporan kepada Bupati setiap akhir bertangg (Follow up) dari
Tahun.
49
PUBLIC ADMINISTRATION JOURNAL OF RESEARCH Volume 2 (1), Januari – Maret 2020
5. KESIMPULAN
Dasar hukum dibuatnya RUTRK-RDTRK 1991-2012 Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar telah sesuai dengan peraturan hukum diatasnya yakni memperhatikan faktor
wilayah kebijakan dari segi : potensi, kebijakan umum perencanaan kebijakan , fungsi khusus
lokasi. Dalam pelaksanaannya sebuah kebijakan dibutuhkan dukungan agar kebijakan dalam
implementasikan untuk itu perlu dikawal sampai sejauh mana implementasinya dapat
dilakukan. Dibutuhkan pihak dapat menjalankan fungsinya seperti :
a. BPN : Memperketat ijin pengeringan
b. BAPPEDA : Memonitoring terjadinya penyimpanan atas dasar laporan dari Kecamatan
c. CAMAT : Melaporkan bila terjadi penyimpangan selaku penguasa wilayah kepada Bupati
d. DPU : Perintah menghentikan berdirinya bangunan yang tidak memenuhi persyaratan
atau menyalahi aturan
e. KPT : Kantor Pelayanan terpadu melakukan seleksi administrasi persyaratan
Disamping itu dukungan dari masyarakat yang berupa aspek faktor-faktor sosial sebagai
penentu keberhasilan sebuah kebijakan perlu mendapatkan porsi perhatian hasil penelitian
menunjukkan kurangnya sentuhan pendekatan sosial menyebabkan rendahnya partisipasi
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, W, 1964. Location and Land Use, Cambridge. Haward University Press
Boal, F, W, 1970.Urban Grouth and Land Value Pattern, Goverment Influence, in Profesional
Geographers. 22, PP 79-82
BPS: 2000
Mustain, 2007, Petani Vs Negara, Gerakan Petani Melawan Hegemoni Negara, Ar-Ruzzmedia,
Yogyakarta.
50
Budiman Widodo & Winarti : Manajemen Pembangunan Desa Daerah Perbatasan Kota
51
LAMPIRAN 2
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
ISSN 2085-6091
Herie Saksono
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri
Jl. Kramat Raya No. 132, Senen, Jakarta Pusat, Indonesia
e-mail: herie.saksono26@gmail.com
Abstrak
Abstract
213
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
district / city government to manage planning and development in the region based
on research, development, design, and innovation (research-based planning &
research-based development). It is recommended that regional governments
prioritize planning mechanisms that refer to the results of research, development,
design, and innovation in building their regions. Thus, it is hoped that it can improve
the performance of regional government administration and the community will
increasingly feel the benefits.
214
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
Tabel 1. Pengertian Penelitian & Pengembangan dan Desain & Inovasi (R&D dan D&I)
N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
215
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
diterapkan dan
Penelitian Pengembangan
dengan cara apa kita
Terapan: Eksperimental
dapat mengevaluasi
investigasi asli yang adalah pekerjaan
efek atau manfaatnya.
dilakukan untuk sistematis, mengacu
memperoleh pada pengetahuan (Heskett 2002)
pengetahuan baru, yang diperoleh dari
diarahkan terutama penelitian dan
ke arah tujuan atau pengalaman praktis
tujuan yang spesifik dan menghasilkan
dan praktis. pengetahuan
tambahan, yang
(OECD 2015)
diarahkan untuk
menghasilkan produk
atau proses baru atau
untuk meningkatkan
produk atau proses
yang ada.
(OECD 2015)
4. Pencarian Terjemahan dari Desain Industri Memulai atau
pengetahuan temuan-temuan adalah proses memperkenalkan
melalui metode penelitian atau penyelesaian masalah sesuatu yang baru:
obyektif dan pengetahuan lain ke strategis yang hasil produk dan proses
sistematis untuk dalam rencana atau mendorong inovasi, baru, berfokus pada
menemukan solusi desain untuk produk membangun penciptaan gagasan
bagi suatu masalah. atau proses baru atau kesuksesan bisnis, baru, yang akan
untuk perbaikan yang dan mengarah pada diimplementasikan ke
(Kothari 2004)
signifikan terhadap kualitas hidup yang dalam produk baru
produk atau proses lebih baik melalui dan/atau proses baru.
yang sudah ada, baik produk, sistem,
(Hartini 2012)
untuk dijual atau layanan, dan
digunakan, mencakup pengalaman yang
formulasi konseptual, inovatif.
desain, dan pengujian
(WDO 2017)
alternatiF produk,
konstruksi prototipe,
dan pengoperasian
pilot plant.
(Carmichael,
Whittington and
Graham 2007)
5. Kegiatan yang Kegiatan untuk Desain Industri Kegiatan penelitian,
dilakukan menurut peningkatan manfaat adalah suatu kreasi pengembangan, dan/
metodologi ilmiah dan daya dukung tentang bentuk atau perekayasaan yang
untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan konfigurasi, atau bertujuan
data dan informasi teknologi yang telah komposisi garis atau mengembangkan
yang berkaitan terbukti kebenaran warna, atau garis dan penerapan praktis nilai
dengan pemahaman dan keamanannya warna, atau gabungan dan konteks ilmu
tentang fenomena untuk meningkatkan dari padanya yang pengetahuan yang baru,
alam dan/atau fungsi dan manfaat berbentuk tiga atau cara baru untuk
sosial, pembuktian ilmu pengetahuan dan dimensi atau dua menerapkan ilmu
kebenaran atau teknologi. dimensi yang pengetahuan dan
ketidakbenaran memberikan kesan teknologi yang telah
216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
N Definisi/Pengertian
o. Penelitian (R) Pengembangan (D) Desain (D) Inovasi (I)
suatu asumsi estetis dan dapat ada ke dalam produk
(UU No. 11 Tahun
dan/atau hipotesis diwujudkan dalam atau proses produksi.
2019
dan penarikan pola tiga dimensi atau
Tentang Sistem (Permenristek Dikti
kesimpulan ilmiah. dua dimensi serta
Nasional Ilmu No. 24 Tahun 2019
dapat dipakai untuk
(UU No. 11 Tahun Pengetahuan dan Tentang Manajemen
menghasilkan suatu
2019 Teknologi, Pasal 1 Inovasi Perguruan
produk, barang
Tentang Sistem Angka 7) Tinggi, Pasal 1 Angka
komoditas industri,
Nasional Ilmu 1)
atau kerajinan tangan.
Pengetahuan dan
Inovasi Daerah adalah
Teknologi, Pasal 1 ( UU No. 31 Tahun
semua bentuk
Angka 6) 2000 tentang Desain
pembaharuan dalam
Industri, Pasal 1
penyelenggaraan
Angka 1)
Pemerintahan Daerah.
