Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman masalah kesehatan mulai berkembang yang
dulunya dianggap hanya sebagai masalah psikologis namun saat ini kesehatan
merupakan masalah yang kompleks. Sehingga banyak sekali upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk menjaga kesehatan salah satunya sanitasi lingkungan dimana
lingkungan turut mengambil andil yang sangat besar dalam masalah kesehatan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosio-psikologis,
Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena
lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.,
lingkungan sangat berpengaruh pada kesehatan, apabila lingkungan sehat maka
sehatlah individu begitu juga sebaliknya. Pada hakikatnya kesehatan lingkungan adalah
suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif
terhadap terwujudnya kesehatan yang optimum pula. Jadi sangat jelas bahwa
lingkungan adalah salah satu unsur  yang menentukan kesehatan individu.
Hendrik L.Blum  mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status
kesehatan salah satunya adalah lingkungan. Dimana lingkungan tersebut meliputi
ligkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya.
Selain lingkungan kesehatan juga dikenal dengan istilah kesehatan kerja dimana
kesehatan kerja ini sangat penting bagi pekerja. Dengan adanya kesehatan kerja,
pekerja akan lebih hati-hati dalam melakukan pekerjaannya. banyak sekali pekerja tidak
berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya sehingga terjadi kecelakaan kerja dan
berakibat fatal bagi pekerja tersebut. Banyak sekali faktor yang mengakibatkan
kecelakaan kerja salah satunya lantai licin. Hal ini dilihat dari segi kondisi lingkungan
yang tidak aman(unsafety condition).
Kesehatan pekerja ini bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial yaitu melalui usaha-usaha preventif,
promotif serta kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan
akibat kerja atau lingkungan kerja.

1.2  Batasan Topik
1.      Kesehatan Lingkungan
 Definisi Kesehatan Lingkungan
 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

1
 Tujuan Kesehatan Lingkungan
 Dampak Lingkungan Tidak Sehat
 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan
 Klasifikasi Lingkungan
 Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
 Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan
 Kesehatan Kerja
 Definisi Kesehatan Kerja
 Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
 Tujuan Kesehatan Kerja
 Determinan Kesehatan Kerja
 Penanggulangan Kesehatan Kerja
 Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja
 Kecelakaan Kerja
 Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja
 Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja
 Undang-Undang Kesehatan Kerja

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kesehatan Lingkungan
2.1.1 Definisi Kesehatan Lingkungan

· Kesehatan Lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula.1
· Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. (WHO) 2
· Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk
mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia.
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan)2
· Ilmu Kesehatan Lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari dinamika
hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam
perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau

2
kekuatan di sekitar manusia, yang menimbulkan ancaman, atau berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta mencari upaya-upaya
pencegahan. (Umar Fahmi Achmadi, 1991)2
· Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia melalui
pengelolaan, pengawasan dan pencegahan faktor-faktor lingkungan yang dapat
mengganggu kesehatan manusia. (Sumengen Sutomo, 1991) 2
· Kesehatan lingkungan adalah ilmu & seni dalam mencapai keseimbangan, keselarasan
dan keserasian lingkungan hidup melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat
dan pengelolaan lingkungan sehingga dicapai kondisi yang bersih, aman, nyaman,
sehat dan sejahtera terhindar dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan,
sesuai dengan harkat dan martabat manusia. (Sudjono Soenhadji, 1994) 2
· Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah pengganggu,
menanggulangi kerusakan dan meningkatkan/memulihkan fungsi lingkungan melalui
pengelolaan unsur-unsur atau faktor-faktor lingkungan yang berisiko terhadap
kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis, intervensi/rekayasa lingkungan,
sehingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi derajat kesehatan manusia
secara optimal. (Tri Cahyono, 2000)

