PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan
social kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentuan atau
determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat di
samping untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efesien kerja dan belajar.
Pada masa mendatang pemerintah lebih focus pada pelaksanaan
pembangunan dan pengembangan wilaya yang berkesadaran lingkungan,
sementara pihak pengguna infastruktur dalam hal ini masyarakat secara
keseluruhan harus di siapkan dengan kesadaran lingkungan yang lebih baik,
karna kita akan di hadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan
lebih kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan
jenjang pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan, di perlukan adanya
teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayahnya pada
metodologi mengukur damapak kesehatan dari pencemaran yang di timbulkan
oleh adanya pembangunan,indicator ini harus mudah,murah untuk menuju
perubahan kualitas kesehatan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dan akan
sekaligus di bahas adalah:
a. Bagaimana konsep dasar Kesehatan lingkungan Pemukiman?
b. Apa Definisi sanitasi tempat umum?
c. Apa kebijakan pemerintah terkait lingkungan pemukiman?
d. Apa syarat-syarat rumah sehat?
e. Bagaimana proses pemenuhan rumah sehat?
1
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman, juga untuk
mengetahui :
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian lingkungan
1. Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)
“ Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme.”
2. Menurut Encyclopaedia Americana (1974)
“ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.”
3. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
“ Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya
hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung
maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan
maupun kesehatan dari organisme itu.”
3
2. Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul
Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen)
“ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan
yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat
kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
4
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
5
· Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang
ditumpangi penyakit.
· Lingkungan/environmental : Segala sesuatu yang berada di luar
kehidupan organisme Cth : Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.
2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan
syarat sebagai berikut :
a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang
benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin.
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang.
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak
mahal.
3. Kesehatan Pemukiman
6
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja
dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain
persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah
roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
4. Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan
faktor-faktor/unsur :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat
aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim,
musim, dan kemajuan teknologi.
b. Penyimpanan sampah.
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
f. Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat
mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur
tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara
efisien.
7
penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria,
Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan
/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang
rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus),
Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan
Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan
menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD,
Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida
untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya
anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat
dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan
sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan
Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.
7. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran
tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi
indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution
8
merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis
kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah
kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada
di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan
bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada
beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan.
Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini,
bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa
mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau
sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya
infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual
penerbangan, terganggunya ekologi hutan.
9
2. SANITASI TEMPAT UMUM
10
Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat
adalah usaha untuk menjamin :
1. Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :
a. Kualitas kesehatan
b. Kualitas sanitasi
2. Psikologis bagi masyarakat :
a. Rasa keamanan(security) : bangunan yang kuat dan kokoh
sehingga tidak menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
b. Kenyamanan(confortmity) : misalnya kesejukkan.
c. Ketenangan(safety) : tidak adanya gangguan kebisingan,
keramaian kendaraan.
11
5. Rumah makan
6. Terminal
7. Sekolah dasar
8. Hotel
12
Salah satu landasan yang digunakan oleh pemerintah yang
digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan peran kelembagaan
dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Undang-
Undang ini menyebutkan bahwa perumahan berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan, sedangkan pemukiman adalah bagian dari
lingkungan hidup di luar kawasan hutan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
13
atas adalah adanya fenomena pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
yang disertai laju pertumbuhan ekonomi yamg signifikan yang
mengakibatkan terus bertambahnya kebutuhan akan perumahan dan
permukiman.
14
d) Peluang Pembangunan Perumahan Dan Permukiman
Disamping tan tangan dan kendala, ada juga peluang yang dapat
dimanfaatkan dalam pembangunan perumahan dan permkiman. Peluang
itu adalah semakin meningkatnya pendapatan daerah, meningkatnya
kemampuan dan kepedulian dunia usaha dan masyarakat, terkendalinya
pertumbuhan penduduk, telah tersusunnya sejumlah rencana tata ruang
baik di tingkat propinsi maupaun kabupaten bahkan tingkat kecamatan,
perkembangan ilmu poengetahuan dan teknologi, serta mulai
meningkatnya koordinasi dalam pembangunan perumahan dan
permukiman. (Sasta, S dan E, Marlina. 2006)
Rumah atau tempat tinggal yang buruk atau kumuh dapat mendukung
terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan, seperti :
15
3. Infeksi akibat infestasi tikus, contoh : pes dan
leptospirosis
4. Arthropoda, contoh : infeksi saluran pencernaan dan
dengue, malaria, dsb
5. Kecelakaan, contoh : terpeleset, patah tulang, dan geger
ptak.