(PP No. 1 Tahun
(PP No. 38 Tahun
2005 tentang
2017 tentang Inovasi
Pelaksanaan Undang-
Daerah, Pasal 1 Angka
Undang Nomor 31
1)
Tahun 2000 Tentang
Desain Industri, Pasal
1 Angka 1)
Sumber: Berbagai Sumber. Data Diolah. 2019.
217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
216
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
217
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
218
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
219
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Pemerintahan Daerah Secara Nasional
Terlepas dari berbagai hal yang Tahun 2017, tertanggal 31 Desember 2018.
melatarbelakanginya, mengingat kejadian Ditetapkan bahwa Kabupaten Konawe
ini terjadi dalam kurun waktu dua (2) tahun Utara mengalami penurun peringkat dari
berturut-turut (2016 & 2017), maka tahun sebelumnya (2016) yang berada
diperlukan perhatian khusus pemda Provinsi diposisi ke-279 dengan status kinerja tinggi
Sulawesi Tenggara untuk melakukan (T), menurun drastis sebesar 39 poin
supervisi, bimbingan teknis, dan bahkan menjadi peringkat ke-318 sekalipun masih
pendampingan. Diharapkan pada berstatus kinerja tinggi (T). Sementara itu,
pengukuran dan penilaian penyelenggaraan Kota Baubau berhasil meraih prestasi
pemerintahan daerah tahun 2018, kelima kinerja yang luar biasa atau meningkat 25
kabupaten tersebut berhasil memeroleh hasil poin dan menjadi peringkat ke-33 dari 93
kinerja dan statusnya. kota diseluruh Indonesia. Hal sebaliknya
Secara spesifik, ditemukan hal yang terjadi dengan peringkat dan status kinerja
sangat mencolok terjadi pada 5 (lima) Kota Kendari yang menurun 24 poin dari
kabupaten dan 2 (dua) kota di Provinsi peringkat ke-69 dengan status tinggi (T)
Sulawesi Tenggara. Terdapat perbedaan pada 2016 berubah menjadi peringkat ke-93
yang sangat tajam atas hasil pengukuran dan dengan status sedang (S) pada 2017.
penilaian yang diperoleh atas ketiga aspek Menurunnya peringkat dan status yang
selama kurun waktu studi. Kelima dialami oleh beberapa pemerintah daerah
kabupaten dan dua kota tersebut adalah: a) diakibatkan oleh berbagai hal. Disebutkan
Muna; b) Konawe Utara; c) Kolaka Timur; dalam Diktum Kesepuluh Keputusan
d) Buton Tengah; dan e) Buton Selatan, Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840
serta kota: a) Kendari; dan b) Baubau. Tahun 2018 bahwa pengurangan skor
Berdasarkan Keputusan Menteri dikarenakan: a) Kepala Daerah/Wakil
Dalam Negeri Nomor 100-53 Tahun 2018 Kepala Daerahnya ditetapkan menjadi
Tentang Peringkat dan Status Kinerja tersangka tindak pidana korupsi per tanggal
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 1 April 2017 baik yang sudah maupun
Secara Nasional yang ditetapkan pada 1 belum mendapat putusan pengadilan tetap
Januari 2018 terdapat 33 provinsi dari 34 (inkracht); b) tidak mentaati peraturan
provinsi, 397 kabupaten dari 415 kabupaten, perundang-undangan; c) tidak patuh
dan 93 kota dari 93 kota di seluruh Indonesia terhadap kebijakan Pemerintah; dan d)
yang berhasil dinilai dan diberikan status melakukan pelanggaran hukum
kinerjanya atas evaluasi penyelenggaraan pidana/perdata.
pemerintahan daerah tahun 2016. Dalam Dalam perspektif pembangunan
konteks ini, Kabupaten Muna berada pada manusia yang ditunjukkan oleh angka IPM,
peringkat ketujuh dari dasar atau berada ditemukan bahwa pada tahun 2016 situasi
diposisi ke-391 dari 397 kabupaten dengan pembangunan manusia di Kabupaten Buton
status kinerja sedang (S). Sementara Kota Selatan masih relatif rendah sebagaimana
Baubau berhasil meraih status kinerja tinggi diindikasikan oleh angka IPM yang berhasil
(T) dan berada pada peringkat ke-58, dicapainya, yakni hanya sebesar 62,55;
sedangkan Kota Kendari berada pada sedangkan Kota Kendari mengalami
peringkat ke-69 dari 93 kota di seluruh pembangunan manusia tertinggi di Provinsi
Indonesia. Sulawesi Tenggara (81,66). Perubahan
Selanjutnya, terdapat 33 provinsi dari pembangunan manusia terjadi pada tahun
34 provinsi, 396 kabupaten dari 415 2017, dimana Kabupaten Buton Selatan
kabupaten, dan 93 kota dari 93 kota di berhasil mengalami perubahan angka IPM
seluruh Indonesia yang ditetapkan peringkat dengan peningkatan sebesar 1,04%.
dan status kinerjanya pada tahun 2017 Sebaliknya, pada 2017 di Kabupaten Buton
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Tengah hanya terjadi pertumbuhan
Menteri Dalam Negeri Nomor 118-8840 kemajuan pembangunan manusia sebesar
Tahun 2018 Tentang Penetapan Peringkat 0,42%, sehingga menjadikan Kabupaten
dan Status Kinerja Penyelenggaraan Buton Tengah lebih tertinggal dari sisi
220
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
pembangunan manusianya dan berada pada yang mengalami pertumbuhan negatif atau
level terbawah di Provinsi Sulawesi menurun sebesar 14,47%. Artinya, pada
Tenggara dengan angka IPM sebesar 62,82. 2016 pemda Kabupaten Buton Selatan dapat
Mengamati perubahan angka IPM tersebut, mengumpulkan PAD sebesar Rp. 7.666,53
pertumbuhan tertinggi berhasil dicapai juta, namun pada 2017 justru PAD yang
Kabupaten Kolaka Timur dengan laju berhasil dihimpun sangat sedikit, yakni
pertumbuhan 1,49%, sedangkan laju hanya sebesar Rp. 6.557,48 juta.
pertumbuhan angka IPM Kota Baubau Selama kurun waktu 2016-2017,
hanya sebesar 0,20% dan menjadi yang Kota Kendari tetap menjadi kolektor PAD
terkecil di Provinsi Sulawesi Tenggara terbesar di wilayah Provinsi Sulawesi
dalam kurun waktu 2016-2017. Merangkum Tenggara, yakni sebesar Rp. 179.662,77 juta
hasil kinerja pembangunan manusia 2017, (2016) dan meningkat menjadi Rp.
ditemukan adanya tigabelas (13) kabupaten 218.340,63 juta (2017). Namun, laju
yang memiliki angka IPM dibawah rata-rata pertumbuhan PAD di Kota Kendari hanya
angka IPM Provinsi Sulawesi Tenggara berkisar 21,94%. Berbeda halnya dengan
(69,86). Ketigabelas kabupaten tersebut perolehan PAD di Kabupaten Buton
adalah: i) Buton; ii) Muna; iii) Konawe Tengah. Sekalipun perolehan PAD pada
Selatan; iv) Bombana; v) Wakatobi; vi) 2016 hanya berkisar Rp, 11.183,16 juta dan
Kolaka Utara; vii) Buton Utara; viii) pada 2017 menjadi sebesar Rp. 30.336,04
Konawe Utara; ix) Kolaka Timur; x) juta, namun laju pertumbuhannya cukup
Konawe Kepulauan; xi) Muna Barat; xii) fantastis karena mencapai 171,27%.