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


1.       Perumahan
Syarat – syarat rumah yang sehat :
a.       Bahan bangunan : lantai, dinding, atap genteng, kayu untuk tiang.
b.      Ventilasi : menjaga aliran udara tetap segar dan menjaga keseimbangan O 2 yang
diperlukan penghuni rumah.
-          Ventilasi alamiah : dimana aliran udara didalam ruangan tersebut terjadi secara
alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, dan sebagainya.
-          Ventilasi buatan : yaitu dengan mempergunakan alat – alat khusus untuk mengalirkan
udara tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara.
c.       Cahaya : rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Jika cahaya kurang akan menjadi media yang baik untuk berkembang
bibit penyakit. Jika terlalu banyak dapat merusak mata.
-          Cahaya alamiah : yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya TBC. Oleh karena itu, rumah yang
sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya ( jendela ) luas sekurang-kurangnya 15 %
sampai 20 % dari luas lantai yang terdapat didalam ruangan rumah.
-          Cahaya buatan : yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti
lampu minyak, listrik, api dan lain sebagainya.
d.      Luas bangunan rumah : luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni didalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya. Hal ini harus disesuaikan dengan kadar O2 dalam bangunan
rumah tersebut. Luas bangunan yang optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang.
3
·         Fasilitas – fasilitas didalam rumah sehat :
Rumah yang sehat  harus mempunyai fasilitas – fasilitas sebagai berikut ;
a. penyediaan air bersih yang cukup
b. pembuangan tinja
c. pembuangan air limbah ( air bekas )
d. pembuangan sampah
e. fasilitas dapur
f. ruang berkumpul keluarga
g. gudang
h. kandang

2.       Penyediaan air bersih


Syarat air minum yang sehat :
 Syarat fisik      : bening, tidak berasa, suhu di bawah udara di luarnya.
 Syarat bakteriologis : bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara
untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah
dengan memeriksa sampel  ( contoh ) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc
air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
-       Syarat kimia :
a. Flour ( 1 – 1,5 mg/l )
b. Chlor ( 250 mg/l )
c. Arsen ( 0,05 mg/l )
d. Tembaga ( 1 mg/l )
e. Besi ( 0,3 mg/l )
f. Zat organik ( 10 mg/l )
g. pH ( 6,5 – 9,0 mg/l )

3.       Pembuangan kotorran manusia ( tinja )


Persyaratan dalam membuat jamban yang sehat, sebagai berikut :
 tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
 tidak mengotori air permukaan disekitarnya
 tidak mengotori air tanah disekitarnya dan tidak menimbulkan bau
 tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa
 sederhana desain, mudah digunakan, dipelihara, dan murah
 dapat ditterima oleh pemakainya
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar persyaratan di atas terpenuhi, adalah :
1)      sebaiknya jamban tertutup, terlindung dari panas dan hujan, serangga, terlindung dari
pandangan orang
2)      bangunan jamban mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat

4
3)      bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, dan
tidak menimbulkan bau
4)      disediakan alat pembersih, seperti air atau kertas pembersih

4.       pembuangan sampah


sampah mempunyai prinsip sebagai berikut :
o adanya sesuatu benda atau bahan padat
o adanya hubungan langsung / tidak langsung dengan kegiatan manusia.
Benda atau bahan tersebut tidak dapat dipakai lagi.
Cara pengolahan sampah :
1.      pengumpulan dan pengangkutan sampah
2.       pemusnahan dan pengelolaan sampah – sampah di tanah, di bakar, dijadikan pupuk1
Menurut WHO (1979)
1.      Penyediaan air minum
2.      Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3.      Pengelolaan sampah padat
4.      Pengendalian vektor
5.      Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan eskreta manusia
6.      Hygiene makanan
7.      Pengendalian pencemaran udara
8.      Pengendalian radiasi
9.      Kesehatan kerja
10.  Pengendalian kebisingan
11.  Perumahan dan permukiman
12.  Perencanaan daerah perkotaan
13.  Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut dan darat
14.  Pencegahan kecelakaan
15.  Rekreasi umum dan pariwisata
16.  Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidemik, bencana, kedaruratan
17.  Tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari resiko gangguan kesehatan 2
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No. 23 Tahun 1992
1.      Penyehatan air dan udara
2.      Pengamanan limbah padat (sampah)
3.      Pengamanan limbah cair
4.      Pengamanan limbah gas
5.      Pengamanan radiasi
6.      Pengamanan kebisingan
7.      Pengamanan vektor penyakit
8.      Penyehatan dan pengamatan lainnya, misalnya: pasca bencana

5
2.1.3 Tujuan Kesehatan Lingkungan
a. Tujuan Umum
Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
sehat
b. Tujuan Khusus
a) Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup
sebagai tujuan pembangunan
b) Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c) Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan hidup untuk kepentingan
generasi sekarang dan mendatang
d) Terlindungnya Negara dari kegiatan Negara lain yang berkaitan merusak lingkungan
sehat5

