Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan
bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan


pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang berkesadaran
lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini masyarakat
secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik
(tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang kita dihadapkan
dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih kompleks yang memerlukan
profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang pendidikan yang memadai.

Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya


teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada metodologi
mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya
pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga sensitif
menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

2. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

3. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1
4. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

5. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

6. Masalah-masalah kesehatan lingkungan

7. Prilaku masyarakat

C. Tujuan

Untuk mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara, ruang lingkup serta


masalah-masalah dari pada kesehatan lingkungan dan prilaku masyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan suatu disiplin ilmu dan seni untuk


memperoleh keseimbangan antara lingkungan dengan manusia, dan juga
merupakan ilmu dan seni mengelola lingkungan agar bisa menciptakan kondisi
lingkungan yang bersih, sehat, nyaman dan aman serta terhindar dari berbagai
macam penyakit. Sedangkan ilmu kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan suatu kelompok penduduk dengan berbagai macam
perubahan yang terjadi dilingkungan mereka tinggal yang berpotensi mengganggu
kesehatan masyarakat umum.

Pengertian kesehatan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

1. Slamet Riyadi: ilmu kesehatan lingkungan ialah bagian integral dari ilmu
kesehatan masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani tentang
hubungan manusia dengan lingkungannya untuk mencapai keseimbangan
ekologi dan bertujuan untuk membina dan meningkatkan derajat maupun
kehidupan sehat yang optimal.
2. WHO (World Health Organization): kesehatan lingkungan ialah suatu
keseimbangan ekologi yang harus tercipta diantara manusia dengan
lingkungannya agar bisa menjamin keadaan sehat dari manusia.
3. HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia):kesehatan
lingkungan ialah suatu kondisi lingkungan yang dapat menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dengan lingkungannya
untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia

3
Kesehatan lingkungan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang
khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu
kesehatan mayarakat

B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

1. Keadaan Air

Air yang sehat adalah air yang tidak berbau, tidak tercemar dan dapat dilihat
kejernihan air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya dimasak dengan suhu
1000C, sehingga bakteri yang di dalam air tersebut mati.

2. Keadaan Udara

Udara yang sehat adalah udara yang didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka tercear oleh zat-zat yang merusak
tubuh, contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).

3. Keadaan tanah

Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik untuk penanaman suatu tumbuhan,
dan tidak tercemar oleh zat-zat logam berat.

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

4
D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Mengurangi Pemanasan Global Dengan menanam tumbuhan sebanyak-


banyaknya pada lahan kosong, maka kita juga ikut serta mengurangi pemanasan
global, karbon, zat O2 (okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan zat
tidak langsung zat CO2 (carbon) yang menyebabkan atmosfer bumi berlubang
ini terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat O2 yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati oleh manusia tersebut untuk bernafas.

2. Menjaga Kebersihan Lingkungan, dengan lingkungan yang sehat maka kita


harus menjaga kebersihannya, karena lingkungan yang sehat adalah lingkungan
yang bersih dari segala penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh kebersihan
yang paling utama. Sampah dapat dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut
;

a.Membersihkan Sampah Organik, Sampah organik adalah sampah yang dapat


dimakan oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka sampah organik dapat
dibersihkan dengan mengubur dalam-dalam sampah organik tersebut, contoh
sampah organik :

- Daun-daun tumbuhan

- Ranting-ranting tumbuhan

- Akar-akar tumbuhan

b.Membersihkan Sampah Non Organik, Sampah non organik adalah sampah


yang tidak dapat hancur (dimakan oleh zat organik) dengan sendirinya, maka
sampah non organik dapat dibersihkan dengan membakar sampah tersebut dan
lalu menguburnya.

3. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal


yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan

5
dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap
timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal


yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya
masalah kesehatan masyarakat.