Buton Tengah; dan xiii) Buton Selatan. Berdasarkan dinamika
Bagaimana pun juga hasil penetapan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
peringkat dan status kinerja, perkembangan ada, nampak bahwa masing-masing pemda
pembangunan manusia (IPM), dan provinsi maupun kabupaten/kota harus lebih
kemampuan memeroleh dan meningkatkan mendasarkan tata kelola perencanaan
PAD mengindikasikan eksistensi, soliditas, pembangunannya pada hasil-hasil penelitian
dan kapasitas aparatur pemda dalam dan pengembangan, serta desain, dan
merencanakan program/kegiatan serta inovasi. Optimasi pemanfaatan tata kelola
kemampuan mengelolanya agar tercipta perencanan pembangunan berbasis
akselerasi mencapai visi dan misi kelitbangan atau RBP (research-based
pembangunan yang telah ditetapkan dalam planning) akan menghasilkan
dokumen perencanaan pembangunan program/kebijakan pembangunan yang
daerah berupa Rencana Pembangunan sesuai kebutuhan masyarakat dan mampu
Jangka Menengah Daerah (RPJMD). mengakselerasi pencapaian visi-misi pemda
Dalam perspektif kemandirian dalam peningkatan kinerja penyelenggaraan
keuangan daerah, dilakukan analisis kondisi pemerintahan daerah, mewujudkan
PAD dalam kurun waktu 2016-2017. pembangunan manusia yang lebih baik, dan
Kemandirian keuangan daerah merupakan menciptakan daerah yang berkecukupan
representasi kemampuan dan kegigihan bahkan mandiri secara finansial.
pemda dalam menghimpun, mengelola
Peran R&D dan D&I dalam
potensi keuangan, meningkatkan PAD, dan
Pembangunan Daerah
memanfaatkannya untuk kepentingan
masyarakat dan keberlanjutan pemerintahan Perencanaan pembangunan daerah
dan pembangunan. Dalam konteks ini, tidak berdiri sendiri dalam suatu ruang
hanya terdapat tiga (3) pemda hampa, melainkan terintegrasi dengan
kabupaten/kota yang mencolok. Ketiganya berbagai aspek lainnya yang saling
adalah: i) Kabupaten Buton Selatan; ii) melengkapi, terkait dalam suatu sistem, dan
Kabupaten Buton Tengah; dan iii) Kota membentuk ekosistem. Dalam pokok
Kendari. Dalam kurun waktu dua (2) tahun, bahasan awal telah diurai keterkaitan antara
Kabupaten Buton Selatan menjadi satu- kondisi geografis suatu daerah yang
satunya pemda di wilayah administrasi mencerminkan karakteristik wilayah dengan
pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara populasi dan laju pertumbuhannya sebagai
221
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
222
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
223
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
224
JURNAL Kebijakan Pembangunan Volume 14 Nomor 2 Desember: 213 - 226
pembangunan berbasis kelitbangan untuk Hendratama, Ozi, Arif Musadad, dan Leo
meningkatkan daya saing daerah Provinsi Agung S. 2019. “Model
Sulawesi Tenggara. Pembelajaran Berbasis Arsip
Ketransmigrasian Untuk
DAFTAR PUSTAKA
Meningkatkan Kemampuan
Blackburn, Keith, Victor T. Y Hung, dan Eksplanasi Sejarah Siswa SMAN 1
Alberto F Pozzolo. 2000. “Research Bangunrejo Lampung Tengah.”
Development and Human Capital Historika 22 (1) 41 - 47.
Accumulation.” Journal of
Heskett, John. 2002. Design: A Very Short
Macroeconomics 22 (2) 189 - 206.
Introduction. Oxford University
BPS Provinsi Sulawesi Tenggara. 2018. Press. New York: Oxford
Sulawesi Tenggara Dalam Angka - University Press Inc.
Southeast Sulawesi in Figures 2018.
Hidayat, Taufik. 2017. “Penerapan
Kendari: BPS Provinsi Sulawesi
Kriteria Reesi Sebagai Assessment
Tenggara.
Tools Monitoring dan Evaluasi
Bram, Palgunadi. 2007. Disain Produk 1: Perencanaan Pembangunan Daerah
Disain, Disainer, dan Proyek Di Indonesia.” Jurnal Kelitbangan -
Disain. Bandung: Penerbit ITB. Inovasi Pembangunan 05 (03) 266 -
Budianto, Imam. 2019. Winstarlink. 281.
Diakses January 20, 2019. ICSID. 2012. Definition of Design.
https://winstarlink.com/apakah- Diakses January 20, 2019.
indonesia-sudah-siap-dengan-era- https://web.archive.org/web/20090
digital/. 903040817/http://www.icsid.org/ab
Carmichael, D. R, O Ray Whittington, dan out/about/articles31.htm.
Lynford Graham. 2007. Kothari, C R. 2004. Research
Accountants’ Handbook. Volume Methodology: Methods &
Two: Financial Accounting and Techniques. New Delhi, India: New
General Topics. Eleventh Edition. Age International Limited.
New Jersey, USA: John Wiley &
Kurniawansyah, Helmi. 2014. “Peran
Sons, Inc., Hoboken.
Perencanaan Dalam Pembangunan
Celikel, Asli Tuncay. 2009. Factors Jalan Pada Dinas Bina Marga dan
Affecting Research and Pengairan Kota Samarinda. .” e-
Development (R&D) Collaboration Journal Ilmu Pemerintahan 2 (3)
of Multinational Enterprises 2605 - 2615.
(MNEs) and Their Local Partner
Malamassam, Daud. 2009. Modul
Firms: A Case Study of Turkish
Pembelajaran Mata Kuliah
Automotive Industry. Dissertation,
Metodologi Penelitian. Makassar:
Contemporary Management ISIK
Program Studi Kehutanan Fakultas
University.
Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Hadiyati, Ernani. 2012. “Kreativitas dan
Manuylenko, Viktoriya Valeryevna,
Inovasi Pengaruhnya Terhadap
Andrey Aleksandrovich
Pemasaran Kewirausahaan Pada
Mishchenko, Olga Borisovna
Usaha Kecil.” Jurnal Inovasi dan
Bigday, Yekaterina Leonidovna
Kewirausahaan 1 (3) 135 - 151.
Putrenok, dan Anna Valeryevna
Hartini, Sri. 2012. “Peran Inovasi: Savtsova. 2015. “A Comprehensive
Pengembangan Kualitas Produk dan Definition of the Concept of
Kinerja Bisnis.” Jurnal Manajemen Innovation in Russian and
dan Kewirausahaan 14 (1) 82 - 88. International Science.”