2.1.4  Dampak Lingkungan Tidak Sehat


·         Timbulnya berbagai penyakit
·         Menurunnya kualitas kesehatan masyarakat
·         Merusak estetika kota
·         Dalam jangka panjang dapat mempengaruhi arus investor ke daerah
·         Polusi adan sampah menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit infeksi saluran
pencernaan, kolera, tifus, disentri dan lainnya. Pembuangan sampah ke sungai akan
mengakibatkan terhambatnya proses air tanah di musim hujan tiba, sungai yang
tercemari sampah akan menyebabkan banjir
·         Terjadinya keseimbangan alam6

2.1.5 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan lingkungan
1.      Lingkungan Sehat
Lingkungan yang memiliki potensi dan daya dukung untuk menciptakan masyarakat
yang terbebas dari segala macam penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya            :
·         Faktor Fisik
Berupa biotik dan abiotik, dimana faktor tersebut sangat berperan penting bagi
masyarakat dalam memperhatikan dimana tempat tinggal mereka akan di bangun. Jika
suatu rumah dibangun di pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi di
pedesaan itu. Misalnya keadaan air yang bersih terhindar dari pencemaran akan
membawa dampak yang baik bagi kesehatan masyarakat di pedesaan itu.
·         Faktor Sosial
Berupa tingkah laku, kepandaian, adat istiadat, dimana faktor tersebut berperan dalam
hubungan masyarakat dan lingkungannya. Misalnya masyarakat yang tinggal
dikawasan yang rawan gempa, maka rumah yang mereka bangun dikawasan tersebut
harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun kokoh. Disamping itu
6
masyarakat juga berupaya untuk menciptakan lingkungan yang sehat dengan usaha-
usaha tertentu. Misalnya masyarakat membuat bak penampungan sampah.
·         Faktor Ekonomi
Berupa pekerjaan, pendapatan, kemiskinan dimana pada umumnya apabila
dilingkungan tersebut diduduki sebagian besar orang yang tidak mampu maka secara
tidak langsung mempengaruhi terhadap kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.
Misalnya didaerah-daerah pemukiman kumuh, karena kondisi keuangan mereka tidak
memungkinkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat baik.
2.      Lingkungan Tidak Sehat
Faktor-faktor yang mempengaruhinya            :
·         Faktor Fisik
Dilingkungan yang tidak sehat akan menimbulkan berbagai macam bibit penyakit.
Misalnya sumber air di suatu kawasan tertentu yang tercemar oleh bahan-bahan kimia,
maka masyarakat yang menggunakan air tersebut untuk kehidupan sehari-hari, mereka
akan terserang penyakit dari pencemaran air tersebut.
·         Faktor Sosial
Apabila kondisi social disuatu masyarakat tidak diperhatikan maka akan menimbulkan
tatanan tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat lingkungan sehat dan
masyarakatnya akan terserang penyakit, misalnya seseorang yang tidak sehat dan dia
ingin pergi berobat, akan tetapi ia tidak sanggup karena jarak yang terlampau jauh
untuk mencapai tempat berobat tersebut.
·         Faktor Ekonomi
Masyarakat tidak mampu pada umumnya tidak melihat kualitas dari suatu makanan
yang mereka konsumsi, sehingga mempengaruhi kesehatan mereka. Misalnya
seseorang membelli makanan dipinggir jalan yang kondisi lingkungannya tidak sehat
dan harganya yang murah.1

2.1.6 Klasifikasi Lingkungan


Klasifikasi Lingkungan
Secara umum menjadi             :
o Litosfer (lingkungan tanah/padatan)
o Hidrosfer (lingkungan air)
o Atmosfer (lingkungan udara)
 Menurut Wujudnya                 :
o Fisik
o Biologi
o Kimia
 Menurut Permasalahannya      :
o Makro
o Meso

7
o Mikro
 Menurut Ruang      :
o Eksternal
o Internal1

2.1.7 Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat

 Pengaruh terhadap individu :