1. Penyediaan air minum


2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vektor. (pengendalian vektor ialah segala macam usaha yang
dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi populasi vektor dengan maksud
mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan vektor atau gangguan
yang diakibatkan vektor.)
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia. (yang
dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan
yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh)
6. Higiene makanan termasuk juga susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan.
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata

6
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik atau
wabah, bencan alam dan migrasi penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang


lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

F. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk


mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia
permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain:

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

- Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

- Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,


Kesadahan (maks 500 mg/l)

- Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

7
2. Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :

- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata
air atau sumur

- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

- Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

- Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :

- Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang


gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

- Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasiyang


sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

- Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah


dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga,
bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,

8
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

- Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul


karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis
sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar,
dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-
faktor /unsur, berikut:

- Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah


adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk
sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi

- Penyimpanan sampah

- Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

- Pengangkutan

- Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui


hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat
memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian
disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk
Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah
Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.

9
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang
angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan
usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat


menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara
perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat
menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah
terinfeksi bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa
boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan
dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan


meliputi :

- Persyaratan lokasi dan bangunan

- Persyaratan fasilitas sanitasi

- Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

- Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

- Persyaratan pengolahan makanan

- Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

10
- Persyaratan peralatan yang digunakan

- Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah,


pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air
pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem
perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih
berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia
cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu
faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai
masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis
data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa
kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif
tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang
akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk
dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak
serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya
jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

G. Prilaku Kesehatan Masyarakat

Gambaran prilaku kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sala satu pengamatan
yang telah di lakukan ke masyarakat di sebuah daerah merjosari. Perilaku masyarakat
daerah merjosari yang berada di daerah pinggiran sungai sebelumnya dikatakan tidak
dapat menjaga kesehatan lingkungan sekitar sungai dengan baik. Perilaku mencemari
dan menggunakan air sungai banyak dilakukan oleh masyarakat yang berada di wilayah
sekitar pinggir sungai tersebut. Seperti halnya perilaku yang sering mereka lakukan

11
yaitu dengan buang air besar di sungai, membuang sampah sembarang di sungai,
mencuci baju ataupun alat rumah tangga dengan menggunakan air sungai, dan
mengembangbiakan atau membudidayakan ikan di dalam air sungai. Perilaku
masyarakat seperti itu tentunya akan menimbulkan pencemaran pada air serta dan
lingkungan. Tentunya yang terpenting adalah akan menimbulkan penyakit dan
berakibat buruk terhadap kesehatan masyarakat di daerah merjosari tersebut.
Hal tersebut dapat dipicu oleh persepsi masyarakat sekitar bahwa apa yang
dilakukan adalah hal yang wajar karena kebiasaan sejak dulu, dan sampai saat ini tidak
mengalami gangguan kesehatan.. Selain itu ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perilaku masyarakat di daerah merjosari yang buruk tersebut adalah ketersediaan air
bersih yang kurang, tidak adanya tempat pembuangan sampah yang layak, serta
fasilitas pembuangan kotoran yang sesuai dengan standar dan sanitasi yang buruk.
Sehingga perilaku masyarakat merjosari jika ditinjau dari aspek kesehatan sangatlah
memprihatinkan dan akan memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan
masyarakat.
Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat
kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan
memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku
higienis, dengan membuang air besar pada temapt yang benar, sesuai dengan kaidah
kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit
menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat
terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat
menurunkan kejadian diare sebesar 32%.
Sehingga dari perilaku masyarakat merjosari yang masih buang air besar di
sungai atau buang air besar sembarang (BABS) dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit-penyakit akibat hygiene yang buruk dan sanitasi yang buruk. Penyakit –
penyakit infeksi yang berhubungan dengan oral - fekal transmisi sebenarnya penyakit
yang dapat dikontrol dan dicegah melalui sanitasi yang baik, khususnya sistem
pembuangan tinja manusia, karena proses penularan penyakit tersebut dipengaruhi oleh