International Journal of Economics
225
Manajemen Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis Penelitian & Pengembangan Dan Desain & Inovasi
Herie Saksono
226
LAMPIRAN 3
STRATEGI PRIORITAS UNTUK MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI SEKITAR
KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG PROVINSI DKI JAKARTA
DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Oleh:
Afni Nooraini dan Afif Syarifudin Yahya
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail: noorainiafni@gmail.com
Abstract
Development is an important factor in the administration of government, especially in
the regions. Good development must consider the balance between economic, social
and environmental, which is referred to as sustainable development. Development in
the Pulogadung Industrial Area has not fulfilled the element of sustainable develop-
ment. There are strategies by SWOT analysis to realize sustainable development in the
pulogadung industrial area are Intensifying supervision of industrial activities; Encour-
age and facilitate community-based environmental education; Providing training to em-
ployees; Socializing environmentally friendly waste management to the public; Holding
regular coordination with other areas to minimize urbanization; Tightening enforcement
against companies that violate the rules; Encourage stakeholders to care for the envi-
ronment; and Doing the physical and inner guidance to the public.
The method used in this research is qualitative descriptive with quantitative data us-
age. The data used are primary data and secondary data. Informants and respondents
involved in this study amounted to 81 people who are environmental experts, environ-
mental law enforcement officers, Pulogadung Industrial Zone and society. The tech-
nique of collecting data through interviews, observation, documentation and question-
naires were analyzed using triangulation techniques and Analytical Hierarchy Process
(AHP). The research instrument is the researcher himself.
The conclusion of this research are: The Priority Strategy of the Local Government of
DKI Jakarta To Realize Sustainable Development Around the Pulogadung Industrial
Area which was analyzed using Expert Choice 11 is Tightening law enforcement against
companies that violate the rules with a weight of 0.226 and a consistency index value of
0.03 which means that the assessment of the experts is consistent. Recommendations for
this research are: Law enforcement needs to be tightened again by adding law enforce-
ment personnel/ staff and adding environmental complaints posts.
Keywords: priority strategy, sustainable development, pulogadung industrial estate
59
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
aktor utama dalam melayani segala kali dicetuskan dalam Komisi Bruntland.
kebutuhan masyarakat. Beberapa tugas Dalam Brundtland Commission Report
pokok dan fungsi yang dimiliki pemerintah yang berjudul Our Common Future,
menurut Ryaas Rasyid ada tiga fungsi, “Suistanable development is defined as
yakni pelayanan (service), pemberdayaan development that meet the needs of the
(empowerment) dan pembangunan present without compromising the ability
(development). Pelayanan akan of future generations to meet their own
membuahkan keadilan, pemberdayaan needs”.2 Sikap dan perilaku manusia saat ini
akan mendorong kemandirian, dan akan berpengaruh terhadap kelanggengan
pembangunan akan menciptakan alam yang terjadi di masa yang akan datang.
kemakmuran dalam masyarakat.1 Ketiga Jika fenomena alam sifatnya positif, maka
fungsi tersebut harus dijalankan bersama- manusia yang hidup di masa lalu telah
melindungi kelanggengan alam, akan
sama dengan baik dan berkesinambungan
tetapi jika fenomena alam bersifat negatif,
agar roda penyelenggaraan pemerintahan
maka kemungkinan besar effort manusia
dapat terus berputar.
di zaman lampau dalam menyelamatkan
Pembangunan merupakan salah satu alam masih sedikit, kurang atau bahkan
tugas primer dalam pemerintahan, karena tidak ada sama sekali.
masih banyak yang harus dibenahi baik
Pemerintah telah membuat kebijakan
yang sifatnya fisik (jalan, irigasi, dan
yang mendukung pembangunan
sebagainya) maupun non fisik (sumber
berkelanjutan yaitu Undang-Undang
daya manusia) khususnya bagi daerah-
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
daerah di Indonesia.
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Pembangunan pada zaman dahulu Lingkungan Hidup, yang sebelumnya
kurang memperdulikan keseimbangan diatur dalam Undang-Undang Nomor
lingkungan sehingga banyak lingkungan 32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
yang rusak akibat dari pembangunan Lingkungan Hidup. Bahkan, Undang-
yang dilakukan baik oleh pemerintah Undang tersebut berasas pada Undang-
maupun swasta. Pemerintah saat ini mulai Undang Dasar 1945 yang didalamnya
menyadari pentingnya kesehatan dari membahas poin-poin terkait pembangunan
lingkungan sebagai salah satu unsur yang berkelanjutan, yaitu:
akan mendapatkan dampak dari pesatnya
Perekonomian nasional diseleng
pembangunan-pembangunan yang ada di
garakan berdasar atas demokrasi ekonomi
sekitarnya.
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
Pembangunan yang dalam pelak berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
sanaannya mengutamakan adanya lingkungan, kemandirian, serta dengan
keselarasan dalam bidang ekonomi,
sosial serta lingkungan dinamakan Surna T. Djajadiningrat, “Population and
2
pembangunan berkelanjutan yang pertama Development for a Suistanable Future”, paper
presented in the Seminar “World Without Borders:
Policy Options for Growth and Suistanability in
1 Muhammad, Muhammad Ryaas Rasyid, Makna East Asia and the Pacific, conducted by Society
Pemerintahan, Tinjauan dari segi Etika dan for International Development East Asia and the
Kepemimpinan, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, Pacific Regional Conference, Jakarta, Yogyakarta,
2000, hlm 59 Bali, July 18-22, 1990, hlm 3
60
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
61
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
Provinsi DKI Jakarta10 dan visi PT.JIEP11. jiwa, tahun 2013 yaitu 100.362 jiwa, tahun
Munculnya permasalahan ini menjadi 2014 yaitu 97.093 jiwa dan tahun 2015
bukti bahwa pemerintah daerah belum yaitu 94.885 jiwa. Hal ini juga disebabkan
melakukan koordinasi dan pengawasan angka kelahiran tinggi yaitu tahun 2011
dengan baik kepada PT. JIEP sebagai berjumlah 711 jiwa, tahun 2012 berjumlah
pengelola. 790 jiwa, tahun 2013 berjumlah 1.603 jiwa
Beberapa permasalahan yang dan tahun 2014 berjumlah 1.832 jiwa)13;
terdapat di Kelurahan Jatinegara dalam masih terdapat kemiskinan (Dilihat dari
menciptakan pembangunan berkelanjutan data keluarga pra sejahtera tahun 2015
di pinggiran kawasan industri antara yang berjumlah 3.797 KK)14; terjadinya
lain tingginya tingkat urbanisasi (Tahun pencemaran air dan udara;15 tingginya
2011 berjumlah 1.023 jiwa, tahun 2012 kerawanan sosial (tawuran)16 dan
berjumlah 1.319, tahun 2013 berjumlah kriminalitas (Daerah rawan kriminalitas
1.740 jiwa dan tahun 2014 berjumlah terletak di RW 01 dan RW 11. Kriminalitas
2.008 jiwa)12, tingginya kepadatan pada tahun 2014 berjumlah 18 kali dan
penduduk (Jumlah Penduduk tahun 2011 tahun 2015, 23 kali terjadi yang terdiri
yaitu 99.592 jiwa, tahun 2012 yaitu 99.799 dari tawuran, perampokan, kebakaran,
unjuk rasa dan pembunuhan);17 terdapat
10 Visi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta permukiman kumuh (Berdasarkan hasil
Tahun 2013-2017 adalah: “Jakarta Baru, kota wawancara dengan Pak Bambang,
modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian
yang layak dan manusiawi, memilikii masyarakat permukiman kumuh di Kelurahan
yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan Jatinegara terdapat di RW 05 dan RW
yang berorientasi pada pelayanan publik”. 12)18; terdapat daerah rawan kebakaran19;
Misinya sebagai berikut: (1) Mewujudkan Jakarta
sebagai kota modern yang tertata rapi serta dan permasalahan lainnya. Sedangkan
konsisten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;
(2) Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas
dari masalah-masalah menahun seperti macet, 13 Ibid
banjir, pemukiman kumuh, sampah dan lain-lain; 14 Ibid
(3) Menjamin ketersediaan hunian dan ruang 15 Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak
publik yang layak serta terjangkau bagi warga Bambang selaku Kasi Kesejahteraan Masyarakat
kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan pada tanggal 30 Maret 2015, pukul 11.25.
yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan Beliau mengatakan bahwa pencemaran air ini
yang berkualitas secara gratis selama 12 tahun disebabkan oleh bahan-bahan buangan yang
untuk warga Jakarta; (4) Membangun budaya tidak disaring terlebih dahulu, seperti contohnya
masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga pemotongan ayam yang paling berperan dalam
sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara menimbulkan pencemaran air.
kota; dan (5) Membangun pemerintahan 16 Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak
yang bersih dan transparan serta berorientasi Bambang, beliau mengatakan bahwa kerawanan
pada pelayanan publik. Diakses dari http:// sosial yaitu tawuran pemuda-pemuda di
beritajakarta.com/statistics/visimisi_gubernur, sepanjang rel kereta api di RT 08. Tawuran
tanggal 9 Mei 2015, pukul 22.17 ini meresahkan warga karena pelaku tawuran
11 Visinya yakni “Menjadi Pengembang dan juga menjarah barang-barang warga bahkan
Pengelola yang Berstandar Internasional di pernah sampai mencuri uang warga senilai Rp
Bidang Kawasan Terpadu Untuk Industri, Bisnis, 15.000.000,-.
Properti, Logistik, yang Mandiri dan Bernilai 17 Laporan tahunan Kelurahan Jatinegara Tahun
Tambah Tinggi Serta Berwawasan Lingkungan”. 2014 dan 2015
Diakses dari http://jiep.co.id/, 10 April 2015, 18 Dapat dilihat di Tabel 1.6
pukul 10.28 19 Daerah yang rawan kebakaran yaitu terletak di
12 Statistik Penduduk Tingkat Kelurahan Jatinegara Kawasan Industri Pulogadung (PT.JIEP). Lihat
Tahun 2011-2014 Tabel 1.7
62
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
63
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
64
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
satu perpaduan antara sinkronisasi the rational and the intuitive to select
seluruh kegiatan dan tanggung jawab the best from a number of alternatives
seluruh pegawai dalam organisasi untuk evaluated with respect to several
menggali kelebihan-kelebihan yang dapat criteria. In this process, the decision
disaingkan dengan organisasi lain. Jadi maker carries out simple pairwise
kegiatan satu dengan yang lain seyogianya comparison judgments which are then
ada keharmonisasian dan perlu tercipta used to develop overall priorities for
juga sense of belonging semua pegawai ranking the alternatives. The AHP
dalam melaksanakan tugas-tugasnya demi both allows for inconsistency in the
mewujudkan visi yang telah ditetapkan judgments and provides a means to
dalam organisasi. improve consistency.29
Pada dasarnya yang dimaksud strategi The analytical Hierarchy Process
bagi organisasi swasta maupun organisasi is a general theory of measurement.
publik adalah rencana dengan skala besar It is used to derive ratio scales
yang berorientasi jangkauan jauh ke depan from both discrete and continuous
dan ditetapkan sematang mungkin oleh paired comparisons in multilevel
internal organisasi agar mereka dapat hierarchic structures. The AHP has a
berinteraksi secara efektif dan intensif special concern with departure from
dengan lingkungannya dalam kondisi consistency and the measurement of
persaingan yang kesemuanya diarahkan this departure, and with dependence
pada optimalisasi pencapaian tujuan dan within and between the groups of
berbagai target organisasi yang berkaitan. elements of its structure. It has found
its widest applications in multicriteria
Konsep Analytical Hierarchy Process decision making, in planning and
(AHP) resource allocation, and in conflict
resolution.30
Analytical Hierarchy Process
atau proses hirarki analitik ini diciptakan AHP dapat dikatakan pengukuran
oleh Thomas L. Saaty, seorang pakar karena di dalamnya terdapat kegiatan
matematika dari Universittas Pittsburg, membandingkan antar pilihan strategi-
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Pada strategi yang telah ada berdasarkan
umumnya AHP dirancang untuk menyaring parameter-parameter yang telah ditetapkan
secara rasional tanggapan orang yang bersama dalam suatu organisasi kemudian
terkait erat dengan suatu permasalahan pilihan-pilihan tersebut dilakukan
melalui prosedur yang dibentuk untuk penjumlahan dan menghasilkan urutan
sampai pada skala 25 preferensi diantara strategi dari nilai tertinggi sampai terendah.
beragam alternatif. AHP menjadi suatu Dengan kegiatan ini, akan didapat strategi
pendekatan analisis yang dipakai yang sangat tepat untuk dapat diterapkan
untuk mengambil suatu keputusan dari pada organisasi. Dengan kata lain, AHP
permasalahan-permasalahan yang pelik.