6. Mental, contoh : neurosis, gangguan kepribadian,
psikosomatis dan ulkus peltikum. (Chandra, Budiman. 2007)
16
7. Standar keselamatan konstruksi dan penguatan lembaga pengawasan
konstruksi dan keselamatan bangunan.
g) Agenda Global Perumahan dan Permukiman
17
diri, mandiri dan produktif. Untuk selanjutnya, visi yang ditetapkan
hingga 2020 didalam penyelenggaraan perumahan dan permukiman :
18
yaitu anggota tetap dan anggota sementara seperti para spesialis dalam
bidang tertentu dan dapat berasal dari lembaga pemerintah swasta amaupun
LSM. Tugas kelompok kerja ini adalah mempersiapkan alternative
keputusan kebijakan penyelenggaraan perumahan dan permukiman.
2. Membuat kebijakan dan
peraturan baru yang meningkatkan partisipasi sektor keuangan dalam
pembiayaan perumahan dan mempelajari penyediaan lahan siap bangun.
3. Menyusun program-program
bantuan perumahan yang bersifat komplementer terhadap kebijakan yang
ada.
4. Merumuskan sistem
pelaksanaan yang efektif untuk program-program bantuan perumahan
nasional. (Anonimous. 2006)
19
kelembagaan diarahkan sehingga dapat menurunkan biaya produksi
ramah, seperti melalui pancapaian perencanaan, perancangan,
pelaksanaan, pemeliharaan dan rehabilitasi perumahan, prasarana dan
sarana dasar permukiman yang efektif dan afisien., pengembangan dan
mendorong ketersediaan bahan-bahan dasar bangunan yang diproduksi
daerah secara terjangkau, serta peningkatan kapasitas local didalam
menhasilkan bahan bangunan dan teknologi konstruksi yang sehat dan
ramah lingkungan.
20
siap bangun (Kasiba) dan lingkungan siap bangun (Lisiba) di daerah
termasuk Lisiba sendiri (Lisiba BS). Kasiba/Lisiba ini disusun
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten atau Kota dan
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
di Daerah yang telah ditetapkan melalui peraturan daerah. Kasiba dan
Lisiba tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kawasan
permukiman skala besar secara terencana sebagai bagian dari kawasan,
khususnya diperkotaan, mulai dari kegiatan seperti penyediaan tanah siap
bangun dan kaveling tanah matang, serta penyediaan prasarana dan sarana
dasar permukiman, termasuk utilitas umum, secara terpadu dan efisien dan
pelembagaan manajemen kawasan yang efektif. Penyelenggaraan Kasiba
Lisiba dengan manajemen usaha yang efektif diharapkan akan mampu
berfungsi sebagai instrument untuk mengendalikan tumbuhnya lingkungan
perumahan dan permukiman tang tidak teratur dan cenderung kumuh
melalui peremajaan kawasan perkotaan.
21
Kebijakan dan strategi nasional penyelenggaraan perumahan dan
permukiman tahun 2002 dirumuskan atas dasar berbagai pertimbangan
dari kondisi lingkungan strategis yang ada pada saat inidan kecenderungan
perkembangan kedepan (2020). Rumusan kebijakan dan strategi tersebut
bersifat sangat struktural sehingga secara nasional diharapkan dapat
berlaku dalam rentang waktu yang cukup dan mengakomodasi berbagai
ragam kontekstual masimg-msing daerah dan dapat memudahkan
penjabaran yang sistemis pada tingkat yang lebih operasional oleh para
pelaku pembangunan dibidang perumahan dan permukiman.