12
karakteristik penjamu (imunitas, status gizi, status kesehatan, usia dan jenis kelamin)
dan perilaku penjamu (kebersihan diri dan kebersihan makanan). Beberapa penelitian
menyebutkan tentang hubungan dan pengaruh sanitasi buruk termasuk perilaku BABS
terhadap terjadinya infeksi saluran pencernaan. Diperkirakan kematian akibat diare di
dunia disebabkan oleh kualitas air, sanitasi dan higiene yang buruk. Dalam penelitian
lain menyebutkan bahwa kematian akibat diare pada anak karena sanitasi yang buruk,
kurangnya akses air bersih dan tidak adekuatnya kebersihan diri.
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila
tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal sungai maka bibit penyakit tersebut
akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia,
dan berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi
wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
Permasalahan-permasalahan sanitasi dan perilaku masyarakat merjosari yang
sudah sangat mengkhawatirkan tersebut, memicu pemerintah membuat sebuah
Program Nasional yang dinamakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang
dituangkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008. STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode pemicuan, untuk
mewujudkan kondisi sanitasi total di komunitas. Pendekatan ini bertujuan untuk
mengubah perilaku melalui pemberdayaan di masyarakat dengan pendekatan yaitu :
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) dan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
(PS-RT).
Sedangkan dalam hal permasalahan masyarakat merjosari yang masih
membuang sampah sembarang di sungai jika ditinjau dari aspek kesehatan dan
lingkungan juga akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Sampah dari berbagai
sumber dapat mencemari lingkungan, baik lingkungan darat, udara maupun perairan.
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau dari segi
kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan

13
ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tak sedap di pandang
mata). Selain itu sampah yang menumpuk tersebut tentunya akan banyak mengganggu
kita, di samping menimbulkan bau yang taksedap. Sampah ini punakan banyak
menimbulkan penyakit. Untuk sampah yang banyak mengandung makanan busuk,
sudah pasti merupakan sarang hidupnya Bakteri Coli. Sehingga apabila sampah ini
menumpuk di saat musim hujan, tentunya akan menimbulkan wabah muntaber atau
diare., DB dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja sampah jalanan danrumah tangga
yang sering bertaburan di sungai jika hujan turun akan terbawa ke got/sungai, akibatnya
sungai tersumbat serta sungai akan meluap yang akan menimbulkan banjir. Selanjutnya
banjir dapat menyebarkan penyakit, banyak got dimusim hujan menjadi mampet karena
penduduk membuang sampah di sembarang tempat.

1. Dampak Dari Perilaku Masyarakat di sekitar bantaran sungai


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air
minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem
sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
(1) Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain
:
a) air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
b) air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c) jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri
d) air sebagai media untuk hidup vector penyakit
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.

14
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
3. Sampah beracun.
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
(2) Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi
estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi
estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya
menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
(3) Dampak terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah misalnya ditinjau
dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit,
sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya estetika (tidak
sedap dipandang mata).Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam
drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan
dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti
metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat
meledak.

15
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh sampah misalnya
terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia
dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan
berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan pencemar
yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui air
sumur penduduk dan mata air.
Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan berbahaya dan beracun) mislnya
air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium, maka akan berbahaya bagi
manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi,
kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas (untuk senter, kamera, sepatu
menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau cadmium, jangan di buang
disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap ke sumur
penduduk.