29 Thomas L. Saaty & Luis G. Vargas, Models,
The Analytic Hierarchy Process Methods, Concepts & Applications of the Analytic
Hierarchy Process, Second Edition, New York:
(AHP) is a basic approach to decision Springer, 2012, hlm 1
making. It is designed to cope with both 30 Ibid, hlm 3
65
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
66
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
67
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
68
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
KTT Rio merupakan suatu respon yang sangat esensial untuk penduduk miskin
ditunjukkan negara di seluruh dunia bagi dan perlu diprioritaskan. Kedua, konsep
perkembangan masalah lingkungan yang tentang keterbatasan atau limitation dari
semakin kronis setelah adanya Konferensi kemampuan lingkungan untuk memenuhi
Stockholm. kebutuhan generasi sekarang dan yang
Sejarah berdirinya pembangunan akan datang.47
berkelanjutan diawali dengan terbentuknya Dr. Emil Salim (1990) dalam
Komisi Dunia untuk Lingkungan dan makalahnya berjudul “Sustainable
Pembangunan (World Commission on Development: An Indonesian Perspective”
Environment and Development, WCED) menyebutkan bahwa konsep pembangunan
yang lebih dikenal dengan Komisi berkelanjutan menempatkan pembangunan
Brundtland.44 At that time, the UN General dalam perspektif jangka panjang (a
Assembly realized that there was a heavy longer term perspective). Konsep
deterioration of the human environment tersebut menuntut adanya solidaritas
and natural resources. To rally countries to antar generasi. Dalam konteks Indonesia,
work and pursue suistanable development pembangunan berkelanjutan ditujukan
together, the UN decided to establish the untuk mengurangi kemiskinan dan juga
Brundtland Commission.45 Kemudian mengeliminasi kerusakan sumber daya
Komisi ini menggulirkan konsep alam dan lingkungan.48
pembangunan berkelanjutan, “sustainable
development is development that meets the Konsep Kawasan Industri
needs of the present without comprimising
Kawasan industri (Industrial Zone)
the ability of future generations to meet
adalah kawasan khusus untuk kegiatan
their own needs”.46 Ada dua kunci konsep
industri pengolahan atau manufaktur;
utama dari definisi tersebut. Pertama,
kawasan ini dilengkapi dengan prasarana,
konsep tentang kebutuhan atau needs yang
sarana/fasilitas penunjang yang disediakan
oleh perusahaan kawasan industri.
44 Komisi ini dilaksanakan pada tahun 1987, Pemberian izin lokasi suatu kawasan
yang diketuai oleh Ny.Gro Harlem Brundtland,
mantan Perdana Menteri Norwegia, kemudian
industri oleh pemda setempat.49
selanjutnya komisi ini dikenal dengan Komisi Merencanakan pembangunan kawasan
Bruntland. Komisi ini bertujuan untuk
menganalisis dan memberi saran bagi proses Industri memang perlu memperhatikan
pembangunan berkelanjutan. Komisi ini resmi hal-hal tertentu, salah satunya yakni
dibubarkan pada bulan Desember 1987 setelah ketepatan dalam menentukan tempat.
laporannya terhimpun dalam buku Our Common
Future. Komisi ini terdiri dari 9 orang mewakili Tempat yang diperuntukkan bagi kawasan
negara maju dan 14 orang mewakili negara industri seyogianya didirikan di tempat
berkembang. Salah seorang anggotanya adalah yang tidak terlalu jauh dari kota, tetapi
Emil Salim sebagai perwakilan dari Indonesia,
yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri cukup jauh dari permukiman warga. Pada
Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
45 Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/ 47 Gro Harlem Bruntland, Our Common Future.
Brundtland_Commission, 6 Februari 2015, pukul The World Commission on Environment
10.18 and Development, Oxford, New York: Oxford
46 Sudharto P. Hadi, Dimensi Lingkungan- University Press, 1987, hlm 43
Perencanaan Pembangunan, Yogyakarta: Gadjah 48 Sudharto, Op.cit., hlm 2
Mada University Press, 2012, hlm 2 49 Ibid, hlm 59
69
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
tataran lokal, antara kawasan pemukiman Seksi Industri Manufaktur dan Agro pada
dengan kawasan industri juga merupakan Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi
dua zona yang tidak kompatibel, sehingga DKI Jakarta, Kasubbid. Pengawasan dan
umumnya diperlukan pemisahan zona Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada
penggunaan lahan yang tidak kompatibel Kantor Pengelola Lingkungan Hidup Jakarta
tersebut.50 Kedua zona tersebut menurut Timur dan Pejabat Pengawas Lingkungan
peneliti kurang tepat jika berada dalam Hidup Daerah pada Kantor Pengelola
lingkup yang berdekatan, karena para Lingkungan Hidup Jakarta Timur.
pemegang industri sebagian besar Teknik pengumpulan data yang
kurang memperhitungkan dampak digunakan peneliti yaitu semistructure
negatif dari aktivitas yang dilakukan interview, structured observation,
terhadap kehidupan masyarakat di sekitar dokumentasi dan angket tertutup. Kredibilitas
kawasan tersebut serta pasti ada kegiatan- data diuji peneliti dengan menggunakan
kegiatan yang sedikitnya memberikan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
ketidaknyaman (misalnya suara mesin
yang mengganggu/berisik atau asap dari Instrumen penelitian dalam
pengolahan produk yang menimbulkan penelitian ini adalah peneliti sendiri
bau tak sedap dan membuat sesak). dengan menggunakan bantuan pedoman
Perlu adanya kesepakatan/kebijakan wawancara, pedoman observasi, pedoman
yang mengatur terkait jarak minimal dari dokumentasi dan kuesioner.
area industri dengan perumahan atau
permukiman warga. PEMBAHASAN
Strategi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
METODE PENELITIAN dan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta
Dalam penelitian ini, metode Timur untuk mewujudkan pembangunan
penelitian yang digunakan oleh peneliti berkelanjutan di sekitar Kawasan Industri
adalah kualitatif deskriptif (karena ingin in- Pulogadung telah dirumuskan menggunakan
depth interview) dengan penggunaan data analisis SWOT dari Freddy Rangkuti dan
kuantitatif, yang diukur melalui statistik telah menghasilkan 9 strategi yang telah
deskriptif dan kemudian dinarasikan. penulis uraikan dalam bab pendahuluan.
Penelitian ini menggunakan teknik AHP Akan tetapi, karena adanya keterbatasan
dari Thomas L. Saaty. sumber daya baik sumber daya manusianya
maupun anggaran/dana, maka dibutuhkan
Data yang digunakan dalam penelitian strategi yang lebih utama untuk dilaksanakan
ini terdiri dari data primer dan data sekunder. demi terwujudnya tujuan yang diinginkan
Peneliti menggunakan snowball sampling tadi. Dari hasil analisis SWOT sebetulnya
dengan 13 orang informan dan 3 orang dapat diketahui strategi mana yang nantinya
responden dalam kuesioner Analytical perlu untuk diprioritaskan oleh Pemerintah
Hierarchy Process (AHP) yaitu Kepala DKI Jakarta. Akan tetapi, peneliti disini
juga meminta penilaian para expert dalam
50 Sumbangan Baja, Perencanaan Tata Guna Lahan menentukan skala prioritas kepentingan/
Dalam Pengembangan Wilayah: Pendekatan urgensi penanganan dengan menggunakan
Spasial & Apliikasinya, Yogyakarta: ANDI, 2012,
hlm 82 analisis Analytical Hierarchy Process.
