PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
7. Prilaku masyarakat
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Slamet Riyadi: ilmu kesehatan lingkungan ialah bagian integral dari ilmu
kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani tentang
hubungan manusia dengan lingkungannya untuk mencapai keseimbangan
ekologi dan bertujuan untuk membina dan meningkatkan derajat maupun
kehidupan sehat yang optimal.
2. WHO (World Health Organization): kesehatan lingkungan ialah suatu
keseimbangan ekologi yang harus tercipta diantara manusia dengan
lingkungannya agar bisa menjamin keadaan sehat dari manusia.
3. HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia):kesehatan
lingkungan ialah suatu kondisi lingkungan yang dapat menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dengan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia
3
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu
kesehatan mayarakat
1. Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu
1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2. Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak
tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3. Keadaan tanah
Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan,
dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.
4
D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan
- Daun-daun tumbuhan
- Ranting-ranting tumbuhan
- Akar-akar tumbuhan
5
dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
6
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik atau
wabah, bencan alam dan migrasi penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
1. Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
7
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata
air atau sumur
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
3. Kesehatan Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
8
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-
faktor /unsur, berikut:
- Penyimpanan sampah
- Pengangkutan
- Pembuangan
Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
9
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang
angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan
usaha-usaha sanitasi.
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan
dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
10
- Persyaratan peralatan yang digunakan
- Pencemaran Lingkungan
Gambaran prilaku kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sala satu pengamatan
yang telah di lakukan ke masyarakat di sebuah daerah merjosari. Perilaku masyarakat
daerah merjosari yang berada di daerah pinggiran sungai sebelumnya dikatakan tidak
dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar sungai dengan baik. Perilaku mencemari
dan menggunakan air sungai banyak dilakukan oleh masyarakat yang berada di wilayah
sekitar pinggir sungai tersebut. Seperti halnya perilaku yang sering mereka lakukan
11
yaitu dengan buang air besar di sungai, membuang sampah sembarang di sungai,
mencuci baju ataupun alat rumah tangga dengan menggunakan air sungai, dan
mengembangbiakan atau membudidayakan ikan di dalam air sungai. Perilaku
masyarakat seperti itu tentunya akan menimbulkan pencemaran pada air serta dan
lingkungan. Tentunya yang terpenting adalah akan menimbulkan penyakit dan
berakibat buruk terhadap kesehatan masyarakat di daerah merjosari tersebut.
Hal tersebut dapat dipicu oleh persepsi masyarakat sekitar bahwa apa yang
dilakukan adalah hal yang wajar karena kebiasaan sejak dulu, dan sampai saat ini tidak
mengalami gangguan kesehatan.. Selain itu ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perilaku masyarakat di daerah merjosari yang buruk tersebut adalah ketersediaan air
bersih yang kurang, tidak adanya tempat pembuangan sampah yang layak, serta
fasilitas pembuangan kotoran yang sesuai dengan standar dan sanitasi yang buruk.
Sehingga perilaku masyarakat merjosari jika ditinjau dari aspek kesehatan sangatlah
memprihatinkan dan akan memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan
masyarakat.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat
kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan
memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku
higienis, dengan membuang air besar pada temapt yang benar, sesuai dengan kaidah
kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit
menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat
menurunkan kejadian diare sebesar 32%.
Sehingga dari perilaku masyarakat merjosari yang masih buang air besar di
sungai atau buang air besar sembarang (BABS) dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit-penyakit akibat hygiene yang buruk dan sanitasi yang buruk. Penyakit –
penyakit infeksi yang berhubungan dengan oral - fekal transmisi sebenarnya penyakit
yang dapat dikontrol dan dicegah melalui sanitasi yang baik, khususnya sistem
pembuangan tinja manusia, karena proses penularan penyakit tersebut dipengaruhi oleh
12
karakteristik penjamu (imunitas, status gizi, status kesehatan, usia dan jenis kelamin)
dan perilaku penjamu (kebersihan diri dan kebersihan makanan). Beberapa penelitian
menyebutkan tentang hubungan dan pengaruh sanitasi buruk termasuk perilaku BABS
terhadap terjadinya infeksi saluran pencernaan. Diperkirakan kematian akibat diare di
dunia disebabkan oleh kualitas air, sanitasi dan higiene yang buruk. Dalam penelitian
lain menyebutkan bahwa kematian akibat diare pada anak karena sanitasi yang buruk,
kurangnya akses air bersih dan tidak adekuatnya kebersihan diri.