(4) Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi


Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Sedangkan dampak yang akan terjadi jika masyarakat daerah merjosari
membuang air besar sembarangan yaitu akan menyebabkan Dampak penyakit
yang paling sering terjadi akibat buang air besar sembarangan ke sungai adalah
Escherichia col. Itu merupakan penyakit yang membuat orang terkena diare.
Setelah itu bisa menjadi dehidrasi, lalu karena kondisi tubuh turun maka
masuklah penyakit-penyakit lain.
Selain itu bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan
pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya
langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan
manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air yang tercemar atau
air dengan kualitas yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui

16
makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan
sehari-hari untuk misalnya memcuci peralatan makan, dll atau akibat
penggunaan air untuk rekreasi. Bahaya terhadap kesehatan masyarakat dapat
juga diakibatkan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertainan.
Misalnya membudidayakan ikan yang ditaruh didalam air sungai untuk pakan
ikan-ikan tersebut juga dalam mencemari ekosistem. Sedangkan bahaya tak
langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan dimana
prosuk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat pulutan berbahaya.
Misalnya saja kita mengkonsumsi ikan yang dibudidayakan di dalam air sungai
yang tercemar tentunya kita akan terjankit bakteri dari dalan ikan tersebut akibat
dari budidaya ikan tersebut yang tidak baik.

2. Penanggulangan Dan Partisipasi Dari Masyarakat Di Sekitar Bantaran Sungai


Tentunya kita sebagai masyarakat harus sadar akan pentingnya kebersihan
lingkungan sekitar serta sanitasi yang baik. Hal itu pula yang saat ini telah disadari oleh
masyarakat merjosari yang dulunya msih memiliki persepsi yang buruk terhadap
kebersihan lingkungan sekitar dan kesehatan mereka. Oleh karena itu masyarakat
merjosari melakukan pergerakan untuk melakukan stop buang air besar dan stop
membuang sampah sembarangan. Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS)
akan memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut:
(1) Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau dan lebih
indah
(2) Tidak mencemari sumber air /badan air yang dapat di jadikan sebagai air baku
air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
(3) Tidak mengundang vector (serangga dan binatang) yang dapat
menyebarluaskan bibit penyakit, sehingga dapat mencegah penyakit menular.

Untuk mengurangi adanya penumpukan sampah yang terjadi maka kita harus
memberikan pemahaman dan pengertian untuk larangan membuang sampah

17
sembarang. Tidak hanya itu saja kita juga harus memberikan pemahaman bahwa
bahaya yang ditimbulkan dari pembuangan sa,pah sembarang didaerah aliran sungai.
Sehingga masyarakat di sekitar bantaran sungai merjosari berpartisipasi dalam
melakukan penanggulangan yaitu dengan membuat tong-tong sampah besar di
beberapa wilayah dengan jumlah yang memadai untuk tujuan sanitasi yang baik.

Dan kini bisa dilihat bahwa sekitar bantaran sungai merjosari sudah menjadi lebih
indah dan erlihat tidak kumuh karena banyaknya tanaman bunga atau pohon-pohon
kecil ditanam di daerah tersebut dengan tujuan mensukseskan sanitas yang baik untuk
pola hidup yang bersih dan sehat. Dalam hal ini bisa dikatakan perilaku masyarakat
merjosari sebagian besar masyarakatnya sudah berubah dan dapat berperilaku sehat

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan masyarakat yang


khusus menangani dan mempelajari hubungan manusia dengan lingkungan dalam
keseimbangan ekologis.

Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

1. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai

2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

3. Mengolah tanah sebagaimana mestinya

4. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang


essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://keslikers.blogspot.com/2018/03/makalah-kesehatan-lingkungan.html
https://www.academia.edu/16503885/makalah_kesehatan_lingkungan_masyarakat
http://www.scribd.com/doc/14974253/Makalah-Kesehatan

20
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “kesehatan lingkungan dan prilaku masyarakat”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari
jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
dan teman-teman. Amin…

21
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I ( PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB III (PEMBAHASAN)

A. Pengertian Kesehatan Lingkungan

B. Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat

C. Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

D. Tujuan Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan

E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

F. Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan

G. Gambaran Prilaku Kesehatan Masyarakat

BAB IV ( PENUTUP )

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

22
MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA

Oleh
YUSNANININGSI
NIM.G2G118115

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK PASCA SARJANA


KOSENTRASI ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
UNIVERSITAS HALOULEO
TAHUN 2018

23

Anda mungkin juga menyukai