70
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
71
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
Tabel 3
Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS)
(2,17)
Weaknesses
Strenght
(2,62)
Threats
Gambar 1
Gambar
Diagram Analisis 1
SWoT
Diagram Analisis SWOT
Pada dasarnya, dari perpotongan skor IFaS dan EFaS ini dapat diketahui posisi
Pemerintah Provinsi DKI bersama Pemerintah Kota Jakarta Timur dalam mewujudkan
72 pembangunan berkelanjutan di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung berada dimana, yaitu
berada di kuadran 1 yang mendukung strategi agresif (yakni menggunakan seluruh
kekuatan untuk memanfaatkan seluruh peluang yang dimiliki/strategi So).
akan tetapi, ada perbedaan hasil dalam menentukan strategi prioritas dari analisis
peneliti dengan menggunakan analisis SwoT dan aHP. Jika perhitungan dari SwoT
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung
Level 2:
alternatif
Gambar 2
Hierarki AHP Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Gambar 2 di Sekitar Kawasan Industri Pulogadung
73
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
18
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
74
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
75
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
76
Strategi Prioritas untuk Mewujudkan ... (Afni Nooraini dan Afif S.Yahya)
77
Jurnal Manajemen Pembangunan Vol. 5, No. 1/ Juni 2018: 59 – 78
78
LAMPIRAN 4
Jurnal Abdi Masyarakat
utama sehingga tujuan proyek yang suatu tim kerja; j. berorientasi kepada
dikerjakan dapat tercapai dengan lancer dan konsumen dan pemilik.
baik, serta mutu yang baik pula, dengan
waktu yang tepat dan biaya yang bisa Pentingnya Sistem Manajemen K3 dalam
menyesuaikan dengan dana yang disiapkan Industri Konstruksi
sebelumnya sehingga secara pelaksanaan Tim dosen telah melakukan
pembangunan masjid raya abdul kadim investigasi di lapangan dan bertemu dengan
dapat berjalan dengan baik akan membawa pihak terkait dan diperoleh informasi bahwa
baik pula pada kegiatan pengabdian dan dalam pembangunan proyek pembangunan
masayakat Desa Epil keseluruhan (multiplier masjid raya abdul kadi murang
effect). pembanguna suatu proyek pada memperhatikan K3 selain badaimana
prinsipnya mengandung resiko kerja yang manajemen pembangun tersebut sehingga
cukup besar. Dengan demikian di dalam perlu di bahas yaitu pentingnya Sistem
proyek. Ini berarti bahwa manajemen proyek Manajemen K3 dalam bagian dari
pembangnan masjid abdul kadim sekayu manajemen proyek dalam Pembangunan
memegang peranan yang teramat penting, Masjid Raya Abdul Kadim Sekayu.
agar risiko cukup besar tersebut dapat Pembangunan proyek Masjid Raya
diminimalisasi atau bahkan dihindarkan, abdul kadim pada prinsipnya berisiko
sehingga tujuan dalam pembangunan yang sehingga perlu kiranya penerapan K3
diinginkan dapat tercapai dengan berjalan (keselamatan, kesehatan dan kebersihan).
prosyek sampai selesai dengan tidak ada Pekerja Pembangunan Masjid Raya Abdul
keselakaan kerja. dalam hal ini pekerja Kadim Sekayu. terlibat dalam banyak
hasrus selalu berhati hati dalam bekerja. aktifitas pekerjaan yang dapat
Akibatnya diperlukan kehati-hatian serta menghadapkan mereka dengan bahaya
kecermatan yang matang dalam menangani yang patal, seperti jatuh dari atap,
proyekpembangunan masjid raya abdul kecelakaan kerja, terkena peralatan
kadim tersebut. Ini berarti manajemen konstruksi berat, listrik, debu silika, dan
proyek memegang peranan penting supaya asbes dan lain lain. sehinggga pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik. Suatu pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja
pembanguna masjid khususnya masjid raya yang serisus. Untuk itu penerapan Sistem
abdul kadim selalu memiliki spesifikasi dan Manajemen K3 dalam pembangunan masjid
ciri-ciri tersendiri, dengan perbedaan pada raya abdul kadim sangatlah penting.
masing-masing pembanguna masjid di Keselamatan, Kebersihan dan
Indonesia atau di seluruh dunia, maka akan Kesehatan Kerja (K3) dengan pengertian
berbeda pula cara pengelolaannya, hal ini pemberian perlindungan kepada setiap
menunjukkan bahwa manajemen proyek orang (tukang) yang berada di tempat kerja,
merupakan pemegang peranan yang sangat yang berhubungan dengan pemindahan
penting. ada Terdapat sepuluh prinsip bahan baku, penggunaan peralatan kerja
manajemen proyek. Ada sepuluh prinsip konstruksi, proses produksi dan lingkungan
manajemen proyek tersebut yaitu: a. sekitar tempat kerja. Kegiatan pelasanaan
menggambarkan focus tujuan suatu proyek; pekerjaaan konstruksi merupakan unsur
b. penghargaan terhadap suatu kegiatan penting dalam pembangunan yang
produksi; c. tercakup fungsi organisasi; d. dalampelaksanaan kegiatan pekerjaan
selalu mengikuti perubahan teknologi; e. tersebut menimbulkan berbagai dampak
bias pengendalian dan perencanaan yang tidak dinginkan sepeti yang
terhadap semua aktivitas; f. kemandirian menyangkut aspek keselamatan dan
sumber daya, dan responsibilitas; g. kesehatan kerja dan lain lain.
interaksi mutu, waktu, anggaran, dan Dengan adanya K3 suatu
kualitas kerja; h. menjaankan proses fungsi perusahaan yang bergerak di bidang kerja
organisasi; i. saling bekerja sama dalam konstruksi khusunya dalam pembangunan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 41
Jurnal Abdi Masyarakat
Masjid Raya Abdul Kadim harus mempunyai terintegrasi dan juga mencegah dan
SMK3 yaitu Sistem Manajemen mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Adapun akibat kerja dengan melibatkan manajemen,
bagian dari sistem manajemen secara masyarakat, pekerja atau buruh.
keseluruhan yaitu meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, SMK3 berperan sebagai konsultan
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber penghubung pelaksanaan PP 50 tahun 2012
daya yang dibutuhkan sebagai di perusahaan pembangunan Masjid Raya
pengembangan penerapan pelaksanan, Abdul Kadim sebelum dilaksanakan audit
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan SMK3. Agar penerapan SMK3 berdasarkan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja PP 50 tahun 2012 berjalan sesuai rencana
guna terciptanya tempat kerja yang aman, yaitu efektif, maka secara periodik perlu
selamat, efisien dan produktif dengan mutu dilakukan efektivitasnya melalui audit
yang baik. internal. Dari hasil audit SMK3 oleh team
Kesuksesan program SMK3 (Sistem pengabdian kepada masyarakat ini dapat
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap
Kerja) pada proyek pembangunan Masjid tentang status mutu pelaksanaan SMK3
Raya Abdul Kadim tidak lepas dari peran yang selanjutnya dapat digunakan untuk
berbagai pihak yang saling terlibat, perbaikan yang berkelanjutan dalam
berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim.
seharusnya menjadi pertimbangan utama
dalam pelak-sanaan pembangunan proyek Pelaksanaan Kebijakan K3 Pembangunan
pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim Masjid Raya Abdul Kadim Sekayu.
yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh Salah satu wujud komitmen yang
manajemen dari berbagai pihak yang terkait diterapkan dalam Pembangunan Masjid
didalamnya. Berbagai pihak mempunyai Raya Abdul Kadim Sekayu dalam upaya
tanggung jawab bersama yang saling mencegah resiko kerja yaitu sudah ada
mendukung untuk keberhasilan dalam peraturan tertulis ini yang disebut dengan
menyelesaikan pembangunan Masjid Raya QPASS. Komitmen ini sangat penting dalam
Abdul Kadim yang ditandai dengan evaluasi keberjalanan program K3 yang dibentuk
positif dari pelaksanaan program untuk mencegah kecelakaan kerja, dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. melakukan penetapan kebijakan di proyek
Di Indonesia ada beberapa pedoman perusahaan merupakan salah satu upaya
dalam penerapan SMK3 Konstruksi salah dalam memenuhi peraturan perundang-
satunya adalah PP No 50 tahun 2012. undangan dimana hal ini merupakan salah
Peraturan tersebut berisi tentang peraturan satu upaya dalam mencegah risiko
SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan, kecelakaan kerja.
Kebersihan dan Kesehatan pekerja (K3) di Pembangunan Masjid Raya Abdul
pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim, Kadim telah menerapkan kebijakan K3
khususnya pekerja yang menjalankan (Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan
pembangunan konstruksi adalah masalah Kerja) di proyek walaupun penerapan belum
Keselamatan, Kesehatan dan Kesehatan dilakukan secara optimal. Manajemen
Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih Proyek telah menerapkan sistem reward dan
selalu sering terabaikan. funishment merupakan bentuk reaksi dari
Dalam PP No 50 tahun 2012 pemimpin untuk menjaga dan meningkatkan
penerapan pelaksanaan SMK3 adalah kinerja karyawan hal ini untuk memotivasi
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pekerja untuk berkomitmen. Sejalan dengan
pekerja dalam perlindungan keselamatan, hasil penelitian dari Mungki Primesty Sistem
kenersihan dan kesehatan kerja yang reward dan punishment berpengaruh positif
terencana, terukur, terstruktur, dan
Jurnal Abdi Masyarakat Humanis Vol.1, No.1 , Oktober 2019 42
Jurnal Abdi Masyarakat
dengan komitmen pekerja walaupun masih Yayasan Ar-Rohim, Kab. Musi Banyuasin,
ada kendala dalam pelaksanaanya. Propinsi Sumatra Selatan
Pembekalan yang diberikan oleh tim
Pelaksanaan Organisasi Keselamatan, PKM adalah pemberian wawasan mengenai
Kesehatan dan Kesehatan Kerja (K3) Ilmu Manajemen khususnya K3 dalam
Pada pelaksanaan PP 50 tahun 2012 Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya
pekasana pembangunan wajib membentuk Abdul Kadim dan padat karya untuk
Panitia Pembina Keselamatan dan menciptakan lapangan kerja dan pada
Kesehatan Kerja yang biasa diketahui akhirnya dapat mengurangi pengangguran
P2K38 . dalam memenuhi PP 50 tahun 2012 secara siqnifikan.
tersebut manajemen proyek pembangunan Pembekalan oleh Tim PKM meliputi
Masjid Raya Abdul Kadim telah membentuk materi Manajemen, K3, Pengelolaan
struktur P2K3 dan sudah tersedia struktur Keuangan, Teknik Konstruksi, dan Simulasi
organisasi P2K3 secara aplikatifnya tetapi serta Tanya jawab.
pelaksanaannya belum berjalan dengan baik .
dan benar itu juga hanya sekedar
pemenuhan kewajiban Undang-undang dan
belum tahu peran masing masing dari P2K3
dan berpengaruh pada kinerja organisasi
dalam menerapkan fungsi P2K3 sehingga
minimnya pengaruh dari peran P2K3
tersebut.
secara baik dan benar. sehingga belum pekerjaan. walau demikian memilki hasil
terlibat hasilnya. penerapan Sistem yang efektif dengan kepatuhan para
Reward dan Punishment sudah berjalan pekerja.
tetapi belum berjalan dengan baik.
4. Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
2. Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim sudah melaksanakan dan menerapkan
pada dassrnya sudah menerpakan pelatihan dalam pendampngan
organisasi K3 (Keselamatan, Kesehatan pengabidan ini tetapi belum sesuai
dan Kesehatan Kerja) tetapi pelaksnaan harapan dalam upaya pencegahan
di lapangan belum efektif dengan baik kecelakaan kerja di lapangan.
terlihat hanya sekedar memenuhi
peraturan pekerja tidak mengetahui peran 5. Pembangunan Masjid Raya Abdul
serta tujuan P2K3 sehingga kinerja Kadim, pada dasarnya sudah
organisasi proyek belum memberikan menerapkan pengawasan tetapi
pengaruh dan manfaat pada pekerja pengawasan belum dijalankan dengan
proyek. baik dan benar disebabkan dipengaruhi
oleh jumlah pegawai dan pekerja, target
3. Implementasi Ilmu Manajemen dalam waktu pelaksanaan pengerjaan dan
Mewujudkan Pembangunan Masjid Raya lemah pengawasan dari dinas terkait
Abdul Kadim, pelaksanaan komunikasi pada wilayah pembangunan
dan informasi K3 (Keselamatan, Pembangunan Masjid Raya Abdul Kadim,
Kesehatan dan Kesehatan Kerja) namun Sekayu .
belum melaksanakan secara baik
disebabkan kurangnya tenaga HSE
Officer karena faktor target waktu
DAFTAR PUSTAKA
Ahidin, U., Handayani, R., & Suraya, A. (2018). “Penyuluhan Manajemen Informasi Dengan
Mempertahankan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Suku Baduy”. Jurnal
Pengabdian Dharma Laksana, 1(1).
Aisyah, S. (2013). “Membangun Kekuatan Ekonomi Masjid (Studi Kasus Masjid Taqwa
Muhammadiyah Padang)”. Jurnal Syari’ah.
Boedijono, Wicaksono, G., & Puspita, Y. (2019). “Efektifitas Pengelolaan Dana Desa Untuk
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa di Kabupaten Bondowoso”.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 9 - 20.
Dewi, R. P., & Arnandi, W. (2019). Peningkatan Produktivitas Peternak Itik Melalui
Penerapan Mesin Penetas Telur. JPPM Vol. 3 No. 2, 193-196.
Trevis, C. S. (2009). “Modern Managerial Concept and Skills” 11th. England:: Person
international Edition 2009.
ABSTRACT
One of main causes for multicrisis in Indonesia are mismanagement
and moral hazard problem in every sektors. Political situation and
economy is a two sides which linked each other. So far, executives in
government mostly see politics and economy as the effort to gain power
for individuals or groups, fully ignoring the essential task for manager to
maintain the country using good management principles which will
enable to rise sustainable value of creation.
KESIMPULAN
Agar pelaksanaan pembangunan
berdampak pada peningkatan kesejah-
teraan rakyat maka pemerintah bisa me-