·         Apabila lingkungan bersih berpengaruh terhadap individu khususnya pada kualitas
kerja(produktivitas)individu tersebut. Sedangkan individu yang berada pada lingkungan
yang tidak sehat akan berada pada produktivitas kerja yang cendrung menurun.
·         Udara, air, makanan, sandang, papan dan seluruh kebutuhannya si ambil dari
lingkungan. Akan tetapi, berpengaruh terhadap individu baik positif maupun negatif.
Makanan sedikit atau berlebihan maka kelainan nutrisi dan minuman yang mengandung
racun.
·         Lingkungan sehat, gizi yang cukup yang ekonomis dapat menghindari seseorang dari
penyakit.
·         Lingkungan sebagai alat untuk pergaulan dan tempat lahir budaya.
·         Sarana penyesuaian diri.7

 Pengaruh terhadap keluarga :


·         Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka
kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan
kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan
keluarga dari resiko terjadinya penyakit/gangguan saluran pernafassan. 8
·         Persentase kepemilikan rumah sehat yang cenderung meningkat mengindisikan bahwa
telah terjadi perubahan prilaku yang bisa memperbaiki tingkat kesehatan
lingkungan. Karena bagi mayoritas masyarakat kita, rumah adalah tidak hanya tempat
istirahat melainkan tempat berkumpul anggota keluarga, tetangga bahkan keluarga yang
jauh. Dengan demikian dalam sebuah rumah yang tidak sehat bisa menjadi tempat saling
menularnya penyakit. Menjadi indikasi negatif terhadap upaya meningkatkan kesehatan
lingkungan.9

 Pengaruh terhadap masyarakat :


o Timbulnya penyakit terhadap masyarakat yang tidak sehat bahkan epidemik.
o Tindakan masyarakat membuang limbah sembarangan sehingga berakibat
terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup.
o Timbulnya bencana akibat perbuatan tangan jahil masyarakat yang tidak
terkontrol.
o Lingkungan sehat akan membuat masyarakatnya terhindar dari penyakit. 7

8
2.1.8 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat
· Kolera
 Penyakit saluran cerna yang disalurkan lewat penggunaan air dalam kehidupan
sehari-hari.
· Tifus perut
 Penyakit saluran cerna yang ditularkan lewat penggunaan air dalam kehidupan
sehari-hari. penggunaan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk
kepentingan rumah tangga menyebabkan banyaknya penderita penyakit perut
menular.
· Diare
 Penyakit saluran cerna yang ditandai bercak-cak encer dengan atau tanpa darah
dan muntah-muntah.penyakit ini disebabkan oleh kerusakan organik /fungsional
saluran cerna.
· Leptospitosis
 Penyakit yang disebabkan lewat tampungan air hujan  yang telah tercemar kemih
tikus.
· Malaria dan DBD
 Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk yang berkembang di wadah penyimpanan
air, sedangkan penderita disalurkan melalui gigitan nyamuk tersebut.
· TBC
 Penyakit yang berkembang pada pemukiman yang padat dengan pertukaran udara
yang buruk.
· Cacar
 Penyakit yang disebabkan oleh virus yang terdapat di udara. Infeksi  cacar timbul
apabila ada kontak langsung dengan penderita/pakaian penderita.
· Influenza
 Penyakit yang penularannya disebabkan oleh udara masyarakat. 10

2.1.9 Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan


1.      Upaya pengelolaan lingkungan hidup
Yang meliputi ekosistem daratan, kawasan pesisir dan ekosistem laut.
2.      Upaya pengelolaan lingkungan buatan

9
Yang meliputi pengendalian pencemaran yang berkaitan dengan perlindungan air,
tanah, udara dan pengelolaan limbah.
3.      Upaya pengelolaan lingkungan sosial
Meliputi pembangunan kualitas hidup penduduk, pembangunan kualitas lingkungan
sosial.
4.      Upaya pengembangan modal sosial
Meliputi kearifan lingkungan, etika lingkungan dan pembangunan jiwa sosial yang
tinggi.11

2.2  Kesehatan Kerja
2.2.1   Definisi Kesehatan Kerja
·         Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja,
perusahan, pabrik, kantor dan sebagainya. Dan yang menjadi pasien dari kesehatan
kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. 1
·         Kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja dan lingkungan
kerja  agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja
yang optimal. (Menurut UU No.23 tahun 1992 pasal 23)
·         Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun social dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan yang
disebabkan factor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-
penyakit umum.12

2.2.2   Ruang Lingkup Kesehatan Kerja


Menurut Rachman. 1990, ruang lingkup kesehatan kerja sebagai berikut:
1.      Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang didalamnya
melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang
dikerjakan.
2.      Aspek perlindungan meliputi:
a)      Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian.
b)      Peralatan dan bahan yang digunakan.
c)      Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, dan social.
d)     Proses produksi.
e)      Karakteristik dan sifat pekerjaan
f)       Teknologi dan metodelogi kerja
3.      Penerapan hyperkes dilaksanakan secara holistic sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industry barang maupun jasa.