22
a. penduduk dan pemukiman manusia serta pengelolaan lingkungan
hidup
b. pertanian dan pengelolaan lingkungan hidup
c. pertambangan industri dan pengelolaan lingkungan hidup
d. pendayagunaan kekayaan laut
e. kegiatan-kegiatan penunjang dalam pengelolaan lingkungan hidup
( Sugandhy, A dan R. Hakim. 2007 )
23
iv. Banjir yang masih terus terjadi sebagai akibat tidak adanya
pelayanan drainase yang memadai serta banyaknya sampah yang
ada dalam saluran drainase;
v. Banyaknya rumah-rumah liar yang mengganggu kualitas
lingkungan perkotaan; serta
vi. Lemahnya kualitas institusi/ lembaga pengelola PS PLP.
24
kerjasama antara pemerintah (pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah) dengan pihak swasta dapat terfasilitasi dengan baik.
25
hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).
Berdasarkan pada pengertian di atas, Rumah Sehat di artikan sebagai
tempat berlindung/ bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik. Persyaratan kesehatan
perumahan adalah ketetapan atau ketentuan teknis
kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni rumah,
masyarakat yang bermukim di perumahan dan atau masyarakat sekitarnya
dari bahaya atau gangguan kesehatan.
a. Ventilasi udara
b. Pencahayaan
c. Lantai
e. Pembuangan Limbah
26
Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi,
dapur, dan sampah. Rumah sehat harus memiliki septic tank dan
pembuangan limbah air yang tidak mencemarkan tanah dan air
yang tidak berbau. Setiap rumah sehat memiliki tempat
pembuangan sampah yang tertutup agar tidak mencemari
lingkungan sekitarnya.
f. Air bersih
a. Pencahayaan
b. Ventilasi (penghawaaan)
27
seperti dimaksud di atas diperlukan adanya ventilasi yang baik.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus memenuhi syarat lainnya,
diantaranya:
28
Anak-anak di atas 17 tahun sebaiknya mempunyai kamar tidur
sendiri. Selain itu kamar diperhatikan kemungkinan saling melihat
antara tetangga, misalnya pada rumah-rumah yang berdekatan,
dihindarkan kemungkinan dapat melihat langsung kegiatan yang
dilakukan oleh tetangga yang berdekatan, misal orang yang sedang
tidur di kamar atau sedang ganti pakaian dapat kelihatan oleh
tetangganya melalui jendela kamar. Untuk mencegah hal hal seperti
ini dapat dibuatkan penghalang dengan pagar bambu atau pagar
hidup (pagar dari tanaman yang hidup, sejenis tanaman untuk
pagar). “Over Crowding” menimbulkan efek negatif terhadap
kesehatan fisik, mental maupun moral. Penyebaran penyakit-
penyakit menular di rumah yang padat penghuninya cepat terjadi.
Selain itu, di daerah yang seperti ini, kesibukan dan kebisingan
akan meningkat, yang akan menimbulkan gangguan terhadap
ketenangan, baik individu, keluarga maupun keseluruhan
masyarakat disekitarnya. Selain daripada itu ketenangan dan
kerahasiaan (privacy) setiap individu tidak akan terjamin lagi dan
akan mengakibatkan akses-akses menurunnya moral.
29
Secara kuantitas di indonesia diperkirakan dibutuhkan air
sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk
mandi, cuci kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7
liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci
kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, laian-laian 33,3 liter.
b) Syarat kualitas
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia,
radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat
kesehatan menurut peraturan menteri kesehatan RI
416/MenKes/Per/IX/1990 Tentang kualitas air bersih
c) Mempunyai sumur sendiri yang memenuhi syarat kesehatan.
Yang penting jangan sampai tercemar oleh air dari
W.C atau limbah. Air yang diminum hendaknya air yang di
masak.
d) Sistem perpipaan dijaga jangan sampai bocor sambungan
sehingga tidak terjadi Cross Connection (tersedotnya
air dari luar pipa) dan tercemar oleh air dari tempat lain. Cross
Connection ini dapat terjadi pula karena sambungan pipa dari
PAM (Perusahaan Air Minum) disatukan dengan pipa dari
sumur pribadi, sehingga sewaktu-waktu akan terjadi air sumur
ini tersedot oleh pipa dan masuk ke rumah tetangga. Selain itu
dapat pula terjadi karena menyambumg kran dengan pipa
plastik dan pipa plastik ini masuk ke dalam bak, ember atau
tergeletak ujungnya di lantai. Pada suatu saat apabila ada daya
dari pipa air dari bak/ember/lantai akan terhisap pula. Bagi
rumah bertingkat kejadian ini sering dialami antara kamar yang
di bawah dengan kamar yang diatasnya.