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila
tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal sungai maka bibit penyakit tersebut
akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia,
dan berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi
wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
Permasalahan-permasalahan sanitasi dan perilaku masyarakat merjosari yang
sudah sangat mengkhawatirkan tersebut, memicu pemerintah membuat sebuah
Program Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk
mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan yaitu :
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
(PS-RT).
Sedangkan dalam hal permasalahan masyarakat merjosari yang masih
membuang sampah sembarang di sungai jika ditinjau dari aspek kesehatan dan
lingkungan juga akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Sampah dari berbagai
sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan.
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi
kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan
13
ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang
mata). Selain itu sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu
kita, di samping menimbulkan bau yang taksedap. Sampah ini punakan banyak
menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan busuk,
sudah pasti merupakan sarang hidupnya Bakteri Coli. Sehingga apabila sampah ini
menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah muntaber atau
diare., DB dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja sampah jalanan danrumah tangga
yang sering bertaburan di sungai jika hujan turun akan terbawa ke got/sungai, akibatnya
sungai tersumbat serta sungai akan meluap yang akan menimbulkan banjir. Selanjutnya
banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena
penduduk membuang sampah di sembarang tempat.
14
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
3. Sampah beracun.
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
(2) Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya
menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
(3) Dampak terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau
dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit,
sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak
sedap dipandang mata).Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam
drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti
metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.
15
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya
terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia
dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan
berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar
yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air
sumur penduduk dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya
air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang
disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur
penduduk.
16
makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan
sehari-hari untuk misalnya memcuci peralatan makan, dll atau akibat
penggunaan air untuk rekreasi. Bahaya terhadap kesehatan masyarakat dapat
juga diakibatkan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertainan.
Misalnya membudidayakan ikan yang ditaruh didalam air sungai untuk pakan
ikan-ikan tersebut juga dalam mencemari ekosistem. Sedangkan bahaya tak
langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana
prosuk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat pulutan berbahaya.
Misalnya saja kita mengkonsumsi ikan yang dibudidayakan di dalam air sungai
yang tercemar tentunya kita akan terjankit bakteri dari dalan ikan tersebut akibat
dari budidaya ikan tersebut yang tidak baik.
Untuk mengurangi adanya penumpukan sampah yang terjadi maka kita harus
memberikan pemahaman dan pengertian untuk larangan membuang sampah
17
sembarang. Tidak hanya itu saja kita juga harus memberikan pemahaman bahwa
bahaya yang ditimbulkan dari pembuangan sa,pah sembarang didaerah aliran sungai.
Sehingga masyarakat di sekitar bantaran sungai merjosari berpartisipasi dalam
melakukan penanggulangan yaitu dengan membuat tong-tong sampah besar di
beberapa wilayah dengan jumlah yang memadai untuk tujuan sanitasi yang baik.
Dan kini bisa dilihat bahwa sekitar bantaran sungai merjosari sudah menjadi lebih
indah dan erlihat tidak kumuh karena banyaknya tanaman bunga atau pohon-pohon
kecil ditanam di daerah tersebut dengan tujuan mensukseskan sanitas yang baik untuk
pola hidup yang bersih dan sehat. Dalam hal ini bisa dikatakan perilaku masyarakat
merjosari sebagian besar masyarakatnya sudah berubah dan dapat berperilaku sehat
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
http://keslikers.blogspot.com/2018/03/makalah-kesehatan-lingkungan.html
https://www.academia.edu/16503885/makalah_kesehatan_lingkungan_masyarakat
http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan
20
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “kesehatan lingkungan dan prilaku masyarakat”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
dan teman-teman. Amin…
21
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB IV ( PENUTUP )
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
22
MAKALAH
Oleh
YUSNANININGSI
NIM.G2G118115
23