10
4.      Semua pihak yang terlibat dalam proses industry perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.13

2.2.3   Tujuan Kesehatan Kerja
1.      Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua
lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya
2.      Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan
oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya
3.      Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatan
4.      Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis kerjanya.14

2.2.4   Determinan Kesehatan Kerja


1.      Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya, memerlukan kekuatan otot atau pemikiran, yang
merupakan beban bagi yang melakukan. Beban dapat berupa fisik,beban mental,
ataupun sosial. Oleh sebab itu, penempatan seorang pekerja seharusnya sesuai
dengan beban optimum yang sanggup dilakukan kesehatan kerja berusaha
mengurangi/mengatur beban kerja para karyawan dengan cara
merencanakan/mendesain suatu alat yang dapat mengurangi beban kerja para
karyawan.
2.      Beban tambahan
Terkadang pekerja juga harus memiliki beban tambahan yang berupa
kondisi/lingkungan yang tidak menguntungkan bagi para  pekerja. Disebut beban
tambahan karena lingkungan tersebut menggannggu pekerjaan dan harus di atasi oleh
pekerja yang bersangkutan.
5 faktor beban tambahan yaitu
a.       Faktor fisik         :  penerangan,suhu,kelembapan,kebisingan dan lain-lain
b.      Faktor kimia       : bahan-bahan kimia yang mengganggu seperti asap,gas,debu       
dan lain-lain
c.       Faktor biologi     :  binatang atau tumbuhan yang mengganggu pandangan
d.      Faktor fisiologis: peralatan kerja yang tidak sesuai dengan  ukuran tubuh pekerja
e.       Faktor sosial psikologis: suasana kerja yang tidak harmonis misalnya adanya gosip.
Cemburu dan lain-lain
3.      Kemampuan kerja
Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang
yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena kapasitas orang tersebut berbeda.
Kapasitas adalah kemampuan yang dibawa dari lahir oleh seseorang yang terbatas.

11
Kapasitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain gizi, genetik, dan
lingkungan. Kemampuan seseorang dalam bekerja juga dipengaruhi oleh pendidikan,
pengalaman, kesehatan,  kebugaran, gizi, jenis kelamin, dan ukuran tubuh.

2.2.5   Penanggulangan Kesehatan Kerja


1.      Penaggulangan lingkungan kerja
Biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal
2.       Evaluasi lingkungan kerja
merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-potensi bahaya yang
mungkin timbul.sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.
3.       Pengendalian lingkungan kerja
Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko terhadap zat/bahan yang
berbahaya di lingkungan kerja.
Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan evolusi, tidak dapat menjamin sebuah
linkungan kerja yang sehat. jadi hanya dicapai dengan teknologi pengendalian yang
adekuat untuk mencegah efek kesehatan di kalangan bekerja.
1.       Pengendalian lingkungan
 Desain tata letak yang adekuat
 Penghilang / pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya
2.       Pengendalian perorangan
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternative lain untuk melindungi
pekerja dari bahaya kesehatan.

2.2.6   Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja


·         Strees adalah suatu bentuk tanggapan seseorang ,baik secara fisik maupun mental
terhadap suatu perubahan dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan akibat dirinya
terancam.16
Faktor Penyebab Stress :
·          Faktor internal
Yakni dari dalam diri pekerja itu sendiri, misalnya:kurangnya percaya diri dalam
melakukn pekerjaan, kurangnya kemampuan atau keterampilan dalam melakukan
pekerjaan, dan sebagainya.
·          Faktor eksternal
Yakni faktor lingkungan kerja. Linkungan kerja ini mencakup lingkungan fisik dan
lingkungan social (masyarakat kerja). Linkungan fisik yang sering menimbulkan stress kerja
antara lain:tempat keja yang tidak higenis, kebisingan yang tinggi dan sebagainya.
Sedangkan linkungan manusia (sosial) yang sering menimbulkan stress adalah pimpinan
yang otoriter, persaingan kerja yang tidak sehat, adanya klik-klik di lingkungan kerja dan
sebagainya.