30
mengotori dan makan- makanan manusia juga kutu/pinjal tikus
sebagai pembawa penyakit pes (sampar).
c. Pembuangan sampah
Harus dibedakan jenis sampahnya : sampah basah, sampah
kering, sampah sukar busuk, (kaleng,kaca,paku, dan lain-lain)
a) Sampah kering, bila halaman cukup sebaiknya dibakar, sedangkan
sampah basah (daun-daunan, sayuran, sisa daging/ikan dan lain-lain)
sebaiknya dipendam dalam tanah. Jangan dibiarkan membuang
sampah ke parit, ke kolong atau kesungai. Kaleng, kaca dan lain-lain
sebaiknya di taruh pada tempat khusus atau dipendam dalam tanah.
b) Sebaiknya membuat tempat sampah juga dapat berfungsi sebagai
insinerator sederhana. Sampah jangan dibuang di tempat terbuka lebih
dari 24 jam karena kan di datangi lalat dan tikus untuk bersarang, juga
jangan berserakkan. Selain itu dari segi estetika kurang baik.
c) Karena halaman sempit, sebaiknya diusahakan pembuangannya
dilakukan,swadaya masing-masing yang di koordinir oleh petugas
RT/RW.
e. Pembuangan tinja
31
Usahakan tiap rumah memiliki jamban sendiri (di darat), selalu
bersih dan tidak berbau (konstruksi) leher angsa. Jaraknya cukup jauh
dari sumber air dan letaknya di bagian hilir air tana. Membuang tinja
jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang ke parit/aliran air, ke
kebun atau ke halaman belakang. Bila sulot tanah, usahakan membuat
septik tank secara kolektif. Apabila terjadi wabah sakit perut, maka
kotoran penderita (muntah dan tinja) harus diawasi pembuangannya.
Kamar kecil (WC) harus selalu bersih, mudah dibersihkan,cukup
cahaya dan cukup ventilas, harus rapat sehingga terjamin rasa aman
bagi pemakaianya.
32
tertabrak/terserempetnya anak-anak atau rumah tersebut oleh
kendaraan yang berlalu lalang.
Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila
musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan
ganguan/penyakit terhadap penghuninya.Oleh karena itu perlu dilapisi
dengan lapisan yang kedap air(di semen, di pasang tegel, teraso dan
lain-lain). Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah,sebaiknya
lantai dinaikkan kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.
b. Dinding
c. Jendela
33
panas dan debu yang meresap/menembus atap-atap melalui celah-
celah atap.
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
35
tentang perumahan dan permukiman yang dimaksudkan untuk memberikan
arahan (guide line) bagi pembangunan sektor perumahan dan permukiman.
Salah satu landasan yang digunakan oleh pemerintah yang digunakan oleh
pemerintah untuk meningkatkan peran kelembagaan dalam pembangunan
perumahan dan permukiman adalah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman. Undang-Undang ini menyebutkan
bahwa perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan,
sedangkan pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun kawasan
pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Syarat-syarat Rumah sehat adalah
h. Ventilasi udara
i. Pencahayaan
j. Lantai
k. Atap dan langit-langit
l. Pembuangan Limbah
m. Air bersih
n. Polusi dan kontaminasi
B. Saran
Agar masyarakat lebih memperhatikan kesehatan lingkungan di
sekitarnya. Dan pemerintah bisa turun langsung dalam penanganan kesehatan
masyarakat dalam kota maupun sampai kepelosok daerah. Adapun masyarakat
lebih memperhatikan pembuatan rumah agar dapat memenuhi syarat-syarat
rumah sehat.
36
DAFTAR PUSTAKA
hhtps://www.rumah.com/berita-properti/2013/7/21109/beberapa-syarat-rumah
http://ajago.blogspot.com/2007/12/dasar-kesehatan-lingkungab.html
37