12
Oleh sebab itu, untuk mencegah dan mengelola stress dilingkungan kerja tersebut juga
diarahkan kedua faktor tersebut. Untuk para pekerja dilakukan pelatihan-pelatihan yang
akhirnya juga dapat meningkatkan percaya diri dalam melaksanakan pekerjan mereka.
Sedangkan intervensi stress akibat faktor eksternal dengan meningkatkan hiegene dan
kondisi lingkungan kerja serta meningkatkan hubungan antarmanusia. 1

2.2.7   Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan dari suatu
pekerjaan.
Penyebab Kecelakaan Kerja
1.      Perilaku pekerja itu sendiri(faktor manusia), yang tidak memnuhi keselamatan.
2.      Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja (ILO)
1.      Menurut Jenis Pekerjaan
a)      Terjatuh
b)      Tertimpa
c)      Tertumbuk
d)     Terjepit
e)      Gerakan- gerakan melebihi kemampuan
f)       Pengaruh suhu tinggi
g)      Terkena arus listrik
h)      Kontak bahan-bahan berbahaya dan radiasi
2.      Menurut Penyebab
a)      Mesin
b)      Alat angkut
c)      Peralatan
d)     Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi
e)      Lingkungan kerja, dan lain-lain
3.      Menurut Sifat Luka
a)      Patah tulang
b)      Diskolasi
c)      Regang Otot
d)     Memar/Luka dalam
e)      Amputansi
f)       Luka permukaan
g)      Gegar dan remuk
h)      Luka bakar
i)        Keracunan
j)        Pengaruh radiasi
4.       Menurut Letak Kelainan
a)      Kepala

13
b)      Leher
c)      Badan
d)     Anggota atas
e)      Anggota bawah
f)       Banyak tempat, dan lain-lain.1

2.2.8   Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Lingkungan Fisik : Pencahayaan, kebisingan, kegaduhan kondisi bangunan.
2. Lingkungan sosial : Hubungan kerja yang tidak harmonis.
Lingkungan kerja berikut ini merupakan tambahan kerja yang dapat mengganggu
pekerjaan bahkan menimbulkan penyakit.
1. Kebisingan
a)      Kerusakan pada indra pendengar sampai pada ketulian
b)      Mengganggu komunikasi
c)      Mengakibatkan gangguan konsentrasi kerja
2. Penerangan atau pencahayaan
a)      Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efesiensi kerja.
b)      Kelemahan mental
c)      Kerusakan alat penglihatan (mata)
d)     Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata
e)      Meningkatnya kecelakaan kerja
3. Bau-bauan
Bau-bauan merupakan jenis pencemaran udara, yang tidak hanya mengganggu
penciuman tetapi juga dari segi hygiene pada umumnya.

2.2.9  Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja


Sampah / limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Yang dimaksud
dengan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan limbah adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi
(meminimalisasi), penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan, dan penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Penanganan limbah secara umum dapat dilakukan dengan :
·         Penyimpanan dalam gudang.
Syarat  umum gudang penyimpanan:

14
- Gudang/ruangan penyimpanan harus memiliki sistim ventilasi yang baik
- Penerangan yang cukup dan stop kontak harus diluar gedung
- Gudang harus mempunyai penangkal petir
- Bagian luar tempat penyimpanan harus diberi tanda (simbol)
- Lantai bangunan yang kedap air
- Penyimpan harus satu jenis atau yang saling cocok
- Antara bagian penyimpanan dibuat tanggul/dinding pemisah
- Masing-masing memiliki bak penampung tumpahan
- Wadah/tempat penyimpanan tidak boleh bocor
- Lama penyimpanan paling lama 90 hari
·         Pendaur ulangan
·         Pembakaran (Insinerator)
·         Pemadatan (Solidifikasi) dan Pemantapan ikatan (Stabilisasi) umumnya dalam
penanganan limbah cair dan lumpur :
- menjadikan kontaminan yang terkandung menjadi tidak aktif,
- mengurangi kandungan air.
·         Penimbunan/penanaman (Landfill). Penanganan secara penimbunan dilakukan
terhadap limbah padat & residu dari proses solidifikasi, sisa dari proses daur ulang, sisa
pengolahan fisik-kimia, katalis, lumpur (sludge) dan berbagai limbah yang tidak dapat
diolah atau diproses lagi.
Konstruksi lokasi penimbunan limbah harus dibangun dengan kedalaman beberapa
meter dan dipadatkan dengan lapisan lempung atau lapisan sintesis untuk menahan
rembesan.17
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau
bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan
persiapan.
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
15
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau
di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun
atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getar. dilakukan pembuangan
atau pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian)
yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air;
r.diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
(3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-
ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau
kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat
dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).

BAB III
KESIMPULAN
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau keadaan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum.

16
Kesehatan kerja merupakan pencegahan kecelakaan akibat kerja. Ciri pokok
kesehatan kerja adanya upaya preventif dan promotif, upaya preventif berpedoman
agar perusahaan tersebut dapat mencegah timbul penyakit akibat oleh limbah atau
produk perusahaan tersebut. Sedangkan upaya promotif berpedoman dengan
meningkatnya kesehatan pekerja, akan meningkatkan produktivitas kerja.
Dengan adanya kesehatan lingkungan yang baik dapat mempengaruhi
kesehatan kerja menjadi baik pula.

DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
2. http://www.scribd.com/doc/19374542/Definisi-Kesehatan-Lingkungan
3. http://environmentalsanitation.wordpress.com/2009/01/02/kesehatan-lingkungan/
4. .http://www.scribd.com/doc/19374542/definisi-kesehatan-lingkungan
17
5. www.fkm.unair.ac.id
6. www.dampak buruk dari lingkungan tidak sehat.com/pdf
7. Slamet, Juli Soemirat.1996.Kesehatan Lingkungan.Yogjakarta:UGM University
Press
8. http://www.anneahira.com/kesehatan-lingkungan.htm
9. http://www.jevuska.com/2010/06/30/kesehatan-lingkungan-contoh-satuan-acara-
penyuluhan-sap
10. Dr.danur.materi-materi pokok ilmu kesehatan lingkungan
11. slamet riyadi, pengantar kesehatan lingkungan
12. suma’mur.hiegene.perusahaan dan kesehatan kerja.1976.gunung agung.jakarta
13. Ragil Setiabudi, SKM. Kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan industry
14. bukhari.manajemen kesehatan kerja dan alat pelindung diri.2007
15. http://repository.usu.ac.id/bistream/12345678/1441/07002748.pdf
16. Panji anorgi.psikologi kerja

Daftar ISI
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
1.1  Latar Belakang..................................................................................................................................1

18
1.2  Batasan Topik...................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
2.1 Kesehatan Lingkungan.......................................................................................................................2
2.1.1 Definisi Kesehatan Lingkungan...................................................................................................2
2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan........................................................................................3
2.1.3 Tujuan Kesehatan Lingkungan....................................................................................................6
2.1.4  Dampak Lingkungan Tidak Sehat...............................................................................................6
2.1.5 Faktor-Faktor Kesehatan Lingkungan.........................................................................................6
2.1.6 Klasifikasi Lingkungan.................................................................................................................7
2.1.7 Pengaruh Lingkungan Yang Tidak Sehat Terhadap Individu, Keluarga, dan Masyarakat............8
2.1.8 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Lingkungan Yang Tidak Sehat..................................................9
2.1.9 Upaya Penanggulangan Kesehatan Lingkungan........................................................................10
2.2  Kesehatan Kerja..............................................................................................................................10
2.2.1   Definisi Kesehatan Kerja.........................................................................................................10
2.2.2   Ruang Lingkup Kesehatan Kerja..............................................................................................10
2.2.3   Tujuan Kesehatan Kerja..........................................................................................................11
2.2.4   Determinan Kesehatan Kerja..................................................................................................11
2.2.5   Penanggulangan Kesehatan Kerja...........................................................................................12
2.2.6   Faktor Penyakit Stress Akibat Kerja.........................................................................................12
2.2.7   Kecelakaan Kerja.....................................................................................................................13
2.2.8   Penyakit Yang Ditimbulkan Akibat Lingkungan Kerja..............................................................14
2.2.9  Pengelolaan Limbah di Lingkungan Kerja.................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................17
KESIMPULAN.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18

19

Anda mungkin juga menyukai